KELAS =XD
PELAJARAN =BIOLOGI
Anggrek Hartinah (Tien Soeharto) merupakan salah satu anggrek tanah dengan
pertumbuhan merumpun. Spesies anggrek ini menyukai tempat terbuka diantara
rerumputan serta tanaman lain seperti jenis paku-pakuan, kantong semar, dan
lain-lain pada ketinggian 1.700 meter diatas permukaan laut.
Anggrek Hartinah ini telah dapat ditangkarkan di luar habitat aslinya. Salah
satunya adalah di Kebun Raya Bogor.
Cara melestarikan anggrek hartinah
Pada tahun 2003, tim eksplorasi Kebun Raya juga sempat menemukan
kembali sisa-sisa populasi anggrek tersebut di pinggir Jalan Raya Siborong-
borong, Desa Baniara, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Walaupun
biji anggrek ini sudah berhasil dibawa ke Kebun Raya dan disemaikan di
laboratorium, namun tidak mudah mengadaptasi anggrek yang terbiasa hidup di
lingkungan spesifik ini.
Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi)
Klasifikasi hewan kura-kura hutan sulawesi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata;
Kelas: Reptilia;
Ordo: Testudines;
Famili: Geoemydidae;
Genus: Leucocephalon;
Spesies: Leucocephalon yuwonoi.
Kura-kura hutan Sulawesi atau kura-kura paruh betet (Sulawesi Forest
Turtle) yang dalam bahasa latin disebut Leucocephalon yuwonoi memang kura-
kura langka. Kura-kura hutan sulawesi (kura-kura paruh betet) termasuk salah
satu dari 7 jenis reptil paling langka di Indonesia. Bahkan termasuk dalam
daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—
2011 yang dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition.
Kura-kura hutan sulawesi yang dipertelakan pada tahun 1995 ini sering disebut
juga sebagai kura-kura paruh betet. Ini lantaran bentuk mulutnya yang
meruncing menyerupai paruh burung betet.
Dalam bahasa Inggris kura-kura hutan sulawesi yang endemik pulau Sulawesi
ini disebut sebagai Sulawesi Forest Turtle. Sedangkan resminya, kura-kura ini
mempunyai nama latin Leucocephalon yuwonoi (McCord, Iverson & Boeadi,
1995) yang bersinonim dengan Geoemyda yuwonoi (McCord, Iverson &
Boeadi, 1995) dan Heosemys yuwonoi (McCord, Iverson and Boeadi, 1995).
Dahulunya kura-kura hutan sulawesi digolongkan dalam genus Heosemys,
namun sejak tahun 2000 dimasukkan dalam genus tunggal Leucocephalon. Kata
‘yuwonoi’ dalam nama ilmiahnya merujuk pada Frank Yuwono yang kali
pertama memperoleh spesimen pertama kura-kura hutan sulawesi ini di pasar di
Gorontalo Sulawesi.
Ciri-ciri kura-kura hutan sulawsi
Beberapa cara nan terbukti cukup efektif telah dilakukan oleh pemerintah buat
mengatasi masalah kelangkaan jenis hewan dan tumbuhan nan terdapat di
wilayah Indonesia.