Salah satu definisi teknologi penyempurnaan tekstil adalah: suatu pekerjaan yang
dilakukan terhadap bahan tekstil yang masih mentah (grey) sampai menjadi bahan
kain jadi yang sesuai dengan yang diharapkan.
B. PENYEMPURNAAN KHUSUS.
Penyempurnaan khusus adalah pengerjaan akhir dengan tindakan/ proses khusus untuk
memenuhi permintaan khusus dari pembeli, misalnya permintaan kain beludru atau kain anti
air (Water Proof).atau tahan Api.
Adapun pengerjaannya adakalanya menggunakan proses KIMIAWI atau proses MEKANIS.
- Tahan Air
- Tahan Cuci
- Tahan Kusut
- Kelembutan
- Mudah dicuci
- Kain Sanforizing
- Kain Calendering/ Setrika.
- Kain Garuk/ Beludru (Raising).
- Kain Gernda. Beludru halus (Sueding) . dll
Kain Grey , dari hasil sebuah proses pertenunan, bukan hanya mengandung kotoran, tapi
juga termasuk sisa- sisa obat kanji pada benang lusi, membutuhkan proses dan perlakuan
lebih lanjut dalam rangka untuk meningkatkan kualitasnya secara maksimal sebagai sebuah
produk tekstil. Selain itu, dapat pula dilakukan perlakuan khusus untuk lebih meningkatkan
nilainya dengan memberikan aneka treatment khusus pada saat proses finishing. Perlakuan
bisa dilakukan secara KIMIAWI maupun NON KIMIAWI.
a. PROSES KIMIAWI
Tergantung pada bahan kanji yang telah digunakan, kain mungkin direndam dalam asam
atau basa encer dan kemudian dibilas, atau enzim dapat digunakan untuk memecah bahan
kanji/ sizing material berbahan alami yang digunakan.
Pemutihan dimaksudkan untuk meningkatkan derajat putih dengan menghapus warna alami
dan sisa kotoran dari kapas, tingkat pemutihan yang diperlukan ditentukan oleh tingkat
keputihan yang diharapkan. Kapas dari serat nabati dikelantang menggunakan senyawa
pengoksidasi (oksidator agent), seperti sodium hipoklorit atau larutan hidrogen peroksida.
Jika kain yang akan dicelup dengan warna tua, maka rendahnya tingkat pemutihan dapat
diterima. Namun, untuk kain SPREI putih dan aplikasi medis, tingkat tertinggi keputihan dan
tingkat daya serap sangat penting.
a.4• MERCERISING
Proses selanjutnya adalah Mercerizing, dalam proses ini kain di treatment dengan larutan
soda kaustik (Na OH), yang akan menyebabkan penggelembungan serat. Hal ini
menyebabkan munculnya kilau serat, bertambahnya kekuatan serat dan afinitas terhadap
zat pewarna, meningkat. Kain Katun di mercerized dibawah control tegangan, dan semua
alkali harus dicuci sebelum control tegangan dilepaskan atau jika tidak penyusutan akan
berlangsung. Mercerizing dapat dilakukan langsung pada kain Grey, atau setelah proses
BLEACHING /pemutihan. [29]
Banyak proses kimiawi lain dapat digunakan untuk kain katun. misalnya untuk menghasilkan
efek kain tak mudah terbakar, tahan kerut dan tahan bekas lipatan dan efek khusus lainnya.
Proses lain finishing adalah menegakkan bulu diatas permukaan kain, agar permukaan kain
terasa seperti beludru. Selama menegakkan bulu ini, permukaan kain digaruk dengan gigi
besi tajam untuk mengangkat serat permukaan, dengan demikian menimbulkan keadaan
kain berbulu, lembut dan hangat, seperti pada kain flanel.
b.3• CALENDER
Calender adalah proses mekanis ketiga yang penting, di mana kain dilewatkan diantara rol
panas untuk menghasilkan efek halus, dipoles atau disain/ ornamen timbul tergantung pada
sifat permukaan roller dan kecepatan relatif.
Yang terakhir adalah Proses SANFORISING/ Penyusutan Mekanik, dimana kain dipaksa
untuk menyusut lebar dan / atau memanjang, menciptakan kain yang memiliki
kecenderungan menyusut setelah pencucian berikutnya menjadi minimal (kain tidak
menyusut setelah dicuci)..
C• PENCELUPAN (Dyeing)
Bahan kapas merupakan serat yang memiliki sifat penyerap yang merespon proses
pewarnaan. Pencelupan, pada umumnya dilakukan dengan menggunakan zat warna
langsung Anionik dengan cara merendam kain (atau benang) dalam Bejana Larutan Obat
sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Untuk meningkatkan tahan luntur ketika dicuci,
meningkatkan tahan gosok atau tahan cahaya, Zat pewarna lain seperti: Vat Dyes dan
Reactives Dyes - juga lazim digunakan. Tentu saja ini memerlukan proses kimia yang lebih
kompleks selama pemrosesan dan karena itu lebih mahal untuk diterapkan.
Bahan selain kapas tentu masing- masing memiliki karakteristik tersendiri dengan
kecocokan dari obat pewarna yang dipilih. Pemilihan zat pewarna dan jenis- jenisnya nanti
akan dibahas tersendiri.
Prinsip dasarnya adalah dengan mencelupkan bahan tekstil kedalam larutan zat warna
tertentu yang telah dipersiapkan sebelumnya baik jumlah maupun intensitas serta arah
warnanya, kemudian diperas dan dikeringkan.
b. SYSTEM KONTINYU.
Yaitu proses aplikasi dari proses pencelupan yang berjalan secara berkesinambungan
sehingga didapatkan kain hasil celupan yang rata dengan HASIL PRODUKSI YANG
BESAR..
Yaitu Proses Gabungan antara proses tidak kontinyu dengan proses kontinyu, dengan
dilakukan PENUNDAAN untuk proses berikutnya.
Cetakan terbuat dari kayu atau logam yang mudah dibentuk seperti tembaga dengan
permukaan yang ber MOTIF menonjol. Pencapan BLOK dipakai juga untuk BATIK CAP,
dengan methode negatip, artinya yang dicap dengan GUM (lilin batik/ malam) akan tidak
berwarna/ berwarna putih setelah GUM nya dibuang dengan dicelup air panas dengan
campuran Natrium Hydroksida (Na OH).
Yaitu serat/ fibre yang telah diwarnai ditempelkan pada bahan/ kain yang telah diberikan
perekat dengan pola tertentu. Hasilnya terbentuk pola timbul pada kain.
4. Pencapan SABLON.
Alat cetak dibuat dari kain kasa/ Screen yang sebagian lubang- lubangnya telah ditutup
dengan penutup khusus/ Gellatin dengan pola tertentu yang telah dilukis/ diukirkan pada
screen, biasanya dilakukan dengan paparan foto synthesis (seperti cuci film negatip).
- CARA SEDERHANA. Cara sederhana dilakukan dengan Screen rangka kayu, dan screen
dipindahkan dengan tangan, karena itu disebut HAND PRINTING.
Pola kerjanya seperti pada Hand Printing, namun semua gerakannya nya sudah serba
otomatic.
Pada proses Roller Printing. Alat cetaknya berupa rol padat (biasanya dari
tembaga) yang telah diukir. Biasanya dipakai untuk motif- motif kecil,
ataupun motif
dengan jumlah produksi banyak.