Anda di halaman 1dari 33

NAMA : Ari Nopri

NIM : 17020068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
201/201

1
Ari Nopri
17020068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
201/201

2
3
KATA PENGANTAR

ssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kriya tekstil dasar ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan kriya tekstil dasar sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kriya tekstil dasar.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih
baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 17 Mei 2019

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL__________________________________________________i

KATA PENGANTAR_________________________________________________ii

BAB I PENDAHULUAN_____________________________________________iii

A. LATAR BELAKANG___________________________________________4
B. LANDASAN TEORI____________________________________________5
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN_____________________________________6

BAB II ISI________________________________________________________7

A. TUGAS I (TENUN KARTU) _____________________________________7


1. KATA PENGANTAR_____________________________________8
2. PENGERTIAN__________________________________________8
3. TEKNIK DAN LANGKAH KERJA____________________________8
4. FOTO HASIL JADI______________________________________9
B. TUGAS II (SULAM) ___________________________________________10
5. KATA PENGANTAR_____________________________________10
6. PENGERTIAN__________________________________________11
7. TEKNIK DAN LANGKAH KERJA____________________________14
8. FOTO HASIL JADI______________________________________18
C. TUGAS III (BATIK) ___________________________________________19
9. KATA PENGANTAR_____________________________________19
10. PENGERTIAN__________________________________________20
11. TEKNIK DAN LANGKAH KERJA____________________________20
12. FOTO HASIL JADI______________________________________23
D. TUGAS IV (TAPESTRI) ________________________________________24
13. KATA PENGANTAR_____________________________________24
14. PENGERTIAN__________________________________________25
15. TEKNIK DAN LANGKAH KERJA____________________________25
16. FOTO HASIL JADI______________________________________27

BAB III PENUTUP_________________________________________________28

A. KESIMPULAN_______________________________________________28
B. SARAN____________________________________________________29

DAFTAR PUSTAKA______________________________________________30

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan ini kita tidak dapat lepas dari suatu benda yang berasal dari tekstil.
Bahkan banyak benda benda di sekeliling kita yang terdiri dari tekstil. Contohnya pakaian,
keset, kain adat dan lain sebagainya yang terbuat dari bahan tekstil, baik itu tekstil struktur
maupun tekstil jenis lainnya. Pada dasarnya tekstil sudah berkembang sejak adanya
kebudayaaan daerah yang mempergunakan kain kain daerah yang masih sederhana berawal
dari serat serat tumbuhan yang mudah rapuh. Namun karena kerapuhan dari serat tersebut
maka untuk menguatkan bahan tekstil dibuatlah serat-serat sintetik yang lebih kuat untuk
membuat suatu kain.

Maka dari itu laporan kriya tekstil dasar ini dibuat untuk acuan pada proses dan pembuatan
kriya tekstil dasar, dan pada laporan ini akan dibahas pengertian dan teknik dan langkah kerja.

Keberadaan tekstil pada jaman sekarang berkembang pesat seiring semakin tingginya
kebutuhan masyarakat akan produk tekstil. Saat ini pemanfaatan tekstil tidak hanya terbatas
pada kebutuhan sandang, tetapi tekstil dapat dimanfaatkan dalam bentuk karya yang kreatif,
unik dan menarik yaitu dapat dimanfaatkan untuk bidang industri kreatif khususnya kriya
tekstil.

Semakin pesatnya kebutuhan akan tekstil dan pemanfaatan tekstil untuk ekonomi kreatif
khususnya kriya tekstil maka dibutuhkan pengetahuan tekstil. Pengetahuan tekstil ini dapat
membantu dalam memilih, menggunakan serta pemeliharaan sehingga produk yang dibuat
lebih menarik dan tidak mudah rusak. Pengetahuan tekstil tersebut dapat dipelajari pada mata
kuliah Pengetahuan Tekstil.

Tujuan laporan yang dirumuskan dengan jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
mahasiswa dapat menguasai tujuan yang telah dirumuskan. Proses pembelajaran
Pengetahuan Tekstil diharapkan dapat memberikan perubahan tingkah laku pada mahasiswa
yang disebut hasil belajar. Hasil belajar Pengetahuan Tekstil dapat dilihat dari adanya
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan kemampuan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.

6
B.LANDASAN TEORI

Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai
bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat,
benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan
tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:

1. Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi
(pakaian / produk kerajinan dll)

2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran

3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar

4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang
gintir

Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil merupakan modal dasar bagi mereka yang
akan terjun di Industri tekstil dan fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
sangat diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat
berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga
lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik dan sifat
serat penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan tekstil juga dipengaruhi oleh proses
pengolahannya sperti dari serat dipintal menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain
kemudian dilakukan proses penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu
untuk memahami lebih jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik dan sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.

7
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Untuk memenuhi kebutuhan

Pengrajin telah mempertimbangkan tujuan dari pembuatan produk kerajinan tekstil


fungsi hias yaitu untuk penghias. Sementara produk kerajinan tekstil fungsi pakai digunakan
sesuai kebutuhan. Contoh hiasan dinding, fesyen, aksesoris, dan elemen estetis interior.

Kerajinan tekstil hasil pengembangan

Kerajinan tekstil dengan fungsi hias dapat pula dibuat dengan memodifkasi bahan dan
teknik. Para pengrajin terkadang membuat inovasi pada produk kerajinan mereka yang dinilai
telah usang atau membosankan. Salah satu cara yang dilakukan dengan menambahkan hiasan
pada sebagian karya agar terlihat lebih unik dan menarik. Misalnya dengan memadupadankan
bahan dasar yang berbeda tekstur atau teknik pembuatannya, namun pada akhirnya menjadi
satu kesatuan produk. Cara seperti ini dinilai berhasil untuk dapat meningkatkan daya tarik
dan nilai jual produk yang dimaksud.

Prinsip-Prinsip Seni

Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab
perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:

a. Unity (kesatuan), suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus
merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan
sempurna.

b. Complexity (kerumitan), suatu benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya
tidaklah sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan
kerumitan tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan

c. Intensity (kesungguhan), suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis
bukanlah suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam
penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria
yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.

8
BAB II

A. TUGAS I (TENUN KARTU)

1. Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kriya tekstil dasar.

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

padang, 17 Mei 2019

Penyusun

9
2. Pengertian

Tenun merupakan hasil karya seni berbentuk produk-produk tenun (kain,gelang,dll)


yang harus dilestraikan indonesia. Proses pemb8uatanya dikenal dengan istilah “menenun”,
yakni menggabungkan benang lengsi dan pakan memanjang dan melintang secara bergantian.
Sebelum menenun dilakukan proses ‘penghanian’, yakni pemasangan benang-benang lungsin
secaea sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang ingin dibuat oleh seniman
tersebut.

Untuk membuat tenun, para seniman biasanya menggunakan alat tenun tradisional dan
alat tenun bukan mesin (ATBM). ATBM merupakan alat untuk memegang helai helai benang
lungsin sementara benang akan dimasukkan secara melintang di antara helai helai benang
lungsin. Pola silang menyilang antara benang lunsin dan benang pakan disebut anyaman

Tenun kartu sebenarnya hampir sama dengan tenun, tetapi tenun kartu hanya bisa
membuat gelang atau selendang yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlau panjang.
Dengan menyilang nyilangkan benang dan benang pakan terbentuklah gelang atau kain yang
akan dibuat.

3. Teknik dan langkah kerja

Teknik

Teknik yang digunakan pada tenun kartu adalah hampir sama dengan tenun biasa ,
cuman di tenun kartu kita memakai karu, Caranya adalah puluhan kartu disusun. Namun kartu
yang dimaksud bukanlah kartu biasa melainkan kartu yang terbuat darai tanduk kerbau.
Sayangnya untuk mendapatkan bahan berupa tanduk kerbau, digantilah kayu hitam
berukuran 2 cm x 2 cm saja.

Di empat sisinya terdapat lubang yang nantinya digunakan untuk memasukkan benang.
Setelah benang dimasukkan, kartu bisa digunakan di jari tangan untuk membuat kain tenun
mamasa. Para penenun kain harus bisa menggerakkan tangannya dengan lincah dan cepat
agar bisa memperoleh hasil akhir yang bagus. Kuncinya adalah kehati-hatian dalam menenun,
karena benang pada kain berisiko menjadi kusut. Penenun juga harus memperhatikan setiap
bagian benang yang ditenun di kedua sisi untuk memastikan tidak kusut.

Langkah kerja

 Mendesain pola atau sktesa yang akan dibuat tabel motif, searah dan bolak balik
 Membuat kartu tenun dengan ukuran 6/7 cm
 Ikat pinggang untuk mengkaitkan benang
 Kayu bulat untuk pengikat ujung lungsi
 Benang yang akan digunakan adalah benang tetoron
 Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang
diinginkan.
10
 Memasang benang lungsin pada kartu.
 Menyiapkan benang pakan.
 Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-
benang lungsin

4.Foto hasil jadi

11
B.Tugas II (sulam)

1. Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kriya tekstil dasar.

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

padang, 17 Mei 2019

Penyusun

12
2.Pengertian

Sulaman – Kombinasi benang dan kain serta keindahan ide menghasilkan bebagai
macam bentuk keindahan-keindahan baru yang sangat mengagumkan untuk dilihat, begitulah
seni sulam menyapa.

Sulam adalah kegiatan menghias diatas kain atau bahan sejenisnya yang umumnya
menggunakan jarum dan benang.Selain menggunakan benang, hiasan-hiasan yang dilakukan
juga dapat menggunakan bahan-bahan tambahan seperti logam, manik-manik, payet,
mutiara, dll.

Sejarah singkat mengenai sulam

Menyulam telah dikenal sejak dahulu kala yang konon kabarnya pertama kali ditemukan
di Mesir.Penemuan ini dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan-peninggalan berbentuk
sulaman dengan bahan tumbuh tumbuhan yang disulam diatas kulit binatang.

Selain itu, banyaknya budaya-budaya tradisional yang menggunakan kain-kain sulam


sebagai bagian dari budayanya juga menjadi bukti bahwa seni hiasan ini memang telah dikenal
sejak dulu.

Akhirnya berkembang hingga saat ini dengan berbagai macam jenis serta bahan yang
digunakanpun semakin beraneka ragam.

Jenis-jenis sulam

Sulaman berdasarkan bahan utama yang digunakan terbagi menjadi tiga macam
diantaranya:

 Sulaman benang

13
Sulaman benang adalah jenis seni menghias kain dengan menggunakan bahan utama
benang yang dilakukan secara dekoratif menggunakan berbagai macam teknik tusukan
sehingga membentuk suatu pola atau desain yang diinginkan.

Sulam benang adalah teknik sulam paling dasar yang memiliki berbagai macam variasi
tusukan.

Sulam benang banyak dipakai sebagai hiasan jilbab, pakaian, tas, dll.

 Sulaman pita

Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita sebagai bahan utama dengan
berbagai variasi dan ukuran.

Kelebihan khusus dari sulam pita ini adalah dapat memberikan efek tiga dimensi sebab ukuran
pita cenderung lebih besar dari benang.

Karena bahan pita yang digunakan memiliki ukuran yang beragam, jenis ini akhirnya dapat
menghasilkan bebagai jenis variasi hiasan yang lebih kreatif.

Berikut ciri-ciri sulam pita:

⦁ Menggunakan pita sebagai bahan utama.

⦁ Menghasilakan efek-efek tiga dimensi disebabkan ukuran pita yang lebih besar.

⦁ Hasilnya lebih variatif sebab bahan pitanya lebih beragam.

14
Pada dasarnya terdapat dua aliran sulam pita yang bisa digunakan yaitu aliran Eropa dan
Jepang (Rosa Amelia, 2008) yaitu:

a. Pita Jepang

Teknik sulaman jepang tidaklah jauh berbeda dengan teknik yang lain. Perbedaannya
hanya terletak pada bahan yang digunakan.

Banyak teknik-teknik sulaman pada sulaman benang yang bisa di aplikasikan pada teknik
sulaman jepang begitu pula sebaliknya.

Pita yang digunakan umumnya adalah pita satin. Sulam pita jepang banyak diaplikasikan
sebagai hiasan di baju, tempat tissu, taplak meja, dll.

b. Pita Eropa

Berbeda dengan sulam pita jepang, aplikasi sulam pita eropa dilakukan dengan
merangkai pita terlebih dahulu menjadi suatu bentuk kemudian di rekatkan pada kain.

Setelah direkatkan barulak kemudian dijahit. jenis pita yang digunakan adalah pita organdi.

 Sulaman payet

Sulam payet adalah bentuk lain dari seni hias kain ini yang menggunakan bahan dasar
payet atau manik-manik sebagai pembentuknya.

Teknik sulaman payet berbeda dengan teknik sulaman benang pita. Penggunaan jarum untuk
sulam payet juga berbeda dengan jarum yang digunakan pada sulam pita.

15
3. Teknik dan langkah kerja

Selain dibedakan menurut bahan yang digunakan, jenis-jenis sulam juga terbagi berdasarkan
teknik yang digunakan.

 Sulaman fantasi

Sulaman fantasi adalah jenis teknik sulaman yang diaplikasikan pada kain polos. Jenis ini
terdiri dari minimal tiga macam teknik tusukan hias.Hiasan yang dihasilkan biasanya berupa
bunga, binatang serta gambat pemandangan.

 Sulam aplikasi

Sulaman aplikasi adalah sebuah teknik yang mengkombinasikan antara sulaman dengan bahan
lain yang ditempelkan di permukaan kain.Bahan yang digunakan biasanya berupa kain, pita,
payet, atau tali yang bertekstur kasar.

 Sulaman Perancis

Sulaman perancis adalah teknik menyulam yang menggabungkan teknik tusukan jelujur, pipih
dan tusukan balut. umunya diaplikasikan pada blus, kemeja, dan pakaian anak-anak.

 Mengubah Corak

Jenis sulaman ini diterapkan pada kain yang bermotif seperti motif kotak-kota, bergaris, atau
motif bintik-bintik.Jenis tusukan yang banyak diaplikasikan adalah tusukan jelujur, tusukan
silang, rantai terbuka serta tusukan biku.Untuk menambah variasi hiasan biasanya
ditambahkan jahitan benang yang variatif atau mengikuti bentuk corak dari kain yang dihias.

 Sulaman Hongkong

Teknik menyulam yang satu ini menggunakan teknik tusuk pipih yang dijahit bolak-balik
dengan menggunakan variasi warnah yang bertingkat-tingkat pada permukaannya.Teknik ini
umumnya digunakan dalam membuat ragam hias berupa hias naturalis, atau dekoratif seperti
flora dan fauna.

16
 Sulaman Terawang

Sulaman terawang adalah bentuk lain dari seni menghiasi kain dengan hasil hiasan geometris
berbentuk lubang empat persegi yang dihiasi menggunakan rentangan benanga atau dapat
juga dihiasi menggunakan teknik sisipan.Jenis ini terdiri atas beberapa varias. Seperti
terawang hardanger, terawang putih, terawang inggris, terawang persia, terawang fillet, dan
terawang richeliu.

 Melekatkan Benang

Dilihat dari nama, hiasan kain yang satu ini menggunakan benang kasar sebagai bahan
utamanya. Dengan cara benang direkatkan di permukaan bahan menggunakan teknik tusuk
hias.Jenis ini umumnya digunakan untuk membentuk ragam hias berupa geometris berbentuk
garis-garis lengkung.Untuk mendapatkan hasil desain yang seimbang, gunakan benang
berwanah kontras dengan kain yang akan dihiasi.

Langkah Kerja

1. Siapkan kain/benda yang akan disulam (kain sulaman, baju sulaman)

2. Gambar/jiplaklah pola pada kain

3. Pasang pemidangan dengan memastikan gambar desain ada

4. Siapkan pita dan benang lalu pasang pada jarum

5. Sulamlah sesuai dengan desain. Usahakan gambar desain tertutup oleh pita agar hasil
sulaman tersebut bersih dan rapi Ada berbagai macam cara membuat tusuk untuk melakukan
sulaman pita/sulam pita, tetapi yang akan ditampilkan di sini hanya 6 macam tusuk.

Beberapa tusuk sulaman yang biasa digunakan pada sulaman benang juga dapat dipakai untuk
sulaman pita seperti tusuk tangkai, tusuk rantai, tusuk jelujur dan lain- lain. Dengan
menggunakan jenis dan ukuran pita yang berbeda, satu tusuk dalam sulam pita dapat
menghasilkan beberapa macam jenis bunga. Dengan menambahkan payet, manik-manik dan
beberapa macam tusuk sulaman dengan benang sulam seperti untuk tangkai, daun, benang
sari dan sebagainya akan menghasilkan desain bunga yang berbeda dan lebih indah.

Pada dasarnya, teknik menyulam sangatlah sederhana. Kain yang akan disulam diberi gambar
atau motif dasar yang akan menjadi acuan dasar penyulaman dengan menggunakan teknik-
teknik tusuk tertentu.

17
Teknik-teknik tusuk sulam sangatlah bervariasi bahkan bisa sampai 50 macam tusuk. Mulai
dari sulam dasar dari tusuk rantai, tusuk silang, tusuk jelujur, dan tusuk lainnya.

Berikut beberapa teknik tusuk yang sering digunakan dalam teknik menyulam diantaranya:

Tusuk mendatar

Seperti namanya, Teknik tusuk mendatar dilakukan dengan cara melakukan tusukan mendatar
dan dibuat lurus. Teknik ini biasanya digunakan untuk mengisi pola yang masih kosong.

Tusuk Simpul

Teknik tusuk simpul dilakukan dengan cara menarik benang dari bagian bawah kain,
Selanjutnya benang diputarkan dua kali pada batang jarum, lalu jarum kembali ditarik.

Teknik ini akan menghasilkan efek tekstur yang tegas pada permukaan kain.

18
Tusuk Rantai

Tusuk rantai juga dilakukan dengan menarik jarum dari bagian bawah kain. Selanjutnya,
sisipkan kembali jarum ke arah semula sehingga jarum keluar diatas benang yang telah dilalui
sebelumnya.

Tusuk Jelujur

Tusuk jelujur adalah teknik tusukan dengan hasil akhir garis putus-putus. Caranya sangat
sederhana, yaitu dengan mejahit dari kanan ke kiri dengan ukuran dan jarak tusukan yang
sama.

Tusuk Menyilang

19
Tusukan silang ini biasanya digunakan untuk membuat kruistik. Seperti namanya, tusukan ini
dilakukan dengan cara menyilang.

Caranya juga sangat mudah yaitu dengan melakukan tusukan dengan arah miring dari kiri atas
ke kanan bawah kemudian masukkan lagi jarum dari kiri bawah ke kanan atas.cross-stitch

4.Foto hasil jadi

20
C.TUGAS III (BATIK)

1. Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kriya tekstil dasar.

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

21
padang, 17 Mei 2019

Penyusun

2.Pengertian

Batik adalah kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan
malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu atau biasa
dikenal dengan kain batik (KBBI, 2007).

Berdasarkan etimologi dan terminologinya, istilah batik berasal dari bahasa Jawa yang
merupakan rangkaian dari kata "mbat" yang artinya ngembat atau melempar berkali-kali dan
"tik" yang artinya titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain. Ada pula
yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata "amba" yang berarti kain yang lebar dan
kata titik. Artinya batik merupakan titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar
sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola yang indah (Musman dan Arini, 2011).

Sedangkan menurut Endik (1986), batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan
penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan,
sedang warna itu sendiri dicelup dengan memakai zat warna bisa.

3.Teknik dan langkah kerja

22
Berdasarkan teknik pembuatan batik, terdapat empat jenis batik yaitu sebagai berikut :

a. Batik Tulis

Batik tulis adalah batik yang dibuat secara manual menggunakan tangan dengan alat bantu
canting untuk menerakan malam pada corak batik. Cara pembuatan batik dengan melukiskan
sebuah pola pada kain dengan menggunakan tangan, alat-alat yang diperlukan antara lain:
Canting, Gawangan, Wajan, kauli, Anglo, Tipas/ Tepas. Pembuatan batik tulis membutuhkan
kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena setiap titik dalam motif berpengaruh pada hasil
akhirnya. Motif yang dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis. Kerumitan ini yang
menyebabkan harga batik tulis sangat mahal. Jenis batik ini dipakai raja, pembesar keraton,
dan bangsawan sebagai simbol kemewahan.

b. Batik Cap

Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan cap atau semacam stempel motif
batik yang terbuat dari tembaga. Cap digunakan untuk menggantikan fungsi canting sehingga
dapat mempersingkat waktu pembuatan. Batik cap dihasilkan dari proses pencelupan
semacam alat yang dibuat dari tembaga yang sudah dibentuk sedemikian rupa pada kain.
Motif batik cap dianggap kurang memiliki nilai seni karena semua motifnya sama persis. Harga
batik cap cukup murah karena dapat dibuat secara masal.
23
c. Batik kombinasi cap dan tulis

Batik Kombinasi (Tulis dan Cap) adalah batik yang dibuat dalam rangka mengurangi
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada produk batik cap, seperti motif besar dan seni
coretan yang tidak dapat dihasilkan dengan tangan. Dalam proses pembuatan batik kombinasi
ini memerlukan persiapan-persiapan yang rumit, terutama pada penggabungan motif yang
ditulis dan motif capnya, sehingga efisiensinya rendah (hampir sama dengan batik tulis) dan
nilai seni produknya disamakan dengan batik cap. Adapun proses pembuatannya melalui
tahap persiapan, pemulaan (untuk motif besar), pembatikan (motif yang tidak dapat dicap),
pencapan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.

d. Batik Printing

Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses pembatikan jenis batik ini
sangant mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain diprint di atas
alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik khususnya
pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini.

Langkah kerja

 Siapkan alat dan bahan untuk membatik seperti: kain mori sesuai kebutuhan
yang telah diketel (proses menghilangkan kanji pada kain dengan cara diuleni
dalam larutan minyak kacang) dan canting.
 Gambar desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. Dalam
istilah perbatikan tahap ini sering disebut Nglengreng.
 Panaskan lilin/malem diatas wajan hingga mencair sempurna. Suhu maksimal
lilin/ malem sekitar 80 derajat Celcius. Jadi, harus berhati-hati saat
menggunakannya.
 Perhatikan posisi duduk saat membatik. Duduklah dengan posisi tungku/ kompor
batik berada di sebelah kanan(kecuali kidal, tungku/ kompor ada di sebelah kiri)
untuk memudahkan mengambil malem dan menggoreskannya ke atas kain mori.
 Celupkan canting ke dalam wajan yang terisi oleh malem selama sekitar 3 detik
sebagai pengesuaian suhu pada canting.
24
 Mulailah menggoreskan canting ke atas kain yang telah dilengreng (dipola)
dengan menggoreskannya dari kiri ke kanan sama halnya dengan menulis latin.
Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan goresan yang baik dan halus.
 Isilah bagian pola yang kosong dengan ornamen-ornamen seperti garis-garis
arsiran maupun titik-titik. Misalnya pada gambar daun mestinya memiliki tulang
daun, maka daun tersebut akan diisi garis sesuai dengan kebutuhan. Tahap ini
biasa disebut dengan istilah Isen-isen.
 Tahap nembok artinya mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna.
Namun, tahap ini dilakukan apabila dibutuhkan warna awalnya.
 Tahap pencelupan warna. Biasanya menggunakan pewarna sintesis napthol dan
indigosol. diperlukan beberapa kali celupan untuk memunculkan warnanya.
 Tiriskan kain yang telah dicelup dan diamkan agar warnanya dapat meresap
dengan maksimal pada serat kain.
 Rebus kain dalam air mendidih 100 derajat Celcius untuk melirihkan lilin/ malem
yang menempel pada kain untuk memunculkan motif yang telah didisain. tahap
merebus ini disebut nglorod.
 Cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin/ malem yang
masih menempel. Kemudian, jemurlah dengan angin-angin dan hindari terkena
panas sinar matahari langsung.

4.Foto hasil jadi

25
D. TUGAS IV (TAPESTRI)

1. Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

26
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kriya tekstil dasar.

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

padang, 17 Mei 2019

Penyusun

2.Pengertian

Tapestri adalah suatu keteknikan dalam kriya tekstil, cara pembuatannya hampir sama dengan
anyam atau tenun, yaitu susup menyusup atau silang menyilang antara benang lusi dan pakan.
Di samping itu kejelian dan kecermatan diperlukan dalam keteknikan ini.

27
Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang berwarna dan tidak berwarna (natural)
yang biasa difungsikan untuk bahan penutup lantai (karpet), pembungkus mebel dan untuk
bahan penutup dinding/hiasan dinding.

Tapestri juga merupakan sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa
dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun
ini terdiri dari dua arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut
“warp” / benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.

Istilah tapestri berasal dari kata “tapiesseries” (bahasa Perancis) yang berarti penutup lantai,
sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut permadani.

Sulaman Tapestri

Pada awalnya sulaman ini dikenal untuk memberikan efek atau tekstur pada suatu kain.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan sains, sulaman ini tidak hanya untuk
mendapatkan tekstur, tetapi juga untuk memperoleh serta memperindah suatu benda.

Pada sulaman tapestry di samping motifnya yang disulam, seluruh permukaan kain dasar
disulam dengan warna yang dapat menjadi latar belakang dari motifnya. Jenis tusuk hias yang
digunakan umumnya tusuk lurus biasa, tetapi bisa dibuat horizontal, vertikal dan diagonal
serta kombinasi dari ketiganya. Pemilihan warna sangat penting, karena kombinasi warna
yang tepat akan dapat menghidupkan motif yang akan ditampilkan. Bentuk motif tapestry
pada umumnya diambil dari bentuk geometris, tetapi berkembang menjadi bentuk stilasi atau
renggaan dari bentuk daun, bunga, dan hewan.

3.Teknik dan langkah kerja

1. Alat Tenun Tapestri

 Bentangan (Spanram). Alat spanram digunakan untuk mengaitkan benang lungsi dan
jalinan pakan yang membentuk corak atau motif tenunan. Spanram dapat dibuat
dengn bahan kayu yang salah satu sisi yang berhadapan diberikan paku dengan ukuran
1 cm antar pakunya.
 Gunting. Alat gunting digunakan untuk memotong sisa benang dan bahan-bahan yang
berlebih dan tidak terpakai.
 Sisir. Sisir digunakan untuk merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai
mendapatkan kerapatan yang baik.
 Paku Penggulung. Fungsi paku penggulung digunakan untuk menyisipkan benang
pakan pada benang lungsi sehingga membentuk corak atau motif tertentu.
 Jarum pipih kayu berfungsi untuk memasukan benang pakan.

2. Bahan

Bahan-bahan tenun Tapestri adalah sebagai berikut : Benang Wol beraneka warna sesuai
dengan ragam hias yang akan dibuat. Benang wol ada beberapa macam misalnya Crewel wool

28
biasanya digunakan di atas kanvas atau kain strimin untuk membuat keset, karpet dan tas.
Tapestry wool biasanya digunakan untuk membuat hiasan dinding, tas dan sampul buku.

C. Teknik Tapestri

Ragam hias dengan menggunakan teknik tapestri dilakukan dengan menenun benang pakan
pada benang lungsi yang dikaitkan pada bentangan kayu yang disebut spanram. Spanram
digunakan sebagai alat untuk menunjang benang lungsi dan pakan yang menjadi elemen
pembentuk ragam hias. Beberapa tahapan dalam membuat ragam hias dengan teknik tapestri

Langkah kerja pembuatan tapestri :

1. Pembuatan lungsi pada pemidangan tenun


2. Memasukkan benang pakan pada lungsi.
3. Mengganti warna pakan sesuai motif yang diinginkan
4. Jika ingin menggunakan teknik ria, caranya demikian.
5. Hiasan tenun serat hasil jadi setelah dilepas dari pemidangan
6. Hiasan tenun serat bentuk lain.

Gambar : 1

Gambar : 2

4.Foto hasil jadi

29
BAB III

30
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil
sebagai bahan utama. Disini kita akan membahas tentang bagaimana teknik teknik dan
langkah kerja pembuatan tenun, sulam ,batik, dan tapestri,. Dari awal pembuatan sampai
finishing dan bagaimana hasil jadi produk tersebut.

Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan
cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara ''pressing''. Istilah tekstil dalam
pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan
antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat
dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.

tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah
anyaman yang mengikat satu sama lain , tenunan dan rajutan.

B. SARAN

31
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang dan dapat
membantu untuk melakukan praktek kriya tekstil dasar pada masa yang akan datang, yaitu :

1. Perlunya disiplin mahasiswa pada tugasnya, dan dari pihak kampus lebih sangat
membantu apabila melengkapi alat alat untuk praktek di ruang kriya tekstil dasar.

2. Untuk mengoptimalkan penggunaan alat ATBM, dianjurkan untuk melatih dan


membimbing mahasiswa agar lebih dapat mengerti dan mempraktekan dengan baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

 Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 


 Musman, Asti dan Arini, Ambar B. 2011. Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta:
Gramedia. 
 Endik, S. 1986. Seni Membatik. Jakarta: Safir Alam.
 Riyanto. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik, .
 Yudhistira. 2016. Dibalik Makna 99 Desain Batik. Bogor: In Media. 
 barajey.blogspot.com/2015/09/pengertian-kerajinan-dan-wirausaha.html
 http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/10/
fungsikerajinantekstiltradisionalsebagaipemenuhkebutuhansandang.html
 http://arsiani24.blogspot.co.id/2013/08/materi-prakarya-dan-kewirausahaan-
kelas_25.html
 http://dianlestari149.blogspot.co.id/2014/08/bab-1-kerajinan-dan-wirausaha-tekstil.html

33

Anda mungkin juga menyukai