Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

Oleh :

1. EKA AMA PUTRI JAYANTI (13.05.1.007.1)

ISI NAMA KELOMPOKNYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHAHUSADAKEDIRI


PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KEDIRI
2018

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang


Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan beriteraksi dengan
orang lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu
percobaan untuk menghindari interaksi dngan orang lain. Dimana individu yang
memiliki mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah
dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif, bila
tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan
masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. Menjelaskan bahwa untuk
peningkatan sosialisasi pada klien 1oci dilakukan dengan pemberian terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (Prabowo, 2014).
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktivitas
secara kolektif daam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal pasien. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah
upaya memfaslitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi (Prabowo,
2014).
1.7 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok sosialisasi?
2. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi?
1.8 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
2. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui proses keperawatan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
1.9 Manfaat
1. Mahasiswa:
Sebagai mahasiswa dapat mengetahui terapi aktivitas kelompok sosialisasi
dalam mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan.
2. Institut:
Untuk menambah refrensi tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.10 Pengertian
Kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart, 2006).
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih. Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok
untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep,
2009).
Sosialisasi adalah proses interaksi 2ocial melalui mana kita mengenal cara-
cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara
efektif dalam masyarakat (Ihromi, 2004).
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam melakukan interaksi 2ocial maupun berperan dalam
lingkungan 2ocial (Purwaningsih, 2012).

1.11 Tujuan
2. Tujuan umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan 2ocial dalam
kelompok secara bertahap.
3. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri.
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain.
f. Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
g. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang
TAKS yang telah dilakukan.

2
3.6 Karakteristik Pasien
Karakteristik pasien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok
sosialisasi adalah pasien dengan gangguan jiwa dengan:
1. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemauan untuk melakukan interaksi interpesonal.
2. Pasien sehat secara fisik.
3. Pasien dalam keadaan tenang.
4. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berspons sesuai
dengan stimulus yang diberikan.

2.4 Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab.
3. Bermain peran/simulasi.

2.5 Pengorganisasian TAK


1. Terapis
Peran dan fungsi:
a. Pemimpin (leader)
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS.
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
- Menjelaskan permainan.
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
- Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok.
b. Pembantu pemimpin (co-leader)
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas pasien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking
dalam proses terapi.

3
c. Observer
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
d. Fasilitator
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Memotivasi klien yang kurang aktif.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
e. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut:
- Leader :
- Co-leader :
- Observer :
- Fasilitator :
- Operator :
2. Seleksi Pasien
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
3. Nama Pasien yang Ikut
No. Nama
1. ISI NAMA KELOMPOK YANG JADI PASIEN
2.
3.
4.

4. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Agustus 2018
Jam : 09.00 WIB
5. Tempat
Lokasi : RSJ Ganesha Husada

4
Setting Tempat:

O P
CL

P F
L

F P

P F

P
OP

Keterangan:
L : Leader
CL : Co-leader
O : Observer
F : Fasilitator
OP : Operator
P : Pasien

6. Alat-alat
a. Laptop
b. Musik / Lagu
c. Bola tennis
d. Buku catatan dan pulpen
e. Kartu kwartet
f. Jadwal kegiatan pasien

2.6 Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


1. Tata Tertib Pelaksanaan TAKS:
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai dengan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKS berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

5
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan.
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS selesai.
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,
sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAKS.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS:
a. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok:
- Memanggil pasien..
- Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain.
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit:
- Panggil nama pasien.
- Tanya alasan pasien meninggalkan permainan.
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi.
c. Bila ada pasien lain ingin ikut:
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien
yang telah dipilih.
- Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang
mungkin dapat diikuti oleh pasien tersebut.
- Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai