Disusun Oleh :
Addy Maulana Alfarisi
Andini Dwi Dinanti
Rena Nur Atikah
Sari Wulandari
Vaula Zhafira Az-Zahrah
Alat Bahan
Spektrofotometri UV-Vis Larutan Ammonium molibdovanadat
Labu Ukur Sampel Pupuk
Botol Timbang Kristal KH2PO4
Kaca Arloji Aquades
Corong Pendek
Botol Semprot
Pipet Tetes
Gelas Ukur
7. Prosedur :
Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar induk fosfat 1000µg/ml PO4 dapat dibuat dengan melarutkan 0,1433 gram
kristal KH2PO4 yang sudah dikeringkan pada suhu 105ºC selama 2 jam dalam air suling menjadi
100 ml.
Buat deret larutan standar yang mempunyai kepekatan masing-masing 10, 20, 30, 40, 50 dan 60
µg/ml PO4. Tambahkan 5 ml larutan ammonium molibdovanadat kedalam larutan deret tersebut.
Buat jugaa larutan blanko dari larutan ammonium molibdovanadat dengan jumlah yang sama
Tetapkan harga absorbansi dari larutan standar pada panjang gelombang 400 nm dengan
spektrofotometer
Kemudian plotkan harga absorbansi terhadap kepekatannya pada kertas grafik maka akan
diperoleh kurva standar
Larutkan 1 g amonium molibdate tetrahidrat (NH4)6 Mo7O24·4H2O dalam 250 mL air suling panas
(± 65 °C), lalu dinginkan. Larutkan 1 g amonium metavanadat (NH4VO3) dalam 250 mL air suling
panas (± 65 °C), lalu dinginkan, tambahkan dengan 20 mL HClO4 70 %. Tambahkan larutan
amonium molibdate sedikit demi sedikit ke dalam larutan amonium metavanadat sambil diaduk
dan encerkan hingga volume 1 Liter lalu homogenkan
Setelah dingin sampel dipindahkan ke dalam labu ukur 250 ml dan ditepatkan ke tanda tera
dengan penambahan air suling. Larutan dikocok sampai benar-benar homogen, kemudian pipet
sebanyak 5 ml larutan sampel. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan 50 ml kemudian
tambahkan 5 ml larutan ammonium molibdovanadat volume ditetapkan ke tanda tera dengan
penambahan air suling biarkan 5 menit sebelum diukur
Tetapkan harga absorbansinya pada panjang gelombang 400 nm dengan menggunakan kurva
standar dan faktor pengenceran, tetapkan kadar fosfat dalam contoh
8. Data Pengamatan :
Absorbansi Fosfat
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
10 20 30 40 50 55
Absorbansi Fosfat
10. Perhitungan :
Pembuatan larutan induk standar fosfat 100 ppm
mg Mr KH 2 PO 4
Ppm = Massa KH2PO4 = × 10 gram
l Ar KH 2 PO 4
x 136
100 = = × 10 gram
100 L 95
Pembuatan larutan deret standar fosfat 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 ppm
10 ppm 20 ppm
V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2 V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2
V1 ․ 100 = 10 ․ 10 V1 ․ 100 = 20 ․ 10
100 200
V1 = = 1 ml V1 = = 2 ml
100 100
30 ppm 40 ppm
V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2 V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2
V1 ․ 100 = 30 ․ 10 V1 ․ 100 = 40 ․ 10
300 300
V1 = = 3 ml V1 = = 4 ml
100 100
50 ppm 60 ppm
V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2 V 1 ․ C1 = V 2 ․ C2
V1 ․ 100 = 50 ․ 10 V1 ․ 100 = 60 ․ 10
500 600
V1 = = 5 ml V1 = = 6 ml
100 100
mg
ppm = padatan KN2PO4
l
mg Mr K N 2 PO 4
1000 = mg = 2−¿ × mg
0,1 Ar PO 4 ¿
136
mg = 100 mg = × 10
95
y=ax+ b y=ax+ b
y=a+bx y=a+bx
-0,041 = 0,542 + 0,0078 -0,054 = 0,542 + 0,0078
-0,041 – 0,542 = 0,0078 ․ x -0,054 – 0,542 = 0,0078 ․ x
- 0,583 = 0,0078 ․ x - 0,596 = 0,0078 ․ x
−0,583 −0,5 96
x= = - 74,7435 ppm x= = - 76,4102 ppm
0,0078 0,0078
11. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan analisis fosfor dengan menggunakan spektrofotometri UV-
Vis. Pada penentuan fosfor digunakan penambahan ammonium molibdovanadat. Penggunaan
larutan standar dan sampel harus diencerkan dahulu saat preparasi karena proses analisis dengan
spektrofotometer tidak bisa dilakukan dengan larutan yang memiliki konsentrasi tinggi. Jika
digunakan dengan konsentrasi tinggi justru akan menyebabkan penyimpangan nilai
absorbansinya.
