Anda di halaman 1dari 76

FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN
KEPATUHAN PENDERITA
HIPERTENSI DALAM MENJALANI
PENGOBATAN DI PUSKESMAS
KUTABUMI
Jacqueline Tasha Margono : 01073180060
Johanna Fredda C. Maitimu : 01073180097
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.5 MANFAAT PENELITIAN
LATAR BELAKANG
● Hipertensi : 10 penyakit tidak menular di
Indonesia
● Hipertensi dari JNC VIII tahun 2014 yaitu
≥140/≥90 mmHg
● RISKESDAS tahun 2018, prevalensi 34,1%
meningkat dari 25,8% tahun 2013

● Tingkat kepatuhan minum obat


hipertensi sebesar 50-60%  komplikasi
LATAR BELAKANG
● Observasi awal : kepatuhan minum obat di
Puskesmas Kutabumi tahun 2019 yaitu 14%

● Alasan tidak kembali dari wawancara 20


responden yaitu : 16 tidak patuh, 4 patuh

 9 responden : Tidak ada gejala

 4 responden : Alternatif pengobatan lain

 2 responden : Kesibukan lain

 1 responden : kurangnya edukasi untuk


kontrol
RUMUSAN MASALAH
1) Adakah hubungan antara jenis kelamin
dengan kepatuhan penderita hipertensi ?
2) Adakah hubungan antara tingkat
pendidikan terakhir dengan kepatuhan
penderita hipertensi ?
3) Adakah hubungan antara status
pekerjaan dengan kepatuhan penderita
hipertensi ?
4) Adakah hubungan antara lama menderita
hipertensi dengan kepatuhan penderita
hipertensi ?
5) Adakah hubungan antara keikutsertaan
asuransi kesehatan dengan kepatuhan
penderita hipertensi ?
RUMUSAN MASALAH
6) Adakah hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang hipertensi dengan
kepatuhan penderita hipertensi ?
7) Adakah hubungan antara keterjangkauan
akses pelayanan kesehatan dengan
kepatuhan penderita hipertensi ?
8) Adakah hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan penderita
hipertensi ?
9) Adakah hubungan antara peran tenaga
kesehatan dengan kepatuhan penderita
hipertensi ?
10) Adakah hubungan antara motivasi
berobat dengan kepatuhan penderita
hipertensi ?
TUJUAN UMUM
Mengetahui beberapa faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan
penderita hipertensi dalam
menjalani pengobatan di
Puskesmas Kutabumi
1. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin
TUJUAN KHUSUS dengan kepatuhan penderita hipertensi.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan terakhir dengan kepatuhan penderita
hipertensi.
3. Untuk mengetahui hubungan antara status
pekerjaan dengan kepatuhan penderita hipertensi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara lama
menderita hipertensi dengan kepatuhan penderita
hipertensi
5. Untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan
asuransi kesehatan dengan kepatuhan penderita
hipertensi
6. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
TUJUAN KHUSUS pengetahuan dengan kepatuhan penderita
hipertensi.
7. Untuk mengetahui hubungan antara
keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan
dengan kepatuhan penderita hipertensi.
8. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi.
9. Untuk mengetahui hubungan antara peran tenaga
kesehatan dengan kepatuhan penderita hipertensi
10. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi
berobat dengan kepatuhan penderita hipertensi
Bagi Puskesmas Kutabumi
MANFAAT Memberikan informasi mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepatuhan
pengobatan pada penderita hipertensi diwilayah
kerja Puskesmas Kutabumi sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan upaya
peningkatan kepatuhan pengobatan pada
penderita hipertensi.

Bagi Peneliti
Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan
kesehatan masyarakat, khususnya mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan
serta menambah pengalaman dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang didapat selama berada di
Puskesmas Kutabumi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
2.2 PERILAKU
Definisi Hipertensi
Hipertensi atau yang disebut tekanan
darah tinggi ialah peningkatan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg pada dua kali
pengukuran selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
EPIDEMIOLOGY
• 1,13 Miliar orang didunia ada Hipertensi (WHO)

• Diperkirakan tahun 2025 ada 1,5 miliar orang kena Hipertensi dan Prevalence
10,44 juta meninggal disetiap tahunnya

• BPJS menyebutkan biaya hipertensi meningkat tahun 2016


sebesar 2,8 triliun rupiah, tahun 2017 & 2018 sebesar 3 triliun
rupiah

• RISKESDAS, Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun


(31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi
sebesar 427.218 kematian.

• Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar


8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis
hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat.
KLASIFIKASI
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi Krisis ≥ 180 > 110
ETIOLOGI

PRIMER SEKUNDER
• Paling sering dijumpai pada populasi • Terdapat 10% kasus
dewasa yang terjadi 90-95% kasus • DISERTAI PENYEBAB KLINIS
• TIDAK MEMILIKI PENYEBAB KLINIS • Faktor penyebab :
• Faktor penyebab : - Gangguan hormonal
- Genetik : paling berpengaruh - Diabetes
- Experimental : Tidak normalnya - Ginjal
fungsi sistemik tubuh
- Penyakit pembuluh darah
- Natural History : usia bertambah
- Penyakit jantung atau obat
Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah

USIA JENIS GENETIK


KELAMIN
Bertambahnya usia
menyebabkan kekakuan
Riwayat keluarga 
dinding pembuluh darah.
faktor keturunan
Usia >45 tahun :
penumpukan zat Pria 2,3 kali lebih banyak
kolagen di lapisan otot daripada perempuan.
 penebalan dinding Karena adanya faktor
pembuluh darah gaya hidup : merokok,
komsumsi alkohol ,
aktivitas berat.
Wanita meningkat
setelah memasuki
menopause.
Faktor Resiko yang Dapat Diubah

OBESITAS MEROKOK
IMT berhubungan Nikotin dan CO merangsang
langsung dengan TD pelepasan katekolamin 
dimana risiko 5 kali lebih iratibilitas miokardial,
tinggi untuk menderita peningkatan denyut jantung
hipertensi

ALKOHOL GARAM
Alkohol meningkatkan Penumpukan cairan
kadar kortisol, dalam tubuh  menarik
peningkatan volume RBC cairan diluar sel 
dan peningkatan voulme TD meningkat
kekentalan darah 
menaikkan TD
Faktor Resiko yang Dapat Diubah

KAFEIN DISLIPIDEMIA
Kandungan lemak berlebih
1 cangkir kopi  75-200  timbunan kolesterol pada
mg kafein  TD pembuluh darah 
meningkat 5-10 mmHg menyempit  peningkatan
tahanan perifer pembuluh
darah  TD meningkat

KURANG
AKTIFITAS FISIK
STRESS
Stress  hormon
adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih
Olahraga  menurunkan TD cepat  TD meningkat
meskipun BB belum turun
PATOFISIOLOGI
GEJALA

Sakit Kepala, Jantung Nyeri Dada


Penglihatan berdebar
Tidak ada Pusing
Buram
Gejala
TERAPI NON FARMAKO
Turunkan berat badan 
menurunkan darah sistolik 5-20 Aktifitas fisik  menurunkan TD
mmHg. Rekomendasi penurunan sistolik 4-9 mmHg. 3 kali seminggu
BB  mengurangi asupan kalori
dan meningkatkan aktivitas fisik.

DASH (Dietary Approaches to Stop


Hypertension)  menurunkan TD Pembatasan komsumsi alkoholo 
sistolik 8-14 mmHg. Banyak buah, menurunkan TD sistolik 2-4 mmHg
sayur, susu rendah lemak.

Kurangi jumlah garam  nurunin


TD sistolik 2-8 mmHg. Sebagai Berhenti merokok untuk
pola hidup sehat  pola makan mengurangi risiko kadiovaskuler
sehat secara keseluruhan
Klasifikasi terapi inisial pada dewasa
Klasifikasi Sistolik Diastolik Modifikasi Terapi Inisial
(mmHg) (mmHg) gaya hidup
Normal Tidak ada indikasi penggunaan
< 120 < 80 Dianjurkan
antihipertensi
Pre- Tidak ada indikasi penggunaan
120-139 80-89 Ya
Hipertensi antihipertensi
Hipertensi Diuretik (Tiazid) untuk sebagian
stadium 1 besar kasus. Dapat dipertimbangkan :
140-159 90-99 Ya
ACEi, ARB, Beta blocker, CCB atau
kombinasi
Hipertensi Kombinasi dua jenis obat pada
stadium 2 sebagian besar kasus (Diuretik
≥ 160 ≥ 100 Ya
(Tiazid) dan ACEi atau ARB atau
Beta blocker atau CCB)
F
A
R
M
A
K
O
KOMPLIKASI
Definisi Perilaku
Konsep Perilaku
Respon individu terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit penyakit maupun sistem pelayanan kesehatan

Faktor Dalam Persepsi Penyakit Faktor yang Mempengaruhi Aksi

• Umur Riwayat Pemanfaatan Layanan Medis


• Penghasilan
• Jenis Kelamin • Tempat tinggal
• Ras • Pentingnya Kesehatan
• Asal Etnis • Gejala yang diraskaan
• Pendidikan • Tingkat Keparahan
• Pekerjaan • Biaya
• Kesembuhan
• Hasil Akhir Pengobatan

Tingkat Ancaman Bagi Individu


Perilaku Kesehatan
Faktor Kepatuhan Berobat
Faktor Internal Faktor Eksternal

Jenis kelamin Hubungan dengan keluarga

Usia Dukungan dari keluarga

Persepsi terhadap kesehatan diri Informasi dari tenaga kesehatan

Tingkat pendidikan dan kepercayaan


tertentu

Kemampuan beradaptasi terhadap


penyakit

Faktor lain yang mungkin berpengaruh di Indonesia :


• Status pekerjaan
• Status ekonomi
• Keikutsertaan asuransi kesehatan
• Keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan
BAB 3
KERANGKA TEORI,
KERANGKA KONSEP
DAN HIPOTESIS
Faktor yang tidak bisa di ubah

Usia Elastisitas Hipertensi


pembuluh
Genetik darah
Kepatuhan minum obat
Gender Riwayat
Keluarga
Tekanan
Faktor Internal
Faktor yang bisa di ubah Darah • Jenis Kelamin
• Usia
Asupan garam • Persepsi tentang kesehatan diri
Curah • Tingkat Pendidikan dan
Aktivitas Fisik Sedentari kepercayaan tertentu
jantung • Kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan
Komsumsi
Obesitas Kolesterol
Lemak Jenuh
Faktor Eksternal
Alkohol Merokok  Hubungan dengan keluarga
 Dukungan dari keluarga
Stress
 Informasi dari tenaga
Tahanan
Kafein kesehatan
perifer
Kerangka Konsep
Variabel bebas: Variabel terikat:
• Jenis kelamin • Kepatuhan dalam mengonsumsi obat anti hipertensi
• Tingkat pendidikan
• Lama menderita hipertensi
• Status pekerjaan
• Keikutsertaan asurasnsi kesehatan
• Tingkat pengetahuan mengenai hipertensi
• Keterjangkauan akses pelayanan kesehatan Variabel perancu:
• Dukungan keluarga • Komplikasi dari hipertensi
• Peran tenaga kesehatan • Pasien dengan diagnosa hipertensi baru
• Motivasi untuk sembuh • Pasien yang sudah pernah dilakukan wawancara
BAB 4
METODOLOGI
PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

potong lintang (cross-sectional).

Lokasi dan Waktu Penelitian


● Puskesmas Kutabumi, Tangerang, Indonesia

● Februari 2020 – Maret 2020


Bahan dan Cara Penelitian
• Kuesioner • Alat ukur tekanan darah / Spyghmomanometer
• Alat tulis • Stetoskop

1. Peneliti akan mengambil sampel berdasarkan nilai kecocokan dengan faktor inklusi dan faktor

eksklusi. Setelah didapatkan sampel yang sesuai maka sampel akan diminta kesediaannya untuk

mengikuti penelitian ini.

2. Sampel yang bersedia akan melakukan proses selanjutnya yaitu mengisi kuisioner. Sampel juga akan

diwawancara mengenai beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian.

3. Peneliti akan melakukan pengukuran tekanan darah pasien menggunakan tensimeter raksa.

4. Setelah semua data didapatkan, penelitia akan melakukan penghitungan data.


Populasi Penelitian
Populasi Target

Pasien yang telah terdiagnosis memiliki hipertensi

Populasi Terbatas

Pasien yang telah terdiagnosis memiliki hipertensi di Puskesmas Kutabumi

Sampel Penelitian

Pasien yang telah terdiagnosis memiliki hipertensi di Puskesmas Kutabumi yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi penelitian


Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling, dimana

peneliti mengambil sampel yang telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


• Pasien pria/wanita yang telah didiagnosa dengan • Responden menolak berpartisipasi
hipertensi • Responden tidak berada ditempat/meninggal
• Tidak memiliki komplikasi penyakit hipertensi (penyakit • Pasien yang baru pertama kali didiagnosa dengan
jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit hipertensi
ginjal) • Pasien yang sudah pernah diwawancara sebelumnya
• Bersedia menjadi responden penelitian • Pasien dengan komplikasi yang berkaitan dengan
• Responden berada ditempat pada saat pengambilan data hipertensi
Cara Perhitungan Sampel

Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian ini akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan software SPSS versi 26.0

Uji Statistik
Chi-Square
Alur
Penelitian
Dana Penelitian
Jadwal Penelitian
BAB 5
HASIL DAN
PEMBAHASAN
5.1 UJI UNIVARIAT
5.2 UJI BIVARIAT
UJI UNIVARIAT
Jenis Kelamin Usia
3% 2%
20%
41-50
38% Laki-laki 51-60
36%
62% Perempuan 61-70
71-80
81-90
39%
UJI UNIVARIAT

Tingkat Pendidikan Status Pekerjaan

Rendah 33% Bekerja


47%
53% Tinggi
Tidak
67% bekerja
UJI UNIVARIAT
Lama Menderita Tingkat Kepatuhan

20%
28%
≤ 5 tahun Ya
> 5 tahun Tidak
72% 80%
UJI UNIVARIAT
Alasan Ketidakpatuhan
9%
3% Tidak merasakan adanya keluhan /
7% Merasa sehat
Memiliki kesibukan lain

Takut bahaya efek samping obat

Melakukan pengobatan alternatif


81%
UJI UNIVARIAT
Keikutsertaan Asuransi Tingkat Pengetahuan
8%
19%

Ya Rendah
Tidak Tinggi

92% 81%
UJI UNIVARIAT

Keterjangkauan Akses Dukungan Keluarga


7%
26%

Baik Rendah
Kurang Tinggi

74%
93%
UJI UNIVARIAT
Peran Tenaga Kesehatan Motivasi Berobat

29%
33%
Rendah Rendah
Tinggi Tinggi

67%
71%
UJI BIVARIAT

Variabel Kategori Awal Kategori hasil penggabungan sel

Kepatuhan dalam  Rendah : Skor <6


 Tidak patuh : Skor <6
menjalani pengobatan  Sedang : Skor 6-7
hipertensi  Patuh : Skor ≥6
 Tinggi : Skor 8
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Jenis P
No Patuh Tidak Patuh Total
Kelamin f % f % f % value

1. Laki-Laki 11 29 27 11 38 100
0,135
2. Perempuan 9 14 53 86 62 100

Saepudin dkk (2011)  p=0,826  dikarenakan tidak adanya perbedaan yang


bermakna antara responden perempuan yang patuh (66%) dan responden laki-laki yang
patuh (61%). Artinya baik responden perempuan maupun laki-laki keduanya sama-
sama memiliki kesadaran untuk patuh dalam penggunaan obat hipertensi.

Alponche (2012)  p=0,044  menggunakan sampel dengan pasien hipertensi berusia


18 tahun keatas, sehingga rentang usia lebih luas. Impotensi merupakan salah satu efek
samping obat antihipertensi yang kemungkinan mempengaruhi kepatuhan minum obat
pada responden laki-laki.
Penelitian ini  pekerjaan membuat laki-laki menjadi tidak patuh, 68% tidak patuh
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
• Dilapangan mayoritas : Perempuan dan tidak patuh
• 14% saja dari total  patuh
• 86% perempuan  tidak patuh  merupakan ibu rumah
tangga.
• Alasan responden tidak rutin untuk kontrol
- Tidak merasakan adanya keluhan/gejala
- Melakukan alternatif lain.
• Faktor tidak patuh :
- Tingkat pendidikan
- Kurang motivasi
- Dukungan keluarga
• Menurut teori perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga adalah motivator terbaik bagi suaminya dan anak-
anaknya terutama dalam hal kesehatan, tetapi dukungan
untuk dirinya sendiri masih kurang
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Tingkat Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total P
No Pendidika
f % f % f % value
n Terakhir
1. Rendah 11 21 42 79 53 100
1,000
2. Tinggi 9 19 38 81 47 100

Iche dkk (2017)  p=0,239  mendukung

Boima (2015)  p=0,001  Ada perbedaan heterogenitas responden.


Dalam penelitian ini responden berpendidikan rendah tidak patuh dalam
menjalani pengobatan hipertensi 79% dan pendidikan tinggi 81%, sementara
dalam penelitian Boima lebih homogeny yaitu berpendidikan rendah : 65%
dan pendidikan tinggi 35%.
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
• Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
dihasilkan oleh  pendidikan kesehatan  pengetahuan dan
kesadarannya
• Kepatuhan  karena faktor lain yaitu
- Tingkat pendidikan
- Perbedaan pekerjaan/kesibukan  tidak punya waktu untuk berobat
• Responden yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah = ingin
sembuh
• Tidak semua penderita hipertensi yang berpendidikan rendah = tingkat
pengetahuan tentang hipertensi rendah
• Tidak semua penderita hipertensi yang berpendidikan tinggi = memiliki
pengetahuan tentang hipertensi tinggi.
• Faktor informasi yang diperoleh dari penyuluhan maupun media dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang
Hubungan Status Pekerjaan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Status
No Patuh Tidak Patuh Total P value
Pekerjaan
f % f % f %

1. Bekerja 6 18 27 82 33 100
0,958
2. Tidak Bekerja 14 21 53 79 67 100

Tisna (2009)  nilai p=0,908  Tidak ada perbedaan kepatuhan dalam


berobat antara responden yang bekerja maupun tidak bekerja.

Su-Jin Cho (2014)  p=0,006  perbedaan jumlah sampel yang cukup


besar, Su-Jin Cho 702 responden : 100 responden.
• Perbedaan nya juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan serta durasi jam kerja.
• Bekerja di sektor formal dan terikat dengan jam kerjake fasilitas kesehatan
terbatas
Hubungan Status Pekerjaan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
• Responden yang bekerja sebagian besar adalah pada sektor non-formal
seperti pedagang, buruh, wiraswasta yang tidak terikat oleh jam kerja.
• Tidak adanya perbedaan antara yang tidak bekerja dan bekerja  responden
yang bekerja pun tetap memiliki kesempatan dan ketersediaan waktu yang
sama dengan responden yang tidak bekerja untuk melakukan pengobatan
hipertensi yang dijalaninya.
Hubungan Lama Menderita dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Lama P
No Patuh Tidak Patuh Total
Menderita value
f % f % f %

1. < 5 tahun 10 14 62 86 72 100


0,030
2. > 5 tahun 10 36 18 64 28 100

Suhadi (2011)  lama menderita hipertensi berkaitan dengan lamanya


melakukan pengobatan hipertensi

Suwarso (2010) Hasil penelitian bahwa pasien yang menderita hipertensi


>5 tahun cenderung tidak patuh dalam melakukan pengobatannya
Hubungan Lama Menderita dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi

• Lama terdiagnosa terhadap tingkat kepatuhan dimungkinkan karena baik


pada pasien yang ≤5 tahun atau > 5 tahun menderita hipertensi menganggap
penyakitnya tidak membahayakan atau menurut pengalaman mereka hasil
terapi tidak begitu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap
keluhan yang dirasakan.
Hubungan Keikutsertaan Asuransi Kesehatan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Ikut P
No Patuh Tidak Patuh Total
Asuransi value
f % f % f %
1. Ya 19 21 73 79 92 100
0,927
2. Tidak 1 13 7 87 8 100

Timothy L. Lash (2006)  didapatkan banyak pasien yang tidak patuh


melakukan pengobatan adalah mereka yang memiliki asuransi kesehatan.

Su-Jin Cho di RS Korea Medical Panel  91% responden ada asuransi
kesehatan dan 9% responden tidak memiliki asuransi kesehatan  Perbedaan
sampel dan perbedaan sosial ekonomi negara.
Mayoritas responden (91%) sudah memiliki asuransi kesehatan dan sadar akan
manfaat penggunaanya dan didukung dengan tingkat ekonomi serta
pengetahuan masyarakat yang lebih maju dibandingkan masyarakat di
Indonesia.
Hubungan Keikutsertaan Asuransi Kesehatan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
• Berdasarkan studi di lapangan, sistem pemberian obat yang dilakukan oleh
Puskesmas Kutabumi yaitu jumlah obat yang diberikan hanya 5-10 butir.
• Alasan tidak rutin
- Tidak memiliki keluhan/gejala
- Mempunyai kesibukan lain  tidak dapat melakukan pemeriksaan rutin dan
pengambilan obat kembali walaupun sudah memiliki asuransi kesehatan.
- Kurangnya edukasi hipertensi  dari tenaga kesehatan mengenai hipertensi dan
pengendaliannya  merasa tidak perlu rutin berobat jika dirasa tidak ada
keluhan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
CI 95%
Tingkat Patuh Tidak Patuh P
No Total PR Min-
Pengetahuan value
Max
f % f % f %

1. Rendah 1 1 80 99 81 100 0,319-


0,000 1,937
Tinggi 19 100 0 0 19 100 0.834
2.

Ekarini (2011)  p=0,002 adanya upaya yang telah dilakukan oleh petugas
kesehatan diantaranya dengan mensosialisasikan pentingnya menjalani
pengobatan yang teratur bagi klien hipertensi, penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit hipertensi, pemberian brosur tentang penyakit hipertensi 
memotivasi pasien

Abere Dessie Ambaw (2012)  penelitian deksriprif karena melihat dari


rangkuman yang ada. Penelitian ini adalah analitik  ada uji bivariat sehingga
diketahui keeratan hubungan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi

• Pengetahuan tinggi 100% lebih patuh  berpengetahuan tinggi tentang


hipertensi lebih memahami penyakit yang diderita, pengobatan hipertensi
yang benar dan bahayanya apabila tidak rutin kontrol tekanan darah
sehingga  lebih patuh dalam melakukan pengobatan dan mematuhi
anjuran dokter untuk meminum obat secara rutin.
• Patuhnya responden dengan pendidikan tinggi juga terjadi karena
tingginya motivasi berobat  100% responden berpendidikan tinggi
memiliki motivasi yang tinggi pula untuk berobat.
• Responden dengan pengetahuan rendah berisiko 2 kali untuk tidak patuh
dalam menjalani pengobatan.
Hubungan Keterjangkauan Akses ke Pelayanan Kesehatan dengan
Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Keterjangkauan Tingkat Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total
No Akses Pelayanan P value
Kesehatan f % f % f %

1. Akses Baik 20 21 73 79 93 100


Akses Kurang 0,378
2. 0 0 7 100 7 100
Baik

Annisa (2013)  p=0,063 responden yang mudah menjangkau tempat pelayanan


kesehatan dan patuh berobat hanya 3 responden (20%) sedangkan yang tidak mudah
menjangkau namun patuh berobat sebanyak 52 responden (45,2%). Sehingga dapat
dikatakan orang yang tidak mudah menjangkau tempat pelayanan kesehatan justru
lebih patuh dibandingkan dengan orang yang mudah menjangkau tempat pelayanan
kesehatan.

Abere Dessie Ambaw (2012)  jarak adalah penghalang besar bagi kepatuhan terhadap
pengobatan hipertensi. Penelitian deksriprif karena melihat dari rangkuman yang ada.
Penelitian ini adalah analitik  ada uji bivariat sehingga diketahui keeratan hubungan.
Hubungan Keterjangkauan Akses ke Pelayanan Kesehatan dengan
Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi

• Responden dengan akses ke pelayanan kesehatan yang baik, tidak memiliki


perbedaan yang bermakna antara responden yang patuh (21%) dan
responden yang tidak patuh (79%).
• Ketidakpatuhan pada responden dengan akses ke pelayanan kesehatan
baik ini terjadi karena berbagai alasan yaitu tidak adanya keluhan/merasa
tidak ada gejala (81%) serta memiliki kesibukan lain (7%).
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Dukungan
No Patuh Tidak Patuh Total P value
Keluarga f % f % f %
Dukungan
1. 11 15 63 85 74 100
Rendah
0,060
2. Dukungan Tinggi 9 35 17 65 26 100

Pauline E Osamor (2015)  p=0,162 faktor dukungan sosial yang


berpengaruh terhadap kepatuhan pengelolaan hipertensi adalah dukungan
sosial dari keluarga kurang berpengaruh.

Violita (2015)  p=0,000  responden yang dinyatakan patuh lebih banyak


(72%) adalah mereka yang memiliki dukungan keluarga tinggi
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi

• Pada penelitian ini dukungan keluarga tinggi terdapat (35%) yang


tidak patuh dan (65%) patuh dalam pengobatan hipertensi.
• Disimpulkan bukan hanya dari dukungan keluarga saja yang dapat
membuat seseorang patuh menjalani pengobatan hipertensi, namun
bisa dilihat dari faktor-faktor yang lain.
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan dalam
Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Peran CI 95%
Patuh Tidak Patuh P
No Petugas Total PR Min-
value
Kesehatan f % f % f % Max

Peran
1. 3 4 68 96 71 100
Rendah 1,497-
0,000 2,315
3,579
2. Peran Tinggi 17 59 12 41 29 100

Violita (2015)  p=0,025 Peran petugas kesehatan yang baik  lebih


tinggi dibandingkan dengan peran petugas yang kurang. Hal ini juga dilihat
bahwa (59%) responden yang mendapat peran kesehatan tinggi lebih patuh
dalam menjalani pengobatan hipertensi.
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan dalam
Menjalani Pengobatan Hipertensi
• Kurangnya edukasi dari petugas kesehatan  tidak patuh. Disimpulkan
peran tenaga kesehatan dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan dalam
menjalani pengobatan.
• Peran petugas kesehatan sebagai seseorang yang lebih memahami tentang
kesehatan baik dari penyakit dan pelayanan kesehatannya memegang
peran penting untuk memberi dukungan kepada seseorang untuk
berperilaku sehat. Ini dikarenakan peran seorang petugas kesehatan
berkontribusi sebanyak 50% terhadap kualitas penerimaan perawatan oleh
pasien
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan dalam
Menjalani Pengobatan Hipertensi

• Kurangnya pengetahuan dan adanya alasan lain yaitu seperti tidak adanya
keluhan atau menggunakan alternatif pengobatan lain yang diyakini dapat
menurunkan tekanan darah dan kurangnya kesadaran diri responden akan
dampak negatif yang dapat terjadi akibat tidak disiplin dalam minum obat.
• OR 2,315  orang dengan peran dari tenaga kesehatan yang rendah
memiliki resiko 2 kali untuk tidak patuh dalam menjalani pengobatan
hipertensi di Puskesmas Kutabumi.
Hubungan Motivasi Berobat dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi
Tingkat Kepatuhan
Dukungan P CI 95%
No Patuh Tidak Patuh Total PR
Keluarga value Min-Max
f % f % f %
Motivasi
1. 0 0 67 100 67 100
Rendah
0,000 2,538 1,663-3876
Motivasi
2. 20 61 13 39 33 100
Tinggi

Ekarini (2011)  p=0,001 responden yang patuh lebih banyak (61%) 


yang mempunyai motivasi yang tinggi. Sama halnya dengan penelitian
Ekarini (2011), pada penelitian ini responden yang patuh juga lebih banyak
adalah responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi (100%).
Hubungan Motivasi Berobat dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi
• Motivasi rendah 100% tidak patuh dalam menjalani pengobatan
sedangkan responden dengan motivasi tinggi 61% akan patuh dalam
menjalani pengobatan hipertensi. Disimpulkan bahwa motivasi yang
tinggi membuat seseorang untuk lebih patuh dalam menjalani
pengobatan
• Tingginya motivasi dalam penelitian ini dipengaruhi oleh rasa ingin tahu
yang ini dalam hal ini adalah pengetahuan yang tinggi
• Motivasi yang tinggi berbanding lurus dengan adanya pengetahuan yang
tinggi mengenai hipertensi sehingga memotivasi seseorang untuk
sembuh.  terdorong untuk patuh menjalani pengobatan.
• OR 2,538  orang dengan motivasi berobat yang rendah beresiko 3 kali
tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi.
BAB 6
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan 1. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada pasien
hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value = 0,135 )
2. Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada
pasien hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value =
1,000 )
3. Tidak adanya hubungan antara status pekerjaan
dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada
pasien hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value =
0,958 )
4. Tidak adanya hubungan antara lama menderita
hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalani
pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas
Kutabumi ( p value = 0,030 )
5. Tidak adanya hubungan antara keikutsertaan asuransi
kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalani
pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas
Kutabumi ( p value = 0,927 )
Kesimpulan 6. Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai
hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan
pada pasien hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value =
0,000 )
7. Tidak adanya hubungan antara keterjangkauan akses ke
pelayanan kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalani
pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kutabumi
( p value = 0,378 )
8. Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada pasien
hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value = 0,060 )
9. Adanya hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada pasien
hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value = 0,000 )
10. Adanya hubungan antara motivasi berobat dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada pasien
hipertensi di Puskesmas Kutabumi ( p value = 0,000 )
Saran
● Bagi Penderita Hipertensi
1. Diharapkan penderita hipertensi agar teratur melakukan kontrol tekanan darah sesuai dengan anjuran
dokter sehingga dapat meminimalisir kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
2. Diharapkan penederita hipertensi agar teratur dalam mengonsumsi obat anti hipertensi secara rutin sesuai
dengan dosis yang telah ditentukan dokter.
3. Diharapkan penderita hipertensi untuk menjalankan pola hidup yang sehat seperti menhentikan kebiasaan
merokok, menghindari stres, dan mematuhi diet hipertensi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
● Bagi Keluarga Pasien Hipertensi
1. Bagi keluarga/kerabat terdekat penderita hipertensi diharapkan berperan aktif untuk selalu memberikan
motivasi dan dukungan kepada anggota keluarga ayng menderita hipertensi agar selalu rutin minum obat
dan senantiasa patuh dalam melakukan pengobatan rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Keluarga sebagai pemegang peranan penting pada penderita hipertensi juga diharapkan dapat melakukan
upaya-upaya pencegahan dan perencanaan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan anggota keluarga yang
lain.
Saran
● Bagi Instansi Terkait
1. Menyediakan media berisi informasi mengenai tatalaksana hipertensi diruang pemeriksaan agar dapat
menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi.
2. Menlakukan pendataan ulang bagi pasien hipertensi pemegang BPJS agar dapat mengikuti program prolanis
yang dilakukan setiap bulannya.
3. Memperbanyak ketersediaan obat anti hipertensi agar pasien dapat diberikan obat rutin sejumlah yang
dibutuhkan.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada tenaga kesehatan serta penderita hipertensi rawat jalan di
Puskesmas Kutabumi. Sebaiknya penyuluhan kesehatan juga diberikan kepada keluarga dan orang terdekat
agar dapat ikut serta mengingatkan dan memberikan motivasi pada penderita hipertensi.
5. Mengingatkan tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pengobatan pasien agar dapat mengedukasi pasien
secara baik dan benar.
Saran
● Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Perlu diperluas jangkauan usia pada penderita hipertensi yang akan diteliti agar dapat dilakukan penelitian
yang lebih menyeluruh.
2. Perlu diadakan penelitian yang mencakup keseluruhan wilayah Puskesmas baik pada kegiatan dalam
gedung maupun kegiatan luar gedung.
3. Perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan komplikasi atau penyakit sekunder yang disebabkan oleh
hipertensi.
4. Perlu adanya penambahan variabel lain yang berhubungan dengan kepatuhan melakukan pengobatan
hipertensi misalnya faktor penyakit penyerta dan faktor riwayat hipertensi pada kelaurga.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai