Anda di halaman 1dari 10

KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Tugas Kelompok I
Mata Kuliah Etika Keperawatan

Oleh

1. Rosana Basri (NIM.P07120118040)


2. Ode Yuni Astuti (NIM.P07120118035)
3. Siti Ali Dahlan (NIM.P07120118043)
4. Anisha F. Ningrum (NIM.P07120118006)
5. Kresensia Ongirwalu (NIM.P07120118026)
6. Alamsyah Rumodar (NIM.P07120118003)
7. Saleha Leka (NIM.P07120117038)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
AMBON
2019
A. KASUS
Suatu hari ada seorang bapak (Tn. A) dibawa oleh keluarganya ke
salah satu Rumah Sakit di kota Surabaya dengan gejala demam dan diare
kurang lebih selama 6 hari. Selain itu Tn. A menderita sariawan sudah 3
bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur-
angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya
kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan
seorang supir truk yang sering keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan
jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dokter menyarankan untuk diopname di
ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas.
Keesokan harinya Dokter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn.
A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu
sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi
tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul
16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah
dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit
penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A
untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dan seizin dokter
tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter
terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A.
Keluarganya takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan
dikucilkan dari masyarakat.
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus
memenuhi permintaan keluarga namun disisi lain perawat tersebut harus
memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak
pasien untuk mendapatkan informasi.
B. PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK
1. Mengembangkan Data Dasar : Identifikasi
a. Orang yang terlibat :
1) Tn. A
2) Dokter
3) Perawat
4) Keluarga
b. Tindakan diusulkan
1) Dokter dan Perawat.
Dokter menyarankan perawat untuk melakukan pemeriksaan
darah pada Tn.A
2) Tn. A ke Perawat
Tn. A meminta perawat untuk membeitahukan penyakitnya jika
sudah didapatkan hasil pemeriksaan.
3) Keluarga ke Dokter dan Perawat
Keluarga meminta dokter dan perawat untuk tidak membertahukan
penyakit kepada Tn. A.
c. Maksud dari tindakan
1) Dokter ke perawat : untuk mengetahui penyakit yang diderita Tn.
A.
2) Tn. A : agar Tn. A mengetahui penyakit apa yang dideritanya.
3) Keluarga : agar Tn. A tidak frustasi dan merasa dikucilkan dalam
masyarakat.
d. Konsekuensi dari tindakan
1) Tn. A ke keluarga : apabila diberitahukan kepada klien hasil
pemeriksaannya kemungkinan klien akan depresi dan menarik
diri. Apabila tidak diberitahukan akan melanggar hak pasien untuk
mendapatkan informasi yang sebenarnya.
2) Keluarga ke dokter dan perawat : apabila perawat dan dokter
mengikuti saran keluarga, ini telah melanggar prinsip-prinsip etik
keperawatan yaitu kejujuran dan tidak memenuhi hak klien.
Apabila saran keluarga tidak diikuti dokter dan perawat maka
dikhawatirkan Tn. A mengalami frustasi.
2. Mengidentifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut :
a. Lakukan analisis terkait situasi atau kasus yang terjadi
1) Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta
perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan
kepadanya.
2) Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat
keluarganya berniat untuk menyembunyikan informasi tentang
hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk tidak
memberitahukannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga
takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya
sekarang.
3) Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan
dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain
dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh
informasi tentang hasil pemeriksaan kondisinya.
b. Identifikasi berbagai masalah atau konflik yang terjadi dari kasus atau
situasi tersebut
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka timbulah
permasalahan etik moral, jika perawat tidak memberitahukan
informasi kepada Tn. A terkait dengan penyakitnya, maka hal ini
melanggar etika keperawatan karena mendapatkan informasi tentang
kondisi pasien merupakan hak pasien.
3. Membuat Tindakan Alternatif :
a. Identifikasi berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut
1) Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan
informasi hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu
juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan
situasinya mendukung dan sudah didiskusikan kepada tim medis
lain. Tujuannya agar Tn. A tidak panik yang berlebihan ketika
mendapatkan informasi penyakitnya karena sebelumnya telah
dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat. Tetapi keluarga
harus tetap menemani pasien.
2) Perawat akan melakukan tanggungjawabnya sebagai perawat
dalam memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk
mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah
ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan
langsung menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seizin
dokter. Tujuannya supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati
haknya sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika
keperawatan.
b. Identifikasi berbagai konsekuensi atau dampak dari masing-masing
alternatif tindakan tersebut.
1) Dampak dari alternatif pertama : Tn. A bertanya-tanya tentang
penyakit yang sebenarnya saat perawat menemui pasien.
2) Dampak dari alternatif kedua : pasien akan sangat terkejut dan
depresi sehingga dapat memperparah kondisi kesehatan Tn. A.
Selain itu keluarga juga tidak akan menerima karena keluarga
merasa kasihan bila Tn. A mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
pada diri Tn. A.
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :
Menentukan pengambil keputusan yang tepat sesuai dengan aspek etik
dan legal adalah tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik
keperawatan yang disertai dengan hadirnya keluarga dalam pengambilan
keputusan tersebut.
5. Mendefinisikan kewajiban perawat :
a. Memahami tugas dan tanggung jawab kita sebagai perawat
profesional dalam menyelesaikan masalah atau situasi tersebut.
Sebagai perawat profesional, kita harus selalu menerapkan prinsip-
prinsip moral yaitu:
1) Otonomi
Sebagai perawat kita harus menghargai keputusan pasien dan
keluarganya, tapi ketika Tn. A menuntut haknya dan keluarga
menentangnya maka perawat harus mengutamakan Tn. A untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya.
2) Benefesiens
Sebagai perawat kita harus memberikan sesuatu yang baik dan
tidak merugikan pasien. Sehingga perawat bisa memilih dua
alternatif diatas mana yang paling baik dan tidak merugikan Tn.
A.
3) Justice
Sebagai perawat kita harus melaksanakan konsep adil pada pasien,
maka Tn.A seharusnya dapat mengetahui penyakitnya karena
semua pasien mengetahui penyakit mereka.
4) Nonmalefisien
Sebagai perawat, keputusan yang dibuat seharusnya tidak
membahayakan kondisi fisik dan psikis pasien. Maka alternatif
yang diambil seharusnya tidak membahayakan untuk Tn. A.
5) Veracity
Sebagai perawat kita harus menerapkan sikap jujur dalam praktik
keperawatan. Untuk itu, perawat harus jujur dan tidak menutup-
nutupi tentang penyakitnya kepada Tn. A.
6) Fidelity
Sebagai perawat kita harus menepati janji dan komitmen pada
pasien. Untuk itu, perawat harus menepati kesepakatan dengan Tn.
A sebelum pemeriksaan bahwa Tn. A akan diberitahu tentang
informasi penyakitnya jika pemeriksaan sudah selesai, walaupun
hasil pemeriksaannya tidak seperti yang diharapkan.
7) Confidentiality
Sebagai perawat kita harus menjaga kerahasiaan. Untuk itu
perawat harus menghargai apa yang di putuskan oleh Tn. A dan
merahasiakannya.
b. Identifikasi berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang
perawat profesional dalam menyelesaikan masalah atau situasi
tersebut.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut, perawat harus melaksanakan
prinsip-prinsip moral dan dalam menyampaikan informasi penyakit
pada pasien harus menggunakan pendekatan-pendekatan serta
komunikasi terapeutik, agar pasien bisa menerima dan memahami apa
yang disampaikan perawat dengan baik.
6. Membuat Keputusan :
a. Mempertimbangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan dan
konsekuensinya masing-masing.
1) Alternatif pertama : perawat akan memberi tahu pasien tentang
penyakitnya dengan seizin dokter tapi menunggu pada saat kondisi
pasien memungkinkan dan akan ditemani oleh keluarga.
2) Alternatif kedua : perawat akan langsung memberi tahu pasien
tentang penyakit sesaat setelah hasil pemeriksaan itu didapatkan
dengan seizin dokter.
b. Membuat keputusan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah
atau situasi tersebut dengan memperhatikan prinsip moral.
Berdasarkan prinsip-prinsip moral diatas alternatif yang dipilih adalah
alternatif pertama karena pasien tetap memperoleh haknya sebagai
pasien untuk memperoleh informasi tentang penyakitnya walaupun
tidak dengan segera. Ini memenuhi prinsip moral otonomi, fidelity,
veracity, justice, benefesiens. Selain itu juga alternatif kedua juga
bersifat nonmalefisiens yaitu tidak membahayakan pasien baik fisik
maupun psikis, karena memberitahu pasien saat kondisi tubuh pasien
sudah sedikit membaik dan saat memberitahukan informasi tersebut
perawat menggunakan komunikasi terapeutik dan ditemani oleh
keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing


Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.
Suhaemi, M.E. (2004). Etika Keperawatan: aplikasi pada praktik. Jakarta: EGC
Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing
Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education
Line.
Basmanelly,dkk. (2006). Dilema Etik (Makalah). Jakarta. Program Magister
Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Jiwa, FIK UI.
Efendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas ; Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Hegner, Barbarar. 2003. Nursing Assistant : a Nursing Process Approach, 6/e.
Jakarta: EGC.
Thompson and HO Thompson, Ethic in Nursing, New York: MacMilan Pu-
blishing Co. Inc., 1981, diadaptasikan oleh Kelly, 1987. dalam Priharjo,
1995.
Priharjo,robert.2008.pengantar etika keperawatan.
http://id.scribd.com/doc/20711284/Non-Malefisence
http://arifinjavisarqi.blogspot.com/2012/04/masalah-etika-keperawatan-di-
tinjau.html
http://zaifbio.wordpress.com/2011/05/21/kasus-yang-berhubungan-dengan-
pemecahan-dilema-etik/
http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contoh-kasus.html
Waluyo, Nova, Edison. (2011). Perilaku Perawat Terhadap Orang dengan
HIV/AIDS di Rumah Sakit dan Puskesmas, Jurnal Keperawatan Indonesia,
vol14:no 2:127-132.
Arriza, Dewi, Kaloeti. (2011). Memahami Rekontruksi Kebahagiaan pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip,vol10:no 2:153-162.
Harapan, et al, (2013). HIV-related Stigma and Discrimination: a Study of Health
Care Workers in Banda Aceh, Indonesia, Med J Indones, vol 22: no 1: 22-
29

Anda mungkin juga menyukai