BAB I
PENGERTIAN BINATU
Binatu adalah suatu bentuk usaha yang bergerak dalam bidang pencucian atau
pembersiahan busana atau linen yang dilakukan secara profesional yang meliputi tahapan
tahapan tertentu, secara sederhana meliputi pencucian, pressing, checking dan packing.
Agar kita dapat mencuci dengan bauk dan benar sehingga diperoleh hasil sempurna,
kita perlu mengetahui dan mengklasifikasi sumber bahan pembuatan tekstil.
1. Selulosa (dari tumbuhan / nabati) :
a. Alam :
i. Biji-bijian : Kapas, cotton
ii. Buah-buahan : Kapuk, drill, blacu (semi cotton)
iii. Daun-daunan : Rayon
2. Protein ( Dari hewan ):
a. Alam :
i. Wool : Dari biri-biri (halus), dari domba (kasar).
ii. Silk : Kepompong ulat sutra
iii. Leather : Kulit Hewan,
3. Thermoplastic (serat sintetis yang berasal dari minyak bumi) : misalnya Polyester,
Polyacrilic, Asetat.
4. Mineral misalanya : Fiberglass, benang anyam dari besi.
Ada beberapa jenis kain yang yang bisa di laundry dan boleh di dry clean, bisa di
laundry tapi tidak bisa di dryclean, bisa di dryclean tapi tidak bisa di laundry, karenanya
diperlukan kejelian dan tes sebelum pencucian, untuk lebih jauh akan di bahas di materi
mendatang.
1
Beberapa bahan dapat di Laundry maupun di Dry Clean tapi banyak juga yang
hanya boleh di Laundry saja atau dry clean saja. Waspadai pakaian-pakaian buatan
boutique karena mengedepankan keindahan saja sering kita jumpai busana dimana
bahannya harus di dry clean tapi variasinya (manik-manik / tidak tahan solvent. Dalam hal
ini yang paling penting untuk kita terapkan adalah prinsip BERSIH TAPI TIDAK RUSAK
2
BAB II
LAUNDRY BERDASARKAN PANGSA PASAR
Dalam hal ini uraian kita akan terpusat pada Laundry hotel dan commercial
laundry, sedangkan laundry kiloan dan special laundry akan diulas sepintas saja.
3
BAB III
DEPARTEMEN LAUNDRY DAN DRYCLEAN DI HOTEL
Tugas dan fingsi departemen Laundry dan Dryclean di hotel adalah mencuci dan
merawat semua perlengkapan hotel yang bahannya terbuat dari tekstil misalnya : Uniform,
gordyn, linen restoran, linen kamar, linen kantor dll.
Tiap hotel memiliki department yang khusus menangani tentang laundry, akan
tetapi lain hotel lain pula bentuk organisasi dan administrasi laundry yang dimilikinya,
berdasarkan perkembangan akan tetapi kerangkanya tetap mengacu pada ketentuan IHC
(International Hotel Corporation). Guna mempermudah pemahaman kinerja Departemen
Laundry dan Dryclean akan kita buat bagai struktur organisasi dan kemudian kita jabarkan
dalam fungsi dan tugas masing-masing.
MANAGER
ASS. MANAGER
OFFICE PLANT
(Administrasi) (Pelaksanaan)
4
Linen House Employee Uniform
& &
General linen room Uniform Room
HOUSE KEEPING
Agar tercipta suatu tata kerja yang cermat, tepat dan cepat maka diperlukan system
administrasi yang lengkap dan akurat. Jenis cucian pada House Laundry meliputi seluruh
linen milik hotel dan uniform milik karyawan :
SIRKULASI LINEN
1. Housekeeping Department menyediakan semacam blanko yang diebut “LAUNDRY
BOOK / BUKU PENGIRIMAN LAUNDRY” dan di edarkan kesemua Floor dan
Department yang akan mencucikan linennya.
2. Linen yang kotor oleh masing – masing Floor atau tingkatan dicatat ke Laundry Book
kemudian dikirim ke Laundry / Linen House, sedang untuk pengambilan linen bersih
nanti harus melalui General Linen Room.
3. Linen kotor dari masing – masing Restoran atau department lain di catat kedalam
Laundry Book khusus Restoran atau Department tertentu. Sedang pengambilan linen
bersuh harus melalui General Linen Room.
5
4. Semua uniform oleh masing – masing karyawan harus dibawa ke Uniform Room dan
hanya petugas Uniform Room yang yang berhak menyerahkan uniform kotor unuk di
cuci di Laundry dengan menggunakan Laundry Book khusus Uniform.
5. Di Laundry Department semua pengiriman tersebut akan diterima oleh Linen Checker
dan Uniform Checker Laundry, dan bila mana telah selesai di proses / di cuci maka
linen bersih dikirim ke General Linen Room dengan menggunakan dengan
menggunakan buku expedisi khusus pengiriman linen bersih. Demikian juga dengan
uniform yang telah selesai diproses / di cuci di kirim kembali ke Uniform Room
dengan menggunakan Uniform Book.
6. Formulir penerimaan Linen / Uniform kotor di sebut SOILED LINEN RECIVED /
SOILED UNIFORM RECIVED sedangkan formulir pengiriman linen bersih / uniform
bersih disebut CLEAN LINEN DELIVERED / CLEAN UNIFORM DELIVERED.
7. Pembuatan laporan harian, jumlah penerimaan yang kotor dan jumlah pengiriman yang
bersih dari laundry di lakukan oleh LAUNDRY CHECKER yang terdiri atas Linen
Checker dan Uniform Checker, selanjudnya laporan tersebut diserahkan ke Laundry
Office atau kepada asisten manager yang menjadi atasan langsumg, selanjudnya
laporan akan diolah oleh Laudry Office hingga teperimci baik jumlah uniform maupun
jumah linen yang di olah setiap harinya .menurut jumlah dan jenisnya. Untuk linen
dibedakan jadi dua kelompok yautu Restoram linen dan Room Linen, kemidian
laporan hariam lnl dikumpulkan dan dijumlahkan menjadi laporan bulanan
8. Kesimpulanya perputaran linen dan uniform di lakukan oleh dua department di hotel
yaitu House Keeping Department (General Linen Room dan Uniform Room) serta
Laundry and Dryclean Department.
Guest Laundry adalah laundry milik para tamu baik yang menginap di hotel
maupun tidak menginap di hotel tapi dicucikan di hotel. Karena menyangkut tamu maka
pengaturan dan sirkulasi Gust laundry berbeda dengan pengaturan dan sirkulasi House
Laundry.
Penanggungjawab Guest Laundry adalah Guest Laundry Section yang merupakan
MINOR OPERATING DEPARTMENT yang bertanggung jawad penuh atas cucian mlik
tamu termasuk kelancaran keuanganatas hasil penjualan jasa pencucian kepada tamu.
2. Di masing –masing kamar biasanya biasanya diseriakan Laundry Bag (Tas khusus
pakaian kotor untuk di laundry) yang dilengkapi Valet List yang berisikan kolom
jasa pelayanan pencucian (Laundry, Dryclean, Press Only), kolom jenis item, price
list dsb.
6
3. Laundry Office memerintahkan Petugas Valet pergi ke kamar tamuuntuk
mengambil cucian.
5. Oleh Valet Section pakaian kotor kemudian diberikan kepada Laundry Section
6. Di laundry section semua pakaian dari Valet Section dibuatkan Marker (tanda /
kode) sesuai dengan listnya dan dimasukan dalam buku register yaitu buku khusus
yang berisikan daftar pemilik, jenis dan rincian jumlah. Pakaian yang akan di
laundry diberikan kepada washer sedangkan yang akan di Dryclean siberikan
kepada Drycleaner.
10. Selanjutnya Petugas Checker mengumpulkan pakaian yang sudah selesai diproses,
dikumpulkan sesuai dengan kode / markernya, dipacking sesuaia ketentuan (dilipat
atau di gantung) di readikan sesuai list yang ditulis.
11. Bila checker sudah selesai mengelompokkan sesuai list, maka pakaian
diserahkankepada Valet Section, umtuk kemudian dikirim ke tamu hotel.
12. Apabila ketika pengiriman pakaian tamu tidak ada ditempat, maka Valat section
bisa minta tolong Room boy membukakan kamar dan meletakan pakaian dengan
disaksikan Room boy.
7
GARIS BESAR KINERJA BINATU
Pada dasarnya loading berasal dari dua macam yaitu walk in (customer yang datang
langsung ke outlet/gerai) dan lewat delivery (pengambilan dengan menggunakan armada)
hanya saja keduanya lansung di handle counter.
COUNTER:
Petugas counter adalah ujung tombak dari suatu usaha Laundry karena counter lah
yang berhadapan lngsung dengan customer, counterlah yang merepresentasikan laundry
karenaya counter harus menjaga kesopanan, pemahaman, ketelitian dan ketrampilan;
Laundry adalah jenis usaha dalam bidang JASA, karenanya service dan keramahan sangat
perlu di kedepankan, dalam kaidah yang umum sering kita dengan istilah 3S (Senyum,
Salam, Sapa)
Berikutnya counter akan melakukan pengecekan baik jumlah, kelengkapan
accessories dan kancing, ada tidaknya cacat/ sobek/ lubang/ benang ketarik/ kerut/
kelunturan/ pudar dan sebagainya. Bila counter menjumpai hal hal yang dirasa janggal,
misalnya cacat, pudar kelunturan dll maka segera di konfirmasikan ke customer baik via
telphone (bila dari P&D atau tunjukkan langsung bila dari walk in
Selanjutnya counter membuatkan bill dimana dalam bill tersebut tardapat nama,
alamat,dan nomor telphone pemilik, jumlah, jenis dan keterangan barang, tanggal masuk
dan tanggal selesai, serta jumlah biaya yang di tagihkan.
Setelah bill tercetak, dilembar yang lain kita buatkan ciri-ciri pakaian yang kita
proses yang meliputi jenis, merk dan ukuran sehingga apa bila ada marker lepas masih bisa
di lacak kepemilikannya.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas berikutnya kita buat marker yang berisikan
nomor (sesuai bill), ke…. dari jumlah barang (mis. ¾ berarti pakaian ketiga dari empat
pakaian) nama pemilik, ciri-ciri, dan petugas yang mengerjakan.
Juga jangan lupa bila ada memo khusus (Request) maka hendaknya dibuatkan
marker keterangan misalnya,digantung / dilipat, One Hour, motife kerut, kerah di kasih
karton, celana panjang press roll / garis, atau keterangan lain yang dianggap perlu. Seorang
counter selain memberi marker keterangan juga harus memberitahu dan menyerahkan bill
kepada checker apabila ada request minta selesai sebelum ketentuan.
Bila bill,keterangan dan marker sudah selesai dibuat maka pakaian diserahkan ke
Washer untuk di proses Laundry / Dryclean.
Selain penerimaan dan pengecekan pakaian, counter juga berfungsi sebagi casier,
sehingga setiap hari casier membuat laporan harian yang meliputi Register penjualan yaitu
laporan singkat loading yang masuk, Rincian Penjualan yaitu laporan loading yang masuk
secara lebih terinci, Register Kasir yaitu laporan singkat loading dan pembayaran dan
Rincian Pembayaran yaitu pembayaran secara lebih detil.
8
Waspadai cara pembayaran dengan memakai Voucher (Voucher Free atau Voucher
Discount), card, Pembayaran dimuka (cash) Atau pembayaran dibelakang (Waktu ambil)
hal ini penting agar tidak menemui masalah waktu totalan di akhir shift.
Dalam tanda terima pakaian hanya berisikan nama pelanggan, alamat, nomor
telphon, jenis pakaian, jumlah, keterangan, gran total, nama petugas + tanda tangan, nama
customer + tanda tangan.
WASHER:
Sebagai washer terutama bagi washer pemula yang terpenting adalah mengadakan
tes baik itu manik-manik ketahanan warna dan ketahanan bahan pakaian
Dalam proses pencucian dapat di bedakan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu Laundry
dan Dry Clean. Keduanya adalah sama – sama proses pencucian hanya saja media yang di
gunakan berbeda.
1. Laundry adalah proses pencucian pakaian atau yang sejenisnya dengan menggunakan
air dan detergent sebagai medianya. Sebelum pelaksanaan pencucian seorang washer
harus mengadakan pengecekan yang meliputi kelengkapan (kancing, manik-manik,
accessories, dll), kesempurnaan (ada/tidak nya cacat, lubang, luntur, sobek, kilap akibat
setrika, benang ketarik, berbulu dll)
Prewash yaitu tahapan pencucian yang biasa dilakukan bila cucian teramat kotor,
sedangkan detergent yang sering dipakai yaitu yang mengandung builder yaitu yang
dapat mengangkat lemak atau minyak pada cucian. Bila cucian tidak terlalu kotor
tahapan prewash tidak perlu diadakan.
Main wash, yaitu proses utama saat pencucian, pada saat ini detergent dan suhu
disesuaikan dengan kebutuhan misalnya detergent dengan alkali rendah, sedang atau
tinggi; perlu tambahan bleach atau tidak; suhu rendah (cuci dingin), suhu sedang atau
suhu tinggi (cuci panas).
Pembilasan I (souring), sebagaimana namanya yaitu dibilas dengan air yang tujuannya
agar detergent yang digunakan saat main wash akan hilang bila detergent yang dipakai
terlalu banyak maka perlu ditambahkan pula sour (penetral) dengan tujuan agar kadar
keasaman kembali netral.
9
Pembilasan II (Softenering), yaitu tahapan akhir dari proses pencucian, pada
pembilasan ini kita tambahkan softener agar pakaian terasa lembut, biasanya softener
sudah mengandung parfum.
Dalam proses Laundry cucian dikeringkan didalam mesin pengering atau yang biasa
disebut tumbler kecuali bila bahan cucian ada yang tidak tahan (bisa rusak) bila di
tumbler entah susut, manik-manik lepas, pudar dan sebagainya. Yang juga penting
untuk diketahui bahwa setelah pengeringan harus diikuti pendinginan agar cucian
lemas, lembut dan mudah di pressing (setrika).
Adapun apabila pakaian tersebut tidak dapat di keringkan dalam tumbler, maka
pengeringannya bisa digantung dalam lemari pengeringan, dry flat atau diangin
anginkan saja.
Dalam proses Laundry ada hal-hal yang sangat perlu untuk dilakukan antara lain:
A. Kelompokan pakaian yang akan di Laundry berdasarkan warna yaitu Putih, Terang,
Semi gelap dan warna gelap; atau berdasar noda yaitu Noda ringan, sedang dan
noda berat.
B. Prewash yaitu upaya mengangkat noda yang dirasa belum bisa hilang dengan
proses pencucian biasa, hal ini bisa berupa spoting atau sikat langsung di bagian
yang kotor.
C. Pencucian : ada beberapa tahapan dalam proses pencucian yaitu
1. Pre wash, yaitu pencucian awal dengan menggunakan builder atau sejenisnya
dengan tujuan mengangkat atau memecah noda yang terlalu berat, apa bila noda
pakaian tidak terlalu berat maka tahap Pre wash boleh tidak dilakukan.
2. main wash, yaitu pencucian utama dimana kita menggunakan detergant dengan
kadar alkali dan suhu air yang di sesuaikan.
3. Rinse atau souring yaitu pembilasan agar sisa-sisa detergen hilang kita sebut
juga souring karena bila detergen kita alkalinitynya tinggi maka kita tambahkan
sour / balance dengan tujuan menetralkan keasaman air yang dipakai
4. Softenering, yaitu tahap ahir dalam proses pencucian laundry dengan
menambahkan softener pada cucian kita agar harum, fresh, dan lembut. Yang
perlu diperhatikan adalah jumlah takarannya karena bila terlalu sedikit pakaian
sulit di press sedang bila terlalu banyak pakaian tidak bisa menyerap keringat
karena bahan dasar softener adalah sejenis lilin yang tidak bisa menyerap
keringat.
2. Dry Clean : Proses pencucian pada sirkuit tertutup dengan menggunakan solvent
Percloroethyline sebagai medianya. Hal ini bisa diterapkan pada pakaian yang
berbahan dasar silk, wool dll.
10
Dalam proses Dry Clean hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :
1. Pengelompokan, yang meliputi warna (terang, semi & gelap), tehnik (normal, cuci
singkat, rendam & extract.
2. Tes pakaian, misalnya warna luntur/tidak, manik-manik bila dicuci leleh, retak,
buram, warna pudar ada bagian yang lepas atau aman-aman saja.
3. Cek ulang adakah bahan pakaian yang tidak tahan dengan solvent terlebih busana
yang berasal dari butik, mayoritas busana dari butik sangat memperhatikan
keindahan busana tapi kurang perhatian tentang cara perawatannya.
4. Cek pula adakah noda-noda yang sekiranya tidak hilang dalam proses pencucian
sehingga memerlukan penyikatan atau spoting.
5. Didalam Mesin Dry Clean terdapat tangki I (solvent bersih hasil distilasi), tangki II
(solvent bekas pencucian), Drum (tempat prsoses pencucian), dan Distilator
(tempat penyulingan solvent kotor sehingga jadi solvent bersih dan bisa digunakan
lagi)
7. Dalam prosesnya terkadang kita gunakan waktu normal, waktu singkat bahkan
rendam extrac disesuaikan dengan karakter pakaian yang kita cuci.
8. Perhatikan dan hati-hati bahan yang ada motif prada (spray, tempel,karet), Elastan
(steach), bludru, sablon cat, sablon karet, tempelan/variasi dengan lem, leather,
variasi kristal/kaca, atom/plastik
9. Setelah proses pencucian cek ulang apakah ada kancing / accessories yang lepas,
luntur, pudar, cacat, sobek atau bahkan masih ada noda yang belum hilang.
10. Bila masih ada noda pertimbangkanlah apakah perlu di spoting, rewash atau
diterukan karena sudah maximal.
11. Semua pakaian yang habis di cuci baik laundry maupun Dryclean harus di gantung
sebab bila tidak maka pressingannya akan lebih susah atau bahkan bila kurang
kering akan menimbulkan aroma yang tidak enak.
12. Selain itu solvent yang pengeringannya tidak tuntas akan menimbulkan bercak
jamur dan keras.
13. Setiap 3 kali pencucian cek BOTTON TRAP mesin dry clean apakah ada kancing
atau accessories pakaian yang lepas, atau juga mungkin kotoran-kotoran mis
benang karena bila dibiarkan akan menghambat sirkulasi solvent.
11
CATATAN :
Pengalaman, dan hasil test sangat penting bagi seorang washer, berikut adalah
shering dari teman-teman washer:
• Untuk pencucian laundry warna putih:mainwash air dengan suhu 60° C dengan
detergent yang mengandung alkali tinggi misalnya Powac®, Avanger®, vector®
dan pembilasan menggunakan sour/balance atau sejenis penetral yang lain.agar sisa
detergent hilang, bilas ahir baru menggunakan softener.
• Untuk pencucian laundry warna terang, suhu air waktu main wash 40ºC dan
gunakan detergent dengan kadar alkali sedang missalnya Launtex® Untuk pakaian
dengan noda berat seyogyanya disendirikan, jangan di campur dengan pakaian
bernoda ringan karena noda tersebut akan menempel pada pakaian lain walaupunn
detergent yang mengandung ‘anti redeposition’, adapun cara pencuciannya harus di
awali dengan prewash dan menggunakan detergent khusus misalnya “builder atau
emulsifier” baru setelah itu di lanjutkan proses pencucian seperti layaknya
pencucian biasa.
• Apabila setelah proses pencucian masih dijumpai noda yang masih belum hilang
maka lakukan SPOTING.
• Contoh dan kegunaan chemical spoting adalah:
1. Qwik Go : Efektif untuk menghilangkan darah, makanan, susu, lemak dan
noda-noda hewani. Noda darah akan semakin sulit bila sudah terkena solvent
atau bleach (pemutih).
2. Targo : Efektif untuk menghilangkan noda tinta, oli, noda tanah (daki), crayon,
lipstik, pelumas, noda keluntuan yang masih belum terlalu lama, dan noda-
noda yang sejenisnya.
6. Pemutih : hati hati bila memakai pemutih sebab Clourine selain bisa
menyebabkan warna pudar juga bisa menyebabkan flek kecoklatan dan pakaian
jadi rapuh, bahkan bila cucian berwarna putih tapi dari bahan bukan cotton
misalnya plyester maka hasil bleaching malah pakaian putih menjadi
kecoklatan.
12
Kita juga sering menjumpai water mark yaitu bercak air pada cucian dryclean atau
minyak ada cucian washer.
Untuk menghindari water mark pada dryclean kita bisa mencuci dryclean tapi
sebelumnya kita sikat dulu dengan menggunakan solution pada noda air tersebut. Adapun
cara membuat solution adalah detergent khusus Dryclean misalnya takanon di campur
solvent dan air dengan pebandingan tertentu sehingga warna nya setelah bercampur akan
menjadi putih seperti susu.
PRESSER :
Secara garis besar presser dibedakan atas dua jenis yaitu Steam press dan Garment
press. Yang paling membedakan dari keduanya adalah bila Steam press sumber panas
berasal dari uap/steam yang diperoleh dari boiler. Sedang Iron press sumber panas berasal
dari elemen / hiter.
Steam Press:
Pressing ini cocok untuk pakaian yang memerlukan penyetrikaan yang dengan suhu
yang tidak terlalu panas misalnya sutra, wool, polyester, t-shirt, kain tagalok, kain kaca dan
sejenisnya.Pressing ini “relatif” tidak menyababkan kilap dibanding iron press, namun
begitu bila suhu terlalu tinggi tetap bisa merusak pakaian.
Ada beberapa jenis pressing yang menggunakan steam yaitu Hand Press steam, Wool Press
(yaitu mesin press tidur yang bisa mebuka dan menutup sangat cocok misalnya untuk
celana, gordyn, bed sheet.), Form Finisher (yaitu sejenis boneka yang bisa mengeluarkan
steam dan menghembuskan agar bila pakaian yang habis di cucikan seratnya akan kembali
seperti semula sehingga lebih mudah waktu pressing
Iron Press:
Pressing ini cocok untuk pakaian jenis katun atau pakaian yang tahan panas dan
sifatnya keras misalnya katun dan linen.
Ada beberapa jenis iron press dengan menggunakan elemen, hand press iron, Garment
Press (yaitu untuk menghaluskan pakaian dengan jalan menjepit metal panas, hal ini sangat
efektif presingannya tapi untuk hasil sempurna tetap perlu di haluskan dengan hand press
iron), Colar and Craf (yaitu sejenis garmen tapi hanya untuk kerah dan manset), Mush
Room ( sama dengan garment press tapi hanya cocok untuk bagian dada, punggung, kerah
dan manset. Jadi bila sudah ada mush room maka colar and craft tidak di perlukan lagi.)
Kemeja (Shirt)
• Bila berbahan dasar dari katun maka sebaiknya gunakan Mushroom dan Garmen Press
dulu sebelum akhirnya di finishing dengan Hand Press Iron agar memperoleh hasil
yang maksimal.
• Manset selalu di press bulat sedang lengan press garis.
• Dalam membuat garis harus selalu lurus dengan manset pecuali memang dari
penjahitnya tidak lurus dan tidak bisa di paksakan.
• Hati-hati jika mendapati kancing yang mudah pecah misalnya kancing kerang atau
kancing dengan lubang kancing berbutuk batang, kancing seperti ini jangan sekali-kali
di kenakan Garmen Press.
13
• Bila ada jahitan yang terlihat susut/ kusut maka tarik dan di press, bila tidak lurus maka
gunakan Hand Steam Press.
• Rimpel punggung hendaknya lurus dan putus ditengah kecuali ada permintaan maka
bisa di model kerucut atau lurus langsung sampai bawah.
Jas (Suit I)
• Pada dasarnya ada dua style dalam pressing kerah Jas, British Style yaitu kerah dipress
garis sehingga kerah terlihat mati dan American Style yaitu kerah tidak di press garis
sehingga kerah terlihat mengembang karena hanya ditekuk dan disteam tapi tidak di
tekan.
• Lengan jas selalu di press bulat dan tidak ber garis kecuali ada permintaan press garis
maka pedoman garis berawal dari jahitan yang ada di belakang siku.
• Bila saku jas ada tutupnya maka tutup jangan di masukkan kedalam saku tapi
keluarkan.
• Bagian dalam jas (furing) seyogyanya juga di press sehingga akan terlihat lebih rapi
termasuk saku yang ada di bagian dalam.
• Waspadai furing yang lebih panjang di banding kain jas bagian luar karena hal ini
berarti jas tersebut berbahan yang tidak boleh kena air tapi pernah di laundry.biasanya
kain jas tersebut terlihat kumal, lemas dan susah di haluskan.
Akan tetapi tidak semua cucian harus di press (setrika), ada beberapa yang tidak perlu
di press misalnya Bed Cover, Towel, Blangket Boneka, Karpet dan sebagainya. Cucian
pada linen seperti ini cukup ditumbler (dryer) saja dengan membagi waktu antara tumbler
panas dan tumbler dingin.
• Pakaian berbahan dari serat nanas, Misalnya kain Tagalok (Philipina) atau kain kaca;
cara pencucian bila dengan dryclean maka menggunakan cara Rendam Extract lalu
pengeringan manual (dianginkan) diluar mesin. Tapi bila dengan Laundry hendaknya
dengan cara hand wash dan jangan sampai ada yang tertekuk, gantung pakaian secara
langsung tanpa diperas agar tidak menimbulkan tekukan. Sedangkan cara pressing
semua bagian dimodel rol hindari press garis/lipatan sebab akan menyebabkan kain
14
membekas, pecah dan bahkan sobek karena sifat kain jenis ini keras dan mudah sobek
bila tertekuk.
• Bahan Bludru ada dua jenis yaitu bludru tempel dan bludru biasa. Pada bludru tempel
jangan sekali-kali di Dryclean sebab akan menybabkan bludru akan terkelupas, cara
pressing dengan setrikaan steam jangan sampai menempel karena akan menyebabkan
timbulnya bekas strikaan (kilap). Sedangkan bila bludru biasa perlu di tes dulu bila
dengan solvent bludru tercabut atau luntur maka jangan di Dryclean tapi di hand wash
saja, jangan di extract tapi di peras pelan pelan dengan menggunakan handuk. Tapi bila
dites dengan dryclean ternyata tidak ada efek apa-apa maka sebaiknya di dryclean saja.
Pakaian dari bahan ini tidak perlu di strikan tapi cukup di steam saja.
• Bahan dari wool harus di dryclean jangan di laundry karena sifat wool akan susut bila
kena air. Serat kain pun akan cenderung kasar.
• Begitu pula bahan dari Sutra harus di dryclean, sebab bila di laundry maka serat kain
cenderung jadi kasar warnanyapun bisa luntur. Pada kain sutra si bagian ketiak
biasanya mudah renggang (lubang dan sobek). Bahan sutra bila kena panas maka
biasanya mudah kuning dan susah hilangnya.
• Bila ada kancing atau manik-manik Bahan dari atom/ plastik yang tidak tahan dengan
solvent (lumer/ retak) maka sebaiknya di laundry saja tapi bila terpaksa di Dryclean,
maka kancing/ manik-manik tersebut harus dilepas. Tapi bila dirasa manik-manik/
kancing tersebut cukup kuat maka gunakan proses Dryclean dengan tehnik rendam
extract (R-EX) yaitu solvent dari tangki di alirkan ke drum, biarkan pakaian terendam
tanpa ada putaran, baru setelah dirasa cukup maka drum di putar dan solvent dalam
drum dikembalikan ke tangki yang di inginkan.
• Sablon dari karet / plastik, maka hendaknya di laundry, hand wash dan pemerasnnya
dengan di bantu kain handuk lalu pengeringannya hanya di angin-anginkan saja.
Sedang cara pressing setrikaan jangan sampai menyentuh langsung ke sablon, hal ini
bisa di antisipasi dengan cara sablon di tutup kain baru di press tapi jangan terlalu
menekan, atau pakaian di balik jadi pressing dari bagian dalam.
• Pada pakaian berbahan metal maka sebaiknya di Dryclean tehnik rendam tanpa
extract, pengeringannya juga dengan di angin-anginkan saja. Sedang pressing cukup di
gantung lalu di semprot pakai steam.
• Waspadai label bahan dari kulit (khususnya Celana panjang ) bila warna label terlalu
coklat atau terlalu hitam maka biasanya luntur bila di cuci, maka label seperti ini
sebaiknya di lepas saja atau bila mungkin di tutup agar tidak menyebabkan lunturnya
menempel ke bagian lain, setelah proses pencucian dan extract maka cepat pakaian
dikeringkan ke tumbler.
• Pakaian dari bahan kulit / leather, pakaian ini sebaiknya selalu dalam posisi di hanger
agar tidak lecek, proses pencuciannya menggunakan bahan khusus sejenis gel, liquit
atau Spray. Leather cenderung rusak bila di laundry dan pecah bila di dryclean
khususnya yang dengan solvent jenis percloroethiline, warnanya juga akan luntur.
Bila sangat mendesak pakaian dari kulit boleh di press dengan catatan dengan steam
15
yang tidak terlalu panas, beri alas misalnya kain, strikaan jangan menyentuh langsung
ke bahan kulit.atau di balik yaitu press dari belakang bagian yang ada furingnya.
• Pakaian yang di lapisi kain keras sebaiknya di dryclean, bila terpaksa di laundry maka
sebaiknya lakukan manual (hand wash) pengeringannya cukup di angin anginkan
jangan di tumbler karena cenderung akan berkerut karena lemnya bergeser.
• Pakaian yang melar tapi berat (mislanya sweater dan kebaya bermanik) bila di
dryclean maka lakukan dengan teknik rendam extract, tapi bila laundry cukup di hand
wash diperas dengan dibungkus handuk lalu di keringkan secara dry flat yaitu
dibentangkan diatas sesuatu dengan posisi horisontal jadi jangan di gantung.
Pacagingnya juga sebaiknya di lipat gantung
• Hati hati dengan bahan oscar, karena lapisan plastiknya bisa mnggelembung atau
bahkan mengelupas, sebaiknya di handwash lalu langsung di gantung (angin-anginkan)
tanpa di peras atau extract bila perlu pengeringannya cukup di lap dengan handuk
kering. Untuk finishing juga tanpa di press.
QUALITY CONTROL/PACKING/CHECKER
Penataan bill:
Bill dari counter di ambil lalu di tata secara berurutan mulai dari nomor bill terkecil
menuju nomor bill yang lebih besar serta di gantung di kelompok pakaian yang belum
ready. Tandai bill yang tergolong harus selasai menurut DTS. Bila pakaian sudah lengkap
menurut bill maka segera pindahkan pakaian per bill tersebut ke standing hanger dalam
kelompok pakaian yang sudah ready dan di DTS di beri tanda bahwa pkaian sudah ready.
16
Pengelompokan hasil cucian berdasar DTS
Begitu pula pakaian yang telah di cuci harus di gantung pada standing hanger dekat
washer dan diurutkan berdasar tanggal selesai. Ada kebiasaan umum bahwa checker akan
mengerjakan yang mudah pressingannya terlebih dahulu dan cenderung meninggalkan
yang sulit pengerjaanya, karena itu checker harus ikut mengawasi agar pakaian yang di
kerjakan presser adalah pakaian yang sesuai dengan DTS.
• Kebersihan : bila masih ada noda maka kembalikan ke Washer untuk di lakukan
Spotting hingga noda hilang akan tetapi bila noda terlalu banyak tapi masih bisa di
hilangkan maka sebaiknya di lakukan rewash (cuci ulang) agar tidak menimbulkan flek
pada pakaian. Bila di spot atau rewash noda tetap tidak bisa hilang maka
pertimbangkan untuk diberi note (catatan pemberitahuan untuk customer) atau tidak.
• Aroma pakaian : Khususnya hasil cucian dryclean karena solvent tidak mampu
mengangkat aroma sehingga bila ada customer yang memiliki masalah BB (bahu
badan) biasanya aroma tidak sedap masih tercium, begitu pula bila ada customer yang
menggunakan perfum yang sangat banyak maka biasanya aroma parfum tersebut masih
tidak hilang, hal-seperti ini yang sering membuat customer complait dan mengira
pakaian tidak di cuci.
• Kerapihan: hal ini sangat dipengaruhi oleh hasil pressing bila masih dijumpai bagian
yang kurang licin atau bahkan dinilai tidak licin maka kembalikan ke presser untuk di
press pada bagian yang dinilai kurang atau bahkan bila perlu press ulang secara
keseluruhan.
17
• Hunting : Adalah merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang checker agar
bila mencari pakaian yang diperlukan akan segera di temukan. Pedoman untuk hunting
adalah keterangan yang diperoleh di balik bill yang di buat oleh counter sehingga
counter dalam membuat keterangan harus jelas. Waspadai pakaian pakaian yang proses
pengeringannya secara manual (diangin-anginkan saja) biasanya pakaian ini
penyelesaiannya lebih lambat karena menunggu pakaian kering.
• Bila DTS sudah lengkap maka pakaian-pakaian tersebut disiapkan dan diurutkan
menurut nomor bill terkecil dulu agar bila ada customer yang ambil maka dengan
mudah dan cepat kita carikan.
Washing Instruction :
P = DRYCLEAN GUNAKAN SOVENT PERCLOROETHELINE
= JANGAN DI DRYCLEAN
= BOLEH DI TUMBLER
= JANGAN DI LAUNDRY
18
BAB III
PENUTUP
Teknologi binatu adalah usaha yang bersifat dinamis, cepat berkembang seirama
kecepatan dunia mode, hal ini menuntut pelaku bisnis binatu membuka diri dan cepat
belajar akan segala perkembangan fasion. Dan yang penting adalah tes sebelum proses
agar terhindar dari masalah karena salah proses.
19
20