Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DIRUMAH SAKIT ISLA

M KARAWANG RUANG RAWAT INAP MARWAH

Disusun oleh :

KOE RINASARI

1819

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN WIRASABA

PROGRAM KEAHLIAN KARAWANG 2020

LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembibing untuk diaju
kan
Karawang, Maret 2020

Menyetujui :

Pembibing Pembimbing Rumah Sakit

Kusuma Ratih ………………..

Mengetahui

KEPALA SEKOLAH SMK WIRASABA

Dra.Hj Elly Muslikah, Apt, MARS

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

Berkat rahmat hidayah-nya kita dapat menyelesaikan ujian kompetensi keahlian


(UKK) Di Runah Sakit Islam Karawang. Pada kesempatan ini saya hendak menyampaik
an terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Agus M. Sukandar, Mkes, selaku direktur RS Islam Karawang


2. Dra. Hj. Elly Muslikah. Apt, Mars, selaku Kepala Sekolah Wirasaba.
3. Pembina
4. Kusuma Ratih, selaku pembibing SMK Wirasaba
5. Seluruh kepala ruangan Rumah Sakit Islam Karawang yang telah bersedia Mem
bibing kami, sewaktu ujian prakerin.
6. Seluruh staf rumah sakit
7. Terimakasih

Disadari, bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih banyak kekurangan dan kes
alahan. Oleh karena itu, diharapkan kepada berbagaipihak untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan dating.

Semoga laporan akhir ini dapat bagi para pembaca.

Karawang, Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDL

LEMBAR PENGESAH

KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1

1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1

1.2.1 Tujuan Umum………………………………………...…… 1

1.2.2 Tujuan Khusus……………………………………………………. 2

1.3 Ruang Lingkup Penulisan……………………………………………2

1.4 Metode Dan Tehni Penulisan……………………………………….. 2

1.5 Tempat Dan Waktu Melaksanakan Ujian Kompetensi Keahlian….…3

1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………3

BAB II TINJAUAN TEORITIS TEMPAT PELAKSANAAN KEGIAT


AN PRAKERIN……………………………………………….4

2.1 DEFINISI RUMAH SAKIT………………………………………..

2.1.1 RUMAH SAKIT……………………………………..……..

2.1.2 FUNGSI RUMAH SAKIT………………………………….

2.1..3 KLASIFIKASI RUMAH SAKIT………………………….

2.2.2. INSTALASI RAWAT ………………………………………

2.2.1 PENGERTIAN INSTALASI RAWAT INAP………………

2.2.2 FUNGSI INSTALASI RAWAT INAP……………………..

2.2.3 TUGAS ISNTALASI RAWAT INAP…………………….


2.3 PELAYANAN KESEHATAN ……………………………….
2.3.1 BIDANG KEPERAWATAN BAB III………………………
BAB III KEADAAN TEMPAT KEGIATAN PRAKTEK KERJA IND
USTRI……………………………………………………………….
1.2 STRUKTUR ORGANISASI KEPERWATAN RS. ISLAM KAR
AWANG…………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAAN PELAYANAN PRAKERIN………………
A ………………………………………..
1.1 DefinisiI………………………………………………………………
1.2 Etiologi…………………………………………………………….
BAI I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit


yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran napas dan kebanyakan
merupakan infeksi virus. Penderita akan mengalami demam, batuk, dan
pilek berulang serta anoreksia. Di bagian tonsilitis dan otitis media akan
memperlihatkan adanya inflamasi pada tonsil atau telinga tengah dengan
jelas. Infeksi akut pada balita akan mengakibatkan berhentinya pernapasan
sementara atau apnea (Meadow, 2005: 153-154).
ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut
para ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa
karena sistem pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam satu rumah
anggota keluarga terkena pilek, balita akan lebih mudah tertular. Dengan
kondisi anak yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi lebih cepat.
Resiko ISPA mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan
tetapi menyebabkan kecacatan seperti otitis media akuta (OMA) dan
mastoiditis. Bahkan dapat menyebabkan komplikasi fatal yakni pneumonia
(Anonim, 2010: 111).
Pertumbuhan balita yang tercermin pada status gizi dapat dipantau
melalui grafik pertumbuhan berdasarkan standar tertentu misalnya World
Health Organization-The National Center Health Statistics (WHO-NCHS).
Apabila terjadi perubahan grafik pertumbuhan, baik dalam pertumbuhan
massa tubuh maupun pertumbuhan linier, yang keduanya menjurus ke arah
penurunan grafik bila dibandingkan dengan standar, maka dikatakan
mengalami goncangan pertumbuhan (growth faltering) (Satoto, 1990: 10
dalam Royal, 2010: 12).
Goncangan pertumbuhan berkaitan dengan kekurangan gizi sejak bayi
dalam kandungan atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan banyaknya
bayi yang diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 1 bulan,
bahkan sebelum usia 1 bulan. Tingkat kecukupan gizi yang kurang
terutama energi dan protein, pola asuh atau perawatan bayi yang kurang
optimal serta penyakit infeksi (Prawirohartono, 1997: 309 dalam Royal,
2010: 13).
Kejadian ISPA pada balita akan memberikan gambaran klinik yang
lebih berat dan buruk. Hal ini disebabkan karena ISPA pada anak balita
umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum terbentuknya
secara optimal proses kekebalan secara alamiah. Pada orang dewasa sudah
banyak terjadi kekebalan alamiah yang lebih optimal akibat pengalaman
infeksi sebelumnya.
Penyakit ISPA mengalami peningkatan karena erupsi merapi yang
terjadi Tahun 2010 dan luapan aliran lahar dingin yang menyebabkan
lingkungan perumahan sekitar lereng dan bantaran beberapa sungai di
Merapi membawa material batu, pasir, dan debu (polutan) yang
mengakibatkan pencemaran udara. Debu yang beterbangan akibat tiupan
angin dan debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi merupakan
pencemaran udara karena faktor alamiah atau internal (Wardhana, 2004:
28).
Menurut Wardhana (2004: 127), pencemaran partikel seperti debu
pada peristiwa meletusnya gunung berapi merupakan dampak pencemaran
partikel yang disebabkan karena peristiwa alamiah (faktor internal). Secara
umum partikel-partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan
dan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Partikel-partikel
tersebut dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan.
Pada saat menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup
masuk ke dalam paru-paru. Ukuran debu partikel (debu) yang masuk ke
dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan
partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan
bertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel 3-5 mikron akan
tertahan di bagian tengah, partikel lebih kecil 1-3 mikron akan masuk ke
kantung paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil,
kurang 1 mikron akan ikut keluar saat dihembuskan.
Menurut data penyakit pengungsian dari kesehatan bencana Gunung
Merapi Kabupaten Sleman tahun 2010 akibat erupsi merapi, penyakit
ISPA mengalami peningkatan, tercatat dari 10 penyakit di pengungsian
akumulatif, ISPA di peringkat pertama dari per tanggal 25 November 2010
sebanyak 7649 kasus, per tanggal 1 Desember 2010 sebanyak 8526 kasus,
per tanggal 2 Desember 2010 sejumlah 9165 kasus dan mengalami peningk
atan per tanggal 4 Desember 2010 dengan jumlah 9419 kasus.
Penyakit ini potensial menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Menurut data laporan kasus kesakitan Puskesmas Cangkringan Tahun


2011, salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman yang memiliki angka
kejadian ISPA dari 10 besar penyakit yang paling sering diderita oleh
masyarakat adalah Kecamatan Cangkringan, yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Cangkringan. Pada Tahun 2011, di Puskesmas
Cangkringan angka kejadian ISPA menduduki peringkat pertama yaitu
3113 kasus. Berdasarkan data laporan kasus kesakitan Puskesmas
Cangkringan tahun 2011 pada 7 bulan terakhir dari 5 desa kejadian ISPA
pada kisaran umur 1-4 tahun 617 kasus.
Sanitasi rumah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik
beratkan pada pengawasan terhadap struktur fisik, yaitu digunakan sebagai
tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana
sanitasi tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembaban, kepadatan hunian,
penerangan alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah,
sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih (Azwar,
1990: 79-100). Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
kesakitan penyakit menular terutama ISPA. Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA.
Rumah yang jendelanya kurang proporsional ukurannya, menyebabkan
pertukaran udara yang tidak dapat berlangsung dengan baik, akibatnya
asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam rumah. Bayi dan anak
yang sering menghisap asap lebih mudah terserang ISPA. Rumah yang
lembab dan basah karena banyak air yang terserap di dinding tembok dan
matahari pagi sukar masuk dalam rumah juga memudahkan anak-anak
terserang ISPA (Ranuh, 1997: 8).
Perkembangan persebaran penyakit menggambarkan secara spesifik
peran lingkungan terhadap terjadinya penyakit dan wabah dan sejak lama
sudah diperkirakan pengaruh lingkungan terhadap terjadinya penyakit.
Ditinjau dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena
adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Soemirat, 2007: 1
8).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum

Yaitu sebagai pembelajaran dan pengetahuan dalam mengembangka


n pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya materi ISPA.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Dapat melakukan perawatan sesuai dengan rencana keperawatan.


2. Dapat mengkaji, menganalisa masalah keperawatan pada pasien d
engan diagnose ispa
3. Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksa
nakan.
4. Dapat menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan diagno
sa ispa.

1.2.3 Ruang Lingkup Penulisan

Dalam pembahasan ini penulis hanya membahas kasus ispa, sampai


dengan menghasilkan laporan yang berupa pembahasan kasus, tinjau
an kasus, pelaksanaa ujian kompetensi keahlian sampai lampiran-lam
piran dari rumah sakit berupa hasil laboratorium.

1.2.4 Metode Dan Tehnik Penulisan

Untuk mewujudkan suatu hasil akhir yang baik dan dapat dipertangg
ung jawabkan, maka metode penelitian yang dapat membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menggunakan 3 mode yaitu :

1. Wawancara
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, supayamendapatkan informasi sec
ara lengkap dan benar maka penulisan harus melalukan suatu mode tanya d
an jawab kepada pasien mengenai semua kegiatan yang biasa dilalukan pas
ien semasa dia sakit dan sehat.
2. Metode studi pustaka / sumber inform
Metode ini digunakan untuk mengenai topic yang sedang dibahas dengan
mengambil sumber informasi dari buku-buku atau bisa pula dapat dari inter
net, serta mengumpulkan data-datanya yang berhubungan dengan kasus ya
ng saya ambil dan saya buat.
3. Metode Konsultasi
Pada tahap ini ialah tahap tanya jawab kepada guru pembibing masing-ma
sing kelompok dengan yang telah diambil dan dibuat, dengan adanya meto
de konsultasi dan diskusi maka akan memberikan suatu pentunjuk atau aka
n diberikan arahan jika ada sesuatu yang salah, sehingga dapat membantu p
enulis untuk mengetahui kekurangan penulis dalam pembuatan lamporan y
ang baik dan benar.

1.2.5 Tempat Dan Waktu Melaksanakan Ujian Kompetensi Keahlian

Ujian Kompetensi Keahlian dilaksanakan di


Rs. Islam Karawang.

1.2.6 Sistematika Penulisan


Sistematika ini disusun dari V bab ( 5 Bab ) yaitu :

BAB I
: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
tujuan penulisan, tujuan umum, tujuan khusus, ruang lingkup
penulisan, metode dan tehnik penulisan , tempat dan waktu
pelaksanaan uji kompetensi keahlian.

BAB II

: Tinjauan teoritis yang terdiri dari definisi RS, klasifikasi RS,


Instalasi Rawat, pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang,
Pelayanan medik

BAB III

: Sejarah RS, visi misi dan motto RS, struktur organisasi RE

BAB V

: Definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, penat


alaksanaan, pemeriksaan penunjang, diagnosa keperawatan, pengkaji
an, pola kebiasaan dirumah dan dirumah sakit

BAB IV

: Penutup, kesimpulan, dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN PR
AKERIN

2.1 DEFINISI RUMAH SAKIT


2.1.1 RUMAH SAKIT
Menurut Undang Undang RI No,44 Tahun 2009, Rumah Sakit
Adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang meliputi promotiv, preventif, kuratif,
rehabilitative.

2.1.2 FUNGSI RUMAH SAKIT


Menurut Undang Undang No,44 Tahun 2009, fungsi Rumah Sakit ad
alah :
1. Pelayanan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pela
yanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai k
ebutuhan medis
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayan
an.

2.1..3 KLASIFIKASI RUMAH SAKIT


Menurut Undang Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Klasifikasi rumah sakit adalah sebagai berikut;
1. Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayana medik paling sedikit 4 spesialis dasar 5
spesialis penunjang medik, 12 spesialis 13 subspesialis.
2. Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayan medik paling sedikit 4 spesialis
dasar 4 spesialis penunjang medik 8 spesialis lain dan 2 subsp
esialis dasar.

3. Rumah Sakit Unun Kelas C

Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan


Kemampuan layanan medik paling sedikit 4 spesialis penunjang
medik
4. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan p


elayanan medik paling sedikit 2 fasilitas dasar.

2.2.2. INSTALASI RAWAT


2.2.1 PENGERTIAN INSTALASI RAWAT INAP
Instalasi rawat inap adalah suatu unit dirumah sakit
yang merupakan fasilitas penyelenggaraan keperawatan dibaw
ah seseorang pimpinan kepala ruangan dan memenuhi persyar
atan secara hokum untuk mengadakan, menyediakan dan mene
gelola seluruh aspek penyediaan pembekalan kesehatan dirum
ah sakit yang berinti akan pelayanan produk yang lengkap dan
pelayanan klinik yang sifat pelayanaanya berorientasi pada ke
pentingan pasien.

2.2.2 FUNGSI INSTALASI RAWAT INAP


Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan
Fungsi (pasien pasien yang dirawat) sebagai berikut:

1. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien yang mendodrong


pasien untuk berperan serta didalam memenuhi kebutuhan
kesehatanya.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan p
erorangan , kesehatan lingkungan, kesehatan mental, gizi, k
esehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan kecelakaa
n.
3. Memberi asuhan keperawatan kepada pasien yang meliputi
perawatan darurat, serta bekerja sama dengan dokter dalam
program pengobatan.
4. Melaksanakan rujuan dari organisasi kesehatan lainya.
5. Melaksanakan pencatatn pelaporan asuhan keperawatan.

2.2.3 TUGAS ISNTALASI RAWAT INAP


Sebagai penjabaran dari fungsi maka tuags tenaga keper
awatan adalah:
1. Memeliahara kebersihan dan keterampilan daam ruangan.
2. Menerima pasien baru
3. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode proses keperawatan.
4. Mempersiapkan pasien keluar
5. Membimbing dan menawari perkarya kesehatan dan perkar
ya rumah tangga .
6. Mengatur tugas jaga
7. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis p
akai dan obat
8. Mengelola administrasi,

2.3 PELAYANAN KESEHATAN


2.3.1 BIDANG KEPERAWATAN

Bidang keperawatan yaitu seseorang yang mempunyai


tugas melaksanakan, mengatur, mengendaliakn dan mengkoor
dinasi pelaksanaa kegiatan keperawatan, logistic keperawatan
dan SDM keperawatan, mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan perencanaan, pergerakaan dan pelaksanaan, pe


ngawasan pengendalian dan penilaian kegiatan asuhan kepe
rawatan.
2. Pelaksanaan perencanaa, pergerakaan dan pelaksanaan pen
gawasan, pengendalian dan penilaian kegiatan logistic kper
awatan
3. Pelaksanaa, perencanaan, pergerakan dan pelaksanaan, pen
gawasan, pengendalian dan penilaian kegiatan SDM.
BAB III
KEADAAN TEMPAT KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

1. Sejarah Rumah Sakit Islam Karawang Rumah Sakit Islam Karawan


g dikelola oleh Yayasan Singaperbangsa Karawang. Yayasan Singap
erbangsa Karawang didirikan berdasarkan akta notaris Khaddijah Sy
ahbudi Saleh SH No. 14 Tahun 1999 tanggal 20 Mei 1999.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor ; 16 Tahun 2001 Tentang yaya
san dalam perkembangan hukum dalam masyarakat, serta terhadap b
eberapa subtansi yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran maka
perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang tersebut.
Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian da
n keterlibatan hukum, serta memberikan permohonan yang benar kep
ada masyarakat mengenai masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan sebagai mana di maksud di atas telah di b
entuk Undang-Undang perubahan atas Undang-Undang Nomer ; 16
Tahun 2001 yaitu Undang-Undang republik indonesia Nomer 28 : Ta
hun 2004 Tentang Yayasan Singaperbangsa Karawang berubah angg
aran dasar Yayasan Singaperbangsa Nomer 16 : Tahun 2005 tanggal
30 November 2005.
a.Nama dan Tempat Kedudukan
Yayasan Singaperbangsa berkedudukan dan berkantor pusat di jalan
pangkal perjuangan KM 2 (By pass)
b.Maksud dan Tujuan
Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang :
1.Sosial
2.Kemanusiaan
c.Organisasi Yayasan :
1.Pembina
2.Pengurus
3.Pengawas
d.Susunan Pengurus Yayasan Singaperbangsa Karawang
Pembina : H. Jamal Safiudin.
Ketua : H. Mohamad Toha Purawinata BA.
Sekretaris : Hasuni Efendi BSC.
Bendahara : H. Dayat BSC.

Berdasarkan keputusan mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik In


donesia Nomor : C.46. HT. 01. 02. Th.2006 menerapkan memberikan
pengesahan akta Yayasan Singaperbangsa NPWP : 1.798.453.5 498 berke
dudukan di jalan Pangkal Perjuangan KM 2 (By Pass) Tanjung Pura, Keca
matan Karawang Barat, Kabupaten Karawang Sesuai Akta Nomor : 14 tang
gal 20 Mei 1999 dan Nomor : 16 tanggal 30 Januari 2006.
a.Visi
“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Karawang dan sekitarnya
melalui
Pelayanan Kesehatan yang Islami serta mengutamakan Mutu dan Keselama
tan Pasien”
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan nor
ma dansaling menghargai kepada setiap orang, tanpa membedakan status s
osial,golongan,suku,dan agama
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang islami serta mengutamaka
n bermutudan keselamatan pasien
3. Mengelola asset secara efektif dan efisien bagi kesejahteraan dan penge
mbanganrumah sakit dengan memanfaatkan potensi kota industri, pertanian,
dan wisata
4. Mengembangkan Sumber Daya Manusia sesuai dengan kompetensi nila
i-nilai, norma-norma islami, bekerja dalam tim, dan professional
5. Menjadikan Iman, Islam, dan Ihsan sebagai budaya Organisasi.
c.Motto
Rumah Sakit Islam Karawang mempunyai Motto :
CARE
“Cepat, Akurat, Rahman Rahim, Efektif dalam Pelayanan”
1.2 STRUKTUR ORGANISASI KEPERWATAN RS. ISLAM KA
RAWANG

DIREKTUR
Dr. Agus M Sukandar .M.Kes

KABID PELAYANAN MEDIS


Dr. Aviando Aditya Putra

KEPALA SEKSI PELAYANAN KEP


ERAWATAN

Supriologi,AMK

KOORD. ASUHAN KEP KOORD. DIKLATBANG


KA. INSTALASI KA. INSTALASI SDM KEPERAWATAN
ERAWATAN KA. UNIT GAW KA. KAMAR OPE
RAWAT JALAN RAWAR INAP
RASI
AT DARURAT Ai Kartini.AMK
Nurlaela.AMK
Drg. Farida Kartik Ani. Maryan. AMK
Dr. Gumam
a Sari
1.3 Sumber Daya Manusia
 Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Islam Karawang berjumla
h 360 orang.
 Jumlah perawat semuanya berjumlah 134 orang.
 Jenis kelamin
 Laki-laki : 56 orang
 Perempuan : 78 orang
 Jumlah perawat yang bertugas di semua ruangan di Rumah Sak
it Islam Karawang
 jumlahnya berbeda-beda. Berikut keterangannya :
 Ruangan Marwah
 Perawat wanita : 4 orang
 Perawat laki-laki : 8 orang
 Ruangan Annisa
 Bidan : 5 orang
 Ruangan Jabalnur
 Perawat wanita : 6 orang
 Perawat laki-laki : 6 orang
 Ruangan Assyifa
 Perawat wanita : 5 orang
 Perawat laki-laki : 5 orang
 Ruangan Shaffa
 Perawat perempuan : 6 orang
 Perawat laki-laki : 5 orang
 Ruangan Jabal Rohmah
 Perawat wanita : 10 orang
 Perawat laki-laki : 8 orang
Jadi, total semua perawat yang bertugas di ruangan instalasi rawat ina
p berjumlah 63perawat
1.4Sumber Daya Lain (Fasilitas) Yang Menunjang
1.4.1.Fasilitas Kerja
Terdapat bed lengkap selimut dan bantal, O2, kursi tunggu, standar in
fus, lemari kecil, dan pelayanan professional.
1.4.2.Fasilitas Lain
 Fasilitas sosial : tempat peibadatan, bermain, dan taman.
 Fasilitas ekonomi : kantin, pojok asi, dan koperasi

1.5Lingkungan Kerja
Rumah Sakit Islam Karawang adalah Rumah Sakit yang berada dija
lan PangkalPerjuangan KM 2 (By Pass) ditinjau dari lokasinya Ruma
h Sakit Islam Karawangberada di jalur lalu lintas yang ramai sehingg
a sangat baik untuk pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Islam Karawang mempunyai lingkungan kerja yang sa
ngat baik.Ruangan kerja dan tata ruangan yang rapih dan teratur yan
g dibersihkan setiap hari. Hubungan interaksi antara karyawan terjali
n sangat baik dan haemonis. Para karyawan di Rumah Sakit Islam Ka
rawang sangat membantu kami dalam melaksanakan PRAKERIN ini.

BAB IV
PEMBAHASAAN PELAYANAN PRAKERIN

A. TINJAUAN TEORITIS ISPA


1.1 DEFINISI

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran


pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura
(Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut
akibat infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur
yang berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14
hari.

1.2 ETIOLOGI

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain
(Suhandayani, 2007).
1.3 MANIFESTASI KLINIS

Gejala ISPA sebenarnya tak hanya menyoal satu atau dua tanda saja. Se
bab, infeksi yang menyerang pernapasan bagian atas ini bisa menimbul
kan berbagai keluhan. Berikut beberapa gejala ISPA yang umumnya di
alami pengidapnya.

 Hidung tersumbat dan pilek.


 Batuk kering tanpa dahak.
 Demam ringan.
 Nyeri tenggorokan.
 Nyeri kepala ringan.
 Bernapas cepat atau kesulitan bernapas.
 Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen.
 Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan d
emam.

1.4 KLASIFIKASI ISPA

Menurut Program Pemberantasan Penyakit ISPA terdapat 2 golongan


klasifikasi penyakit ISPA yaitu pneumonia dan bukan pneumonia.
Berdasarkan derajat beratnya penyakit, pneumonia itu sendiri dibagi lag
i menjadi pneumonia berat dan pneumonia tidak berat (Saputri,I.W. 201
6).Secara lebih jelasnya ISPA diklasifikasikan kedalam beberapa kelo
mpok sebagai berikut (Kunoli,F.J. 2013):
a. Untuk kelompok usia 2 bulan sampai < 5 tahun, dibedakan dalam 3
klasifikasi, antara lain:
1) Pneumonia berat, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar berna
fas,
serta adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (chest
indrawing)
2) Pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bernafas, n
afas
cepat sebanyak 50 kali atau lebih/menit untuk usia 2 bulan sampai < 1
tahun, 40 kali atau lebih/menit untuk usia 1 sampai < 5 tahun.
3) Bukan pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bern
afas,
tidak ada nafas cepat serta tidak adanya `tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam.`
b. Untuk usia < 2 bulan, klasifikasi terdiri dari:
1) Pneumonia berat, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar berna
fas,
nafas cepat 60 kali atau lebih/menit atau tarikan kuat dinding dada bagi
an
bawah kedalam.
2) Bukan pneumonia, ditandai dengan adanya batuk dan atau sukar bern
afas,
tidak adanya nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian baw
ah kedalam

1.5 PATOFISIOLOGI

Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas.


Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bak
teri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udar
a, inspirasi dirongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglottis, pembersi
han mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh p
enderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme system pert
ahanan tersebut, akibatnya terjadi invasi didaerah-daerah saluran perna
pasan atas maupun bawah.
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh
karena itu, maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disea
se. Penularan melalui udara dimagsudkan adalah cara penularan yang te
rjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontamin
asi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar pen
ularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur pen
yebab atau mikroorganisme penyebab (Masriadi,2017). ISPA dapat me
nular melalui beberapa cara, yaitu(Rosana,E.N. 2016) :

a. Transmisi droplet
Droplet berasal dari orang (sumber) yang telah terinfeksi atau yang
telah menderita ISPA. Droplet dapat keluar selama terjadinya batuk, ber
sin dan berbicara. Penularan terjadi bila droplet yang mengandung
mikroorganisme ini tersembur dalam jarak dekat (<1m) melalui udara d
an terdeposit di mukosa mata, mulut, hidung, tenggorokan, atau faring
orang lain. Karena droplet tidak terus melayang di udara.

b. Kontak Langsung .Yaitu kontak langsung atau bersentuhan dengan b


agian tubuh yang terdapat pathogen, sehingga pathogen berpindah ke tu
buh yang bersentuhan

1.6 PENATALAKSANAAN

Bayi baru lahir dan bayi berusia satu bulan atau disebut ‘bayi muda’
yang menderita pneumonia dapat tidak mengalami batuk dan frekuensi
pernapasannya secara normal sering melebihi 50 kali permenit. Infeksi
bakteri pada kelompok usia tersebut dapat hanya menampakkan tanda k
linis yang spesifik, sehingga sulit untuk membedakan pneumonia dari s
epsis dan meningitis. Infeksi tersebut dapat cepat fatal pada bayi muda
yang telah diobati dengan sebaik-baiknya di rumah sakit dengan antibio
tik parenteral. Cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kemati
an karena pneumonia adalah dengan memperbaiki manajemen kasus da
n memastikan adanya penyediaan antibiotik yang tepat secara teratur m
elalui fasilitas perawatan tingkat pertama dokter praktik umum. Langka
h selanjutnya untuk mengurangi angka kematian karena pneumonia dap
at dicapai dengan menyediakan perawatan rujukan untuk anak yang me
ngalami ISPA berat memerlukan oksigen, antibiotik lini II serta keahlia
n klinis yang lebih hebat (Masriadi,2017).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengu
rangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.
Adapun pengobatan yang dapat diberikan, yaitu (Kunoli,J.Firdaus.
2013):
a. Pneumonia berat: Dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parent
eral, oksigen dan sebagainya.
b. Pneumonia: Diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila pender
ita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau dengan pemberian kotrimo
ksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengga
nti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
c. Bukan pneumonia: Tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan pera
watan di rumah, untuk batu dapat digunakan obat batuk tradisional atau
obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti Kod
ein, Dekstrometorfan dan Antihistamin. Bila demam diberikan obat pen
urun panas yaitu parasetamol. Pederita dengan gejala batuk pilek bila p
ada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) di
sertaI pembesaran kelenjar getah bening di leher, dianggap sebagai rada
ng tenggorokan oleh kuman Strepcoccuss dan harus diberi antibiotic (P
enisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tan
da bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanju
tnya

1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemerksaan Laboratorium
Trombosit turun
Banyaknya sputum

1.1.1 DEFINISI ANAK


Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau
belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan k
edua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang
dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah d
ewasa.

Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merenta


ng dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini bias
anya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setar
a dengan tahun tahun sekolah dasar

1.1.2 MASALAH YANG MUNCUL PADA ANAK


1) Tidak patuh
2) Terpentrum
3) Menarik diri
4) Agresif verbal atau fisik
5) Implusif

1.2. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK


1.2.1 DEFINISI TUMBANG
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali ke
bentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka, grafi
k dsb).
Perkembangan adalah
proses menuju ke tingkat kedewasaan / pematangan tidak dapat diukur teta
pi hanya dapat di amati.

1.2.2 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBA


NG
a) Faktor genetic
b) Faktor lingkungan
c) Faktor biologis
d) Faktor fisik

1.2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.G DENGAN DIAGNOSA “IS


PA’’ DI RUMAH SAKIT ISLAM KARAWANG

A. Indentitas Pasien

Nama : An.G
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 1 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa :Indonesia
Alamat : Dsn Rengas jaya RT 13/12
Ds. RDK Selatan
Tanggal Masuk RS : 11-03-2020 jam 16.35 WIB
Tanggal Pengkajian :12-03-2020 jam 09.00 WIB
NO.RM :09.95.70

B. Penanggung jawab pasien


Nama : Tn. A
Hubungan Dengan Pasien : Keluarga
Umur : 35 Tahun
Alamat : Dsn Rengas jaya RT 13/12
Ds. RDK Selatan

C. Riwayat Ksehatan
1) Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan batuk terus menerus, pilek, adanya sptum,
demam selama 3 hari
2) Keluhan Sekarang
Batuk terus menerus, gelisah, tidak nyamam di daerah tenggoroka
n

3) Kesehatan masah lalu


Ibu pasien mengatakan tidak ada yang mengalaminya

4) Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada yang mengalaminya

5) Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan,
minuman, obat-abatan dan lain-lain

D. GENOGRAM
KETERANGAN :

: Laki- Laki

: Perempuan

: Keturunan

: Serumah

: Menikah

: Pasien

E. POLA KEBIASAAN
NO KEBIASAAN DI Rumah DI Rumah Sakit
1 NUTRISI Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien kadang maka n, makan habis hanya s
n habis 1 porsi atau ½ edikit (tidak nafsu mak
porsi perhari dengan la an)
uk
2 Cairan Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien minum kuran n, pasien minum kuran
g lebih 4 gelas dalam s g lebih 1 gelas/hari
ehari Infusan : RL 20 TPM/
8 Jam ( 1500cc/24Jam)
Antibiotik :Ampicillin
3 Eliminasi BAB Ibu pasien mengataka Selama dirumah sakit
n, pasien BAB normal dan dirawat 2 hari pasi
en belum BAB

Ibu pasien mengataka


BAK n, paien BAK normal Ibu pasien mengataka
n, pasien BAK 3 – 4x/
hari

4 Istirahat Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka


n, pasien dirmah tidur n, pasien dirumah sakit
dengan normal sering terbangun karen
a tidak nyaman nya jal
an nafas
5 Personal hygiene Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien mandi 2x/har n, selama dirawat 2 har
i, gosok gigi 2x/hari, k i pasien hanya mandi 1
eramas 3x/minggu dan x dan gosok gigi 1x, m
menggunting kuku bila enggunting kuku bila P
panjang anjang
6 Aktivitas Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien sangat aktiv n, selama dirumah saki
ketika bermain t aktivitas hanya berbar
ing ditempat tidur

E. PSIKOLOGIS

1) Penampilan
Pasien menangis, pakaian kurang rapi
2) Status Mental
Pasien terlihat menangis dengan suara agak Wheezing…
3) Konsep diri
- Gambaran diri : Pasien terus menangis

F. PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos Mentis


Keadaan Umum : Menangis
Observasi TTV : TD 90/60 mmHg
S 35,4°C
N 35x/menit
R 15x/menit
Berat badan :
Kepala : Inspeksi, bentuk kepala simetris
Palpasi, tidak ada benjolan atau nye
ri
Mata : Inspeksi, simteris, konjungtiva
normal, skelra normal
Hidung : Simetris, Didalam hidung terdapat
secret
Telinga : Inspeksi, simetris dan fungsi
pendengaran normal
Mulut dan faring : inspeksi, simetris dan bibir pucat
Thorax : inspeksi, Nafas cepat dan tarikan
bawah kedalam
Auskultasi, terdapat suara stridor
dan wheezing
Abdomen : inspeksi, simetris
Integumen : Turgor kulit elastis, warna putih,
dan kulit bersih
Genetalia : Bersih dan tidak da benjolan
Ekstremitas : Perkusi, reflek pateleki dengan
reflek hammer
Lengan dan kaki simetris

G. THERAPY MEDIS

NAMA OBAT DOSIS CARA PEMBERIAN


RL 20 TPM/8jam Infusan

AMPICILLIN Infusan

H. DATA PENUNJANG LAB


Nama Test Hasil Nilai Normal
Trombosit Turun 150000 – 500000 ul

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. G Dx Medis : Ispa


No. RM : 099570 Ruangan : Marwah

NO Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Prioritas


1 12 Maret 2020 Ketidak efektian jalan nafas ya
09.00 ng ditandai dengan :

Ds : -Ibu pasien mengatakan


Ketika pasien batuk
keluar dahak
- Terdengar suara
I
Grok…grok…
Do : - Pasien tampak
merengek karena tidak
nyaman dalam
tenggorokan

2 13 Maret 2020 Gangguan saluran pernafasan


09.35
Ds : - Ibu pasien mengatakan
Pasien batuk dan susah
Bernafas II
Do : - Bibir terlihat pecah –
pecah
J. Rencana Keperawatan

Nama : An. G Dx :ISPA


No. RM : 099570 Ruagan : Marwah

Diagnosa keperawatan Rencana Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Ketidak efektian jalan nafas ya Setelah dilakukan pera 1. Gunakan nebul untuk
ng ditandai dengan : watan diharapkan tidak mencairkan sputum
ada lagi suara Wheezing
Ds : -Ibu pasien mengatakan dalam jangka waktu 2x2 2. Anjurkan Minum Air
Ketika pasien batuk 4 jam dengan kriteria ha Hangat
keluar sputum sil :
- Terdengar suara - Tidak ada batuk terus 3. Hidangkan Makanan
Grok…grok… Menerus semenarik mungkin
Do : - Pasien tampak - Tidak ada lagi suara
merengek karena tidak wheezing 4. Anjurkan makan
nyaman dalam selagi hangat
tenggorokan
5. Berikan obat dengan
sesuai anjuran dokter

Gangguan saluran pernafasan Setelah dilakukan peraw 1. Ventilasi dibuka


atan diharapkan pernafa
Ds : - Ibu pasien mengatakan san jalan kembali norma 2. Anjurkan minuman h
Pasien batuk dan susah l dalam jangka waktu 2x angat
Bernafas 24 jam dengan kriteria h
asil : 3. Berikan vitamin C
Do : - Bibir terlihat pecah –
pecah - Menunjukan bersihnya
jalan nafas
- Bibir tidak terlihat
pecah – pecah kembali

K. IMPLEMENTASI

Nama : An. G Dx Medis : ISPA


No.RM : 099570 Ruangan : Marwah

No Dx Tanggal/jam Implementasi Respon Paraf


I 12 Maret 2020 Membina hubungan kelu
09.35 arga pasien dan menjalin
kerja sama
Koe

II 09.50 Mengkaji keadaan pasien Ibu pasien menga


takan, pasien tida
k nyaman dengan
sauna tempatnya
Koe

Pasien menangis
III 09.55 Memberikan obat kepada
pasien melalui selang inf
usan

Koe

Linen tampak ber


IV 10.15 Mengganti linen pasien sih dan rapi
Koe

Ibu pasien menge


V 10.35 Menganjurkan pasien mi rti dan mengikuti
num-minuman hangat apa yang dianjurk
an perawat Koe

Ibu pasien menge


rti dan mengikuti
VI 11.00 Menganjurkan pasien unu apa yang dianjurk
tuk makan makanan selag an perawat
i hangat
Koe
S : 35,4°C

VII 11.10 Mengobservasi TTV

Koe
Nebulasi telah dil
akukan

VIII 11.20 Nebulasi


Koe
L. EVALUASI

Nama : An. G Dx Medis : ISPA


No. RM : 099570 Ruangan : Marwah

No Dx Tanggal/jam Evaluasi Paraf


1 12 Maret 2020 / 09.0 S : Ibu pasien mengatakan, pasien
0 sudah tidak batuk terurs meneru
s

O : Pasien terlihat tidak batuk terus

A : Masalah pasien batuk terus


menerus

P : Intervensi dihentikan

2 12 Maret 2020 / 09.3 S : Ibu pasien mengatakan, pasien


0 tidak ada lagi sputum

O : Tidak ada lagi suara wheezing


A : Adanya suara wheezing

P : Intervensi dihentikan

3 12 Maret 2020 / 10.0 S : Ibu pasien mengatakan, bibir


0 pasien tidak pecah – pecah

O : Bibir tidak pecah – pecah

A : Masalah bibir pecah – pecah

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai