Anda di halaman 1dari 29

Hipertiroid

Hipertiroid
Hipertiroid
Kelompok 1
Lisa Arista Putri 1911311003 Ayumi Aprillia D 1911311045

Anggota Kelompok: Azzizah Aulia W 1911311006 Ines Wafiqah 1911311048

Cindy Novia 1911311009 Nia Saputri 1911312003

Niken Larassati 1911311012 Rona Fadillah Felvi 1911312006

Wellyatara Safitri 1911311015 Wulandari Pratiwi 1911312009

Windi Febrina D 1911311018 Teysa Febriani 1911312012

Laura Sheres D 1911311021 Widya Nofrianti 1911312015

Elvira Rahmayuni 1911311024 Latifah Nisa’ul H. 1911312018

Winanda Al Meihesi 1911311027 Indah Febriyana 1911312021

Mutia Guslina 1911311030 Nurul Hasanah 1911312024

Lara Sovia 1911311033 Na’ila Zahra Iman 1911312027

Haiyun Pitria 1911311036 Febrina Rizky Y. 1911312030

Siti Nurhidayah 1911311042


2
Definisi

Hipertiroidisme adalah keadaan dimana


terjadi peningkatan hormon tiroid lebih
dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi
oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012).

3
Etiologi Hipertiroid

Adenoma hipofisis

Penyakit graves

Tiroditis

Konsumsi yodium yang berlebihan

Terapi hipertiroid

4
Patofisiologi dan Patogenesis Hipertiroid

Hipertiroid ini paling banyak disebabkan oleh penyakit Graves.


Akibat sekresi simpanan hormon tiroid yaitu Triiodotironin (T3) dan
Tetraiodotironin (T4) oleh sel-sel kelenjar tiroid maka sel-sel ini akan
mengalami penambahan jumlah sel atau hyperplasia, sehingga penderita
hipertiroid ini sebagian besar kelenjar tiroidnya menjadi goiter
membesar.

5
Mekanisme terjadinya hipertiroid berdasarkan beberapa etiologinya

Adenoma Hipofisis
Penyakit Graves
Menimbulkan sekresi hormon prolaktin yang
T limfosit (TS) yang mengenali antigen
berlebih. Sehingga merangsang pengeluaran TRH
didalam kelenjar tiroid akibat dari hypothalamus. Pada ambang jumlah yang
hipersensitivitas, dengan memicu T limfosit sama dapat menstimulasi pengeluaran TSH.
(TH) untuk menstimulasi B limfosit sehingga Sehingga terjadi pengeluaran hormon tiroid yang
menghasilkan antibodi stimulasi hormon berlebihan.
tiroid (TSH-Ab) Goiter Nodular Toksik

Paling sering ditemukan pada usia lanjut


sebagai komplikasi goiter nodular kronis.
6
Manifestasi Klinis Hipertiroid

 Peningkatan frekuensi denyut jantung


 Tremoratau gemetar dibagian tangan
 Peningkatan laju metabolisme basal sehingga mudah merasa
gerah dan berkeringat
 Gelisah
 Mudah marah
 Berat badan turun drastis
 Sulit tidur
 Konsentrasi menurun
 Diare
 Penglihatan kabur
Jenis pemeriksaan laboratorium yang
terkait dengan hipertiroid

1. Tyhroid Stimulating Hormone (TSH)


2. Thyroxine (T4)
3. Triiodothyronine (T3)
4. Tiroglobulin
5. Autoantibodi Tiroid

8
PENATALAKSANAAN
HIPERTIROID • Terapi Lain

• Obat Antitiroid
• Terapi Ablasi
radioaktif Iodine

• Tiroidektomi

9
Kasus

Seorang perempuan Ny.Z usia 47 tahun datang ke RS dengan keluhan utama jantung berdebar-debar. Keluhan ini
dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit dan hilang timbul tanpa dipengaruhi aktivitas. Keluhan ini disertai
dengan sesak napas yang sering kambuh. Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi) dan
dirasakan memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak napas dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit tanpa disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit kepala berdenyut. Bila
serangan timbul, pasien merasa mual, dan bahkan muntah setiap kali makan. Muntah berisi makanan yang dimakan
pasien.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun tidak sedang berada dibawah matahari ataupun
saat beraktivitas berat. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien
sering merasa lapar.

1
0
Kasus
Pasien mengalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 55 kg dalam waktu 6 bulan terakhir. Namun sejak akhir-
akhir ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga merasa lemas dan sedikit gemetar
didaerah jari kedua tangan. Pasien juga merasakan sangat mudah lelah walaupun hanya melakukan aktivitas yang sangat
sederhana dan ringan. Pasien mengeluhkan mata melotot yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini diawali dengan
mata kanan dan disusul dengan mata kiri. Pasien juga merasa pandangan menjadi sedikit kabur dan kadang merasa
berkunang-kunang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 120
x/menit, pernapasan 24 x/menit, dan suhu 36,70C, mata eksoftalus, pemeriksaan leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar TSH 0,006 uIU/ml, T3 5,56 mg/dl, T4 18,2 mg/dl. Penatalaksanaan pada
kasus ini yaitu pasien diberikan PTU 3x200 mg sehari dan propanolol 3x20 mg.

1
1
PENGKAJIAN Identitas

IdentitasPasien

Nama : Ny.Z Identitas Penanggung Jawab


Umur : 47 tahun
Agama : Islam Nama : Ucok Sihotang
JK : Perempuan Umur : 50 Tahun
Status : Menikah Hub. : Suami Pasien
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Guru Honorer
Pekerjaan : IRT Alamat: Purwokerto
Alamat: jl.Kancil
Tgl Masuk :26 April 2021
Tgl Peng :26 April 2021
No.Register : xx.122.321
Diag Medis : Hipertiroid

1
2
Riwayat
Kesehatan
• Keluhan Utama
Klien mengatakan jantung berdebar-debar, sesak napas yang
sering kambuh, dan sesak semakin berat ketika melakukan
aktivitas. Pasien juga mengeluh adanya sakit kepala berdenyut,
penurunan berat badan, mudah berkeringat.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran,
badan terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa
tidur.
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sejak satu tahun yang lalu jantung berdebar-
debar hilang timbul tanpa dipengaruhi aktivitas, disertai dengan
sesak napas yang sering kambuh.

1
3
Pengkajian Fungsional
Gordon

Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


• Pasien mulai mengalami sesak napas dan jantung berdebar-debar 1 tahun yang lalu
• Pasien mengeluhkan sakit kepala berdenyut
• Pasien mengeluhkan mata kanan melotot sejak 6 bulan yang lalu dan pandangan menjadi sedikit kabur
dan berkunang-kunang.
• Pemeriksaan : keadaan umum tampak sakit sedang, mata eksoftalus, pemeriksaan leher didapatkan
pembesaran kelenjar tiroid
• Pemeriksaan laboratorium : kadar TSH 0,006 uIU/ml, T3 5,56 mg/dl, T4 18,2 mg/dl.

1
4
Pola Nutrisi-Metabolik

• Sebelum sakit :
Pola nutrisi – metabolik normal
• Setelah sakit :
Pasien mengeluhkan sering merasa mual dan bahkan muntah setiap kali makan, dan sempat
beberapa waktu nafsu makan pasien meningkat namun itu hanya bertahan sementara waktu. Pasien
mengalami penurunan berat badan dari 15 kg dalam waktu 6 bulan terakhir.

1
5
Pola Eliminasi
BAB
• Sebelum sakit
Pola eliminasi pasien sebelum sakit normal
• Saat sakit
BAB tidak teratur akibat kurangnya asupan makanan atau serat yang dicerna, karena pasien sering
kali memuntahkan makanannya. Pasien sulit untuk ke kamar mandi karena sesak yang dialami.

BAK
• Sebelum sakit
Pola eliminasi (BAK) pasien sebelum sakit normal
• Saat sakit
BAK tidak lancar karena kurangnya asupan cairan pada pasien.

1
6
Pola Aktivitas dan Latihan

1. Aktivitas
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Berpindah

0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat,
4 = tergantung total
2. Latihan

• Saat sakit :
• Sebelum sakit Kelelahan walaupun aktivitas
Pasien masih dapat sedang, berkeringat walaupun
tidak berada dibawah matahari,
beraktivitas dengan lemas dan jari tangan bergetar,
baik kesusahan melakukan aktivitas
keadaan umum tampak sakit
sedang, tekanan darah 140/70
mmHg, nadi 120 x/menit,
pernapasan 24 x/menit, dan suhu
36,70C
Pola Tidur dan Istirahat
• Sebelum sakit : waktu tidur pasien normal dan pasien dapat beristirahat
dengan baik.
• Saat sakit : pola tidur pasien terganggu karena sering mengalami nyeri dan
sesak pada dada.

Pola Peran-Hubungan
• Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
• Saat sakit : Pasien kesusahan menjalankan peran sebagai pencari nafkah
karena mengalami kelelahan bahkan dengan aktivitas ringan.

Pola Toleransi Stress-Koping


pola koping konstruktif/ baik, karena pasien masih bisa menyatakan
keluhannya dengan baik.

1
9
ANALISIS
DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Penurunan energi Pola napas


tidak efektif
Sesak napas dirasakan memberat ketika
melakukan aktivitas dan berkurang jika
istirahat.
Pasien mengalami sesak napas di sertai
keluhan jantung berdebar-debar
DO :
RR 24 x/menit.

2
0
ANALISIS
DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Peningkatan Defisit nutrisi


Nafsu makan menurun dan pasien kebutuhan
makan lebih sedikit. metabolisme
Pasien merasa mual dan muntah
ketika serangan sesak napas.
DO :
BB pasien mengalami penurunan 15
kg dalam waktu 6 bulan terakhir.

2
1
ANALISIS
DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Ketidakseimbanga Intoleransi
Pasien merasa lelah walaupun n antara suplai dan aktivitas
hanya melakukan aktivitas yang kebutuhan oksigen
sangat sederhana dan ringan.
Pasien merasa lemas.

DO :
Nadi 120 x/menit.

2
2
Defisit nutrisi b.d peningkatan
kebutuhan metabolisme d.d berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang
DIAGNOSA normal, nafsu makan menurun
KEPERAWATAN

Intoleransi aktivitas b.d


ketidakseimbangan antara suplai dan

Pola nafas tidak efektif b.d kebutuhan oksigen d.d mengeluh

penurunan energi d.d dispnea, dan pola lelah, merasa lemah, frekuensi

napas abnormal. jantung meningkat, dipsnea


saat/setelah beraktivitas.
2
3
2
4
INTERVENSI
Dx (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

Luaran : Pola Napas Intervensi : Manajemen


Dx 1 : Pola nafas tidak
kriteria hasil Jalan Napas
efektif b.d penurunan energi • Dipsnea menurun Tindakan :
• Frekuensi napas membaik • Monitor pola napas
d.d dispnea, dan pola napas
• Ventilasi meningkat • Posisikan semi fowler-
abnormal. fowler
• Berikan oksigen, jika
perlu

Intervensi : Dukungan
Ventilasi
Tindakan :
• Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
nafas
• Identifikasi efek
perubahan posisi 2
terhadap status 5
INTERVENSI
Dx (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

Luaran : Status Nutrisi Intervensi : Manajemen


Dx 2 : Defisit nutrisi b.d
kriteria hasil Nutrisi
peningkatan kebutuhan • Nafsu makan membaik Tindakan :
  • Identifikasi status nutrisi
metabolisme d.d berat
Luaran : Berat Badan • Identifikasi makanan
badan menurun minimal kriteria hasil yang disukai
• Berat badan membaik • Monitor asupan
10% di bawah rentang
• Indeks massa tubuh membaik makanan
normal, nafsu makan • Monitor berat badan
Luaran : Nafsu Makan • Berikan suplemen
menurun
kriteria hasil: makanan
• Asupan cairan dan makan • Kolaborasi dengan ahli
meningkat gizi untuk menentukan
• Stimulus untuk makan jumlah kalori dan jenis
meningkat nutrient yang
dibutuhkan
2
6
INTERVENSI

Dx (SDKI) Luaran Intervensi (SIKI)


(SLKI)

Intervensi : Manajemen Mual


Tindakan :
• Monitor mual
• Monitor asupan nutrisi dan kalori
• Identifikasi dampak mual
• Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
• Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
• Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
• Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
 

2
7
INTERVENSI
Dx (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
Luaran : Toleransi Aktivitas Intervensi : Manajemen
Dx 3 : Intoleransi aktivitas b.d
kriteria hasil: Energi
ketidakseimbangan antara • Dipsnea saat dan setelah aktivitas Tindakan :
menurun • Monitor kelemahan fisik
suplai dan kebutuhan oksigen
• Frekuensi napas membaik • Monitor pola dan jam tidur
d.d mengeluh lelah, merasa • Perasaan lelah menurun • Monitor lokasi dan
  ketidaknyamanan selama
lemah, frekuensi jantung
Luaran : Tingkat Keletihan melakukan aktivitas
meningkat, dipsnea saat/setelah kriteria hasil: • Sediakan lingkungan yang
• Sakit kepala menurun nyaman dan rendah
beraktivitas.
• Frekuensi napas menurun stimulus
• Pola nafas membaik • Lakukan rentang gerak
pasif/aktif
• njurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

2
8
THANKS

2
9

Anda mungkin juga menyukai