Disusun oleh :
Achmad Alfarizi
NIM : 21542420094
FAKULTAS PERTANIAN
KIOTAWARINGIN BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Kelembagaan Ekonomi Perikanan dengan baik tanpa
adanya halangan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar ekonomi perikanan dari bapa Manis Suharjo,S.ST.PI.,M.Si.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
kita terhadap Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Ikan Papuyu.
Selain itu, saya hanyalah seorang manusia biasa menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati ,
saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk pembaca.
Achmad Alfarizi
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serat sintetis (bahasa Inggris: synthetic fibers) merupakan serat yang dibuat
melalui sintesis kimia, berbeda dengan serat alami yang dihasilkan melalui
organisme makhluk hidup, seperti tanaman (kapas) atau bulu binatang. Diciptakan
dari penelitian mendalam oleh ilmuwan untuk meduplikasi peristiwa alami yang
terjadi dalam binatang dan serat tanaman. Secara umum, serat sintetis dibuat
dengan ekstrusi bahan serat melalui spinneret, menghasilkan sebuah serat. Juga
dikenal dengan serat sintetis atau buatan. Kata polimer sendiri berasal bahasa
Yunani, dimana awalan "poli" berarti "banyak" dan akhiran "mer" berarti "unit
tunggal". (Sebagai catatan, setiap satu unit tunggal polimer disebut dengan
monomer).
Serat sintetis lebih tahan lama daripada kebanyakan serat alami dan dapat
menyerap berbagai pewarna. Tak hanya itu, serat sintetis menawarkan fitur yang
ramah kepada pemakai seperti dapat diregangkan, tahan air, dan tahan noda.
Panas matahari, kelembaban, dan kandungan minyak dari kulit manusia
menyebabkan semua serat rapuh dan menghilang. Serat alami cenderung lebih
sensitif bila dibandingkan dengan bahan sintetis. Hal ini disebabkan oleh bahan
alami yang dapat terurai secara alami.
Sebagian besar kelemahan serat sintetis terkait dengan rendahnya titik lebur:
1
Serat sintetis merupakan sumber polusi mikroplastik dari mesin cuci
pakaian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Serat merupakan bahan baku pembuatan benang yang nantinya dibuat menjadi kain.
Secara umum jenis serat dibedakan menjadi 3 yaitu serat alam, serat sintetis dan
serat semi sintetis.
Serat adalah benda yang memiliki karakteristik panjangnya paling tidak seratus kali
dari diameternya dengan permukaan yang memungkinkan terjadinya kohesi
diantaranya sehingga dapat dibuat benang yang kemudian dibuat menjadi kain.
Pada artikel ini, kita akan mengupas jenis serat jenis sintetis. Menurut Jumaeri,
(1979;35), serat sintetis atau buatan adalah serat yang molekulnya disusun secara
sengaja oleh manusia. Sifat-sifat umum dari serat buatan yaitu kuat dan tahan
gesekan.
3
A. Serat Polyamide
Kain dan serat nilon seperti umumnya serat sintetik lainnya merupakan
isolator yang baik dan dapat menimbulkan sifat listrik statik. Sifat kekuatan dan
elastistas serta ketahanan yang baik, tahan terhadap jamur, bakteri dan serangga.
Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Bahan nilon
tidak tahan panas tinggi. Nilon dapat dicelup dengan zat warna asam dan
kompleks logam, terhadap zat warna linnya seperti basa, direk, belerang, dan
bejana, nilon akan tercelup, tetapi ketahanan cuci dan sinarnya jelek.
Tahap satu dalam produksi benang nilon adalah proses kimia yang disebut
polimerisasi. Dalam tahap ini, bahan kimia yg diperlukan untuk membuat nilon
digabungkan dan dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Proses pemanasan ini
dilakukan untuk menghilangkan air dan menginduksi polimerisasi ketika molekul
kecil bergabung untuk membentuk molekul besar.
4
Nilon dibuat melalui proses kimia yang disebut “polimerisasi pembukaan
cincin” (ring opening polymerization), di mana molekul yang berbentuk seperti
cincin dibuka dan diratakan. Pada reaksi ini, molekul dengan bentuk cincin seperti
hidrokarbon yang dtemukan dalam minyak bumi diproses ke berbagai jenis asam
dan basa.
B. Polyester
Polyester dikenal dengan nama dagang Terylene (Inggris), Dacron (Amerika
Serikat), Trivera (Jerman), dan Tetoron (Jepang). Kekuatan, mulur dan
elastisitasnya yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai
ketahanan yang baik terhadap lekukan dan kekusutan sehingga tidak memerlukan
penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya
yang rendah sehingga kenyamanan berkurang. Disamping itu, kekakuan yang
tinggi serta lansai yang rendah.
