Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPUTUSASAAN &
KETIDAKBERDAYAAN
Naila Zahra Iman 1911312027
Thessa Arine Putri 1911312033
Keputusasaan vs Ketidakberdayaan
Keputusasaan menggambarkan individu yang tidak melihat adanya kemungkinan untuk
memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
membantunya. Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk mencapai apa
yang diinginkannya.
Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak
akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan
kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. Sedangkan menurut Carpenito-Moyet (2007)
ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang
kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPUTUSASAAN &
KETIDAKBERDAYAAN
>>>
PENGKAJIAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
Faktor Predisposisi Faktor Predisposisi
• Biologis : adanya penyakit infeksi yang kronis • Biologis : Tidak ada riwayat keturunan, gaya hidup,
• Faktor psikologis antara lain : perasaan terbuang, menderita penyakit kronis, adanya riwayat sakit
kehilangan kepercayaan pada kegiatan spiritual panas lama saat perkembangan balita sampai
(Towsend, 2019) kejang-kejang
• Faktor sosial dan budaya adalah : pembatasan • Psikologis : Ketidakmampuan mengambil
aktivitas jangka Panjang keputusan, mempunyai kemampuan komunikasi
verbal yang kurang, ketidakmampuan
menjalankan peran akibat penyakit yang secara
progresif menimbulkan ketidakmampuan, merasa
frustasi dengan kondisi kesehatan dan
kehidupannya sekarang dan pola asuh orang tua
yang terlalu otoriter dan overprotektif
• Sosial Budaya : Pendidikan rendah, kehilangan
kemampuan melakukan aktivitas akibat proses
penuaan, kurang aktif dalam kegiatan politik baik
secara aktif atau pasif, cenderung ketergantungan
dengan orang lain
PENGKAJIAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
Faktor Presipitasi Faktor Presipitasi
• Biologis : riwayat keluarga menderita depresi, • Biologis : Menderita suatu penyakit dan harus
status nutrisi, status kesehatan secara umum, dilakukan terapi tertentu, kambuh dari penyakit
pembatasan aktivitas jangka panjang kronis dalam 6 bulan terakhir, terdapat gangguan
• Psikologis : stress jangka panjang, retardasi sistem endokrin, penggunaan alkhohol, obat-
mental, kemampuan verbal kurang, pengalaman obatan, kafein, dan tembakau
masa lalu kurang menyenangkan dan konsep diri • Psikologis : Tidak dapat menjalankan pekerjaan,
kurang baik hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang
• Sosial dan budaya : adanya hambatan berdampak pada keputusasaan, kehilangan
pelaksanaan interaksi sosial, kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan
kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan dengan orang lain.
kepercayaan pada nilai penting, kurang dukungan • Sosial Budaya : Kehilangan pekerjaan dan
sosial, putus sekolah dan pemutusan hubungan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau
kerja. kehidupannya yang sekarang, hambatan interaksi
interpersonal akibat penyakitnya maupun
penyebab yang lain, kurang dapat menjalankan
kegiatan agama dan keyakinannya dan
ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan
sosial di masyarakat
PENGKAJIAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
Tanda Gejala Tanda Gejala
• Fisiologis : Respon terhadap stimulus melambat, • Fisiologis : Perubahan tekanan darah, perubahan
tidak ada energi dan tidur bertambah denyut jantung dan frekuensi pernapasan, muka
• Emosional : Individu yang putus asa sering sekali tegang, dada berdebar-debar dan keluar keringat
kesulitan mengungkapkan perasaannya, tidak dingin, gangguan tidur
memiliki makna atau tujuan dalam hidup, hampa • Afektif : Merasa tertekan atau depresi terhadap
dan letih penurunan fisik yang terjadi dengan mengabaikan
• Perilaku : Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan kepatuhan klien terhadap program pengobatan,
dalam perawatan, penurunan verbalisasi, marah, iritabilitas, ketidaksukaan, perasaan cemas
penurunan afek, kurangnya ambisi, inisiatif serta atau ansietas
minat, ketidakmampuan mencapai sesuatu, • Perilaku : Ketergantungan terhadap orang lain
hubungan interpersonal yang terganggu, proses yang dapat mengakibatkan iritabilitas, kepasifan
pikir yang lambat hingga apatis, gelisah atau tidak bisa tenang
• Kognitif : Penurunan kemampuan untuk • Kognitif : Mengungkapkan ketidakpuasan dan
memecahkan masalah dan kemampuan frustrasi terhadap kemampuan untuk melakukan
membuat keputusan, penurunan fleksibilitas tugas atau aktivitas sebelumnya
dalam proses pikir, tidak dapat mengenali sumber • Sosial : Tidak mampu bersosialisasi dengan orang
harapan lain
PENGKAJIAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
Mekanisme Koping Mekanisme Koping
Konstruktif : Konstruktif :
• Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan • Menilai pencapaian hidup yang realistis
keputusasaan • Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan
• Beradaptasi dengan lingkungannya perubahan fisik dan peran yang dialami akibat
• Membangun kepercayaan diri dan bersikap penyakitnya
optimis • Dapat menjalankan tugas perkembangannya
• Memanfaatkan dukungan keluarga/orang sesuai dengan keterbatasan yang terjadi akibat
terdekat (Struart, 2011) perubahan status kesehatannya
• Fokus pada masalah • Kreatif: pasien secara kreaktif mencari informasi
terkait perubahan status kesehatannya sehingga
dapat beradaptasi secara normal
Destruktif :
• Tidak kreatif/kurang memiliki keinginan dan minat
melakukan aktivitas harian (pasif)
• Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan
status kesehatan yang dialami dan marah-marah
dengan situasi tersebut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
• Keputusasaan • Ketidakberdayaan

Definisi : Kondisi individu yang memandang adanya Definisi : Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak
keterbatasan atau tidak tersedianaya alternative akan memperngaruhi hasil secara signifikan,
pemecahan pada masalah yang dihadapi. persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau
yang akan datang.
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
Klien mampu : Klien mampu :

Klien menunjukan keputusasaan akan berkurang Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan
yang ditandai dengan konsisten dalam membuat kriteria : merasa mampu melakukan, merasa dapat
keputusan, adanya harapan. Keseimbangan mood, mengendalikan dan merasakan ada sumber-sumber.
status gizi yang adekuat, asupan makanan dan Klien menunjukkan partisipasi: keputusan perawatan
minuman yang adekuat, tidur yang adekuat, dan kesehatan
mengungkapkan kepuasan dalam kualitas hidup.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Keputusasaan Ketidakberdayaan
• Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi • Bantu pasien untuk mengidentifikasi faKtor-faktor
pasien yang dapat berpengaruh pada ketidakberdayaan
• Identifikasi hal yang telah memicu emosi • Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis
• Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, dalam perawatan, berikan penjelasan untuk
marah, atau sedih pilihan tersebut
• Buat pernyataan suportif atau empati selama fase • Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan
berduka tentang rutinitas perawatan/rencana terapi
• Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan • Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan
(mis. merangkul, menepuk-nepuk) perawatan kepada pasien
• Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan • Bantu pasien mengidentifikasi situasi
selama ansietas, jika perlu kehidupannya yang dapat dikendalikan (perasaan
• Kurangi tuntutan berfikir saat sakit atau lelah cemas, gelisah, ketakutan)
• Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa • Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan
bersalah atau malu yang tidak dapat ia kendalikan (adiksi)
• Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami • Disukusikan dan ajarkan cara melakukan
(mis. ansietas, marah, sedih) manipulasi menghadapi kondisi-kondisi yang sulit
• Anjurkan mengungkapkan pengalaman dikendalikan, misalnya afirmasi
emosional sebelumnya dan pola respon yang biasa
digunakan
• Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
• Rujuk untuk konseling, jika perlu
IMPLEMENTASI
Perawat mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang sudah
direncanakan sebelumnya lalu mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan

EVALUASI
S : Klien mengungkapkan harapannya dan mampu menentukan tujuan hidupnya
O : Klien tampak lebih reaktif ketika berkomunikasi, mampu mempertahankan kontak mata
A : Masalah keputusasaan teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, S. A. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Keputusasaan. Makassar:
Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Mardiana, Dewi, S. S., & Setiawati, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Ketidakberdayaan Keputusasaan dan Distress Spiritual. Tanjung Pinang: STIKes Hangtuah
Tanjung Pinang.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta: Persatuan Perawat
Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta: Persatuan Perawat
Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta: Persatuan Perawat
Indonesia.
THANKS
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai