Disusun oleh :
KOE RINASARI
1819
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembibing untuk diaju
kan
Karawang, Maret 2020
Menyetujui :
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Disadari, bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih banyak kekurangan dan kes
alahan. Oleh karena itu, diharapkan kepada berbagaipihak untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan dating.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDL
LEMBAR PENGESAH
KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan suatu hasil akhir yang baik dan dapat dipertangg
ung jawabkan, maka metode penelitian yang dapat membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menggunakan 3 mode yaitu :
1. Wawancara
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, supayamendapatkan informasi sec
ara lengkap dan benar maka penulisan harus melalukan suatu mode tanya d
an jawab kepada pasien mengenai semua kegiatan yang biasa dilalukan pas
ien semasa dia sakit dan sehat.
2. Metode studi pustaka / sumber inform
Metode ini digunakan untuk mengenai topic yang sedang dibahas dengan
mengambil sumber informasi dari buku-buku atau bisa pula dapat dari inter
net, serta mengumpulkan data-datanya yang berhubungan dengan kasus ya
ng saya ambil dan saya buat.
3. Metode Konsultasi
Pada tahap ini ialah tahap tanya jawab kepada guru pembibing masing-ma
sing kelompok dengan yang telah diambil dan dibuat, dengan adanya meto
de konsultasi dan diskusi maka akan memberikan suatu pentunjuk atau aka
n diberikan arahan jika ada sesuatu yang salah, sehingga dapat membantu p
enulis untuk mengetahui kekurangan penulis dalam pembuatan lamporan y
ang baik dan benar.
BAB I
: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
tujuan penulisan, tujuan umum, tujuan khusus, ruang lingkup
penulisan, metode dan tehnik penulisan , tempat dan waktu
pelaksanaan uji kompetensi keahlian.
BAB II
BAB III
BAB V
BAB IV
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN PR
AKERIN
DIREKTUR
Dr. Agus M Sukandar .M.Kes
Supriologi,AMK
1.5Lingkungan Kerja
Rumah Sakit Islam Karawang adalah Rumah Sakit yang berada dija
lan PangkalPerjuangan KM 2 (By Pass) ditinjau dari lokasinya Ruma
h Sakit Islam Karawangberada di jalur lalu lintas yang ramai sehingg
a sangat baik untuk pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Islam Karawang mempunyai lingkungan kerja yang sa
ngat baik.Ruangan kerja dan tata ruangan yang rapih dan teratur yan
g dibersihkan setiap hari. Hubungan interaksi antara karyawan terjali
n sangat baik dan haemonis. Para karyawan di Rumah Sakit Islam Ka
rawang sangat membantu kami dalam melaksanakan PRAKERIN ini.
BAB IV
PEMBAHASAAN PELAYANAN PRAKERIN
1.2 ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain
(Suhandayani, 2007).
1.3 MANIFESTASI KLINIS
Gejala ISPA sebenarnya tak hanya menyoal satu atau dua tanda saja. Se
bab, infeksi yang menyerang pernapasan bagian atas ini bisa menimbul
kan berbagai keluhan. Berikut beberapa gejala ISPA yang umumnya di
alami pengidapnya.
1.5 PATOFISIOLOGI
a. Transmisi droplet
Droplet berasal dari orang (sumber) yang telah terinfeksi atau yang
telah menderita ISPA. Droplet dapat keluar selama terjadinya batuk, ber
sin dan berbicara. Penularan terjadi bila droplet yang mengandung
mikroorganisme ini tersembur dalam jarak dekat (<1m) melalui udara d
an terdeposit di mukosa mata, mulut, hidung, tenggorokan, atau faring
orang lain. Karena droplet tidak terus melayang di udara.
1.6 PENATALAKSANAAN
Bayi baru lahir dan bayi berusia satu bulan atau disebut ‘bayi muda’
yang menderita pneumonia dapat tidak mengalami batuk dan frekuensi
pernapasannya secara normal sering melebihi 50 kali permenit. Infeksi
bakteri pada kelompok usia tersebut dapat hanya menampakkan tanda k
linis yang spesifik, sehingga sulit untuk membedakan pneumonia dari s
epsis dan meningitis. Infeksi tersebut dapat cepat fatal pada bayi muda
yang telah diobati dengan sebaik-baiknya di rumah sakit dengan antibio
tik parenteral. Cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kemati
an karena pneumonia adalah dengan memperbaiki manajemen kasus da
n memastikan adanya penyediaan antibiotik yang tepat secara teratur m
elalui fasilitas perawatan tingkat pertama dokter praktik umum. Langka
h selanjutnya untuk mengurangi angka kematian karena pneumonia dap
at dicapai dengan menyediakan perawatan rujukan untuk anak yang me
ngalami ISPA berat memerlukan oksigen, antibiotik lini II serta keahlia
n klinis yang lebih hebat (Masriadi,2017).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengu
rangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.
Adapun pengobatan yang dapat diberikan, yaitu (Kunoli,J.Firdaus.
2013):
a. Pneumonia berat: Dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parent
eral, oksigen dan sebagainya.
b. Pneumonia: Diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila pender
ita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau dengan pemberian kotrimo
ksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengga
nti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
c. Bukan pneumonia: Tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan pera
watan di rumah, untuk batu dapat digunakan obat batuk tradisional atau
obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti Kod
ein, Dekstrometorfan dan Antihistamin. Bila demam diberikan obat pen
urun panas yaitu parasetamol. Pederita dengan gejala batuk pilek bila p
ada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) di
sertaI pembesaran kelenjar getah bening di leher, dianggap sebagai rada
ng tenggorokan oleh kuman Strepcoccuss dan harus diberi antibiotic (P
enisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tan
da bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanju
tnya
A. Pemerksaan Laboratorium
Trombosit turun
Banyaknya sputum
A. Indentitas Pasien
Nama : An.G
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 1 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa :Indonesia
Alamat : Dsn Rengas jaya RT 13/12
Ds. RDK Selatan
Tanggal Masuk RS : 11-03-2020 jam 16.35 WIB
Tanggal Pengkajian :12-03-2020 jam 09.00 WIB
NO.RM :09.95.70
C. Riwayat Ksehatan
1) Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan batuk terus menerus, pilek, adanya sptum,
demam selama 3 hari
2) Keluhan Sekarang
Batuk terus menerus, gelisah, tidak nyamam di daerah tenggoroka
n
4) Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada yang mengalaminya
5) Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan,
minuman, obat-abatan dan lain-lain
D. GENOGRAM
KETERANGAN :
: Laki- Laki
: Perempuan
: Keturunan
: Serumah
: Menikah
: Pasien
E. POLA KEBIASAAN
NO KEBIASAAN DI Rumah DI Rumah Sakit
1 NUTRISI Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien kadang maka n, makan habis hanya s
n habis 1 porsi atau ½ edikit (tidak nafsu mak
porsi perhari dengan la an)
uk
2 Cairan Ibu pasien mengataka Ibu pasien mengataka
n, pasien minum kuran n, pasien minum kuran
g lebih 4 gelas dalam s g lebih 1 gelas/hari
ehari Infusan : RL 20 TPM/
8 Jam ( 1500cc/24Jam)
Antibiotik :Ampicillin
3 Eliminasi BAB Ibu pasien mengataka Selama dirumah sakit
n, pasien BAB normal dan dirawat 2 hari pasi
en belum BAB
E. PSIKOLOGIS
1) Penampilan
Pasien menangis, pakaian kurang rapi
2) Status Mental
Pasien terlihat menangis dengan suara agak Wheezing…
3) Konsep diri
- Gambaran diri : Pasien terus menangis
F. PEMERIKSAAN FISIK
G. THERAPY MEDIS
AMPICILLIN Infusan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidak efektian jalan nafas ya Setelah dilakukan pera 1. Gunakan nebul untuk
ng ditandai dengan : watan diharapkan tidak mencairkan sputum
ada lagi suara Wheezing
Ds : -Ibu pasien mengatakan dalam jangka waktu 2x2 2. Anjurkan Minum Air
Ketika pasien batuk 4 jam dengan kriteria ha Hangat
keluar sputum sil :
- Terdengar suara - Tidak ada batuk terus 3. Hidangkan Makanan
Grok…grok… Menerus semenarik mungkin
Do : - Pasien tampak - Tidak ada lagi suara
merengek karena tidak wheezing 4. Anjurkan makan
nyaman dalam selagi hangat
tenggorokan
5. Berikan obat dengan
sesuai anjuran dokter
K. IMPLEMENTASI
Pasien menangis
III 09.55 Memberikan obat kepada
pasien melalui selang inf
usan
Koe
Koe
Nebulasi telah dil
akukan
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan