Penyusun :
Bintang Septia Maharani (23077020)
Aisya Putri Fadilah (23077016)
Rahmah Wulidati (23077014)
Jannatul Zahra (23077026)
Dosen :
Dra. Adriani, M.Pd
Samuel Martin Pradama,S.ST.,M.Tr.T
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
i
DAFTAR ISI
I
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Serat wol tumbuh dari kulit domba dan merupakan serat yang relatif kasar dan berkerut dengan
sisik pada permukaannya. Serat wol terdiri dari protein. Tampilan serat bervariasi tergantung pada
jenis domba. Serat yang lebih halus, lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki lebih banyak
sisik dan lebih halus. Serat yang lebih tebal dan kurang hangat memiliki lebih sedikit sisik dan kasar.
Biasanya, serat wol yang lebih baik dengan sisik yang lebih halus tampak kusam daripada kualitas
serat berkualitas buruk yang memiliki lebih sedikit sisik.
Karakteristik serat wol:
o Tampak berkerut
o Elastis
o Higroskopis, mudah menyerap kelembaban
o Menyatu pada suhu lebih tinggi daripada kapas
2
o Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah
o Tahan terhadap listrik statis
Proses pengolahan serat wol :
o Pencukuran: Wol diperoleh dari bulu domba atau kambing melalui pencukuran. Bulu domba
dikeluarkan dari hewan dalam keadaan utuh, dan wol dipisahkan dari kulitnya.
o Pencucian: Wol kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan kotoran lainnya.
Proses ini disebut scouring dan melibatkan perendaman wol dalam air dan deterjen.
o Carding: Serat wol kemudian digaruk untuk menyelaraskannya ke arah yang sama. Proses ini
melibatkan penggunaan mesin bergigi kawat untuk menyisir wol.
o Pemintalan: Serat wol yang digaruk kemudian dipintal menjadi benang. Proses ini melibatkan
pemintalan serat untuk menghasilkan untaian benang yang berkesinambungan.
o Tenun atau Rajutan: Benang kemudian digunakan untuk membuat kain melalui tenun atau
rajutan.
Pengolahan serat wol dapat bervariasi tergantung pada jenis wol dan produk akhir yang diinginkan.
Misalnya, proses pembuatan benang wol dari limbah wol domba melibatkan pemotongan wol,
pencucian, dan kemudian carding dengan mesin. Serat tersebut kemudian dipintal menjadi benang
dengan menggunakan roda pemintal atau spindel
Manfaat serat wol:
o Pakaian – jaket, jas, celana, baju hangat, topi dan sebagainya
o Selimut, karpet, bulu kempa dan pelapis
o Karpet kuda, kain pelana
Cara Pemeliharaan
o Sikat pakaian wol setelah digunakan untuk menghilangkan kotoran atau kotoran yang
mungkin menumpuk Segera bersihkan noda agar tidak menempel
o Gunakan air dingin saat mencuci wol untuk mencegah melemahnya serat rendam pakaian
berbahan wol dalam air dingin selama 1-2 jam sebelum dicuci agar tidak menyusut
o Gunakan kondisioner kain berkualitas tinggi untuk menjaga serat wol tetap lembut dan
mencegahnya menjadi rapuh
o Hindari penggunaan air panas, pemutih, atau pelembut kain yang mengandung pemutih atau
enzim, karena dapat merusak serat wol
o Cuci pakaian wol dengan tangan dan peras sisa airnya dengan lembut, hindari memeras atau
memelintir kain
3
2. Serat Sut
Serat sutera berasal dari air liur ulat sutera saat menjadi kepompong. Jenis kain sutera memiliki daya
jual yang tinggi, karena memiliki kilau dan kehalusan yang tidak dimiliki serat lain. Kekuatan serat
suterapun baik namun dalam keadaan basah kekuatan serat sutera berkurang 15%. Serat sutera
memiliki ciri – ciri fisik licin, berkilau, lembut, kenyal, kuat dan dapat menyesuaikan diri dengan
temperatur udara yang ada. Jika dijadikan sebuah pakaian, serat sutera akan terasa dingin dan dapat
menyerap keringat dengan baik. Namun serat sutera dapat berubah warna menjadi kuning jika terlalu
banyak terpapar cahaya matahari. Serat sutera juga tidak tahan panas dan asam namun tahan terhadap
ngengat.
Karakteristik serat sutra:
o Berkilau, tekstur halus dan lembut dan tidak licin
o Ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah
o Elastisitas sedang hingga buruk. Jika dipanjangkan, tetap meregang
o Dapat melemah jika terkena terlalu banyak sinar matahari
o Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor
o Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor
Proses pengolahan serat sutera:
o Mempersiapkan kepompong: Kepompong dibuat dengan cara direndam dalam air panas
untuk melepaskan sericin, yaitu getah alami yang menyatukan kepompong.
o Memisahkan filamen sutera: Filamen sutera kemudian dipisahkan dari kepompong dengan
cara disikat atau disisir seratnya untuk mencari ujung filamen. Filamen tersebut kemudian
dilepaskan dari kepompong dan dililitkan ke gulungan
o Memutar filamen sutra: Filamen sutra dipelintir untuk menghasilkan benang yang lebih kuat
dan tahan lama. Proses ini disebut “melempar” dan melibatkan pelintiran beberapa filamen
menjadi satu untuk menghasilkan satu helai benang sutra
o Menenun benang sutera: Benang sutera kemudian ditenun menjadi kain dengan menggunakan
alat tenun
4
Secara keseluruhan, proses pengolahan serat sutera melibatkan beberapa tahap, antara lain
menyiapkan kokon, memisahkan filamen sutera, memelintir filamen sutera, dan menenun benang
sutera.
Manfaat serat sutra:
o Kemeja, dasi, blus, gaun formal, pakaian mode kelas atas
o Pakaian dalam wanita, piama, jubah, setelan pria dan baju musim panas
o Banyak aplikasi untuk furnishing
o Pelapis jok, penutup dinding, dan hiasan dinding
Cara memelihara kain sutra:
o Pisahkan pakaian sutra dari pakaian lain saat mencuci.
o Selalu gunakan air dingin saat mencuci pakaian sutra.
o Hindari penggunaan detergen keras saat mencuci pakaian sutra.
o Hilangkan noda pada pakaian sutra dengan menggunakan campuran air dan cuka.
o Jangan gunakan mesin cuci atau pengering untuk mencuci pakaian sutra.
o Setelah dicuci, peras air dari pakaian sutra dengan lembut dan gantung hingga kering di
tempat yang teduh.
o Setrika pakaian sutra dengan suhu rendah dan hindari penggunaan uap.
3. Kulit
Dalam aspek tata busana dan produk hewan, kulit adalah bahan yang fleksibel dan tahan lama yang
dibuat dengan proses penyamakan kulit hewan, umumnya kulit sapi. Kulit telah digunakan sebagai
bahan baku pembuatan pakaian, interior kendaraan, furnitur, sampul buku, bedug, dan sebagainya.
Saat ini sebagian besar kulit terbuat dari kulit sapi. Kulit kambing, domba, dan rusa juga digunakan
untuk menghasilkan bahan yang lebih empuk dan dihargai lebih tinggi. Kulit rusa digunakan sebagai
sarung tangan di negara beriklim sedang. Kulit hewan lainnya yaitu kulit babi, kerbau, buaya, anjing,
ular, kangguru, dan ungas besar seperti burung unta.
5
Kulit kangguru bersifat kuat, fleksibel, ringan, dan anti abrasi, sering digunakan sebagai bahan
pembuat cambuk dan jaket pengguna sepeda motor. Sepatu sepak bola, dan sarung tinju.
Pedang tradisional Jepang Katana menggunakan kulit ikan pari (khususnya subordo Myliobatoidei)
pada pegangannya
Karakteristik serat kulit
o Tebal
o Kuat
o Lentur
o Halus
o Lembut
o Ringan
o Luwes
o Empuk
o Harga lebih tinggi
o Tahan air
Cara pengolahan serat kukit
o Pencucian kulit hewan: Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan garam dan kotoran
pada kulit hewan. Kulit direndam dalam air bersih selama beberapa waktu
o Penyamakan kulit: Proses ini dilakukan untuk mengubah kulit mentah menjadi kulit
tersamak. Teknik yang digunakan adalah memasukkan bahan penyamak ke dalam
jaringan serat kulit sehingga menjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dan kulit di
dalam serat kulit. Dengan demikian, kulit hewan yang mudah busuk dapat menjadi tahan
terhadap serangan mikroorganisme
o Pemisahan serat: Setelah kulit hewan disamak, serat dapat dipisahkan dari kulit dengan
mesin
o Pengolahan serat: Serat kulit hewan yang telah dipisahkan dapat diolah lebih lanjut
menjadi berbagai produk, seperti tali, kain, atau kerajinan tangan. Proses pengolahan serat
dapat meliputi pencukuran, penyortiran, pencucian, carding atau menyikat, pencampuran,
pewarnaan, dan pengeringan
o Dalam pengolahan serat kulit hewan, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dengan hati-hati agar serat kulit hewan dapat dihasilkan dengan kualitas yang baik.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi pencucian kulit hewan, penyamakan kulit, pemisahan
serat, dan pengolahan serat.
Manfaat serat kulit
o pembuatan ransel
o parasut
o tenda, dan lain-lain
6
o pembuatan perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi
Pemeliharaan serat kulit
o Pembersihan: Gunakan iklanamp kain atau spons untuk mengoleskan sabun dan air ke
permukaan produk kulit hewan. Gosok permukaan dengan lembut untuk menghilangkan
kotoran dan noda
o Penyimpanan: Simpan produk kulit hewan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar
matahari langsung. Hindari menyimpannya dalam kantong plastik karena dapat memerangkap
kelembapan dan menyebabkan tumbuhnya jamur
o Hindari bahan kimia keras: Jangan gunakan bahan kimia atau pelarut keras untuk
membersihkan produk kulit hewan, karena dapat merusak serat
o Pengkondisian: Oleskan kondisioner kulit pada produk kulit hewan agar tetap lembut dan
kenyal. Gunakan kain lembut atau spons untuk mengoleskan kondisioner, lalu gosokkan ke
permukaan produk kulit hewan
o Tindakan pencegahan: Untuk mencegah kerusakan, hindari memaparkan produk kulit hewan
pada suhu ekstrem, kelembapan, dan sinar matahari langsung. Hindari juga penggunaan
benda tajam yang dapat menggores atau menusuk permukaan produk kulit hewan
Secara keseluruhan, pemeliharaan serat kulit hewan yang benar melibatkan pembersihan yang lembut,
penyimpanan yang tepat, menghindari bahan kimia keras, Pengkondisian, dan mengambil tindakan
pencegahan untuk menghindari kerusakan.
4. Serat Alpaca
Serat alpaca merupakan serat alami yang didapatkan dari alpaka, yang merupakan hewan unik
termasuk ke dalam keluarga unta dan menyerupai llama. Serat alami ini lembut, tahan lama, mewah
dan halus. Dibandingkan dengan wol, serat ini lebih hangat, tidak berduri, dan tidak mengandung
lanolin, yang membuatnya menjadi hypoallergenic.
Alpaka secara alami tahan air dan sulit untuk terbakar. Terdapat dua jenis serat alpaka yakni:
7
Huacaya, alpaca yang tumbuh serat spons lembut, memiliki kerutan alami, sehingga membuat
benang elastis ini yang sangat cocok untuk dirajut. Suri tidak memiliki kerutan dan karenanya
lebih cocok untuk barang tenunan.
Alpaca dibuat menjadi berbagai produk, mulai dari pakaian yang sangat sederhana dan murah
yang dibuat oleh masyarakat adat hingga produk canggih, industri dan mahal seperti pakaian.
Pembuatan, pembuatan kartu, pemintalan, proses tenun dan finishing alpaka sangat mirip dengan
proses yang digunakan untuk wol.
8
BAB III
PENUTUP
Serat hewani merupakan sumber daya yang berharga bagi industri tekstil. Serat tersebut diperoleh dari
berbagai jenis hewan, termasuk domba, alpaka, dan ulat sutera, serta memiliki sifat unik sehingga
cocok untuk berbagai aplikasi. memiliki sejarah yang panjang dan terus menjadi bagian penting dari
industri tekstil saat ini. Namun, penting untuk mempertimbangkan implikasi etis dari penggunaan serat
hewani dan untuk mengeksplorasi sumber serat alternatif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mengembangkan praktik berkelanjutan dan etis untuk industri tekstil. produksi serat hewani. Secara
keseluruhan, serat hewani merupakan bagian penting dari industri tekstil dan penggunaannya harus
diimbangi dengan pertimbangan etika.
9
DAFTAR PUSTAKA
10