Setiap pengukuran spektrofotometri harus ada larutan blanko. Larutan blanko ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya absorbansi terhadap larutan jika tanpa analit. Larutan
blanko biasanya digunakan untuk kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis. Dapat
dikatakan juga sebagai larutan penetralan, karena untuk menentukan absorbansi akibat
perubahan voltase dari sumber cahaya.
Pada analisis fosfor dilakukan empat macam percobaan, yaitu percobaan panjang
gelombang optimum, penentuan waktu kestabilan kompleks, pembuatan kurva kalibrasi
(penentuan absorbansi larutan standar, dan penentuan absorbansi sampel. Analisis fosfor
dilakukan dengan melakukan penambahan ammonium moilbdovanadat. Pada percobaan ini
digunakan larutan konsentrasi bervariasi yaitu dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm dari
larutan standar 100 ppm.
Pada analisis fosfor ini digunakan spektrofotometer UV. Hal ini dikarenakan panjang
gelombang yang diserap oleh fosfor berada di bawah 400 nm, yang sudah masuk dalam kawasan
daerah sinar UV. Penggunaan spektrofotometri UV ini juga karena energy cahaya UV lebih
besar dari energy cahaya tampak maka energy UV dapat menyebabkan transisi electron σ dan µ.
Penentuan panjang gelombang optimum dilakukan pada panjang gelombang 305 – 400
nm. Sebelum larutan diukur, perlu dimasukkan dahulu larutan blanko dan diatur panjang
gelombangnya 400 nm dan diatur pada absorbansi 0.
Berdasarkan hasil percobaan penentuan absorbansi larutan standar 10, 20, 30, 40, 50, dan
60 ppm dan nilai absorbansi sampel 50 ml yakni -0,041 dan sampel 100 ml yakni -0,054,
sehingga dapat dibuat kurva kalibrasi amtara C vs A, dimana akan membentuk garis lurus.
Dengan menggunakan persamaan garis y = 0,542 + 0,0078, maka dapat diketahui konsentrasi
fosfat dalam sampel 50 ml yakni -74,7435 ppm dan sampel 100 ml yakni -76,4102 ppm.
12. Kesimpulan
Dari hasil praktikum penetapan kadar fosfat dalam sampel pupuk, dapat disimpulkan bahwa
kadar fosfat yang terkandung dalam sampel pupuk tersebut, yakni -74,7435 ppm pada volume 50
ml dan -76,4102 ppm pada volume 100 ml.
Badan Standar Nasional, 2013. SNI 7850:2013 tentang “Pupuk Fosfat Kalium Padat”,
https://cupdf.com/document/5246sni-7850-2013pdf.html, diakses (online), pada 12 Juni
2022 pukul 20.00 WIB
Anindya Yunita, 19 Juli 2015. “Laporan Resmi Praktikum Kimia II Analisis Fosfor Dan
Krom(VI)
14. Lampiran