PERTEMUAN 3

Rhizopoda
PARASITOLOGI II

Dr. Budi Santosa, S.KM, M.Si.Med

 Rhizopoda
Entamoeba histolytica
Penyakit: amoebiasis
Hospes: manusia
Morfologi: dalam siklus hidupnya tdp 3 btk:
1. Tropozoit: 20-40 mikro, inti satu, kariosom
sentral, endoplasma vakuol, ada eritrosit,
pseudopodia.
E.histolytica
Minuta: 10-20 mikro, sda
Kista : 10-20 mikro, 1-4 inti, benda
kromatoid

Patologi klinik:
1. Intestinal : akut dan kronik
2. Ekstra intestinal: hati, paru, kulit, vagina,
otak
E. Histolytica

Diagnosis:
Ditemukan tropozoit/kista dalam tinja
E. histolytica..

Tropozoit
E. histolytica

Tropozoit E.histolytica
E. histolytica

Tropozoit E.histolytica
 Entamoeba coli
Penyakit: kamensal. Def. E. histolytica
Hospe: manusia
Morfologi:
1. Vegetatif : 15-30 mikro, satu inti, kariosom
ekst, tdk ada eritrosit.
2. Kista : 15-22 mikro, inti 2-8
 Entamoeba coli.

Patologi klinik: tdk patogen

Diagnosis;
Ditemukan tropozoit/kista di tinja
Entamoeba coli.
Entamoeba coli.
Entamoeba coli.
Entamoeba coli.
Entamoeba coli.
 Flagellata

Giardia lamblia

Penyakit: giardiasis/ lambliasis

Hospes: manusia
Morfologi:
1.vegetatif: 14 mk, ant bulat, post runcing.
2.Kista: 10-14 mk, oval, 2 4 inti
 Giardia lamblia

Patologi klinik:
Batil isap melekat pada duodenum &jejunum.
Iritasi, absorbsi lemak terganggu
Diagnosis:
Ditemukan tropozoit dalam tinja encer/ cairan
duodenum, kista pd tinja padat.
Terapi: metronidazol
Giardia lamblia Lifecycle
Giardia lamblia

Giardia lamblia
Giardia lamblia

Giardia lamblia trophozoite

Giardia lamblia early cyst
Giardia lamblia late cyst
 Trichomonas vaginalis
.

Penyakit: laki prostatitis

wanita Trichomonas
vaginalis
Hospes: manusia
Morfologi:
Hanya bentuk tropozoit, 1-25 mk, 4
fl antr, 1 flg posterior, melekat
membran bergelombang, inti
lonjong.
Trichomonas vaginalis
 Flagelata darah & jaringan

Trypanosoma gambiense
Penyakit: tripanosomiasis (African sleeping
sickness)
Hospes: manusia
Hospes reservoar: babi, sapi, kambing
Hospes perantara: lalat tse-tse ( glosina palpalis)
Morfologi: 35 mk, inti satu, membran
bergelombang, flgel antr.
 Sporozoa
Toxoplasma gondii

Penyakit: toxoplasmosis
Hospes:
Kucing, manusia, burung, mamalia lain
Morfologi:
+/- 5 mk, bulan sabit, berinti satu
 MALARIA ENDEMIC IN INDONESIA, 2000

4 SPESIES PLASMODIUM

1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium falciparum
4. Plasmodium ovale
DAUR HIDUP 2 HOSPES :

1. SIKLUS ASEKSUAL HOSPES

VERTEBRATA ( SKIZOGONI )
2. SIKLUS SEKSUAL HOSPES NYAMUK (
SPOROGONI )
Life Cycle of the
Malarial Parasite

1. Sporozoites in salivary gland.

2. Ocysts in stomach wall.

3. Male and female gametocytes.

4. Liver phase.

5. Release of merozoites from liver.

These enter red cells where both
sexual and asexual cycles continue.
 HUMAN ANOPHELES MOSQUITO
LIVER Salivary gland
Sporozoite Sporozoite

Hipnozoite
Schizont
Schizont
Merozoite

In erithrocyte Mosqiutos Stomach

oocyst
Tropozoite

Schizont Merozoite ookinete

Gametocyte zygote
Malaria tertiana
Malaria tertiana disebabkan oleh parasit Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale.
Kelangsungan penyakit malaria jenis ini relatif lebih
baik, karena jika di bandingkan dengan Malaria
tropica jarang menyebabkan komplikasi
neurologi/syaraf.
Masalah utama yang bisa muncul hanya terletak dari
simptoma awal yang tidak spesifik sehingga tidak
bisa langsung di bedakan dengan malaria tropica.
Biasanya hal ini baru bisa di ketahuai ketika di
lakukannya pemeriksaan mikroskopis
Malaria kuartana
Malaria kuartana di sebabkan oleh
Plasmodium malariae.
Malaria jenis ini juga juga relatif tidak
berbahaya.
Komplikasi yang khas terjadi yaitu sindrom
nefrotis.
Menarik dari malaria jenis ini yaitu
kemungkinan muncul kembali /residiv
setetalah waktu yang lama.
DIAGNOSIS MALARIA SECARA
LABORATORIS
DIGOLONGKAN 2 KELOMPOK:
1. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
TERMASUK QUANTITATIF BUFFY COAT (QBC)
2. IMUNOSEROLOGIS
MENDETEKSI ANTIGEN / ANTIBODY

SIDIK DNA:
- DNA PROBE
- PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

STANDAR EMAS MALARIA ADALAH MENEMUKAN

PLASMODIUM DALAM DARAH
SYARAT-SYARAT AGAR MENCAPAI NILAI DIAGNOSTIK TINGGI
1. PENGAMBILAN SAMPEL TEPAT PADA AKHIR PERIODE DEMAM
2. VOLUME DARAH CUKUP
3. KUALITAS PREPARAT HARUS BAIK UNTUK IDENTIFIKASI SPESIES
PLASMODIUM
4. IDENTIFIKASI SPESIES PLASMODIUM

1. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
A. PEMERIKSAAN DARAH TEPI :
a. TETES TEBAL
b. HAPUSAN TIPIS
1. PLASMODIUM vivax
CIRI = a. ERITROSIT MEMBESAR
b. TROFOZOIT MUDA SEBAGAI CINCIN DENGAN
INTI PADA SATU SISI
c. BENTUK AMUBOID YANG JELAS
d. SKIZON MEMBENTUK 16 18 SEL DISEBUT
MEROZOIT
e. GAMETOSIT :
- MIKROGAMETOSIT : INTI BESAR, MERAH MUDA
PUCAT, SITOPLASMA PUCAT
- MAKROGAMETOSIT : INTI PADAT, WARNA
MERAH, SITOPLASMA LEBIH
BIRU, LETAK DIBAGIAN
PINGGIR
- BUTIR-BUTIR HALUS BULAT , MERAH MUDA ( TITIK
SCHUFFNER )
 Case 2
A thin film from a 22 year old male holidaying in Lombok (Indonesia) one month previously. Intermittent fevers
since returning.

Salient features are:

Developing and thick (signet) ring
forms
Enlarged red cells
This is a typical Plasmodium vivax
3. PLASMODIUM falciparum
CIRI =
a. HANYA DITEMUKAN BENTUK CINCIN &
GAMETOSIT KECUALI INFEKSI BERAT
b. SEL DARAH MERAH TIDAK MEMBESAR
c. INFEKSI MULTIPEL SANGAT KHAS
d. BENTUK CINCIN HALUS KHAS & TITIK KROMATIN
RANGKAP
e. GAMETOSIT BENTUK PISANG KHAS / BENTUK
SABIT
f. PREISIPITAT SITOPLASMA DISEBUT TITIK MAURER,
BERCAK MERAH
This is a thin film from a 27 year old female backpacker, with a recent history of trekking through Northern
Thailand and high fever.

This is a typical Plasmodium falciparum

Salient features are:
Numerous fine ring forms
CASE 1 Double chromatin dots
Marginal forms
Red cells are not enlarged.
 Case 5
This is a thick film prepared from a 32 year old male recently returned from Vietnam.

Salient features are:

Numerous ring form of Plasmodium can be
seen (as indicated by the arrows).
Note size of neutrophils (for comparison).
The only definitive diagnosis that can be
made from this film is that Malaria is
present. Thin films would have to be
examined for species identification.
This is a thick film prepared from a recent arrival from India who presented with a high temperature
Case 6

Salient features are:

No parasites seen in this field
This film would need to be examined for
10 minutes before being called negative.
Repeat films should be prepared and
examined on at least 2 further occasions,
ideally as the temperature peaks, before
the presence of Malaria can be excluded.