Anda di halaman 1dari 10

Cushing Sindrom

Pengertian Cushing Sindrom

Sindrom Cushing adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat tingginya kadar
hormon kortisol dalam tubuh. Kondisi ini juga umum dikenal sebagai
hiperkortisolemia dan lebih sering terjadi pada perempuan. Hormon kortisol sering
disebut hormon stres karena dikeluarkan oleh tubuh sebagai respons atas stres.
Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan gula darah, membantu meningkatkan
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein, serta menekan daya tahan tubuh.

Penyebab Cushing Sindrom

Penyebab utama dari kondisi ini adalah obat-obatan kortikosteroid dan kelainan pada
sistem produksi kortisol.

1. Obat-obatan kortikosteroid

Salah satu penyebab utama Cushing syndrome adalah konsumsi obat-obatan


kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu panjang. Obat kortikosteroid,
seperti prednison, umumnya digunakan untuk mengobati peradangan pada tubuh.
Beberapa di antaranya adalah rheumatoid arthritis, lupus, dan asma. Obat ini juga
biasanya digunakan untuk mencegah tubuh menolak organ yang ditransplantasi.

Karena dosis yang diberikan pada pengobatan penyakit-penyakit tersebut lebih


tinggi dari jumlah kortisol normal dalam tubuh, kemungkinan efek samping dapat
muncul. Obat kortikosteroid yang dapat menyebabkan sindrom ini tidak hanya obat
minum (oral), namun juga obat suntik (injeksi) yang diberikan untuk mengatasi
nyeri sendi, bursitis, dan sakit punggung.

2. Produksi kortisol berlebih dalam tubuh


Tidak hanya obat kortikosteroid, sindrom ini juga dapat terjadi akibat produksi
hormon kortisol berlebihan di dalam tubuh.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya masalah pada salah satu atau kedua
kelenjar adrenal, atau peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik (ACTH),
yaitu hormon yang mengatur produksi kortisol.

 Tumor pada kelenjar pituitari

Apabila di kelenjar pituitari terdapat tumor yang tumbuh, tumor tersebut


berpotensi memproduksi ACTH secara berlebihan. Hal tersebut dapat
menyebabkan kadar kortisol pun melebihi batas wajar.

 Tumor yang memproduksi ACTH

Pada kasus yang jarang terjadi, tumor yang tumbuh di organ tubuh lainnya
juga dapat memproduksi ACTH, baik tumor yang bersifat ganas maupun
jinak.

 Penyakit pada kelenjar adrenal

Beberapa pasien memiliki kelenjar adrenal yang tidak berfungsi dengan baik.
Umumnya, hal ini disebabkan oleh tumbuhnya tumor jinak di korteks adrenal,
yang disebut dengan adenoma adrenal.

Faktor Risiko Cushing Sindrom

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat memicu kemunculan sindrom Cushing:

1. Usia

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien dalam rentang usia 25 hingga 40
tahun. Jika Anda termasuk dalam rentang usia tersebut, risiko Anda untuk
menderita penyakit ini jauh lebih besar.

2. Jenis kelamin
Selain faktor usia, jenis kelamin juga dapat memengaruhi. Penyakit ini lebih
banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan dibanding dengan pria.

3. Menderita diabetes tipe 2

Apabila Anda menderita penyakit diabetes tipe 2, peluang Anda untuk terkena
sindrom ini jauh lebih besar.

4. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

Berat badan berlebih atau obesitas juga dapat meningkatkan risiko Anda untuk
terkena sindrom Cushing.

5. Memiliki anggota keluarga yang menderita sindrom Cushing

Jika di keluarga Anda terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, ada
kemungkinan penyakit ini dapat diturunkan pada Anda

Tanda-tanda & gejala

Gejala utama yang umumnya ditunjukkan oleh penyakit ini adalah kenaikan berat
badan. Meningkatnya kadar kortisol menyebabkan lemak menumpuk di beberapa
bagian tubuh, terutama wajah, perut, dan dada.Gejala-gejala lainnya yang mungkin
muncul pada penderita Cushing syndrome adalah:

1. Obesitas
2. Deposit lemak, terutama pada bagian tengah tubuh, wajah (menyebabkan wajah
berbentuk bulat, seperti bulan/moon-shaped face), di antara bahu dan bagian atas
punggung (menyebabkan bentuk seperti punuk kerbau/buffalo hump)
3. Memar pada payudara, lengan, perut dan paha
4. Kulit yang menipis dan mudah memar
5. Cedera kulit yang sulit disembuhkan
6. Jerawat
7. Kelelahan
8. Kelemahan otot
9. Intoleransi glukosa
10. Kehausan yang meningkat
11. Urinasi yang meningkat
12. Pengeroposan tulang
13. Tekanan darah tinggi
14. Sakit kepala
15. Disfungsi kognitif
16. Kegelisahan
17. Mudah kesal
18. Depresi
19. Mudah mengalami infeksi

Pengobatan Sindrom Cushing

Pengobatan sindrom Cushing bertujuan untuk mengurangi kadar kortisol di dalam


tubuh. Metode pengobatan yang dipilih akan disesuaikan dengan penyebab yang
mendasarinya.

 Mengurangi dosis kortikosteroid secara bertahap atau mengganti


kortikosteroid dengan obat lain, jika sindrom Cushing disebabkan oleh
penggunaan kortikosteroid dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang
 Menjalankan prosedur bedah pengangkatan tumor, jika sindrom Cushing
disebabkan oleh tumor
 Melakukan prosedur terapi radiasi (radioterapi), jika masih ada tumor yang
tersisa setelah bedah atau jika bedah tidak dapat dilakukan
 Memberikan obat-obatan pengontrol kadar hormon kortisol,
seperti ketoconazole, metirapon, mitotane, dan mifepriston, jika bedah dan
radioterapi tidak efektif mengobati pasien

Komplikasi Sindrom Cushing

Jika tidak ditangani, sindrom Cushing bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti:

 Depresi berat
 Diabetes
 Kolesterol tinggi
 Mudah terserang infeksi
 Pengeroposan tulang (osteoporosis) dan patah tulang
 Kehilangan massa otot
 Penggumpalan darah di kaki atau paru-paru
 Serangan jantung
 Stroke
 Kematian

Gaya Hidup Untuk Penderita Cushing Sindrom

Beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi
Cushing syndrome adalah sebagai berikut:

1.Meningkatkan aktivitas sehari-hari secara perlahan untuk melindungi otot yang


melemah dari kerusakan akibat mendorong terlalu keras.
2. Memiliki pola makan sehat dengan makanan bergizi untuk membantu
meningkatkan tenaga dan memperkuat tulang.
3. Menjaga kesehatan jiwa: jaga diri Anda tetap rileks dan kelola stres dengan baik.
4. Mencoba terapi untuk meringankan rasa sakit dan nyeri, seperti berendam air
panas, pijat dan olahraga.

Cara Menurunkan Hormon Kortisol 

1. Tidur cukup
Waktu, lama, dan kualitas tidur memengaruhi kadar kortisol. Misalnya saja, 28
penelitian terhadap pekerja shift menemukan bahwa kadar kortisol meningkat
pada orang yang tidur di siang hari ketimbang di malam hari.

Insomnia dan ganguan tidur menyebabkan kadar kortisol tinggi selama 24


jam. Jadi, memiliki tidur yang cukup merupakan salah satu cara menurunkan
hormon kortisol. 

2. Olahraga cukup dan teratur, jangan berlebihan

Tergantung dari intensitasnya, olahraga bisa meningkatkan atau menurunkan


hormon kortisol. Olahraga yang sangat intens bisa meningkatkan hormon
kortisol beberapa saat setelahnya. Namun, dalam hal ini, kadar kortisol naik
dalam jangka pendek.

Pada olahraga dengan intensitas sedang, hormon kortisol tetap meningkat pada
orang yang sedang tidak fit. Jadi, tetaplah olahraga namun semampunya tubuh
saja dan jangan dipaksakan. Ini salah satu cara menurunkan hormon kortisol.

3. Belajar Rileks

Ada banyak latihan rileksasi yang sudah terbukti bisa mengurangi kadar
kortisol. Pernapasan dalam adalah teknik simpel untuk mengurangi stres dan
bisa digunakan kapanpun dan di manapun.

Penelitian terhadap wanita dewasa menemukan bahwa hampir 50 persen


penurunan kortisol disebabkan oleh latihan pernapasan. Penelitian lain
menemukan bahwa terapi pijat bisa mengurangi kadar kortisol hingga 30
persen. Yoga, juga bisa mengurangi kortisol dan mengontrol stres. Selain itu
mendengarkan musik dan segala bentuk rileksasi bisa menurunkan kortisol.

  

4. Bersenang-senang
Cara menurunkan hormon kortisol lainnya adalah dengan berbahagia dan
bersenang-senang. Pikiran positif berhubungan dengan kadar kortisol yang
lebih rendah, serta tekanan darah yang lebih rendah. Pikiran positif juga
meningkatkan sistem imun. Aktivitas yang meningkatkan kepuasan hidup
memang meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk mengontrol
kadar kortisol juga.  

5. Miliki hubungan sehat dengan teman, keluarga, dan pasangan 

Teman dan keluarga adalah sumber kebahagiaan di dalam hidup, namun juga
bisa menjadi sumber stres juga. Dinamika tersebut juga memengaruhi kadar
kortisol. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang stabil dan hangat memiliki  kadar kortisol yang
lebih rendah ketimbang anak yang berasal dari kelurga penuh konflik. 

6. Adopsi hewan peliharaan

Memiliki hewan peliharaan yang dirawat dengan penuh kasih sayang ternyata


juga salah satu cara menurunkan hormon kortisol, lho. Satu penelitian
menunjukkan bahwa interaksi dengan anjing bisa mengurangi stres. Anak-
anak yang stres karena harus menjalani prosedur medis juga mengalami
penurunan kadar stres saat dihibur oleh anjing yang lucu.

7. Konsumsi makanan sehat

Makanan sangat bisa memengaruhi kadar hormon kortisol, secara positif


maupun negatif. Asupan gula terlalu banyak memicu produksi hormon
kortisol. Namun, gula juga bisa mengurangi kadar kortisol yang diproduksi
sebagai respon terhadap situasi khusus yang menyebabkan stres. Inilah
mengapa kue manis merupakan comfort food banyak orang. Tetapi hati-hati
jangan sampai asupan gula menjadi berlebihan.

Berikut beberapa makanan yang diduga bisa membantu menurunkan kadar


kortisol:

 Dark chocolate: dua penelitian terhadap 95 orang dewasa menunjukkan bahwa


mengonsumsi dark chocolate menurunkan respon kortisol terhadap tantangan
yang menyebabkan stres.
 Buah-buahan: penelitian terhadap 20 atlet sepeda menunjukkan bahwa
mengonsumsi pisang saat bersepeda mengurangi kadar kortisol.
 Teh hijau dan teh hitam: penelitian terhadap 75 pria menemukan bahwa
minum teh hitam selama 6 minggu mengurangi kadar kortisol sebagai respon
terhadap tugas yang menyebabkan stres.
 Probiotik dan prebiotik: probiotik adalah bakteri baik di dalam makanan
seperti yogurt dan kimchi. Prebiotik, seperti serat larut, memberikan makanan
untuk bakteri baik tersebut. Keduanya membantu menurunkan kadar kortisol.
 Air putih: dehidrasi meningkatkan kortisol. Jadi, minum air putih termasuk
salah satu cara menurunkan hormon kortisol.

Diet Pada Penderita Cushing Sindrom

Sindrom cushing terjadi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi kortisol, sehingga


menyebabkan kelelahan, pertambahan berat badan yang memicu obesitas, perubahan
pada kulit, depresi, osteoporosis, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Gejala utama
pengidap kelainan ini adalah wajah membulat, otot lemah, menstruasi yang tidak
teratur pada wanita, dan gangguan tidur. Kortisol penting untuk proses metabolisme
sehingga tingginya hormon ini dapat memengaruhi bagaimana tubuh memproses
nutrisi. Meski tidak ada diet khusus untuk pengidap kelainan ini, perubahan diet dan
pola makan tertentu membantu menurunkan risikonya. Berikut diet yang aman untuk
pengidap sindrom cushing:

1. Perhatikan Asupan Natrium


Asupan natrium tinggi meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, dan ini
menjadi perhatian utama bagi para pengidap sindrom cushing. Makanan
olahan cenderung mengandung natrium dalam jumlah berlebih, terutama keju
atau pizza. Jadi, bantu lindungi kesehatan dengan membatasi asupan natrium
dan makanan dengan lemak berlebih. Di samping itu, sebaiknya perbanyak
makanan kaya serat, seperti buah dan sayuran, sumber lemak tak jenuh yang
sehat seperti kacang dan salmon.

2. Tingkatkan Asupan Kalsium

Kelebihan kortisol menyebabkan keropos tulang yang memburuk dari waktu


ke waktu. Kondisi ini bisa dicegah dengan diet kaya kalsium. Kamu bisa
mendapatkan asupan nutrisi ini dengan sangat mudah, karena tersedia dalam
berbagai jenis makanan, seperti kangkung, brokoli, susu, yogurt, dan sebagian
besar biji-bijian. Kalsium bisa diperoleh dari sereal yang bisa kamu konsumsi
ketika sarapan atau sebagai camilan sore.

3. Konsumsi Makanan Kaya Protein

Salah satu dari sekian banyak fungsi kortisol untuk merangsang pemecahan
protein, yang penting untuk membangun dan memelihara otot. Paparan
kortisol berlebih dapat menyebabkan otot kehilangan massanya, sehingga
mudah melemah. Makanan diet protein tinggi membantu mencegah hal
tersebut. Pilih makanan tanpa lemak dan kaya protein seperti ikan, kacang-
kacangan, tahu, lentil, yogurt rendah lemak, dan keju rendah lemak.

4. Hindari Rokok dan Alkohol

Rokok dan alkohol tidak pernah memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh,
terlebih bagi pengidap sindrom cushing. Konsumsi alkohol berlebihan dapat
merusak jaringan hormon aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, menghasilkan
gejala yang hampir sama dengan kelainan ini. Sementara itu, rokok dapat
meningkatkan komplikasi terkait sindrom ini.

5. Kontrol Gula Darah


Sindrom cushing memicu peningkatan gula darah dan mengarah
pada diabetes. Memilih makanan yang mengandung karbohidrat dengan
indeks glikemik rendah dan membantu karena kandungan gulanya yang
rendah, sehingga tidak terlalu berdampak terhadap kenaikan gula darah. Roti
gandum, kacang-kacangan, apel, jeruk, pir, dan wortel menjadi jenis makanan
rendah gula darah yang bisa dicoba.

Dapus :

Thorpe, Matthew. (2017). Healthline. Natural Ways to Lower Your Cortisol Levels.

Cleveland Clinic (2020). Disease & Conditions. Cushing’s Syndrome.

Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Cushing Syndrome. Kahn, A. Healthline
(2020). Everything You Need to Know About Cushing’s Syndome.

WebMD (2020). Cushing’s Syndrome.

Na’imah, Shylma. (2016). Hello sehat. Cushing Syndrome.

Halodoc. (2019). 5 Makanan yang Aman untuk Pengidap Sindrom Cushing.

Anda mungkin juga menyukai