Anda di halaman 1dari 6

Jumat, 03 Mei 2013

FINISHING- Pengolahan/ Penyempurnaan Tekstil.

Salah satu definisi teknologi penyempurnaan tekstil adalah: suatu pekerjaan yang dilakukan terhadap
bahan tekstil yang masih mentah (grey) sampai menjadi bahan kain jadi yang sesuai dengan yang
diharapkan.

Prosese Finishing terdiri dari 3 (tiga) proses penting yaitu:

A.PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN (PRE- TREATMENT).

Proses persiapan biasanya meliputi proses- proses berikut:

-Pembakaran Bulu (Singeing).

-Penghilangan Kanji (Desizing).

-Pemasakan (Scouring).

-Penggelantangan (Bleaching).

-Mercerisasi (Mercerising).

-Pemantapan (Heat Setting).

B.PENYEMPURNAAN KHUSUS.

Penyempurnaan khusus adalah pengerjaan akhir dengan tindakan/ proses khusus untuk memenuhi
permintaan khusus dari pembeli, misalnya permintaan kain beludru atau kain anti air (Water Proof).atau
tahan Api.

Adapun pengerjaannya adakalanya menggunakan proses KIMIAWI atau proses MEKANIS.

Contoh Pengerjaan Proses Kimiawi:

-Tahan Air

-Tahan Cuci

-Tahan Kusut

-Kelembutan

-Mudah dicuci
Contoh Pengerjaan Proses Mekanis:

-Kain Sanforizing

-Kain Calendering/ Setrika.

-Kain Garuk/ Beludru (Raising).

-Kain Gernda. Beludru halus (Sueding) . dll

Kain Grey , dari hasil sebuah proses pertenunan, bukan hanya mengandung kotoran, tapi juga termasuk
sisa- sisa obat kanji pada benang lusi, membutuhkan proses dan perlakuan lebih lanjut dalam rangka
untuk meningkatkan kualitasnya secara maksimal sebagai sebuah produk tekstil. Selain itu, dapat pula
dilakukan perlakuan khusus untuk lebih meningkatkan nilainya dengan memberikan aneka treatment
khusus pada saat proses finishing. Perlakuan bisa dilakukan secara KIMIAWI maupun NON KIMIAWI.

a. PROSES KIMIAWI

a.1 DESIZING/ PENGHILANGAN KANJI.

Tergantung pada bahan kanji yang telah digunakan, kain mungkin direndam dalam asam atau basa encer
dan kemudian dibilas, atau enzim dapat digunakan untuk memecah bahan kanji/ sizing material
berbahan alami yang digunakan.

a.2 SCOURING / KELANTANG (PENCUCIAN KIMIAWI).

SCOURING, adalah sebuah proses pencucian kimia dilakukan pada kain katun untuk menghilangkan lilin
alami dan kotoran non-serat (misalnya sisa-sisa fragmen biji) dari serat dan setiap benda asing yang
bersifat mengotori atau kotoran. Proses Scouring bisa dilakukan dalam bejana besi yang disebut Kiers.
Kain ini direbus dalam larutan alkali, yang membentuk sabun dengan asam lemak bebas (Saponifikasi).
Kier A biasanya tertutup, sehingga larutan sodium hidroksida dapat direbus di bawah tekanan, termasuk
oksigen yang akan meresap kedalam selulosa dalam serat. Jika reagen yang digunakan tepat , Scouring
juga akan menghilangkan sisa obat kanji pada kain lebih lanjut meskipun desizing sudah dilakukan
sebelum proses Scouring, dan dianggap sebagai proses yang terpisah yang dikenal sebagai Proses
Persiapan Pencelupan Kain. Persiapan dengan Scouring ini merupakan prasyarat untuk sebagian besar
proses finishing berikutnya. Pada tahap ini (bahkan serat kapas paling alami pun) berwarna putih
kekuningan, oleh karena itu proses selanjutnya untuk pemutihan lanjut, diperlukan.
a.3 BLEACHING/ Pemutihan .

Pemutihan dimaksudkan untuk meningkatkan derajat putih dengan menghapus warna alami dan sisa
kotoran dari kapas, tingkat pemutihan yang diperlukan ditentukan oleh tingkat keputihan yang
diharapkan. Kapas dari serat nabati dikelantang menggunakan senyawa pengoksidasi (oksidator agent),
seperti sodium hipoklorit atau larutan hidrogen peroksida. Jika kain yang akan dicelup dengan warna tua,
maka rendahnya tingkat pemutihan dapat diterima. Namun, untuk kain SPREI putih dan aplikasi medis,
tingkat tertinggi keputihan dan tingkat daya serap sangat penting.

a.4 MERCERISING

Proses selanjutnya adalah Mercerizing, dalam proses ini kain di treatment dengan larutan soda kaustik
(Na OH), yang akan menyebabkan penggelembungan serat. Hal ini menyebabkan munculnya kilau serat,
bertambahnya kekuatan serat dan afinitas terhadap zat pewarna, meningkat. Kain Katun di mercerized
dibawah control tegangan, dan semua alkali harus dicuci sebelum control tegangan dilepaskan atau jika
tidak penyusutan akan berlangsung. Mercerizing dapat dilakukan langsung pada kain Grey, atau setelah
proses BLEACHING /pemutihan. [29]

Banyak proses kimiawi lain dapat digunakan untuk kain katun. misalnya untuk menghasilkan efek kain
tak mudah terbakar, tahan kerut dan tahan bekas lipatan dan efek khusus lainnya.

b.TREATMENT NON KIMIA

Adapun treatment finishing non-kimia lainnya adalah:

b.1 SINGEING / PEMBAKARAN BULU.

Singeing dirancang untuk membakar serat- serat/ bulu pada permukaan kain untuk menghasilkan
permukaan kain yang halus. Prosesnya: kain dilewatkan pada sikat agar bulunya tegak, kemudian kain
dilewatkan pada plate besi panas yang dipanaskan dengan api gas agar bulu yang tegak tersebut terbakar
hilang, sehingga permukaan kain menjadi mulus..

b.2 RAISING /PROSES KAIN BELUDRU.

Proses lain finishing adalah menegakkan bulu diatas permukaan kain, agar permukaan kain terasa seperti
beludru. Selama menegakkan bulu ini, permukaan kain digaruk dengan gigi besi tajam untuk mengangkat
serat permukaan, dengan demikian menimbulkan keadaan kain berbulu, lembut dan hangat, seperti
pada kain flanel.
b.3 CALENDER

Calender adalah proses mekanis ketiga yang penting, di mana kain dilewatkan diantara rol panas untuk
menghasilkan efek halus, dipoles atau disain/ ornamen timbul tergantung pada sifat permukaan roller
dan kecepatan relatif.

b.4 PENYUSUTAN MEKANIK / SANFORIZING.

Yang terakhir adalah Proses SANFORISING/ Penyusutan Mekanik, dimana kain dipaksa untuk menyusut
lebar dan / atau memanjang, menciptakan kain yang memiliki kecenderungan menyusut setelah
pencucian berikutnya menjadi minimal (kain tidak menyusut setelah dicuci)..

C PENCELUPAN (Dyeing)

Bahan kapas merupakan serat yang memiliki sifat penyerap yang merespon proses pewarnaan.
Pencelupan, pada umumnya dilakukan dengan menggunakan zat warna langsung Anionik dengan cara
merendam kain (atau benang) dalam Bejana Larutan Obat sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
Untuk meningkatkan tahan luntur ketika dicuci, meningkatkan tahan gosok atau tahan cahaya, Zat
pewarna lain seperti: Vat Dyes dan Reactives Dyes - juga lazim digunakan. Tentu saja ini memerlukan
proses kimia yang lebih kompleks selama pemrosesan dan karena itu lebih mahal untuk diterapkan.

Bahan selain kapas tentu masing- masing memiliki karakteristik tersendiri dengan kecocokan dari obat
pewarna yang dipilih. Pemilihan zat pewarna dan jenis- jenisnya nanti akan dibahas tersendiri.

PROSES PENGERJAAN PENCELUPAN.

Yaitu proses pemberian warna tertentu pada bahan tekstil. Pewarnaan dimaksud harus memenuhi
standart permintaan dari pengguna.

Prinsip dasarnya adalah dengan mencelupkan bahan tekstil kedalam larutan zat warna tertentu yang
telah dipersiapkan sebelumnya baik jumlah maupun intensitas serta arah warnanya, kemudian diperas
dan dikeringkan.

Proses Pencelupan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni:

a. SYSTEM EXHAUST/ TIDAK KONTINYU.

Yaitu proses pencelupan dengan cara MERENDAM dengan memperbandingkan jumlah bahan yang
diproses dengan larutan yang dipakai (vlot).

Contoh: - Jet Dying Bak Haspel Jigger.


b. SYSTEM KONTINYU.

Yaitu proses aplikasi dari proses pencelupan yang berjalan secara berkesinambungan sehingga
didapatkan kain hasil celupan yang rata dengan HASIL PRODUKSI YANG BESAR..

Contoh: Pad Dry Thermososl Dyeing.

c. SYSTEM SEMI KONTINYU.

Yaitu Proses Gabungan antara proses tidak kontinyu dengan proses kontinyu, dengan dilakukan
PENUNDAAN untuk proses berikutnya.

Contoh: Pad Batch. Pad Jig.

4 PROSES SABLON / PRINTING

Yaitu proses MENEMPELKAN zat warna tertentu dengan POLA tertentu pada permukaan

kain, baik yang sudah berwarna atau belum.

Proses printing bisa dilakukan dengan:

1.Pencapan Semprot ( Spry Printing).

Baik dengan methode sederhana dengan kaleng/ kayu yang dilubangi atau dengan kain kasa. Cara ini
biasa dipakai untuk memberi cap pada barang- barang pada kayu, besi , kantong plastic, dll.

2.Pencapan BLOK. (Block Printing)

Cetakan terbuat dari kayu atau logam yang mudah dibentuk seperti tembaga dengan permukaan yang
ber MOTIF menonjol. Pencapan BLOK dipakai juga untuk BATIK CAP, dengan methode negatip, artinya
yang dicap dengan GUM (lilin batik/ malam) akan tidak berwarna/ berwarna putih setelah GUM nya
dibuang dengan dicelup air panas dengan campuran Natrium Hydroksida (Na OH).

3.Pencapan BULU/SERAT BERWARNA (Flock Printing).

Yaitu serat/ fibre yang telah diwarnai ditempelkan pada bahan/ kain yang telah diberikan perekat dengan
pola tertentu. Hasilnya terbentuk pola timbul pada kain.

4.Pencapan SABLON.

Alat cetak dibuat dari kain kasa/ Screen yang sebagian lubang- lubangnya telah ditutup dengan penutup
khusus/ Gellatin dengan pola tertentu yang telah dilukis/ diukirkan pada screen, biasanya dilakukan
dengan paparan foto synthesis (seperti cuci film negatip).
-CARA SEDERHANA.Cara sederhana dilakukan dengan Screen rangka kayu, dan screen dipindahkan
dengan tangan, karena itu disebut HAND PRINTING.

-FLAT PRINTING MACHINE

Pola kerjanya seperti pada Hand Printing, namun semua gerakannya nya sudah serba otomatic.

-ROTARY PRINTING MACHINE

Pada ROTARY PRINTING alat cetaknya berbentuk Cylinder yang berputar. Ini adalah mesin printing
modern dengan produktifitas dan corak tak terbatas.

-ROLLER PRINTING MACHINE

Pada proses Roller Printing. Alat cetaknya berupa rol padat (biasanya dari

tembaga) yang telah diukir. Biasanya dipakai untuk motif- motif kecil, ataupun motif

dengan jumlah produksi banyak.

Anda mungkin juga menyukai