Anda di halaman 1dari 11

I.

Tanggal Praktikum :

II. Judul Praktikum : Identifikasi Keberadaan Satwa (Jejak)

III. Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:

1. Dapat mengidentifikasi keberadaan satwa berdasarkan jejak yang

ditinggalkan (tapak kaki, cakaran di pohon, sisa makanan, dan suara).

2. Dapat menentukan indeks keragaman fauna (mamalia, aves, reptil dan

amphibia) terestrial (di darat) dan arboreal (di pohon).

IV. Dasar Teori :

Satwa liar secara umum, seperti juga kukang Jawa tidak menggunakan seluruh

habitatnya pada suatu tempat/lokasi. Satwa liar dapat hidup di suatu tempat jika

kebutuhan pokoknya seperti makanan, air, dan cover tersedia dan juga jika satwa

tersebut memiliki daya adaptasi yang memungkinkannya menghadapi iklim yang

ekstrim, kompetitor dan predator. Adanya aktivitas manusia di sekitar habitat dapat

mempengaruhi pola tingkah laku kehidupan satwa, seperti perkembangbiakan dan

pola adaptasi mereka terhadap perubahan kondisi sekitar, namun setiap jenis satwa

memberikan perilaku atau respon yang berbeda terhadap perubahan kondisi tersebut

(Sodik, 2019: 18).


Hutan sekunder memiliki cover yang masih terdapat tutupan tajuk dan semak

sebagai tempat berlindung harimau dari segala macam ancaman dan bahaya.

Harimau dapat ditemukan di berbagai tipe habitat asal tersedia makanan berupa

satwa mangsa yang cukup, terdapat sumber air yang selalu tersedia dan adanya cover

sebagai pelindung dari sinar matahari. Harimau selalu mengikuti pergerakan satwa

mangsanya dan selalu berada tak jauh dari satwa buruannya sehingga biasanya

ditemukan berdekatan dengan jejak mangsanya. Kelimpahan relatif satwa mangsa

harimau yang ditemukan di HTI cukup beranekaragam, hal ini diduga karena satwa

mangsa dapat dengan mudah ke HTI karena letak HTI yang berbatasan langsung

dengan hutan sekunder (Sumitran, 2013: 3-6).

Cuaca yang buruk dapat mempengaruhi aktivitas mamalia, seperti pada jenis

mamalia primata yang banyak beraktivitas pada bagian tajuk tengah dan tajuk atas.

Mamalia tersebut sangat bergantung pada dahan pohon dalam beraktivitas. Oleh

karena itu, jika cuaca sedang ekstrim (hujan lebat) maka mamalia primata akan lebih

banyak berdiam diri dan berkumpul dengan kelompoknya (Hasibuan, 2018: 7).

Pemasangan kamera jebakan yang strategis di suatu lokasi, sangat berpengaruh

dalam pengambilan gambar mamalia, seperti terdapatnya jejak, kotoran, bekas

cakaran, dan sumber air disekitar lokasi pemasangan kamera. Adanya tanda tersebut,

dapat diperkirakan bahwa satwa mamalia dapat tertangkap oleh kamera jebakan.

Tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh satwa liar seperti sumber air, sumber air

garam (salt lick), dan sumber makanan seperti pohon yang sedang berbuah. Oleh

karena itu tempat-tempat tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk pemasangan

kamera jebakan (Mustari, 2015: 94).


Tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh satwa liar termasuk mamalia yaitu

sumber air, sumber garam (salt lick), dan sumber makanan. Lokasi ditemukannya

jejak kaki beruang madu terdapat di daerah yang memiliki karakteristik pohon

dengan tajuk yang rindang namun masih terkena cahaya dari matahari. Beruang

madu menyukai habitat dengan karakteristik pohon yang bertajuk rindang dan

terkena cahaya matahari secara langsung (Zulkarnain, 2018: 16).

V. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. GPS Garmin 60 csx

2. Kompas

3. Teropong

4. Kamera

5. Buku identifikasi

6. Alat tulis

b. Bahan

1. Formalin 7-10%

VI. Cara Kerja :

1. Dilakukan pengamatan identifikasi jejak satwa dengan menyusuri transek

garis sepanjang 500-1000 m dengan lebar 4 m (2 m kiri dan 2 m kanan).

2. Dilakukan pengamatan dengan metode jelajah (sensus).


3. Disetiap jejak (bekas kaki, kotoran, cakaran dan sisa bagian tubuh atau

makanan) diamati, dideskripsikan, difoto dan dicatat pada lembaran

pengamatan.

4. Jangan lupa juga mencatat posisi GPS dan deskripsikan habitat ditemukan

dalam lembaran pengamatan.


X. Daftar Pustaka

Hasibuan, R. S., Susdiyanti, T & Septiana, F. 2018. Keanekaragaman Burung


dan Mamalia pada Lahan Reklamasi Pt. Aneka Tambang Bogor, Jawa
Barat. Jurnal Ekologia, 18:1, 1-9.

Mustari, A. H., Setiawan, S & Rinaldi, D. 2015. Kelimpahan Jenis Mamalia


Menggunakan Kamera Jebakan di Resort Gunung Botol Taman
Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Media Konservasi, 20:2, 93-
101.

Sodik, M., dkk. 2019. Okupansi Kukang Jawa (Nycticebus javanicus E.


Geoffroy 1812) di Hutan Tropis Dataran Rendah di Kemuning, Bejen,
Temanggung, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kehutanan, 13:1, 15-27.

Sumitran, R., Yoza, D & Oktorini, Y. 2013. Keberadaan Harimau Sumatera


(Panthera tigris sumatrae) dan Satwa Mangsanya di Berbagai Tipe
Habitat pada Taman Nasional Tesso Nilo. Jurnal Ekologi Hewan, 2:1,
1-15.

Zulkarnain, G., Winarno, G. D., Setiawan, A., & Harianto, S. P. 2018. Studi
Keberadaan Mamalia di Hutan Pendidikan, Taman Hutan Raya Wan
Abdul Rachman. Journal of Forestry Research, 1:2, 11-20.

Anda mungkin juga menyukai