Anda di halaman 1dari 32

LAUNDRY

KELAS XII
DAFTAR ISI

BAB 1 PENCUCIAN .................................................................................................. 2


A. Manfaat dan Tujuan Pencucian .................................................................... 2
B. Bahan-Bahan Pembersih Cucian .................................................................. 4
C. Peralatan Pencucian ................................................................................... 11
D. Proses Pencucian ........................................................................................ 18
Tugas ............................................................................................................... 23
Rangkuman ...................................................................................................... 24
Uji Kompetensi ................................................................................................. 25
BAB 2 PENCUCIAN KERING (DRY CLEANING) ........................................................... 29
A. Pengertian Pencucian Kering ...................................................................... 29
B. Proses Pencucian Kering ............................................................................. 30
C. Jenis-jenis Bahan Kimia Dalam Pencucian Kering ......................................... 36
D. Penyulingan Solvent ................................................................................... 39
Tugas ............................................................................................................... 41
Rangkuman ...................................................................................................... 43
Uji Kompetensi ................................................................................................. 44

1
PRAKATA

Di zaman apapun kita hidup, kebutuhan sandang akan selalu menjadi kebutuhan utama, baik
yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi. Dengan banyaknya kebutuhan sandang
tersebut, ilmu tentang pencucian/laundry pun menjadi salah satu bidang ilmu yang penting
untuk dipelajari.

Buku ini ditujukan sebagai materi dan bahan belajar bagi siswa-siswi SMK kelas XII dengan
program keahlian Perhotelan dan Jasa Pariwisata, kompetensi keahlian Perhotelan. Materi
yang terdapat di dalamnya memuat tentang pembelajaran dan pelatihan terkait pencucian
dan perawatan baju dan pakaian.

Penggunaan bahasa di dalam buku ini ditulis secara umum dan dilengkapi dengan gambar-
gambar serta keterangan yang dapat memudahkan pembaca, sehingga diharapkan pembaca
mampu lebih mudah memahami isi materi tersebut. Setiap bab terdiri dari kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi inti dan praktik, rangkuman, serta uji kompetensi.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membantu kegiatan belajar bagi para pembaca baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Harapan penulis melalui buku ini dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang Laundry.

2
BAB 1
PENCUCIAN
Kompetensi Dasar
3.7 Menerapkan pencucian
4.7 Melaksanakan pencucian

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Memahami manfaat dan tujuan pencucian
2. Mengidentifikasi bahan – bahan pembersih cucian
3. Mengidentifikasi peralatan pembersih cucian
4. Memahami proses pencucian
5. Melakukan proses pencucian

Pada saat kelas XI Anda telah mempelajari tentang laundry Section, ingatkah Anda
salah satu tugas seksi laundry yaitu washer? Tugas utama seorang washer adalah
bertanggung jawab atas pencucian pakaian tamu dan linen hotel. Berkaitan dengan tugas
washer tersebut, pada bab ini kita akan membahas lebih lanjut tentang pencucian laundry
pada hotel.

A. Manfaat dan Tujuan Pencucian


Pengertian pencucian secara umum adalah proses pembersihan suatu benda
dengan jalan menghilangkan partikel atau pengotor yang tidak di inginkan dari benda
tersebut, sehingga diperoleh keadaan semula dari benda yang bersangkutan. Dalam
melakukan tugas pencucian tersebut peran laundry section adalah membantu
operasional hotel yang berhubungan dengan proses pencucian linen untuk guest room,
restaurant dan meeting room serta uniform bagi karyawan. Sekarang ini, penyediaan
fasilitas laundry sangat wajib, selain fasilitas bagi tamu juga untuk memenuhi keperluan
linen-linen bersih yang dibutuhkan bagi operasional hotel. Pada beberapa hotel, bagian
laundry bertanggung jawab bukan hanya untuk pencucian linen, baik house laundry
maupun guest laundry tetapi juga melayani pencucian dari luar hotel (outside laundry)
untuk meningkatkan pendapatannya, seperti yang dikatakan oleh Suwithi, dkk, 2007
bahwa fungsi bagian layanan cucian (laundry service) adalah sebagai tempat untuk
memberikan layanan pencucian linen hotel, uniform karyawan, dan pakaian tamu yang
kotor (house laundry maupun guest laundry).

3
Gambar 1.1 Laundry department
Sumber : Marshall Williams/https://unsplash.com/photos/pYpZIOj-KKs

Kadang kala ada hotel yang belum memandang perlu diadakannya laundry
milik sendiri, sehingga hotel masih menjalin kerja sama dengan laundry lain. Sebagian
besar hotel berbintang memiliki laundry sendiri. Keuntungan atau manfaat yang dapat
dirasakan bagi hotel bila memiliki laundry sendiri sebagai berikut:
1. Memberikan layanan kepada tamu hotel.
2. Menambah pemasukan hotel.
3. Efisiensi kerja dalam penyediaan linen bersih.
4. Meningkatkan kepuasan tamu.
5. Memilih dan membeli linen dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan.
6. Mengontrol penuh proses laundry hingga tahap akhir .
7. Mengontrol jam kerja pegawai dan perbaikan peralatan mesin laundry
8. Menggunakan penghasilan dari layanan dry cleaning dan laundry untuk membantu
mengganti kerugian.
Tetapi selain mendapat keuntungan, memiliki laundry sendiri juga
memberikan kerugian bagi hotel, diantaranya :
1. Pengeluaran hotel untukbelanja modal awal, membeli stok linen, membeli peralatan
laundry, bahan kimia, biaya listrik, air termasuk instalasi dan pemeiharaan serta
pengolahan limbah cucian.
2. Hotel membutuhkan banyak staff

4
3. Menimbulkan kebisingan dan getaran dari proses pencucian sehingga dibutuhkan
tempat pencucian yang jauh dari area tamu dan kamar tamu
4. Hotel perlu memiliki tempat yang cukup untuk menyimpan linen bersih dan kotor

Pencucian pada laundry section selain bertujuan untuk menghilangkan


berbagai jenis kotoran dan noda serta proses sanitasi tekstil, juga melakukan proses
perbaikan dan pemeliharaan terhadap warna dan corak tekstil agar memiliki tingkat
keawetan yang optimal. Berikut ini adalah tujuan pencucian :
1. Menghilangkan noda atau kotoran.
2. Menjaga pakaian agar bebas dari kuman.
3. Menjaga sifat asli dari pakaian tetap bertahan.
4. Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak.
5. Menjaga warna cucian tetap cemerlang.

B. Bahan-Bahan Pembersih Cucian


Dalam pencucian digunakan bahan-bahan pembersih yang memiliki
karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Selain itu masing-masing bahan
juga memiliki merk dagang yang berbeda-beda tetapi bahan dasarnya sama.
Penggunaan bahan pembersih harus sesuai dengan aturan dalam pencucian,
Menggunakan bahan kimia terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat mempengaruhi
hasil pencucian, baik menyebabkan cucian menjadi kurang bersih maupun merusak
bahan cucian karena sifat kimia dari zat tersebut.
Bahan pembersih yang digunakan dalam pencucian antara lain :
1. Air
Air sebagai pelarut sekaligus sebagai media utama dalam pelepasan kotoran dari
material baik pakaian maupun linen. Kondisi air sebagai bahan pembersih cucian
sangat mempengaruhi hasil cucian dan berpengaruh pada daya cuci detergent.
Berbagai jenis air dari berbagaisumber yang dapat digunakan sebagai bahan
pembersih cucian adalah sebagai berikut :
a. Air hujan
Beberapa kandungan zat atau bahan kimia yang terdapat pada air hujan antara
lain sebagai berikut:
1) Uap air atau H2O
Air hujan memiliki kandungan utama yaitu uap air atau H2O. kandungan uap
air ini merupakan yang paling dominan dengan persentase sebesar 99,9%
dan sisanya tergantung pada lapisan atmosfer yang dilaluinya. Proses

5
terjadinya hujan tersebut mengalami penguapan dari sumber- sumber air
yang ada di planet bumi. Proses tersebut membawa uap air dan membentuk
awan-awan yang kecil, dari awan kecil tersebut kemudian menggumpal
menjadi awan besar. Uap air ini bersifat aman selama uap tersebut berasal
dari sumber air di permukaan bumi yang aman bagi manusia pula.
2) Asam nitrat
Kandungan zat kimia yang terdapat pada air hujan adalah asam nitrat.
Kandungan asam nitrat yang berlebihan tidak baik dan bisa membahayakan.
Kandungan asam juga bisa dinyatakan dalam pH. Air hujan normal memiliki
pH 6, sementara hujan asam memiliki pH dibawah normal, yakni sekitar 5,7
ke bawah.
3) Karbon (silika dan fly ash dalam bentuk abu ringan)
Air hujan mengandung zat karbon. Zat karbon yang ada pada air hujan
berupa silika dan juga fly ash. Silika dan fly ash merupakan zat debu yang
mengikat molekul-molekul pada air hingga terbentuklah hujan. Kedua zat ini
juga berperan dalam proses terjadinya hujan.
4) Asam Sulfat
Kandungan zat kimia lainnya yang ada pada air hujan adalah asam sulfat.
Asam sulfat adalah asam yang sangat kuat. Zat ini yang merupakan
penyebab terjadinya hujan asam. Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam
dan menyebabkan logam berkarat.
5) Garam
Zat kimia selanjutnya yang ada pada air hujan adalah garam. Air hujan yang
mengandung banyak kandungan garam adalah hujan yang terjadi di daerah
pantai. Hal tersebut karena proses terjadinya hujan karena penguapan air laut
yang terpanaskan oleh matahari.
Terdapat beberapa cara untuk mengelola air hujan agar dapat diguanakan
kembali, antara lain :
1) Rainwater Utilization System (RUS)
Tahap yang pertama akan dimulai dengan penampungan hujan di dalam
tandon air, setelah itu air akan dialirkan lewat pipa saringan khusus dan
disimpan di dalam bak. Air yang tersimpan di dalam bak bisa dimanfaatkan
untuk musim kemarau kelak.
2) Serapan Hujan Teknik Biopori
Lubang biopori digali sedalam 70 hingga 90 cm dengan diameter lubang
sebesar 10 hingga 20 cm. Setelah selesai di gali, isi lubang biopori dengan

6
sampah organik. Sampah organik tersebut berperan sebagai makanan
makhluk hidup yang hidup di dalam tanah seperti cacing dan serangga
penyubur tanah lainnya.
3) Bak Penampungan Air Hujan
b. Air sungai
Ketersediaan air sungai di berbagai daerah dipengaruhi oleh musim dan tipe
daerah yang dilalui oleh air di daerah tersebut. Kualitas air sungai ditentukan
oleh kebersihan lingkungan maupun pegunungan sumber air tersebut.
c. Air dari sumber mata air
Air dari sumber air mata air memiliki tingkat derajad keasaman atau pH dan
kesadahan yang berbeda-beda tergantung daerah yang dilalui, selain itu air
dapat mengandung beberapa garam-garam kalsium dan magnesium karbonat.
d. Air sumur
Kualitas air sumur dipengaruhi oleh kedalaman lapisan tanah di daerah tersebut.
e. Air dari olahan Perusahaan Air Minum (PAM)
Air ini berasal dari berbagai sumber. Melalui tahap penyulingan ssehingga
diperoleh air dengan kualitas yang baik.

Syarat-syarat air yang baik untuk laundry :


1) Soft/lunak kadar kapurnya rendah
2) Clear/jernih dan odor free (bebas dari bau)
3) Neutral dengan pH = 7
4) Free of Iron (0,032 mg/1), iron adalah logam putih keperakan (mirip besi tapi
tidak magnetis).
Untuk mengetahui kwalitas dari air yang akan digunakan untuk laundry
biasanya dilakukan analisa melalui uji laboratorium yang meliputi;
a. Kesadahan
Kesadahan air adalah tingkat mineral yang terkandung dalam air. Air dengan
kandungan mineral yang tinggi disebut dengan air sadah, sedangkan air lunak
adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Mineral yang terkandung dalam
air biasanya berupa ion, seperti ion kalsium dan ion magnesium. Ion kalsium dan
magnesium memiliki sifat basa, sehingga air yang memiliki tingkat kesadahan
yang tinggi tentu akan membuat air cenderung memiliki sifat basa atau pH yang
tinggi. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air
sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali
busa. Bila digunakan untuk mencuci maka kebersihan pakaian tidak akan

7
sempurna dan mesin cuci akan cepat rusak. Air ini mengandung kalsium dan
magnesium (alkali) yaitu besi yang akan meninggalkan karat pada mesin cuci.
Zat-zat ini akan hilang apabila dilakukan penjernihan atau penyaringan sebelum
digunakan.
b. PH
Logaritma dari jumlah ion-ion yang menyatakan kondisi air yang bersangkutan
1) PH>7 : Basa
2) PH<7 : Asam
3) PH=7 : Netral
c. Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir keasamaan dalam air. Berapa persen alkali (kimia sabun)
yang terkandung di dalam air, tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dosis
sehubungan dengan penggunaan alkali.

2. Detergent (sabun)
Detergent adalah obat pembersih berupa sabun bubuk, penggunaan
detergent disesuaikan dengan jumlah cucian. Detergen merupakan campuran
berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen memiliki
keunggulan antara lain memiliki daya cuci yang lebih baik serta terpengaruhi oleh
kesadahan air.
Terdapat dua jenis detergen sebagai berikut:
a. Detergen keras yaitu sukar diuraikan oleh bakteri sehingga menimbulkan
pencemaran lingkungan.
b. Detergen lunak yaitu dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak terlalu
menimbulkan pencemaran.
Sedangkan komposisi bahan pembuat detergen adalah :
a. Bahan Penurun Tegangan Permukaan
Bahan penurun tegangan permukaan digunakan untuk memudahkan mengikat
kotoran dan menimbulkan busa, antara lain sebagai berikut :
1) Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen
Sufonat (detergen keras).
2) Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat
(detergen lunak).
b. Bahan penunjang

8
Detergent memiliki bahan penunjang, yaitu STPP (Sodium Tri Poli
Phosphat/Natrium Tri Poli Phosphat) yang berfungsi menunjang kerja bahan
penurun tegangan permukaan.
c. Bahan pengisi (Filler)
Bahan pengisi detergen digunakan untuk memperbesar volume materi dan
merupakan bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh : Sodium sulfate
d. Bahan pengikat
Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan
(media).
e. Bahan tambahan
Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose) agar kotoran
yang terikat detergen tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.
f. Bahan pewangi dan pewarna
Bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen mempunyai warna dan
aroma yang spesifik untuk membedakan dengan merk lain dan sesuai dengan
warna dan aroma yang diminati konsumen. Semua bahan dicampur dan dapat
dibentuk pasta (krim) atau disemprotkan lewat menara sehingga menghasilkan
butiran-butiran.
g. Surfaktan (surface active agent)
Merupakan bahan utama deterjen zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Pada deterjen
ini, jenis muatan yang dibawa surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan
surfaktan kationik sebagai bakterisida (pembunuh bakteri). Fungsi surfaktan
anionik adalah sebagai zat pembasah yang akan menyusup ke dalam ikatan
antara kotoran dan serat kain. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama
kelamaan menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk
butiran. Agar butiran ini tidak pecah kembali dan menempel di kain, perlu
ditambahkan jenis surfaktan lain yang akan membungkus butiran tersebut dan
membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya mengambang. Ini
untuk memudahkannya terbuang bersama air cucian. Pada umumnya kotoran
yang dapat dihilangkan surfaktan adalah yang berasal dari debu atau tanah. Bila
kotoran lebih berat seperti noda makanan dan noda darah, perlu ditambahkan
enzim tertentu seperti enzim pengurai protein atau lemak. Namun, jika nodanya
sudah lama, akan sukar sekali dihilangkan karena antara noda dan serat kain
dapat terjadi reaksi polimerisasi yang menyatukan noda dengan kain.

9
h. Alkali Builder Sequestrant (Pelunak air)
Dalam proses pencucian pelunak air yang terkandung di dalam detergen akan
mengikat suatu persenyawaan yang disebut persenyawaan sequestrant. Jumlah
sequestrant yang diperlukan dalam suatu proses pencucian tergantung dari
tingkat kesadahan air sebagai media pelepas kotoran.
i. Natrium silikat, bertindak sebagai anti korosi sehingga mencegah bagian mesin
cuci dari karat.
j. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, dan tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh aditives antara
lain :
1) Optical brightener, merupakan senyawa kimia yang mengubah panjang
gelombang cahaya ultra violet menjadi cahaya tampak untuk memberi
kesan pakaian tampak lebih putih.
2) Fragrance, merupakan wewangian yang memberikan aroma unik pada
deterjen sekaligus meredam bau tidak menyenangkan dari bahan kimia
yang digunakan dalam deterjen.
3) Colorant, merupakan pewarna yang bertindak sebagai aditif khusus pada
deterjen.
4) Natrium sulfat, digunakan untuk mencegah penggumpalan pada deterjen
bubuk.
5) Enzim, digunakan untuk membantu memecahkan senyawa kotoran yang
kompleks seperti noda darah.
6) Anti Redeposition Agent adalah zat kimia yang berfungsi untuk mencegah
agar kotoranyang telah terlepas dari kain tidak akan melekat kembali.
7) Anti Corrosion Agent adalah zat kimia yang terkandung di dalam detergen
berfungsi untuk mencegah karatan pada mesin.

Terdapat dua jenis detergent yaitu :


a. Sabun alamiah ( natural soap)
Adalah sabun yang dibuat dari bahan-bahan alami. Contoh : sabun cap tangan
b. Detergent buatan (syntetics soap)
Pada umumnya pembuatan detergent ini dalam keadaan netral, tidak
mengandung alkali (soda) dan tidak asam. Bekerjanya tidak dipengaruhi oleh

10
keadaan air sehingga dapat digunakan pada air sadah/hard water dan air
lunak/soft water. Contoh detergent adalah :
1) Nobla
Adalah detergent yang digunakan untuk membersihkan cucian yang memiliki
tingkat kotoran baik ringan, menengah maupun berat. Merupakan jenis
detergent yang sesuai untuk mencuci secara manual.
2) Clax
Dalam menggunakan clax, perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain :
a) Gunakan soft water
b) Pisahkan cucian menurut tingkat kekotorannya (ringan, menengah, keras)
c) Pisahkan cucian putih dan berwarna.
d) Gunakan dan ikuti tabel penggunaan clax
3) Hamix
Detergent ini dibuat untuk menanggulangi kotoran cucian berat contohnya
noda atau kotoran pada seragam dapur, seragam mekanik (maintenance).
3. Alkali
Alkali merupakan formulasi khusus yang digunakan sebelum proses
penyabunan dengan deterjen yang berguna melepaskan noda, kotoran, minyak dari
kain sehingga menghasilkan kualitas cucian yang baik. Bahan kimia yang membuat
suasana pencucian pada pH > 7 dan menjadi basa (pH 13). Karena pada keadaan
basa,lemak dan minyak akan lebih mudah diemulsikan dan menetralisir pengotoran
yang bersifat asam. Selain fungsi tersebut, alkali memiliki beberapa fungsi penting
dalam pencucian, antara lain :
a. Menetralisir kondisi asam dari air rencapan cucian.
b. Mengendapkan ion-ion (muatan listrik) yang berada pada satu air cucian kotor
sampai kedasar yang paling bawah.
c. Sebagai mediator yang baik untuk mengurangi tegangan permukaan antara
sabun dan minyak, sehingga keduanya dapat bergabung bekerja sama
membersihkan noda-noda pada pakaian.
d. Berfungsi sebagai penambah kekuatan daya pembasah (wetting agent) pada air
dan sabun, sehingga dapat dengan mudah dan cepat meresap kedalam serat
benang pakaian yang dicuci
e. Dapat mencegah atau menahan hidrolisa dari sabun serta mencegah terjadinya
asam sabun yang tidak memiliki kemampuan sebagai pembersih pakaian kotor.
f. Membantu menghancurkan butiran atau gumpalan lemak atau minyak hingga
dapat bercampur bersama menjadi halus dan mencegah bergabung kembali

11
g. Bergabung menjadi satu dengan lemak atau minyak sehingga menjadi sabun
dalam satu proses pencucian.
h. Mengandung phosphate yang dapat bertindak sebagai penjernih dan
menormalkan kadar kesadahan air
i. Membuat air cucian bersifat alkaline yang memang sangat disarankan dalam
proses pencucian
j. Membantu menolak sisa kotoran kembali merekat pada kain
k. Mencairkan lapisan kanji pada permukaan bahan yang dicuci sehingga
memudahkan sabun masuk ke serat kain untuk mengangkat kotoran.
Cucian putih dapat mengalami pengotoran karena beberapa sebab,
diantaranya :
a. Warna kekuningan/kecoklatan disebabkan kandungan ion-ion besi yang terlalu
tinggi dalam air pencucian.
b. Warna kuning muda juga dapat disebabkan kelebihan alkali yang masih tertingal
setelah pembilasan, hal ini disebabkan oleh pembilasan yang kurang sempurna
atau tingginya alkalinitas air pencuci.
c. Warna keabu-abuan dapat ditimbulkan oleh :
1) Tingginya kesadahan air pencuci.
2) Berlebihnya beban dari mesin cuci.
3) Detergen yang diberikan di bawah dosis yang seharusnya, dan
4) Pembilasan yang kurang sempurna.

