Anda di halaman 1dari 40

PINJAL

KELOMPOK 2
NETIK SUMINAR G0C215002
LIA AYU NUR’AINI G0C215006
ARLYNE ISYE A.P G0C215010
SAUFA YU’THIKA D G0C215014
MONICA FELICIA RAJW G0C215021
YENY LESTARI G0C215025
WAHYU MARGARINI G0C215029
GHALUH PUJO G0C215035
IRFAN ARIF MAULANA G0C215039
WAHYU ARISKA N G0C215043
ERNY YULIASTANTI G0C215064
TITIN YULIANI G0C215068
PENGERTIAN PINJAL
Pinjal merupakan salah satu parasit yang paling sering ditemui
pada hewan peliharaan baik anjing maupun kucing. Pinjal disebut
juga kutu loncat atau fleas. Lebih sering ditemukan pada kucing.

Pinjal diklasifikasikan ke dalam:


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Klasis : Insecta
Ordo : Siphonoptera
MORFOLOGI PINJAL
• Ukuran: 1,5 - 3,3 mm
• Bergerak cepat
• Biasanya berwarna gelap (misalnya, cokelat kemerahan
untuk kutu kucing).
• Pinjal merupakan serangga bersayap dengan bagian-
bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk
menghisap darah host mereka.
• Kaki pinjal berukuran panjang, sepasang kaki
belakangnya digunakan untuk melompat (secara vertikal
sampai 7 inch (18 cm); horizontal 13 inch (33 cm)).
• Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang
memudahkan mereka untuk bergerak di antara rambut-
rambut atau bulu di tubuh inang
• Kulit tubuhnya keras, ditutupi oleh banyak bulu dan duri
pendek yang mengarah ke belakang, dimana bulu dan
duri ini memudahkan pergerakan mereka pada hostnya.
JENIS - JENIS PINJAL
PINJAL KUCING
Ctenocephalides felis
Ciri-ciri pinjal kucing
Klasifikasi: • Tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa
a. Domain : Eukaryota sangat besar.

b. Kingdom : Animalia
• Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang
c. Phylum : Arthropoda mengarah ke belakang dan rambut keras.

d. Class : Insecta
• Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala.
e. Ordo : Siphonaptera

f. Family : Pulicidae • Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk.


• Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago).
g. Genus : Ctenocephalides
• Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas.
h. Species : C. felis
• Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan.
• Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun pronatal.
Ctenocephalides felis betina
1. Unjung posterior terdapat spermatheca
dan membulat
2. Anthena lebih pendek daripada jantan
3. Bentuk kepala lancip
4. Gigi depan dan belakangnya sama rata

Ctenocephalides felis jantan


1. Ujung posterior terdapat Spring of penis
dan menghadap keatas
2. Anthena lebih panjang dari betina
3. Bentuk kepala lancip
4. Gigi depan dan belakangnya sama rata
PINJAL ANJING
Ctenocephalides canis
KLASIFIKASI : • Pinjal pada anjing bersifat
mengganggu karena dapat
a. Domain : Eukaryota
b. Kingdom : Animalia menyebarkan Dipylidium caninum
c. Phylum : Arthropoda • Mereka dapat hidup tanpa makanan
d. Class : Insecta selama beberapa bulan, tetapi
e. Ordo : Siphonaptera
spesies betina harus memakan
f. Family : Pulicidae
g. Genus : Ctenocephalides darah terlebih dahulu sebelum
h. Species : C. canis menghasilkan telur.
• Spesies ini bukan hanya memakan
darah anjing dan kucing,namun
spesies ini dapat mengigit manusia.
Ctenocephalides canis
1. Bentuk kepala membulat
2.Gigi depan lebih pendek
3. Ujung posterior jantan terdapat spring of
penis
Sedangkan pada betina terdapat spermatheka

Betina

Jantan
Gigi depan
lebih pendek
PINJAL MANUSIA
Pulex irritans
KLASIFIKASI
• Spesies ini banyak menggigit spesies
a. Kingdom : Animalia mamalia dan burung, termasuk yang
b. Phylum : Arthropoda jinak
c. Class : Insecta
d. Ordo : Siphonaptera • Contohnya : pada anjing liar, monyet
e. Family : Pulicidae di penangkaran, kucing rumah, ayam
f. Subfamily : Pulicinae
hitam dan tikus Norwegia, tikus liar,
g. Genus : Pulex babi, kelelawar, dan spesies lainnya
h. Species : P. irritans
• Pinjal spesies ini juga dapat menjadi
inang untuk cestode, Dipylidium
caninum.
Ciri ciri pinjal manusia
Tidak memiliki sayap, sebagian besar tidak bermata, bentuk tubuh
yang pipih dorsoventral, bagian mulut disesuaikan untuk menusuk-
isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki
yang kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama
dengan tonjolan tibia berguna untuk merayap dan memegangi bulu
atau rambut inangnya. Tidak memiliki baik ktenidia genal dan
pronatal ktenidia, dahinya membentuk kurva (membulat). Umumnya
menginfestasi manusia, tetapi dapat menginfestasi, ayam, babi, anjing,
kucing dan tikus. Metamorphosis sempurna, habitat Pulex irritans
mempunyai habitat di berbagai jenis hewan, termasuk manusia.
Pinjal tikus utara
Nosopsyllus fasciatus
• Klasifikasi: Ciri-ciri pinjal tikus utara:

a. Domain : Eukaryota1. Fasciatus Nosopsyllus memiliki tubuh


b. Kingdom : Animalia memanjang, panjangnya 3 hingga 4 mm
c. Phylum : Arthropoda 2. Memiliki pronotal ctenidium dengan 18-20
duri tapi tidak memiliki ctenidium genal
d. Class : Insecta 3. Pinjal tikus utara memiliki mata dan
e. Ordo : Siphonaptera sederet tiga setae di bawah kepala.
f. Family : 4. Kedua jenis kelamin memiliki tuberkulum
menonjol di bagian depan kepala
Ceratophyllidae
5. Tulang paha belakang memiliki 3-4 bulu
g. Genus : Nosopsyllus pada permukaan bagian dalam.
h. Species : N. fasciatus
6. Umumnya di daerah beriklim sedang.
Pinjal tersebut menyerang banyak hewan
lain tapi tidak selalu menggigit orang.
JANTAN
BETIN
A
Pinjal Tikus Oriental
Xenopsylla cheopis
• Xenopsylla cheopis adalah parasit dari hewan
• Klasifikasi:
pengerat, terutama dari genus Rattus
a. Kingsdom : • Umum daripada Nosopsyllus fasciatus di
Animalia Negara tropis dan banyak menyerang orang
b. Phylum : • Pinjal ini sangat penting karena menularkan
Arthropoda pes (disebabkan kuman Pasteurella pestis)
dari tikus kepada manusia. Bakteri tersebut
c. Class : Insecta berkembang biak di dalam proventikulus
d. Ordo : pinjal sampai dapat memenuhinya.
Siphonaptera Kemudian bila pinjal terinfeksi bakteri ini
dan pinjal menggigit korban lain, pinjal
e. Family : tersebut tidak dapat menghisap darah tetapi
Pulicidae memuntahkan bakteri ke dalam luka. Pinjal
f. Genus : ini juga menularkan thyphus endemic
(disebabkan oleh Rickettsia typhi) dari tikus
Xenopsylla
kepada manusia
g. Species : X.
cheopis
CIRI CIRI X. Cheopis
• Pedikel panjang, bulu antepidigidal panjang dan kaku. Receptakel
seminalis besar dan berkitin dengan sudut ekor meruncing.
Xenopsylla cheopis yang makan pada inangnya bisa hidup selama
38 hari dan tanpa makan tetapi tinggal pada lingkungan yang
lembab dan dapat hidup selama 100 hari (Soviana, ).
• Tidak memiliki sisir genal atau pronotal. Tubuh hanya sekitar
sepersepuluh dari satu inci panjang (sekitar 2,5 mm). Memiliki dua
fungsi, yaitu untuk menyemprotkan air liur atau sebagian darah
dicerna ke dalam gigitan dan untuk menyedot darah dari tuan rumah
Xenopsylla cheopis biasanya mendiami habitat tropis dan subtropis.
Xenopsylla cheopis betina
1. Kepala jenong
2. Tidak punya sisir genal & pronotal
3. Ujung posterior terdapat
spermatheka

Xenopsylla cheopis jantan


1. Kepala jenong
2. Tidak punya sisir genal & pronotal
3. Ujung posterior terdapat spring of penis
SIKLUS HIDUP PINJAL
TAHAP TELUR
Pinjal betina meletakkan telurnya diantara bulu-bulu
inang/hewan tempat hidupnya. Pinjal betina bertelur 20-28
buah/hari. Berukuran 0,4-0,5 mm, berbentuk oval, berwarna
putih, saat akan menetas berwarna kuning kecoklatan. Karena
telur tersebut kering, maka akan jatuh dari inangnya saat inang
melakukan aktivitas, seperti sarang, lantai, karpet, rumput, dan
lain-lain. Telur-telur ini menetas dalam waktu 2-12 hari,
tergantung dari suhu dan kelembaban habitat telur. Suhu dan
kelembapan yang menguntungkan ialah suhu antara 18⁰-27⁰C
dan kelembapan sekitar 75-80%.
TAHAP LARVA
Telur-telur pinjal menjadi larva-larva kecil setelah 9-12 hari,
berwarna muda dan seperti cacing. Larva-larva ini terdapat
dilantai, retak-retak pada dinding, permadani, sarang tikus,
kandang ayam, kandang anjing, sarang burung, dan sebagainya.
Larva-larva hidup dari segala macam parasit kecil dan sisa-sisa
organic, yaitu dari kotoran pinjal atau darah kering, kulit-kulit
mati. Larva-larva mengalami 2x tukar kulit selama 1 minggu
sampai beberapa bulan.
TAHAP PUPA
Larva berubah menjadi pupa yang dibungkus dengan kokon yang
dikotori oleh pasir dan sisa-sisa kotoran lain. Stadium pupa
berlangsung selama 1 minggu sampai 6 bulan, Tergantung dari
kondisi cuaca. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan
dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
TAHAP DEWASA
Dari pupa akhimya pinjal dewasa. Pinjal dewasa keluar dari
kepompongnya waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon
dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya, dalam waktu
24 jam pinjal ini sudah bisa mulai menggigit dan mengisap
darah.. Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin
dan memulai siklus baru. Daur hidup pinjal secara normal
berkisar 2-3 minggu, jika suhu dan kelembapannya tidak
mendukung daur hidup pinjal akan membutuhkan waktu lebih
lama dan seluruh tahap dapat mencapai 1 tahun atau lebih.
Gambaran Siklus Hidup Pinjal
Siklus hidup yang dijalani
pinjal merupakan
metamorfosa sempurna yaitu
telur-larva-pupa-dewasa.
Larva yang baru menetas
tidak memiliki kaki. Fase
pupa adalah fase yang tidak
memerlukan makanan.
PENGARUH PINJAL
TERHADAP KESEHATAN
• Pinjal yang menghisap darah inang juga menimbulkan rasa sangat
gatal karena ludah yang mengandung zat sejenis histamine dan
mengiritasi kulit. Akibatnya hewan terlihat sering menggaruk maupun
mengigit daerah yang gatal terutama di daerah ekor, selangkangan dan
punggung.
• Menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas terhadap
antigen ludah pinjal.
• Pada anjing sering ditandai dengan gigitan secara berlebihan sehingga
dapat mengakibatkan bulu rontok dan peradangan pada kulit.
• Kasus flea allergy bervariasi tergantung kondisi cuaca terutama terjadi
pada musim panas dimana populasi kutu meningkat tajam.
Penyakit yang Ditimbulkan oleh Pinjal
Pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit manusia yang
penting misalnya : penyakit pest (= sampar = plague), dan
murine typhus. Disamping itu pinjal bisa berfungsi sebagai
penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan
tikus, yang kadang-kadang juga bisa menginfeksi manusia.
PENULARAN PINJAL PADA HEWAN PELIHARAAN
• Flea Allergy Dermatitis (FAD).
Penyakit kulit alergi pinjal. Waktu seekor kutu menggigit hewan peliharaan, ia memasukan
ludah ke dalam kulit. Hewan peliharaan mendevelop reaksi alergi terhadap ludah/saliva
(FAD) yang menyebabkan rasa gatal yang amat gatal. Tidak saja hewan peliharaan akan
menggaruk atau mengigit-gigit berlebihan di daerah ekor, selangkangan atau punggung,
jendolan juga akan muncul di sekitar leher dan punggung.
• Cacing Pita; Dipylidium canium.
Cacing pita (tapeworm) disalurkan oleh pinjal pada tahap larva waktu makan di lingkungan
hewan peliharaan. Telur-telur tumbuh di dalam kehidupan yang tidak aktif dalam
perkembangan pinjal ini. Jika pinjal ini di ingested oleh hewan peliharaan waktu digrooming,
cacing pita dan terus menerus berkembang menjadi cacing dewasa di usus hewan peliharaaN.
• Anemia
Anemia terjadi pada yang muda, yang tua atau pun yang sakit jika terlalu banyak kutu loncat
yang menghisap darahnya. Gejala anemia termasuk, gusi pucat, lemas dan lesu pada hewan
peliharaan.
PENCEGAHAN
Cara pencegahan dan mengurangi potensi kontak tikus serta pinjal ke
manusia diantaranya :
a. Penempatan kandang di luar rumah induk
b. Perbaikan konstruksi rumah yang bertujuan mengurangi tempat bersarang
tikus (rat proof) dan plesterisasi lantai
c. Memasang genting kaca sehingga sinar matahari langsung bisa masuk
kedalam ruangan rumah.
d. Menyimpan bahan makanan dan atau makanan di tempat yang tidak
mudah dijangkau tikus.
e. Tinggi tempat tidur minimal 20 cm dari tanah.
f. Membersihkan menggunakan vaccum
g. Segera melaporkan ke petugas kesehatan atau perangkat desa apabila
menjumpai tikus mati tanpa sebab ( rat fall )
PENGENDALIAN
• Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh pinjal maka perlu dilakukan tindakan
pengendalian terhadap arthopoda tersebut.
• Upaya yang dapat dilakukan, antara lain melalui penggunaan
insektisida, dalm hal ini DDT, Diazinon 2% dan Malathion 5%
penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl
benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent).

Anda mungkin juga menyukai