V 1 x ppm 1 = V 2 x ppm 2
V 1 x 10 = 50 x 3
V 1 = 150 / 10
V 1 = 15 ml
Blangko
Aquades sp sebelum tanda batas+ R.
gries + aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Nitrit
Blangko
45 ml Aquades + 2,5 ml diphenil
carbazid + aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Krom ( Cr)
Baku Seri ( 0,1 sd 1,0 ppm)
Misal : Baku seri 0,1ppm
0,5 ml (Baku induk 10 ppm) +
aquades sp ( setinggi blangko ) +
2,5 ml diphenil carbazid +
aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Tembaga ( Cu )
• PRINSIP
Ion Tembaga dalam suasan basa bereaksi
dengan Na dietil ditiokarbamat membentuk
senyawa komplek berwarna coklat
kekuningan, tetapi bila kadarnya tinggi
akan membentuk koloid dan terjadi
kekeruhan. Dibaca pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 480 nm.
Penetapan Kadar Tembaga ( Cu )
• Sampel ( P = 10x )
5,0 ml sampel + aquades (sampai setinggi
blangko) + 5 ml amoniak 5% + 5,0 ml Na
dietilditiokarbamat 1%+ aquades sp 50 ml
• Blangko
35 ml Aquades + 5 ml amoniak 5% + 5,0
ml Na dietilditiokarbamat 1%+ aquades sp 50
ml
Penetapan Kadar Tembaga ( Cu )
• Baku Seri ( 1,0 sd 5,0 ppm )
Misal : Baku seri 1 ppm
5,0 ml (Baku induk 10 ppm) +
aquades (sampai setinggi blangko )
+ 5 ml amoniak 5% + 5,0 ml Na
dietilditiokarbamat 1%+ aquades sp
50 ml
Penetapan Kadar
Ammonium (NH4+)
• PRINSIP
Ion Ammonium dalam suasana basa
akan bereaksi dengan Larutan
Nessler membentuk senyawa
komplek yang berwarna kuning
sampai coklat. Dibaca pada
spektrofotometer dengan panjang
gelombang 415 nm.
Penetapan Kadar Ammonium
(NH4+)
• Sampel ( P = 5x )
10,0 ml sampel + aquades sp ( setinggi blangko ) + 1,0 ml K Na tartrat
+ 2,0 ml R. Nessler + aquades sp 50 ml
• Blangko
40 ml Aquades + 1,0 ml K Na tartrat + 2,0 ml R. Nessler + aquades sp
50 ml
• PRINSIP
Besi dalam larutan direduksi menjadi
bentuk Ferro dengan cara mendidihkannya
dengan asam dan Hidroksilamin HCl,
kemudian direaksikan dengan 1,10
fenantrolin pada pH 3,2 – 3,3. Tiga molekul
fenantrolin dengan satu atom besi ferro
membentuk senyawa komplek berwarna
merah jingga. Dibaca pada
spektrofotometer panjang gelombang 510
nm.
Penetapan Kadar Besi ( Fe )
Sampel ( P = 1x )
• PRINSIP
Aluminium bereaksi dengan Na Alizarin
Sulfonat dalam suasana basa membentuk
senyawa komplek berwarna merah. Warna
yang dihasilkan dibaca pada
spektrofotometer panjang gelombang
535nm.
Penetapan Kadar Aluminium
(Al)
Sampel ( P = 2 x )
25,0 ml sampel + 15 ml aquades (sampai setinggi
blangko) + 0,125 ml Na alizarin sulfonat 1 %+ 1 ml
Asam asetat 5 %+ 1 ml Amoniak 5 % , diamkan 5
menit , selanjutnya tambahkan 1,25 ml Asam asetat
25 % + aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Aluminium
(Al)
• Blangko
40 ml aquades + 0,125 ml Na alizarin sulfonat
1% + 1 ml Asam asetat 5 %+ 1 ml Amoniak 5 % ,
diamkan 5 menit , selanjutnya tambahkan 1,25 ml
Asam asetat 25 % + aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Aluminium
(Al)
Baku Seri ( 1,0 sd 5,0 ppm )
Misal : Baku seri 1 ppm
5,0 ml (Baku induk 10 ppm) +aqudes sp setinggi
blangko 0,125 ml Na alizarin sulfonat + 1 ml Asam
asetat 5 %+ 1 ml Amoniak 5 % , diamkan 5 menit ,
selanjutnya tambahkan 1,25 ml Asam asetat 25 %
+ aquades sp 50 ml
Penetapan Kadar Nitrat (NO3)
• PRINSIP
Nitrat dengan Brusin dalam suasana
asam kuat akan membentuk ion
komplek yang berwarna kuning.
Intensitas warna diukur pada
panjang gelombang 410 nm
Penetapan Kadar Nitrat (NO3)
Sampel ( P = 5 x )
5,0 ml sampel masukkan kedalam erlenmeyer + 5
ml aquades+ 2 ml NaCl 30 % + 10 ml Asam Sulfat p
+ 0,5 ml Brucin Sulfanilat , panaskan diatas
waterbath ( 95 ) selama 20 menit, setelah dingin
ditepatkan sp 25,0 ml dengan aquades
Penetapan Kadar Nitrat (NO3)
Blangko
10 ml aquades masukkan kedalam erlenmeyer +
2 ml NaCl 30 % + 10 ml Asam Sulfat p + 0,5 ml
Brucin Sulfanilat , panaskan diatas waterbath ( 95 )
selama 20 menit,,setelah dingin pindahkan ke labu
25 ditepatkan sp 25,0 ml dengan aquades
Penetapan Kadar Nitrat (NO3)
• Baku Seri ( 1,0 sd 5,0 ppm )
Misal : Baku seri 1 ppm
2,5 ml (Baku induk 10 ppm) +2 ml NaCl 30 % + 5
ml aquades +10 ml Asam Sulfat p + 0,5 ml Brucin
Sulfanilat , panaskan diatas waterbath ( 95 )
selama 20 menit, setelah dingin ditepatkan sp 25,0
ml dengan aquades
Penetapan Kadar Zink ( Zn )
• PRINSIP
Zn bereaksi dengan difenil dithiokarbazon
( Ditizon) menghasilkan senyawa
koordinasi berwarna merah ungu. Senyawa
ditizonat ini dapat diekstraksi ke dalam
pelarut organik seperti Carbon Tetra
Klorida (CCl4 ). Umumnya gangguan dalam
reaksi Zink – Ditizon dapat diatasi dengan
mengatur pH 4,0 sp 5,5 dengan
penambahan Na Thiosulfat secukupnya.
Resapan diukur pada panjang gelombang
535 nm.
Penetapan Kadar Zink ( Zn )
• Sampel ( P = 1x )
10,0 ml sampel masukkan kedalam corong pisah +
5 ml dapar Asetat + 1,0 ml Na thiosulfat 25 %( pH
harus antara 4 – 5,5 ) + 10,0 ml ditizone II,
kemudian diekstraksi selama 4 menit. Ambil lapisan
CCl4 nya, tampung dalam beker gelas.
Penetapan Kadar Zink ( Zn )
• Blangko
10 ml aquades masukkan kedalam corong pisah +
5 ml dapar Asetat + 1,0 ml Na thiosulfat 25 %( pH
harus antara 4 – 5,5 ) + 10,0 ml ditizone II,
kemudian diekstraksi selama 4 menit. Ambil lapisan
CCl4 nya, tampung dalam beker gelas.
Penetapan Kadar Zink ( Zn )