Hipertiroid
Hipertiroid
Kelompok 1
Lisa Arista Putri 1911311003 Ayumi Aprillia D 1911311045
3
Etiologi Hipertiroid
Adenoma hipofisis
Penyakit graves
Tiroditis
Terapi hipertiroid
4
Patofisiologi dan Patogenesis Hipertiroid
5
Mekanisme terjadinya hipertiroid berdasarkan beberapa etiologinya
Adenoma Hipofisis
Penyakit Graves
Menimbulkan sekresi hormon prolaktin yang
T limfosit (TS) yang mengenali antigen
berlebih. Sehingga merangsang pengeluaran TRH
didalam kelenjar tiroid akibat dari hypothalamus. Pada ambang jumlah yang
hipersensitivitas, dengan memicu T limfosit sama dapat menstimulasi pengeluaran TSH.
(TH) untuk menstimulasi B limfosit sehingga Sehingga terjadi pengeluaran hormon tiroid yang
menghasilkan antibodi stimulasi hormon berlebihan.
tiroid (TSH-Ab) Goiter Nodular Toksik
8
PENATALAKSANAAN
HIPERTIROID • Terapi Lain
• Obat Antitiroid
• Terapi Ablasi
radioaktif Iodine
• Tiroidektomi
9
Kasus
Seorang perempuan Ny.Z usia 47 tahun datang ke RS dengan keluhan utama jantung berdebar-debar. Keluhan ini
dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit dan hilang timbul tanpa dipengaruhi aktivitas. Keluhan ini disertai
dengan sesak napas yang sering kambuh. Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi) dan
dirasakan memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak napas dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit tanpa disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit kepala berdenyut. Bila
serangan timbul, pasien merasa mual, dan bahkan muntah setiap kali makan. Muntah berisi makanan yang dimakan
pasien.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun tidak sedang berada dibawah matahari ataupun
saat beraktivitas berat. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien
sering merasa lapar.
1
0
Kasus
Pasien mengalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 55 kg dalam waktu 6 bulan terakhir. Namun sejak akhir-
akhir ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga merasa lemas dan sedikit gemetar
didaerah jari kedua tangan. Pasien juga merasakan sangat mudah lelah walaupun hanya melakukan aktivitas yang sangat
sederhana dan ringan. Pasien mengeluhkan mata melotot yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini diawali dengan
mata kanan dan disusul dengan mata kiri. Pasien juga merasa pandangan menjadi sedikit kabur dan kadang merasa
berkunang-kunang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 120
x/menit, pernapasan 24 x/menit, dan suhu 36,70C, mata eksoftalus, pemeriksaan leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar TSH 0,006 uIU/ml, T3 5,56 mg/dl, T4 18,2 mg/dl. Penatalaksanaan pada
kasus ini yaitu pasien diberikan PTU 3x200 mg sehari dan propanolol 3x20 mg.
1
1
PENGKAJIAN Identitas
IdentitasPasien
1
2
Riwayat
Kesehatan
• Keluhan Utama
Klien mengatakan jantung berdebar-debar, sesak napas yang
sering kambuh, dan sesak semakin berat ketika melakukan
aktivitas. Pasien juga mengeluh adanya sakit kepala berdenyut,
penurunan berat badan, mudah berkeringat.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran,
badan terasa lemas, mual, muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa
tidur.
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sejak satu tahun yang lalu jantung berdebar-
debar hilang timbul tanpa dipengaruhi aktivitas, disertai dengan
sesak napas yang sering kambuh.
1
3
Pengkajian Fungsional
Gordon
1
4
Pola Nutrisi-Metabolik
• Sebelum sakit :
Pola nutrisi – metabolik normal
• Setelah sakit :
Pasien mengeluhkan sering merasa mual dan bahkan muntah setiap kali makan, dan sempat
beberapa waktu nafsu makan pasien meningkat namun itu hanya bertahan sementara waktu. Pasien
mengalami penurunan berat badan dari 15 kg dalam waktu 6 bulan terakhir.
1
5
Pola Eliminasi
BAB
• Sebelum sakit
Pola eliminasi pasien sebelum sakit normal
• Saat sakit
BAB tidak teratur akibat kurangnya asupan makanan atau serat yang dicerna, karena pasien sering
kali memuntahkan makanannya. Pasien sulit untuk ke kamar mandi karena sesak yang dialami.
BAK
• Sebelum sakit
Pola eliminasi (BAK) pasien sebelum sakit normal
• Saat sakit
BAK tidak lancar karena kurangnya asupan cairan pada pasien.
1
6
Pola Aktivitas dan Latihan
1. Aktivitas
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat,
4 = tergantung total
2. Latihan
• Saat sakit :
• Sebelum sakit Kelelahan walaupun aktivitas
Pasien masih dapat sedang, berkeringat walaupun
tidak berada dibawah matahari,
beraktivitas dengan lemas dan jari tangan bergetar,
baik kesusahan melakukan aktivitas
keadaan umum tampak sakit
sedang, tekanan darah 140/70
mmHg, nadi 120 x/menit,
pernapasan 24 x/menit, dan suhu
36,70C
Pola Tidur dan Istirahat
• Sebelum sakit : waktu tidur pasien normal dan pasien dapat beristirahat
dengan baik.
• Saat sakit : pola tidur pasien terganggu karena sering mengalami nyeri dan
sesak pada dada.
Pola Peran-Hubungan
• Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
• Saat sakit : Pasien kesusahan menjalankan peran sebagai pencari nafkah
karena mengalami kelelahan bahkan dengan aktivitas ringan.
1
9
ANALISIS
DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
2
0
ANALISIS
DATA
2
1
ANALISIS
DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Ketidakseimbanga Intoleransi
Pasien merasa lelah walaupun n antara suplai dan aktivitas
hanya melakukan aktivitas yang kebutuhan oksigen
sangat sederhana dan ringan.
Pasien merasa lemas.
DO :
Nadi 120 x/menit.
2
2
Defisit nutrisi b.d peningkatan
kebutuhan metabolisme d.d berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang
DIAGNOSA normal, nafsu makan menurun
KEPERAWATAN
penurunan energi d.d dispnea, dan pola lelah, merasa lemah, frekuensi
Intervensi : Dukungan
Ventilasi
Tindakan :
• Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu
nafas
• Identifikasi efek
perubahan posisi 2
terhadap status 5
INTERVENSI
Dx (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
2
7
INTERVENSI
Dx (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
Luaran : Toleransi Aktivitas Intervensi : Manajemen
Dx 3 : Intoleransi aktivitas b.d
kriteria hasil: Energi
ketidakseimbangan antara • Dipsnea saat dan setelah aktivitas Tindakan :
menurun • Monitor kelemahan fisik
suplai dan kebutuhan oksigen
• Frekuensi napas membaik • Monitor pola dan jam tidur
d.d mengeluh lelah, merasa • Perasaan lelah menurun • Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
lemah, frekuensi jantung
Luaran : Tingkat Keletihan melakukan aktivitas
meningkat, dipsnea saat/setelah kriteria hasil: • Sediakan lingkungan yang
• Sakit kepala menurun nyaman dan rendah
beraktivitas.
• Frekuensi napas menurun stimulus
• Pola nafas membaik • Lakukan rentang gerak
pasif/aktif
• njurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
2
8
THANKS
2
9