POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON 2019 A. KASUS Suatu hari ada seorang bapak (Tn. A) dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota Surabaya dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu Tn. A menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur- angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan seorang supir truk yang sering keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali. Tn. A masuk UGD kemudian dokter menyarankan untuk diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya Dokter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dan seizin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarganya takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat. Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi permintaan keluarga namun disisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi. B. PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK 1. Mengembangkan Data Dasar : Identifikasi a. Orang yang terlibat : 1) Tn. A 2) Dokter 3) Perawat 4) Keluarga b. Tindakan diusulkan 1) Dokter dan Perawat. Dokter menyarankan perawat untuk melakukan pemeriksaan darah pada Tn.A 2) Tn. A ke Perawat Tn. A meminta perawat untuk membeitahukan penyakitnya jika sudah didapatkan hasil pemeriksaan. 3) Keluarga ke Dokter dan Perawat Keluarga meminta dokter dan perawat untuk tidak membertahukan penyakit kepada Tn. A. c. Maksud dari tindakan 1) Dokter ke perawat : untuk mengetahui penyakit yang diderita Tn. A. 2) Tn. A : agar Tn. A mengetahui penyakit apa yang dideritanya. 3) Keluarga : agar Tn. A tidak frustasi dan merasa dikucilkan dalam masyarakat. d. Konsekuensi dari tindakan 1) Tn. A ke keluarga : apabila diberitahukan kepada klien hasil pemeriksaannya kemungkinan klien akan depresi dan menarik diri. Apabila tidak diberitahukan akan melanggar hak pasien untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. 2) Keluarga ke dokter dan perawat : apabila perawat dan dokter mengikuti saran keluarga, ini telah melanggar prinsip-prinsip etik keperawatan yaitu kejujuran dan tidak memenuhi hak klien. Apabila saran keluarga tidak diikuti dokter dan perawat maka dikhawatirkan Tn. A mengalami frustasi. 2. Mengidentifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut : a. Lakukan analisis terkait situasi atau kasus yang terjadi 1) Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. 2) Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat untuk menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk tidak memberitahukannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang. 3) Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan kondisinya. b. Identifikasi berbagai masalah atau konflik yang terjadi dari kasus atau situasi tersebut Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka timbulah permasalahan etik moral, jika perawat tidak memberitahukan informasi kepada Tn. A terkait dengan penyakitnya, maka hal ini melanggar etika keperawatan karena mendapatkan informasi tentang kondisi pasien merupakan hak pasien. 3. Membuat Tindakan Alternatif : a. Identifikasi berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut 1) Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya mendukung dan sudah didiskusikan kepada tim medis lain. Tujuannya agar Tn. A tidak panik yang berlebihan ketika mendapatkan informasi penyakitnya karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat. Tetapi keluarga harus tetap menemani pasien. 2) Perawat akan melakukan tanggungjawabnya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seizin dokter. Tujuannya supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. b. Identifikasi berbagai konsekuensi atau dampak dari masing-masing alternatif tindakan tersebut. 1) Dampak dari alternatif pertama : Tn. A bertanya-tanya tentang penyakit yang sebenarnya saat perawat menemui pasien. 2) Dampak dari alternatif kedua : pasien akan sangat terkejut dan depresi sehingga dapat memperparah kondisi kesehatan Tn. A. Selain itu keluarga juga tidak akan menerima karena keluarga merasa kasihan bila Tn. A mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada diri Tn. A. 4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat : Menentukan pengambil keputusan yang tepat sesuai dengan aspek etik dan legal adalah tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan yang disertai dengan hadirnya keluarga dalam pengambilan keputusan tersebut. 5. Mendefinisikan kewajiban perawat : a. Memahami tugas dan tanggung jawab kita sebagai perawat profesional dalam menyelesaikan masalah atau situasi tersebut. Sebagai perawat profesional, kita harus selalu menerapkan prinsip- prinsip moral yaitu: 1) Otonomi Sebagai perawat kita harus menghargai keputusan pasien dan keluarganya, tapi ketika Tn. A menuntut haknya dan keluarga menentangnya maka perawat harus mengutamakan Tn. A untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya. 2) Benefesiens Sebagai perawat kita harus memberikan sesuatu yang baik dan tidak merugikan pasien. Sehingga perawat bisa memilih dua alternatif diatas mana yang paling baik dan tidak merugikan Tn. A. 3) Justice Sebagai perawat kita harus melaksanakan konsep adil pada pasien, maka Tn.A seharusnya dapat mengetahui penyakitnya karena semua pasien mengetahui penyakit mereka. 4) Nonmalefisien Sebagai perawat, keputusan yang dibuat seharusnya tidak membahayakan kondisi fisik dan psikis pasien. Maka alternatif yang diambil seharusnya tidak membahayakan untuk Tn. A. 5) Veracity Sebagai perawat kita harus menerapkan sikap jujur dalam praktik keperawatan. Untuk itu, perawat harus jujur dan tidak menutup- nutupi tentang penyakitnya kepada Tn. A. 6) Fidelity Sebagai perawat kita harus menepati janji dan komitmen pada pasien. Untuk itu, perawat harus menepati kesepakatan dengan Tn. A sebelum pemeriksaan bahwa Tn. A akan diberitahu tentang informasi penyakitnya jika pemeriksaan sudah selesai, walaupun hasil pemeriksaannya tidak seperti yang diharapkan. 7) Confidentiality Sebagai perawat kita harus menjaga kerahasiaan. Untuk itu perawat harus menghargai apa yang di putuskan oleh Tn. A dan merahasiakannya. b. Identifikasi berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang perawat profesional dalam menyelesaikan masalah atau situasi tersebut. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, perawat harus melaksanakan prinsip-prinsip moral dan dalam menyampaikan informasi penyakit pada pasien harus menggunakan pendekatan-pendekatan serta komunikasi terapeutik, agar pasien bisa menerima dan memahami apa yang disampaikan perawat dengan baik. 6. Membuat Keputusan : a. Mempertimbangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan dan konsekuensinya masing-masing. 1) Alternatif pertama : perawat akan memberi tahu pasien tentang penyakitnya dengan seizin dokter tapi menunggu pada saat kondisi pasien memungkinkan dan akan ditemani oleh keluarga. 2) Alternatif kedua : perawat akan langsung memberi tahu pasien tentang penyakit sesaat setelah hasil pemeriksaan itu didapatkan dengan seizin dokter. b. Membuat keputusan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah atau situasi tersebut dengan memperhatikan prinsip moral. Berdasarkan prinsip-prinsip moral diatas alternatif yang dipilih adalah alternatif pertama karena pasien tetap memperoleh haknya sebagai pasien untuk memperoleh informasi tentang penyakitnya walaupun tidak dengan segera. Ini memenuhi prinsip moral otonomi, fidelity, veracity, justice, benefesiens. Selain itu juga alternatif kedua juga bersifat nonmalefisiens yaitu tidak membahayakan pasien baik fisik maupun psikis, karena memberitahu pasien saat kondisi tubuh pasien sudah sedikit membaik dan saat memberitahukan informasi tersebut perawat menggunakan komunikasi terapeutik dan ditemani oleh keluarga pasien. DAFTAR PUSTAKA
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing
Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company. Suhaemi, M.E. (2004). Etika Keperawatan: aplikasi pada praktik. Jakarta: EGC Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education Line. Basmanelly,dkk. (2006). Dilema Etik (Makalah). Jakarta. Program Magister Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Jiwa, FIK UI. Efendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas ; Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Hegner, Barbarar. 2003. Nursing Assistant : a Nursing Process Approach, 6/e. Jakarta: EGC. Thompson and HO Thompson, Ethic in Nursing, New York: MacMilan Pu- blishing Co. Inc., 1981, diadaptasikan oleh Kelly, 1987. dalam Priharjo, 1995. Priharjo,robert.2008.pengantar etika keperawatan. http://id.scribd.com/doc/20711284/Non-Malefisence http://arifinjavisarqi.blogspot.com/2012/04/masalah-etika-keperawatan-di- tinjau.html http://zaifbio.wordpress.com/2011/05/21/kasus-yang-berhubungan-dengan- pemecahan-dilema-etik/ http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html Waluyo, Nova, Edison. (2011). Perilaku Perawat Terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Rumah Sakit dan Puskesmas, Jurnal Keperawatan Indonesia, vol14:no 2:127-132. Arriza, Dewi, Kaloeti. (2011). Memahami Rekontruksi Kebahagiaan pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip,vol10:no 2:153-162. Harapan, et al, (2013). HIV-related Stigma and Discrimination: a Study of Health Care Workers in Banda Aceh, Indonesia, Med J Indones, vol 22: no 1: 22- 29