Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi, 13(2), 2020, 147-157
Abstrak
Arboretum Universitas Riau (UNRI) merupakan habitat monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis). Banyak aktivitas di lokasi tersebut, diduga mempengaruhi pola perilaku M.
fascicularis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian M. fascicularis di Arboretum
UNRI dan sekitarnya. Pengamatan menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum.
Pengamatan perilaku harian M. fascicularis dilakukan pada kelompok A, yang berjumlah 9 ekor.
Frekuensi jenis-jenis perilaku harian M. fascicularis secara berturut turut adalah perilaku pindah,
istirahat, makan, bermain, menelisik, agresif, dan seksual. Macaca fascicularis pradewasa
cenderung melakukan perilaku pindah, istirahat, dan bermain. M. fascicularis dewasa cenderung
melakukan perilaku pindah, istirahat, dan makan. Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap perilaku
harian M. fascicularis pradewasa, tetapi berpengaruh pada individu M. fascicularis dewasa,
khususnya perilaku makan, berpindah, dan menelisik. Perilaku seksual intraspesies terjadi hanya
pada individu betina alfa, dewasa (Ma) dengan jantan alfa dewasa (Mon). Perilaku menelisik dan
mounting heteroskesual interspesies terjadi antara M. fascicularis jantan, alfa (Mon) dengan M.
nemestrina betina dewasa. Perilaku mounting isoseksual terjadi antara M. fascicularis jantan
dewasa dan pradewasa dari kelompok yang berbeda. Perilaku harian yang dipengaruhi oleh
aktivitas manusia adalah perilaku makan.
Kata kunci: Perlaku bermain; Perilaku makan; Perilaku menelisik; Perilaku mounting heteroseksual;
Perilaku mounting isoseksual; Perilaku pindah
Abstract
Riau University Arboretum is a habitat of long-tailed macaque (M. fascicularis). Human activities at the
location are pressumed to influence M. fascicularis behavior patterns. The study aims to determine the daily
behaviour of M. fascicularis in around of Arboretum UNRI. Observations used focal animal sampling and ad
libitum methods. Observation of the daily behavior was carried out in Group A, which consisted of 9
individuals. The frequency of M. fascicularis daily behaviors were moving, resting, eating, playing,
grooming, aggresive, and sexual behaviour, respectively. Immature M. fascicularis are more likely to
perform the moving, resting, and playing behavior. Whereas mature M. fascicularis are more likely to
perform the moving, resting, and eating behavior. Gender does not affect the daily behavior of immature M.
fascicularis, it affects the individual mature M. fascicularis, especially feeding, moving and grooming
behavior. Intraspesific hetrosexual behaviour occured only between alfa, mature female(Ma) and alpha,
mature male (Mon). Interspesific heterosexual grooming and mounting behaviors occured between M.
fascicularis alpha, male individual and mature female M. nemestrina. Intraspecific mounting isosexual
behavior occured on mature and immature of M. fascicularis from different group. The daily behavior that is
influence by human activities is eating behaviour.
Keywords: Eating behavior; Grooming behavior; Heterosexual mounting behavior; Isosexual Mounting
behavior; Moving behavior; Playing behavior
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v13i2.11414
pradewasa (Ba dan Bo), tiga individu betina dalam kelompok B sebanyak 4 individu, terdiri
dewasa (Ma sebagai betina, α; Mi dan Me dari satu individu jantan dewasa (Nob), dua
sebagai betina, β dan γ), dua individu betina individu betina dewasa (Nat dan Nor), dan satu
pradewasa (Mu dan Bi). Kelompok ini dipilih individu betina remaja (Not). Kelompok B
sebagai kelompok yang diamati perilakunya. tidak diamati perilaku hariannya, karena M.
Kelompok B merupakan gabungan dari dua nemestrina berperilaku agonistik terhadap
spesies berbeda, yaitu M. fascicularis dan M. manusia.
nemestrina. M. fascicularis yang tergolong
a b
Gambar 1. Kelompok M. fascicularis di Arboretum UNRI. Kelompok A (a) dan Kelompok B (b)
Data perilaku harian M. fascicularis WIB. Saat hujan tidak dilakukan pengambilan
diambil menggunakan metode focal animal data perilaku demi keselamatan peneliti.
sampling dan ad libitum. Metode focal animal Namun pengamatan ulang dilakukan untuk
sampling adalah mencatat perilaku harian satu menggantikan saat hari hujan. Data perilaku
individu (individu focal) M. fascicularis. dikelompokkan berdasarkan stadia umur, yaitu
Metode ad libitum mencatat semua perilaku antara individu pradewasa dan dewasa; serta
yang teramati M. fascicularis (Altmann, 1974). berdasarkan jenis kelamin (jantan dan betina).
Jenis dan pegertian perilaku yang diamati Data perilaku harian dianalisis secara
mengikuti Iskandar dan Kyes (2016). Ada kuantitatif dengan menghitung persentase
tujuh jenis perilaku yang diamati. Perilaku setiap kejadian perilaku yang teramati dan
makan yaitu aktivitas mencari, memasukkan disajikan dalam bentuk grafik batang.
makanan ke dalam mulut, membawa makanan Perhitungan persentase perilaku harian dapat
dan minuman. Perilaku istirahat adalah dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
aktivitas tidak bergerak dan tidur. Perilaku persentase aktivitas i (%) = Jumlah aktivitas i /
berpindah mencakup aktivitas berjalan, berlari, Total aktivitas x 100%; dimana i = jenis
melompat, dan memanjat. Perilaku menelisik aktivitas.
meliputi aktivitas mencari, mengambil parasit Pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku
atau kotoran yang ada di tubuh dengan harian dianalisis menggunakan program
menggunakan tangan atau mulut baik untuk Statistic Package for Social Science (SPSS)
diri sendiri atau individu lain. Perilaku bermain versi. 17,0 menggunakan uji t taraf α = 0,05
terdiri atas aktivitas berkejaran, akrobatik, untuk membandingkan rerata persentase
bergelantungan, pura-pura berkelahi baik perilaku harian antara dua jenis kelamin dalam
dilakukan sendiri atau bersama individu lain. setiap tingkatan stadia umur. Beda nyata uji t
Perilaku agresif berupa aktivitas berkelahi, diuji lebih lanjut dengan Uji Duncan untuk
mengejar, menggigit, mengusir, menghindar, menunjukkan tingkat perbedaan rerata
menantang yang dilakukan terhadap individu persentase perilaku harian.
lain. Perilaku seksual adalah perilaku dimana Jenis pakan yang dimakan M.
individu jantan dan betina melakukan proses fascicularis diambil, didokumentasikan, dan
kawin. Setiap perilaku yang teramati dicatat. diidentifikasi. Jenis pakan yang teramati
Jarak pengamat terhadap M. fascicularis digolongkan sebagai pakan alami dan pakan
sekitar 10–20 m. Pengamatan dilakukan non alami. Pakan alami yaitu makanan yang
selama lima belas hari efektif, dan waktu biasa dimakan oleh M. fascicularis yang
pengamatan dilakukan pada jam 06:00–18:00 berasal dari alam (daun, ranting, buah dan
bunga) dan pakan non alami yaitu makanan 16,0%, dewasa 1,2%; perilaku menelisik:
yang bukan berasal dari alam seperti sisa pradewasa 1,1 %, dewasa 7,4 %; perilaku
makanan manusia, sampah dan lain-lain. Jenis agresif: pradewasa 0,6 %, dewasa 3,8%, dan
pakan alami diidentifikasi menggunakan buku perilaku seksual: dewasa 1,16%. Perilaku
Tumbuhan Berguna Indonesia oleh Heyne harian M fascularis berdasarkan kelompok
(1987), dan Flora Cagar Alam Gunung Tukung umur (dewasa dan pradewasa) yang memiliki
Gede Serang-Banten oleh Tuti (2011). perbedaan yang besar, yaitu perilaku makan,
Makanan non alami diidentifikasi secara menelisik, main, agresif dan seksual (Gambar
langsung jenisnya. 1). Hasil uji t terhadap setiap perilaku M
fascularis berdasarkan jenis kelamin
HASIL menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak
Frekuensi perilaku harian M. fascicularis berpengaruh terhadap perilaku harian M.
secara berturut-turut sebagai berikut, perilaku fascicularis pradewasa (Tabel 1). Namun, jenis
pindah: pradewasa 40,8%, dewasa 37,8%; kelamin berpengaruh terhadap perilaku makan,
perilaku istirahat: pradewasan 32,6%, dewasa pindah, dan menelisik M. fascicularis dewasa
1,8 %; perilaku makan: pradewasa 9,0 %, (Tabel 2).
dewasa 15,7 %; perilaku bermain: pradewasa
Tabel 1. Kisaran, rerata, dan simpangan baku kejadian setiap jenis perilaku harian pada individu
jantan dan betina pradewasa. Hasil uji t tidak berbeda nyata untuk pengaruh jenis kelamin
terhadap setiap jenis perilaku harian pada individu pradewasa (p<0,05)
Jantan pradewasa (n = 2) Betina pradewasa (n = 2)
Jenis
Simpangan Simpangan P value
perilaku Kisaran Rerata Kisaran Rerata
baku baku
Makan 3–24 13,5 14,8 12–41 26,5 20,5 0,20
Istirahat 24–92 58,0 48,1 56–118 87,0 43,8 0,12
Pindah 63–77 70,0 9,9 63–160 111,5 68,6 0,14
Menelisik 1–2 1,5 0,7 2–5 3,5 2,1 0,29
Main 26–34 30,0 5,7 0–82 41,0 58,0 0,93
Agresif 0–0 0,0 0,0 0–5 2,5 3,5 0,79
Seksual 0–0 0,0 0,0 0–0 0,0 0,0 0,20
Perilaku seksual dapat terjadi hetero- fascicularis terjadi antara betina α (Ma) lebih
sekual maupun isoseksual. Perilaku hetero- sering mendekati dan menarik perhatian
seksual M. fascicularis yang tercatat, yaitu pejantan α (Mon). Perilaku heteroseksual inter-
perilaku menelisik dan mounting yang terjadi spesies dilakukan oleh M. fascicularis jantan, α
baik intraspesies maupun interspesies. Perilaku bernama Mon dengan M. nemestrina betina
menelisik dan mounting intraspesies M. dewasa. Dua individu ini tercatat melakukan
mounting sebanyak empat kali. Dalam Macaca fascicularis di alam makan daun
penelitian ini, mounting isoseksual teramati (54,54%); daun dan buah (36,36%); sisanya
antara M. fascicularis jantan dewasa yang bunga dan daun serta buah masing-masing
tergabung dalam kelompok B (Nob) dengan (4,55%). Pakan non alami olahan (61,54%)
Bo, jantan anakan yang tergabung dalam dan yang non olahan (38,46%). Berdasarkan
kelompok A. Perilaku mounting isoseksual cara memperoleh pakan non alami, M.
hanya teramati dari samping sehingga fascicularis lebih banyak mengambil pakan
pengamat tidak dapat memastikan apakah Nob non alami di tong sampah (76,92%)
berhasil memasukkan alat kelaminnya pada dibandingkan dengan merebut dari pengunjung
Bo. (23,08%) (Tabel 3).
Tabel 2. Kisaran, rerata, dan simpangan baku kejadian setiap jenis perilaku harian pada individu
jantan dan betina dewasa. Hasil uji t berbeda nyata untuk pengaruh jenis kelamin
terhadap perilaku makan, pindah, dan menelisik pada individu dewasa (p<0,05)
Jantan dewasa (n = 2) Betina dewasa (n = 3)
Jenis
Simpangan Simpangan P value
perilaku Kisaran Rerata Kisaran Rerata
baku baku
Makan 26–28 27,0 1,4 18–47 30,7 14,8 0,03
Istirahat 17–117 67,0 70,7 6–115 53,7 55,8 0,07
Pindah 40–104 72,0 45,3 65–75 69,0 5,3 0,01
Menelisik 12–16 14,0 2,8 9–20 13,7 5,7 0,03
Main 0–0 0,0 0,0 0–10 3,7 5,5 0,83
Agresif 8–15 11,5 4,9 3–5 4,0 1,0 0,38
Seksual 5–9 7,0 2,8 0–6 2,3 3,2 0,46
Perilaku menelisik sendiri dan invidu (sensu Wibowo, Hidayati, & Sukiya, 2017).
lain lebih banyak dilakukan oleh M. Perilaku menelisik yang terjadi diduga
fascicularis betina dewasa dibandingkan bertujuan untuk mengurangi ketegangan yang
dengan individu jantan dewasa (Tabel 2). terjadi antara M. fascicularis dengan M.
Perilaku menelisik individu lain yang teramati nemestrina. Hal yang sama disampaikan Maple
adalah antara M. fascicularis betina dewasa & Westlund (1977) bahwa dua spesies berbeda
dengan individu jantan, α, dewasa; individu berkohabitasi dalam jangka waktu lama akan
M. fascicularis betina dewasa dengan membentuk suatu perilaku sosial, diantaranya
sesamanya, dan M. fascicularis betina dewasa perilaku menelisik. Perilaku mounting antara
dengan anaknya. Secara umum perilaku M. fascicularis jantan, α (Mon) dengan
menelisik lebih sering dilakukan antara individu M. nemestrina betina dewasa dimulai
individu M. fascicularis betina dewasa dengan M. nemestrina betina dewasa
terhadap M. fascicularis jantan dewasa mendekati Mon dan mengarahkan bagian
(Kamilah, Saprianto, & Jarulis, 2013; Wibowo, ekornya (perilaku presenting) kepada Mon.
Hidayati, & Sukiya, 2017). Perilaku menelisik Perilaku presenting diduga bertujuan untuk
pada satu pasangan M. fascicularis diduga menunjukkan kesiapan betina untuk mounting
sebagai penarik perhatian pasangannya (Saroyo, Mansjoer, Tarumingkeng, Solihin, &
(Matheson & Bernstein 2000). Perilaku Watanabe, 2006). Setelah itu baru terjadi
menelisik sesama individu betina dewasa mounting. Perilaku mounting antara M.
diduga berfungsi memperkuat hubungan antar fascicularis jantan dengan M. nemestrina
individu dalam satu kelompok (Kamilah, betina juga telah dilaporkan terjadi di
Saprianto, & Jarulis, 2013). Pada umumnya penangkaran dengan persentase keberhasilan
individu betina berada dalam kelompok yang lebih besar (75%) dibandingkan komposisi
sama selama hidupnya sehingga terciptalah sebaliknya (Iskandar & Kyes, 2016).
ikatan sosial yang lebih kuat dibandingkan Perilaku mounting isoseksual intraspesies
dengan sesama jantan (Matheson & Bernstein teramati antara M. fascicularis jantan dewasa
2000). Di samping itu perilaku menelisik juga kelompok B (Nob) dan M. fascicularis
bertujuan untuk memperbaiki hubungan antar pradewasa kelompok A (Bo). Perilaku ini
individu pada suatu kelompok serta terjadi saat Bo, yang sedang digendong
mengurangi ketegangan ketika terjadi konflik induknya (Ma), tiba-tiba ditarik oleh Nob.
diantara individu dalam suatu kelompok Selanjutnya Nob melakukan perilaku mounting
(Iskandar & Kyes, 2016; Matheson & terhadap Bo dan memegang pinggang Bo,
Bernstein, 2000). Perilaku menelisik M. tungkai Nob bertumpu pada pinggang Bo, dan
fascicularis betina dewasa dengan anaknya setelah itu tampak dorongan panggul Nob ke
diduga bertujuan merawat dan menjaga arah Bo. Perilaku mounting isoseksual ini
hubungan yang baik induk betina terhadap diduga sebagai perilaku sosio seksual dan
anak (Ganelia, 2002). berfungsi sebagai latihan untuk kopulasi
Perilaku menelisik dan mounting heteroseksual kelak. Di sini, terdapat bantuan
heteroseksual intraspesies sering dilakukan yang disediakan individu jantan dewasa ke
oleh betina α, dewasa (Ma) kepada pejantan α jantan pradewasa berupa stimulasi genital
(Mon). Menurut (Gumert 2007), perilaku manual individu pradewasa. Oleh karenanya
menelisik memiliki hubungan yang signifikan perilaku ini tidak digolongkan sebagai perilaku
terhadap perilaku seksual yang dilakukan menyimpang (sensu Solanki, & Zothansiama,
antara individu jantan dengan betina. 2012). Dixson (2015) menyatakan bahwa
Sedangkan perilaku menelisik dan mounting perilaku mounting isoseksual pada M.
heteroseksual interspesies teramati antara M. facicularis ini tidak selalu tergolong perilaku
fascicularis dewasa jantan kelompok A (Mon) homoseksual karena pada jenis ini, para pelaku
dengan M. nemestrina betina dewasa saat mounting juga mengajak kawin dan kopulasi
mereka berada pada satu lokasi yang sama, dan individu betina sehingga dia disebut biseksual.
M. fascicularis alfa betina (Ma) tidak bersama Macaca fascicularis di Arboretum UNRI
Mon. Perilaku menelisik sering dilakukan oleh dan sekitarnya memanfaatkan jenis pakan
individu betina dulu terhadap pasangannya alami terutama berupa daun dibandingkan
bunga, buah, dan ranting dari berbagai jenis dibandingkan dengan merebut dari orang. Hal
tumbuhan (Tabel 3). Daun diambil dengan cara ini dilakukan karena mengambil pakan yang
meraih ranting dan mendekatkan bagian yang ada di tong sampah lebih sedikit memerlukan
terdapat daun muda, lalu memetik daun muda energi dibandingkan dengan merebut makanan
tersebut dan memakannya. Hasil Rizaldy, pengunjung. Sebagaimana asumsi dasar teori
Haryono, & Faizah (2016) menyatakan bahwa pencarian makan optimal (optimal foraging
M. fascularis di Hutan Nepa, Madura lebih theory) menyatakan bahwa organisme lebih
suka makan buah (frugivor) dibandingkan memilih pakan yang banyak memberikan
bagian tumbuhan lainnya. Beralihnya keuntungan (energi) paling tinggi dengan
preferensi makan daun M. fascularis diduga energi sesedikit mungkin yang dikeluarkan
karena ketersediaan buah-buahan kurang dalam pencarian dan penangangan pakan
mencukupi di Arboretum Unri. Macaca (Rapaport 1998).
fascicularis di Bumi Perkemahan Cibubur,
Jakarta juga cenderung foliovor. Pakannya SIMPULAN DAN SARAN
berupa kuncup daun awi tali (Gigantochloa Frekuensi jenis-jenis perilaku harian M.
apus), jukut pait (Axonopus compressus), dan fascicularis di Arboretum UNRI dan
Ficus benjamina (Hilda, Perwitasari- sekitarnya secara berturut turut adalah perilaku
Farajallah, dan Tjitrosoerdjo, 2010). pindah, istirahat, makan, bermain, menelisik,
Macaca fascicularis di Arboretum UNRI agresif, dan seksual. Perilaku harian M.
dan sekitarnya makan pakan non alami non fascicularis pradewasa utama yang adalah
olahan maupun olahan. Pakan non alami non pindah, istirahat, dan bermain. Sedangkan M.
olahan yang dikonsumsi berupa kulit buah fascicularis dewasa lebih cenderung
yang dibuang di tong sampah Arboretum melakukan perilaku agresif dan menelisik.
UNRI dan sekitarnya Pakan non alami secara Jenis kelamin hanya berpengaruh pada
umum diambil dengan cara mengambil secara kelompok individu dewasa terhadap perilaku
cepat dan langsung memakannya atau makan, pindah dan menelisik. Perilaku
menyimpan di kantong pipi bagi individu yang menelisik dan mounting heteroseksual
memiliki hierarki lebih rendah. Hal ini intraspesies terjadi hanya pada M. fascicularis
dilakukan karena pakan yang tersedia lebih jantan dan betina alfa, dewasa dalam satu
dikuasi oleh M. fascicularis jantan α. kelompok. Perilaku menelisik dan mounting
Meskipun demikian, M. fascicularis lebih heteroseksual interspeseis terjadi antara M.
cenderung makan pakan non alami olahan fascicularis jantan alfa, dewasa dengan M.
yang diambil dari tong sampah dan atau nemestrina betina dewasa. Perilaku mounting
merebut dari pengunjung. M. fascicularis isoseksual terjadi antara M. fascicularis
mampu makan pakan non alami olahan dewasa dan pradewasa dari kelompok yang
disebabkan hewan tersebut memiliki toleransi berbeda. Dalam penelitian ini, perilaku makan
pakan yang lebar, termasuk pakan olahan M. fascicularis dipengaruhi oleh aktivitas
(seperti sate, siomai, dan roti) (Desy & manusia.
Atmaja, 2018). Spesies ini tergolong Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
opportunistic omnivore, yaitu spesies yang mengenai penelitian mengenai perilaku harian
mampu mengeksploitasi jenis pakan lainnya di M. fascicularis di Arboretum UNRI dan
luar pakan alaminya (Fakhri, Priyono, & sekitarnya dengan mengamati perilaku harian
Rahayuningsih, 2012). M. fascicularis kelompok B yang tergabung
Setiap hari, M. fascicularis mendatangi ke dalam kelompok M. nemestrina, untuk
tong sampah yang ada di sekitar jembatan mengungkap perilaku seksual lainnya yang
kupu-kupu, dekat Arboretum UNRI untuk belum teramati.
mencari sisa makanan. Di samping itu, mereka
juga merebut makanan dari pengunjung dan UCAPAN TERIMA KASIH
menakut-nakutinya (perilaku agresif) hingga Ucapan terima kasih penulis sampaikan
mereka berhasil menguasai makanan tersebut. kepada Khairijon dan Ahmad Muhammad atas
Pengambilan pakan lebih sering dilakukan diskusi dan sarannya dalam penulisan ini.
dengan mengais sisa makanan di tong sampah
Hutan Wisata Pangandaran. Jurnal Napolion, H., Sribudiani, E., & Arlita, T.
Pendidikan Biologi, 4(1), 1-9. 2015. Pemahaman pengunjung terhadap
Farida, H., Perwitasari-Farajallah, D., & arti dan fungsi Arboretum Universitas
Tjitrosoedirdjo, S. S. (2019). Aktivitas Riau. Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
makan monyet ekor panjang (Macaca Bidang Pertanian, 2(2), 8848.
fascicularis) di Bumi Perkemahan Octavia, D., Komala, R., & Supiyani, A.
Pramuka, Cibubur, Jakarta. Biota, 15(1), (2017). Studi perilaku harian dan
24-30. kesejahteraan monyet hitam sulawesi
Ilham, W. (2019). Pengetahuan Tukang (Macaca nigra Desmarest, 1822) di
Ambek Kambie tentang Pemanfaatan Pusat Primata Schmutzer. Bioma, 13(1),
beruk untuk memetik kelapa (Studi 8-22.
kasus: Nagari Sungai Sirah Kuranji Payne, J., Francis, C. M., Phillips, K., &
Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, Kartikasari, S. N. (2000). Panduan
Kabupaten Padang Pariaman) (Skripsi lapangan: Mamalia di Kalimantan,
sarjana). Universitas Andalas, Padang, Sabah, Serawak & Brunei Darussalam.
Indonesia. Sabah Society. Wildlife Conservation
Iskandar, E. & Kyes, R.C. 2016. Tingkah laku Society, WWF Malaysia.
monyet ekor panjang (Macaca Rapaport, L. G. (1998). Optimal foraging
fascicularis) di penangkaran. In D. theory predicts effects of environmental
Sajuthi, & D. A. Astuti (Eds.), Macaca enrichment in a group of adult golden
fascicularis: kajian populasi, tingkah lion tamarins. Zoology Biology, 17(3),
laku, status nutrien, dan nutrisi untuk 231-244.
model penyakit vol. I (pp. 227-266), Reed, C., O'brien, T. G., & Kinnaird, M. F.
Bogor, Indonesia: IPB Press. (1997). Male social behavior and
IUCN. (2012). The IUCN red list of threatened dominance hierarchy in the Sulawesi
species: Macaca fascicularis. (2018, crested black macaque (Macaca nigra).
October 19). Retrieved from International Journal of Primatology,
https://maps.iucnredlist.org/map.html?id 18(2), 247-260.
=12551. Rizaldy, M. R., Haryono, T., & Faizah, U.
IUCN. (2018). The IUCN red list of threatened (2016). Aktivitas makan monyet ekor
species: The CITES export quotas.(2018, panjang (Macaca fascicularis) di Hutan
October 19). Retrieved from Nepa Kabupaten Sampang Madura.
https://cites.org/eng/ Lentera Biologi,5(1), 66-73.
resources/quotas/index.php Sardino, S., Ilham, H. A., Saputra, A., Syahta,
Kamilah, S. N., Saprianto, D., & Jarulis, J. R., Herdian, F., & Jamaluddin, J. (2018).
(2013). Perilaku grooming Macaca Rancang bangun alat panjat kelapa
fascicularis Raffles, 1821 di Taman portable. Journal of Applied Agricultural
Hutan Raya Rojolelo Bengkulu. Science and Technology, 2(2), 72-82.
Konservasi Hayati, 9(2), 1-6. Saroyo, S., Mansjoer, S. S., Tarumingkeng, R.
KSDAE. (2018). Kuota pengambilan C., Solihin, D. D., & Watanabe, K.
tumbuhan alam dan penangkaran satwa (2006). Aktivitas harian monyet hitam
liar periode tahun 2016. (2018, May 20). sulawesi (Macaca nigra) di Cagar Alam
Retrieved from https:// Tangkoko-Batuangus, Sulawesi Utara.
ksdae.menlhk.go.id/quota.html Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A
Maple, T., & Westlund, B. (1977). Interspecies Scientific Journal, 23(1), 44-49.
dyadic attachment before and after group Solanki, G. S., & Zothansiama, Z. (2012).
experience. Primates, 18(2), 379-386. Male homosexual behavior among
Matheson, M. D., & Bernstein, I. S. (2000). different age groups in captive stump-
Grooming, social bonding, and agonistic tailed macaque (Macaca arctoides):
aiding in rhesus monkeys. American Socio-sexual or sexually motivated?
Journal of Primatology, 51(3), 177-186. International Multidisciplinary Research
Journal, 2(2), 31-39.
Tan, T., Xia, L., Tu, K., Tang, J., Yin, S., Dai, Wahyuni, H. (2014). Perilaku Afiliasi dan
L., Lei, P ... & Xie, D. (2018). Improved Perilaku Agonistik Monyet Ekor Panjang
Macaca fascicularis gene annotation (Macaca fascicularis) Dewasa di Telaga
reveals evolution of gene expression Warna, Bogor Jawa Barat (Skripsi
profiles in multiple tissues. BMC sarjana). Institut Pertanian Bogor, Bogor,
genomics, 19(1),787. Indonesia.
Tuti, D., Supriatna, A., & Amir, A. (2011). Wibowo, M. G. E., Hidayati, S., & Sukiya, S.
Flora Cagar Alam Gunung Tukung Gede (2017). Pola perilaku berselisik
Serang- Banten. LIPI Press. (grooming behaviour) monyet ekor
Urulamo, J., Kiroh, H., Hendrik, M. , & panjang (Macaca fascicularis, Raffles
Buyung, J. (2014).Deskripsi tingkah laku 1821) di Suaka Margasatwa Paliyan,
tangkasi (Tarsius spectrum) saat Gunung Kidul, Yogyakarta. Jurnal Prodi
memasuki lubang sarang pohon di Cagar Biologi, 6(2), 13-17.
Alam Tangkoko. Zootec, 34(2), 159-169.
van Noordwijk, M. A., & van Schaik, C. P.
(1999). The effects of dominance rank
and group size on female lifetime
reproductive success in wild long-tailed
macaques, Macaca fascicularis.
Primates, 40(1), 105-130.