C. Peralatan Pencucian
Seiring dengan perkembangan / modernisasi industri, maka peralatan/mesin
laundry pun ikut mengikuti perkembangan tersebut. Saat ini mesin-mesin laundry
sudah sangat modern, sebagian darinya dioperasikan dengan sistem komputer, atau
sistem kerjanya telah terprogram dalam komputer dan segala sesuatunya akan bekerja
atau berjalan sesuai dengan instruksi yang diminta oleh operatornya, sehingga hal ini
akan mempermudah tugas para operator laundry.
1. Mesin Cuci Laundry (Washing Machine)
Mesin ini biasanya dioperasikan secara otomatis. Akan tetapi, masih banyak mesin-
mesin lama yang dioperasikan secara manual. Di dalam mesin ini akan terjadi suatu
proses pembasahan dan penyabunan (aksi kimia) dan sekaligus proses bantingan
yang disebabkan gerak putar dari drum mesin (aksi mekanik). Pada aksi mekanik ini
pakaian akan diputar bolak-balik seolah olah dibanting. Gerakan berputar ini pun
memungkinkan air akan ikut bergerak menembus serat kain, sehingga kotoran akan

12
lepas dari kain yang dicuci. Mesin cuci ini juga berfungsi sebagai mesin pembilas
pada saat mencuci linen.
Mesin ini dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut.
a. Kran air dingin dan air panas untuk mencuci,
b. Kran steam yang dapat memanaskan cucian,
c. Timer/pengatur waktu,
d. Temperatur/pengatur panas,
e. Level/pengukur tinggi air dalam mesin,
f. Kran pembuangan air,
g. Pintu untuk memasukkan dan mengeluarkan cucian,
h. Kunci pemutar mesin,
i. Kotak untuk memasukkan chemical/bahan pembersih untuk mencuci.
Tipe mesin cuci ada yang dijalankan dengan sistem :
a. Manual Operation atau sistem tombol.
Lamanya proses dari masing-masing kegiatan tergantung pada tingkat kotornya
partikel yang sedang dicuci.
b. Programmer Card
Memiliki dua jenis kartu yaitu :
1) kartu untuk jenis cucian yang ringan dan tipis
2) kartu untuk cucian yang tebal dan berat.
c. Komputer
Jenis ini ada 3 macam :
1) Komputer untuk light
2) Komputer untuk medium
3) Komputer untuk heavy duties

13
Gambar 1.2 Washing Machine
Sumber : Doomu/https://www.shutterstock.com/image-illustration/modern-
white-

2. Mesin Pemeras (Extractor Machine)


Mesin ini berfungsi sebagai mesin pemeras. Pada proses pemerasan ini pakaian akan
diputar dengan kecepatan tinggi, sehingga air yang membasahi pakaian akan
tersedot keluar dan pakaian menjadi lembap. Jangka waktu proses pemerasan ini
disesuaikan dengan jenis dan keadaan material yang diperas. Makin tebal material
pakaian tersebut maka waktu pemerasannyapun lebih lama. Mesin pemeras ada
yang menjadi satu pada mesin cuci, tetapi ada juga yg terpisah dari mesin cuci.
Mesin ini disebut extractor machine. Mesin ini dilengkapi dengan fitur sebagai
berikut :
a. Saklar ON/OFF untuk menghidupkan dan mematikan mesin.
b. Rem untuk menghentikan mesin, setelah selesai proses pemerasan.
c. Pintu masuk dan keluarnya cucian.
d. Kran pembuangan air.

14
3. Mesin Pengering ( Drying Tumbler )
Mesin ini digunakan untuk mengeringkan pakaian yang sudah diperas. Proses
pengeringan ini dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas ke dalam
drum mesin yang sedang berputar. Udara panas ini biasanya dihasilkan dari
pembakaran gas, steam (uap panas) atau element elektrik. Mesin ini dilengkapi
dengan :
a. Kran steam (pemanas cucian),
b. Temperatur (pengukur panas),
c. Timer (pengatur waktu),
d. Pintu masuk dan keluas cucian; dan
e. Filter kotoran cucian.

Gambar 1.3 Drying tumbler


Sumber : Hari Mukti/https://i0.wp.com/harimukti-teknik.com

4. Mesin Pelicin (Pressing Machine)


Mesin pelicin/press/setrikaan, terdiri dari bermacam-macam jenis atau fungsi. Kita
bisa bedakan sebagai berikut :
a. Setrika biasa (Electric Iron)
Setrikaan ini menggunakan daya listrik (element) sebagai sumber panasnya dan
dioperasikan secara manual (dengan tangan).
b. Garment Press terdiri dari sebagai berikut :

15
1) Collar & Cuff Press untuk melicinkan kerah dan pergelangan tangan kemeja
panjang.
2) Mushroom Garment Press untuk melicinkan bagian dada, punggung, pundak,
dan tangan dari pakaian.
3) Utility Garment Press untuk melicinkan celana bagian bawah.
4) Wool Press terdiri dari, top pant press, mushroom press, dan utility wool press.
c. Hand Iron Steam
Setrika ini seperti electric iron, tetapi menggunakan steam (uap panas)sebagai
pemanasnya, seterika ini digerakkan dengan tangan biasa.
Mesin ini dilengkapi dengan:
1) pengatur panas/temperature;
2) kran steam;
3) penyemprot steam/air;
4) padding dengan covernya;
5) karet bantalan/alat seterika;
6) padding untuk lengan; dan
7) pedal steam untuk untuk menggemboskan.
d. Suxy Q Press / Body Former
Mesin yang digunakan untuk membentuk badan dari jas/mesin yang dipakai
untuk melicinkan jas dan sejenisnya. Mesin ini dilengkapi dengan:
1) clip stainlessteel muka dan belakang;
2) stick untuk lengan;
3) kran steam;
4) pedal untuk mengeluarkan steam dengan angin;
5) tombol ON/OFF;
6) tombol otaomatis;
7) timer; dan
8) kayu penjepit
5. Mesin Flat Work Ironer/Mangler
Mesin ini sering juga disebut dengan Roller, Ironer. Digunakan untuk mengepress
bahan yang berbentuk lembaran, seperti sheet (sprei), pillow case (sarung bantal),
taplak meja (table cloth), napkin (serbet), dan lain lain.
Mesin ini dilengkapi dengan:
a. kran steam;
b. temperatur;
c. pengatur kecepatan;

16
d. tombol ON/OFF untuk menghidupkan dan mematikan mesin;
e. dua pedal untuk merapatkan bantalan;
f. dua pedal untuk merenggangkan bantalan;
g. pengaman otomatis;
h. silinder;
i. padding; dan
j. belt, sabuk pengikat silinder.
6. Mesin Penghilang Noda (Spooting Board Machine)
Mesin ini digunakan untuk menghilangkan noda-noda pada pakaian dengan
memakai berbagai jenis spot removal. Sistem kerja dari mesin dengan memakai
steam, penghisap (vacuum), dan angin penyemprot (kompresor). Spoting ini
dilakukan sebelum pakaian dicuci, sehingga pada saat dicuci noda sudah tidak ada
lagi. Alat ini dilengkapi dengan:
a. hand brush: sikat tangan dengan bahan nilon;
b. Chemical (obat pembersih noda);
c. Spatula, seperti pipa untuk merokok terbuat dari gading gajah, khusus
d. dipakai sebagai alat pembersih noda pada cucian yang halus seperti wol,
e. sutera, dan cucian lain sejenis.
7. Mesin pemberi tanda (Marking Machine)
Mesin ini digunakan untuk memberi tanda (marker) pada semua cucian yang akan
dicuci agar tidak tertukar antara pemilik yang satu dengan yang lain. Bentuk mesin
ini memiliki pita tape yang sudah bernomor, sehingga cucian akan diberikan cap
dengan kode yang ditentukan.
8. Mesin Dry Cleaning
Mesin ini digunakan untuk mencuci pakaian yang mewah, seperti baju pesta atau jas
dan bahan yang tidak tahan jika dicuci dengan air, seperti wol, sutera dan bahan lain
yang tipis. Media pencuci dari mesin ini adalah Solvent (Percloro Ethyline). Solvent
dapat dipakai berulang-ulang. Jika solvent sudah mulai kotor dapat disaring kembali
dan digunakan kembali.
Mesin ini dilengkapi dengan :
a. washer /pencuci;
b. extractor/pemeras;
c. dry tymbler/pengering;
d. kran steam;
e. air;
f. angin;

17
g. filter;
h. button trap (perangkap kancing)
i. still (alat suling untuk distilasi)
j. muck coocker (tempat untuk memasak solvent kotor)
k. flow line (pipa-pipa saluran)
l. tombol otomatik dan manual; dan
m. storage tank (tangki solvent)

Peralatan Kebersihan (Supporting Unit)


1. Sink atau bak
Tempat pencucian pakaian secara manual (dengan tangan). Semua pakaian yang
tidak dapat dicuci dengan mesin, seperti pakaian dalam wanita yang sangat sensitif,
akan dicuci dengan cara manual. Begitu juga kerah pakaian yang sangat kotor akan
disikat di atas sink.
2. Trolley atau wagon
Adalah kereta dorong yang berbentuk segi empat dengan menggunakan roda.
Trolley ini digunakan untuk menempatkan sementara cucian yang akan diproses,
untuk mengantar cucian yang telah selesai diproses. Trolley terbuat dari bahan
sebagai berikut :
a. Kanfas yaitu digunakan untuk menaruh sementara cucian yang yang sudah
dicuci (bersih).
b. Fibre glass biasanya digunakan untuk menaruh cucian yang kotor dan basah. Di
samping itu, juga bisa digunakan untuk menaruh cucian yang akan dicuci ulang
karena masih ada noda (kotoran).
c. Stainless steel biasanya digunakan untuk menggantung pakaian yang sudah
selesai diproses (bersih), dan untuk mengantar pakaian tamu yang sudah rapih
untuk dikirim ke kamar.
3. Brush
Sikat yang digunakan untuk menyikat kerah pakaian yang sangat kotor maupun
noda-noda yang lain. Dengan cara menyikat satu arah dan diberi sedikit bahan
pembersih (detergent) untuk memudahkan penghilangan noda.
4. Spatula
Alat seperti kape yang digunakan untuk membersihkan noda-noda pada pakaian.
Alat ini terbuat dari stainless steel atau gading gajah ukuran 2cm x 10cm.
5. Pail (ember)

18
Alat ini digunakan untuk memisah-misahkan cucian (pakaian) yang telah diberi
tanda (marking). Dengan tujuan untuk mengklasifikasikan cucian (pakaian)
berdasarkan warna, jenis serat (bahan) dan proses pencuciannya. Di samping itu,
pail juga digunakan untuk menaruh cucian yang tingkat kotorannya sangat berat.
6. Washing Net
Jala (net) yang digunakan untuk membungkus pakaian yang sangat sensitife seperti
sutera, dasi dan pakaian yang akan dicuci dengan cara dry cleaning. Tujuannya agar
pakaian tersebut tidak rusak dikarenakan aksi mekanik (bantingan) dari mesin.
7. Table Linen ( Meja Linen)
Biasanya table linen/meja linen ini ditempatkan di depan mesin flat work ironer.
Digunakan untuk menempatkan linen-linen yang bersih yang akan dipres maupun
linen-linen bersih yang sudah rapi.
8. Measuring cup
Measuring cup atau gayung pengukur digunakan untuk menakar bahan pembersih
yang akan digunakan dalam proses pencucian.
9. Checker rack / table
Rak atau meja checker untuk memilah-milah dan merapikan pakaian yang sudah
diproses.
10. Cabinet
Lemari yang digunakan untuk menyimpan sementara pakaian yang sudah rapi dan
bersih, tetapi masih ada masalah yang harus diselesaikan.

D. Proses Pencucian
Berdasarkan jenis bahan pencuci, peralatan maupun tahapan proses pencucian,
terdapat tiga macam proses pencucian, yaitu :
1. Proses pencucian dengan tangan (hand wash process)
Merupakan proses pencucian yang keseluruhan prosesnya dilakukan dengan
menggunakan tangan. Proses ini terdiri dari :
a. Pembasahan (wetting)
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk melemaskan tekstil serta
melarutkan debu-debu yang belum sempat melekat.
b. Pembasahan noda (stain removal)
Dapat dilakukan pada saat pre washing, sekaligus menghilangkan kotoran –
kotoran yang tebal pada bagian tertentu, prosedurnya sebagai berikut :
1) Siapkan cucian yang akan dihilangka nodanya.

19
2) Basahi cucian dan teteskan bahan pembersih noda pada bagian noda
yang akan dibersihkan. Biarkan sesat dan sikat pelan-pelan hingga noda
hilang.
3) Bilas menggunakan air bersih lalu lanjutkan proses pencucian.
c. Penyikatan (brushing)
Bubuhkan sabun pada pakaian lalu kucek atau sikat pada bagian yang amat
kotor, agar kotoran bisa keluar dari tekstil.
d. Pembilasan (rinsing)
Pada proses ini dilakukan pembilasan dengan jalan disiapkan air
secukupnya kemudian dengan jalan mengucek atau mengocok (soaking)
beberapa kali, bila perlu dibilas hingga dua atau tiga kali hinga sisa air sabun
bersih.
e. Pemerasan (extracting)
Langkah ini dilakukan untuk memeras cucian yang selesai dicuci agar tidak
banyak air yang tersisa dalam tekstil. Pada proses pemerasan ini harus
dilakukan dengan hat- hati agar pakaian tidak rusak/sobek.
f. Pengeringan (drying)
Proses ini dilakukan dengan cara menggantungkan (hanging) pakaian
menggunakan hanger baju, cucian dikeringkan dibawah sinar matahari
yang cukup. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis cucian dapat
dijemur dibawah matahari langsung karena dapat mengubah warnanya
menjadi putih, sehingga untuk pakaian jenis ini hanya cukup diangin-
anginkan saja.
Pencucian secara manual ini sampai saat ini masih dilakukan di hotel-hotel baik
hotel kecil, menengah mupun hotel besar yang telah memiliki fasilitas laundry yang
lengkap. Hal tersebut dilakukan atas pertimbangan jenis bahan cucian atau atas
permintaan tamu.
2. Proses pencucian dengan mesin cuci (laundry process)
Merupakan proses pencucian untuk cucian dengan tingkat kotoran ringan,
menengah dan berat menggunakan mesin dan dipindahkan dari satu mesin ke
mesin berikutnya dari awal hingga akhir pencucian. Proses pencucian menggunakan
mesin (makinal) ini bermacam-macam mulai semi makinal hingga yang otomatis
menggunakan sistem digital. Berdasarkan bahan pembersih yang digunakan,
terdapat dua jenis mesin cuci yang digunakan dalam pencucian binatu, yaitu :
a. Mesin cuci yang menggunakan media air untuk melepaskan kotoran yang
disebut Washing machine. Proses pencuciannya disebut dengan pencucian biasa.

20
b. Mesin cuci yang menggunakan solvent sebagai media pelepas kotoran disebut
dengan dry cleaning machine (mesin cuci kering). Proses pencuciannya disebut
dengan proses cuci kering (dry cleaning process) dengan menggunakan (dry
clening machine).
Dalam proses pencucian menggunakan mesin ini, kualitas hasil proses pencucian
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1) Aksi kimia ( chemical action)
Rekasi kimia yang terjadi pada suatu proses pencucian ditentukan oleh jenis
dan jumlah bahan pembersih yang digunakan,
2) Aksi mekanis (mechanical action)
Besarnya gaya mekanis yang diterima oleh pakaian ditentukan oleh :
a) Jenis mesin cuci yang meliputi : jumlah putaran tromol mesin cuci,
besarnya motor penggerak, besarnya tromol mesin cuci.
b) Tinggi air dalam tromol
c) Kapasitas mesin cuci.
d) Jarak jatuhnya pakaian di dalam mesin cuci
3) Temperatur (temperature)
Tingginya temperatur air menentukan jumlah panas yang diberikan pada
waktu pencucian. Jumlah panas yang diberikan dibatasi oleh bahan dasar
pakaian dan tingkat kotoran pada pakaian.
4) Waktu (time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pencucian mulai dari washing
hingga extracting adalah 40-45 menit. Waktu cuci yang diperlukan akan tetap
apabila menggunakan metode pencucucian secara otomatis dan berubah-
ubah sesuai keperluan apabila mesin cuci dioperasikan secara manual.
Tahapan proses pencucian menggunakan mesin adalah sebagi berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari :
1) Mengumpulkan bahan cucian (collecting soiled linens)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan semua bahan cucian (
lena-lena hotel, uniform, guest laundry) ke dalam kantong lena atau trolley
adalah antara lain : semua linen yang akan dicuci harus disertai dengan
daftar cucian dan melalui general linen room, jumlah linen yang kotor harus
tertulis dalam daftar cucian, jumlah linen bersih yang dikembalikan ke
ruang linen harus sama dengan jumlah linen kotor. Apabila ada perbedaan
jumlah harus ditindaklanjuti.

21
2) Mengirim bahan cucian ke binatu
Seorang linen boy atau linen runner bertugas mengirimkan linen kotor dari
masing-masing outlet pada umumnya menggunakan kereta linen/trolley.
3) Pengecekan dan penyortiran linen kotor ( checking and sorting a soiled
linens)
Tujuan dilakukannya pengecekan dan penyortiran ini adalahmenentukan
proses pencucian serta mempercepar proses akhir. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam proses penyortiran ini adalah : Asal bahan (serat ,
Warna, tenunan), tipe kotoran dan noda, serta ukuran besar dan kecilnya
cucian. Warna pakaian dapat dibedakan menjadi warna yang mudah luntur
(fugitive color), warna yang tidak cepat pudar ( fast color), warna
terang/muda (light color) dan warna gelap/pekat (dark color).
4) Membersihkan noda (stain removal)
Proses ini dilakukan setelah pengecekan terhadap cucian, apabila
ditemukan noda maka noda tersebut dibersihkan dengan menggunakan
penghilang noda yang sesuai dengan jenis noda tersebut.
5) Memasukkan bahan cucian ke dalam mesin cuci (loading of soiled linen).
Semua bahan cucian yang sudah siap dicuci dimasukkan ke dalam mesin
cuci untuk diproses yang disesuaikan dengan jenis bahan, jenis warna dan
tingkat kekotorannya.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan pencucian setelah melewati tahap persiapan yang diproses secara
otomatis menggunakan mesin cuci sebagai berikut :
1) Pencucian (washing)
a) Wetting
Pembasahan awal dilakukan dengan tujuan melemaskan serat-serat
kain, menurunkan tegangan permukaan kain dan kotoran, melarutkan
kotoran ke dalam air, menghemat penggunaan sabun.
b) Drain
Pembuangan air yang sudah selesai digunakan untuk pembasahan
(wetting)
c) Main wash
Proses pencucian utama yang dilakukan denagn menuangkan alkali dan
detergen ke dalam tromol mesin cuci dengan akaran yang tepat.
d) Drain

22
Pembuangan air hasil proses main wash bersamaan dengan keluarnya
busa-busa detergen
e) Rins I
Pembilasan pertama dengan menggunakan air hangat/panas untuk
menjaga suhu cucian, cucian tidak boleh langsung terkena air dingin
karena dapat merusak serat-seat pakaian.
f) Drain
Pembuangan air dari pembilasan yang pertama sehinggakadar busa
pada cucian berkurang sedikit demi sedikit.
g) Rins II
Pembilasan kedua dengan air hangat dengan penambahan sour untuk
menetralkan kadar detergen dan alkali pada air dengan menurunkan
suhu bahan cucian secara perlahan.
h) Drain
Pembuangan air dari bilasan kedua, sehingga kadar busa asemakin
berkurang.
i) Rins III
Pembilasan ketiga ini mengunakan air dingin. Ditambahkan softener
untuk melembutkan bahan cucian.
j) Drain
Pembuangan air dari pembilasan ketiga, shingga kadar busa sudah
benar-benar habis setelah dinetralkan dengan sour.
k) Extract
Pemerasan bahan cucian agar tidak lembab. Apabila pemerasan kurang
lembab maka dapat diperas menggunakan mesin pemeras (Extractor
machine)
2) Proses terakhir (finishing process)
Setelah mengalami beberapa proses diatas selanjutnya adalah memeriksa
kembali karena ada beberapa artikel setelah proses Extracting tidak
dikeringkan tapi langsung disetrika. Disamping itu, ada beberapa artikel
yang terlalu panas dalam pengeringan harus diturunkan temperatur mesin
pengeringan karena artikel bisa mengkerut, begitu pula dalam
penyetrikaannya harus sesuai dengan petunjuk yang ada.
3) Pengeringan (drying)
Pada tahap pengeringan harus diperhatikan, agar cucian tidak telalu panas
dan mengerut. Bila linen tidak kering dengan sempurna dapat

23
menimbulkan jamuran, noda atau bau yang tidak sedap/apek. Disamping
itu, ada beberapa artikel yang terlalu panas dalam pengeringan harus
diturunkan temperatur mesin pengeringan karena artikel bisa mengkerut,
begitu pula dalam penyetrikaannya harus sesuai dengan petunjuk yang
ada.Selain hal-hal diatas harus diperhatikan :
a) Temperatur dari mesin pengeringan yang dipergunakan;
b) Linen yang dimasukkan sesuai dengan kapasitas mesin;
c) Atur waktu yang diperlukan sesuai dengan jenis linen;
d) Linen tidak boleh terlalu kering.
4) Penyetrikaan (ironing)

Proses penyetrikaan disesuaikan dengan jenis cucian. Untuk linen dapat


digunakan beberapa alat :
a) Flat roll ironer
b) Hand ironer
5) Pelipatan (folding)
Setelah proses penyetrikaan linen harus dilipat atau digantung sesuai
dengan ketentuan atau permintaan tamu.. Melipat linen dapat dilakukan
secara manual maupun menggunakan mesin. Pada hotel-hotel besar
pelipatan linen yang berupa lembaran dilakukan dengan menggunakan
folding machine yang tergabung dalam mesin flat roll ironer , saat linen
dimasukkan ke dalam rol ujung linen yang lain akan keluar dalam bentuk
lipatan.
6) Penyimpanan (storing)
Linen yang sudah dilipat atau digantung diserahkan ke bagian
penyimpanan untuk disimpan. Lena tersebut harus diistirahatkan selama
24 jam setelah dicuci. Lenin yang langsung dipakai setelah dicuci akan lebih
cepat rusak.
7) Pengiriman lena-lena ke empat yang memerlukan (transfering linens to use
areas)
Lena-lena yang bersih dikirim kembali ke tempat-tempat yang
memerlukan sehingga tidak terjadi kemacetan lena.
e) Proses pencucian cuci kering (dry cleaning process)
Adalah proses pencucian dengan menggunakan media solvent untuk membersihkan
kotorannya. Proses yang dilalui antara lain wash, extract dan dry clean dengan hanya
menggunakan satu mesin dari proses awal hingga akhir pencucian.

24
Tugas
Tugas Individu :
Carilah beberapa informasi melalui video di Youtube mengenai proses pencucian di
sebuah hotel! Jelaskan bagaimana langkah – langkah seorang petugas washer menangani
pencucian tersebut dengan mengacu pada SOP yang berlaku di hotel !

Tugas Kelompok :
Buatlah kelompok dengan anggota 5 orang kemudian identifikasikan bahan-bahan
pencuci dan peralatan yang digunakan dalam penanganan pencucian beserta cara
penggunaanya sesuai pembagian kelompok Anda, kemudian presentasikan ke depan
kelas!

Rangkuman
1. Keuntungan atau manfaat yang dapat dirasakan bagi hotel bila memiliki laundry
sendiri sebagai berikut:
a. Memberikan layanan kepada tamu hotel.
b. Menambah pemasukan hotel.
c. Efisiensi kerja dalam penyediaan linen bersih.
d. Meningkatkan kepuasan tamu.
e. Memilih dan membeli linen dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan.
f. Mengontrol penuh proses laundry hingga tahap akhir .
g. Mengontrol jam kerja pegawai dan perbaikan peralatan mesin laundry
h. Menggunakan penghasilan dari layanan dry cleaning dan laundry untuk
membantu mengganti kerugian.
2. Laundry memberikan kerugian bagi hotel, diantaranya :
a. Pengeluaran hotel untukbelanja modal awal, membeli stok linen, membeli
peralatan laundry, bahan kimia, biaya listrik, air termasuk instalasi dan
pemeiharaan serta pengolahan limbah cucian.
b. Hotel membutuhkan banyak staff
c. Menimbulkan kebisingan dan getaran dari proses pencucian sehingga
dibutuhkan tempat pencucian yang jauh dari area tamu dan kamar tamu
3. Tujuan pencucian :
a. Menghilangkan noda atau kotoran.

25
b. Menjaga pakaian agar bebas dari kuman.
c. Menjaga sifat asli dari pakaian tetap bertahan.
d. Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak.
e. Menjaga warna cucian tetap cemerlang.Hotel perlu memiliki tempat yang cukup
untuk menyimpan linen bersih dan kotor
4. Bahan-Bahan Pembersih Cucian
a. Air
1) Air hujan
2) Air sungai
3) Air dari sumber mata air
4) Air sumur
5) Air dari olahan Perusahaan Air Minum (PAM)
b. Detergent (sabun)
c. Alkali
5. Peralatan Pencucian terdiri dari :
a. Mesin Cuci Laundry (Washing Machine)
b. Mesin Pemeras (Extractor Machine)
c. Mesin Pengering ( Drying Tumbler )
d. Mesin Pelicin (Pressing Machine)
e. Mesin Flat Work Ironer/Mangler
f. Mesin Penghilang Noda (Spooting Board Machine)
g. Mesin pemberi tanda (Marking Machine)
h. Mesin Dry Cleaning
6. Proses Pencucian terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Proses pencucian dengan tangan (hand wash process)
1) Pembasahan (wetting)
2) Pembasahan noda (stain removal)
3) Penyikatan (brushing)
4) Pembilasan (rinsing)
5) Pemerasan (extracting)
6) Pengeringan (drying)
b. Proses pencucian dengan mesin cuci (laundry process)
terdapat dua jenis mesin cuci yang digunakan dalam pencucian binatu, yaitu :
1) Mesin cuci yang menggunakan media air yang (Washing machine)
2) Mesin cuci yang menggunakan solvent (dry cleaning machine)
3) Proses pencucian cuci kering (dry cleaning process)

26
Uji Kompetensi
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Tujuan pencucian adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Menghilangkan noda atau kotoran.
b. Menjaga pakaian agar bebas dari kuman.
c. Mengubah sifat asli dari pakaian.
d. Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak.
e. Menjaga warna cucian tetap cemerlang.Hotel perlu memiliki tempat yang
cukup untuk menyimpan linen bersih dan kotor
2. Proses pengeringan dilakukan untuk menyempurnakan proses pencucian yaitu
tahap pemerasan. Yang harus di perhatikan pada saat proses pengeringan
adalah….
a. Temperatur dari mesin pengeringan yang dipergunakan;
b. Linen yang dimasukkan harus kurang dari kapasitas mesin;
c. Waktu yang sama untuk semua jenis linen;
d. Linen diusahakan untuk kering secara maksimal.
e. Linen dikeringkan dan masih dalam keadaan lembab.
3. Fungsi utama dari hand iron adalah….
a. Melicinkan kameja yang terbuat dari kain katun
b. Melicinkan kerah baju
c. Melicinkan badan baju
d. Pelicin yang digunakan untuk bagian yang tidak bisa terjangkau dengan
mesin.
e. Melicinkan semua jenis pakaian dari berbagai bahan.
4. Langkah yang dilakukan dengan tujuan untuk melemaskan tekstil serta
melarutkan debu-debu yang belum sempat melekat disebut….
a. Wetting
b. stain removal
c. brushing
d. rinsing
e. extracting
5. Berikut ini adalah syarat-syarat air yang baik untuk laundry kecuali….
a. Soft/lunak kadar kapurnya rendah
b. Clear/jernih dan odor free (bebas dari bau)
c. pH = 8
d. Free of Iron (0,032 mg/1

27
6. Membubuhkan sabun pada pakaian dan mengucek atau menyikat pada bagian
yang amat kotor, agar kotoran bisa keluar dari tekstil disebut dengan….
a. Wetting
b. stain removal
c. brushing
d. rinsing
e. extracting
7. Lemari yang digunakan untuk menyimpan sementara pakaian yang sudah rapi
dan bersih, tetapi masih ada masalah yang harus diselesakan disebut….
a. Spatula
b. Washing Net
c. Table Linen ( Meja Linen)
d. Measuring cup
e. Cabinet
8. Wewangian yang memberikan aroma unik pada deterjen sekaligus meredam bau
tidak menyenangkan dari bahan kimia yang digunakan dalam deterjen adalah….
a. Optical brightener
b. Colorant,
c. Natrium sulfat
d. Enzim,
e. Anti Redeposition Agent
9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan semua bahan cucian ( lena-
lena hotel, uniform, guest laundry) ke dalam kantong lena atau trolley adalah
sebagai berikut, kecuali….
a. semua linen yang akan dicuci harus disertai dengan daftar cucian dan melalui
general linen room
b. jumlah linen yang kotor harus tertulis dalam daftar cucian
c. jumlah linen bersih yang dikembalikan ke ruang linen harus sama dengan
jumlah linen kotor.
d. Apabila ada perbedaan jumlah harus ditindaklanjuti.
e. jumlah linen yang bersih harus tertulis dalam daftar cucian
10. Mesin yang digunakan untuk membentuk badan dari jas/mesin yang dipakai
untuk melicinkan jas dan sejenisnya. Mesin ini disebut….
a. Garment Press
b. Hand Iron Steam
c. Mesin Flat Work Ironer/Mangler

28
d. Mesin Penghilang Noda (Spooting Board Machine
e. Mesin pemberi tanda (Marking Machine)
11. Warna keabu-abuan pada cucian dapat ditimbulkan oleh :
a. kesadahan air pencuci yang rendah
b. Berlebihnya beban dari mesin cuci.
c. Detergen yang diberikan di atas dosis yang seharusnya, dan
d. Pembilasan yang sudah sempurna.
e. Alkalinitas air pencuci yang rendah
12. Mesin cuci yang menggunakan solvent sebagai media pelepas kotoran disebut….
a. Washing machine
b. Dryi cleaning machine
c. Mesin Flat Work Ironer/Mangler
d. Drying tumbler
e. Marking Machine
13. Garment press yang berfungsi untuk melicinkan bagian dada, punggung,
pundak, dan tangan dari pakaian disebut….
a. Collar & Cuff Press .
b. Mushroom Garment Press
c. Utility Garment Press
d. Wool Press
e. top pant press
14. pakaian yang tidak dapat dicuci dengan mesin, seperti pakaian dalam wanita
yang sangat sensitif akan ditempatkan pada….
a. Sink atau bak
b. Trolley atau wagon
c. Pail (ember)
d. Washing Net
e. Meja Linen
15. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pencucian mulai dari washing
hingga extracting adalah
a. 40-45 menit
b. 35-40 menit
c. 45-60 menit
d. 1 jam
e. 1,5 jam

B. Soal Esai

29
Jawablah dengan tepat dan benar.
1. Kandungan zat kimia yang terdapat pada air hujan adalah….
2. Asam yang sangat kuat dan merupakan penyebab terjadinya hujan asam adalah….
3. Syarat air yang baik untuk laundry salah satunya adalah bersifat netral dengan
pH….
4. Bahan yang menunjukkan konsentrasi basa atau yang mampu menetralisir
keasamaan dalam air disebut….
5. Dibanding dengan sabun, detergen memiliki keunggulan antara lain….
6. Bahan yang bertindak sebagai anti korosi sehingga mencegah bagian mesin
cuci dari karat adalah….
7. Fragrancesebagai additive berfungsi sebagai…
8. Warna kekuningan/kecoklatan pada cucian putih disebabkan oleh….
9. Mesin yang digunakan untuk mengeringkan pakaian yang sudah diperas adalah….
10. Collar & Cuff Press digunakan untuk….

C. Soal Esai Uraian


Jawablah dengan ringkas dan benar.
1. Selain untuk menghilangkan berbagai jenis kotoran dan melakukan proses
perbaikan serta pemeliharaan terhadap warna dan corak tekstil agar memiliki
tingkat keawetan yang optimal pencucian memiliki beberapa tujuan, sebutkan 5
tujuan pencucian!
2. Berdasarkan kandungan mineral dalam air dikenal dua jenis air yaitu air lunak
dan air sadah, jelaskan perbedaan diantara keduanya!
3. Untuk komersialisasi produk detergent agar lebih menarik ditambahkan
additives, sebutkan 7 jenis additives yang ditambahkan pada detergent!
4. Sebutkan fungsi penting alkali dalam pencucian!
5. Peralatan apa saja yang termasuk garment pres dan jelaskan fungsinya masing-
masing!

30
31

Anda mungkin juga menyukai