Kain dan garmen polyester tahan terhadap pelarut organik dan pencucian
kimia, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
5
Secara umum ada dua jenis bahan yang digunakan untuk membuat serat
polyester sebelum akhirnya dirangkai menjadi kait. Bahan itu terdiri dari:
Proses pembuatan kain polyester terbagi menjadi dua. Pertama adalah proses yang
dilakukan secara langsung dan kedua tidak langsung. Berikut ulasan tentang
proses itu selengkapnya.
6
dimasukkan ke mesin spinning agar menjadi benang dan akhirnya dibuat menjadi
kain.
C. Polypropylene
1. PP Homopolymer
PP homopolymer merupakan jenis polypropylene yang paling sering
digunakan di dunia. PP polymer ini terbentuk dari semi-kristalin berwujud
solid yang hanya terdiri dari polypropylene monomer. Penggunaannya bisa
ditemukan di kemasan, tekstil, medis, otomotif, dan instalasi listrik.
Dengan kandungan ethane yang sedikit, PP
homopolymer bisa dibuat sedikit transparan, cocok bagi Anda yang
memperhatikan tampilan saat menggunakan plastik jenis ini untuk kebutuhan
industri.
7
2. PP Copolymer
PP copolymer adalah hasil polimerisasi antara propene dan ethane.
Berdasarkan kandungan ethane, terdapat dua jenis copolymer yaitu copolymer
acak dan copolymer blok. Nama “acak” dan “blok” mengacu pada struktur
kimianya. Copolymer acak memiliki sekitar 6% kandungan ethane, sementara
kandungan ethane pada copolymer blok adalah 5 – 15%.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering
dijumpai adalah serat pada kain. Serat sintetis dapat diproduksi secara murah
dalam jumlah yang besar. Serat merupakan bahan baku pembuatan benang yang
nantinya dibuat menjadi kain.
Serat adalah benda yang memiliki karakteristik panjangnya paling tidak seratus
kali dari diameternya dengan permukaan yang memungkinkan terjadinya kohesi
diantaranya sehingga dapat dibuat benang yang kemudian dibuat menjadi kain.
Menurut Jumaeri, , serat sintetis atau buatan adalah serat yang molekulnya
disusun secara sengaja oleh manusia.
Kain dan serat nilon seperti umumnya serat sintetik lainnya merupakan isolator
yang baik dan dapat menimbulkan sifat listrik statik. Sifat kekuatan dan elastistas
serta ketahanan yang baik, tahan terhadap jamur, bakteri dan serangga.
Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Mereka
membuat nylon dengan menggabungkan bahan kimia yg diperlukan yang mereka
ekstrak dari minyak bumi, gas alam, batu bara, udara, air, dan produk pertanian
lainnya. Hari ini, banyak produk produk nylon yang anda lihat di pasar dibuat
dengan cara dasar yang sama. Tahap satu dalam produksi benang nilon adalah
proses kimia yang disebut polimerisasi.
Dalam tahap ini, bahan kimia yg diperlukan untuk membuat nilon digabungkan
dan dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Nilon dibuat melalui proses kimia
yang disebut «polimerisasi pembukaan cincin» , di mana molekul yang berbentuk
seperti cincin dibuka dan diratakan. Pada reaksi ini, molekul dengan bentuk cincin
seperti hidrokarbon yang dtemukan dalam minyak bumi diproses ke berbagai jenis
asam dan basa. Struktur molekul berbentuk cincin ini diratakan lalu dipanjangkan
sehingga molekul molekul tersebut bisa terhubung satu dengan yng lainnya dan
menjadi rantai molekul yang panjang .
Tahap berikutnya adalah memasukkan cairan nylon ini melalui lobang kecil
pada mesin spinnerete dan setelah keluar, yang kita dapatkan adalah sehelai
benang nilon yang sebenarnya adalah cairan nilon yang telah mengeras menjadi
9
solid. Kekuatan, mulur dan elastisitasnya yang baik dari serat polyester
menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan dan
kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain
polyester adalah daya serap lembabnya yang rendah sehingga kenyamanan
berkurang. Disamping itu, kekakuan yang tinggi serta lansai yang rendah.
Kain dan garmen polyester tahan terhadap pelarut organik dan pencucian kimia,
serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur. Secara
umum ada dua jenis bahan yang digunakan untuk membuat serat polyester
sebelum akhirnya dirangkai menjadi kait. PolyEthylene Terephthalate Jenis
polyester yang pertama adalah PET. Bahan ini mudah sekali dibuat dalam jumlah
yang banyak.
Prosesnya juga sangat cepat untuk menghasilkan kain yang bisa diolah menjadi
produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Bahan PET dibuat dari ethylene
glycol yang diekstrak dari minyak bumi. Poly-1, 4-cyclohexylene-dimethylene
terephthalate Bahan selanjutnya yang digunakan untuk membuat polyester adalah
PCTD. Sedikit berbeda dengan bahan PET yang banyak digunakan untuk
membuat produk pakaian.
PCDT memiliki serat yang lebih elastis sehingga cocok untuk produk rumah b
tangga. Pertama adalah proses yang dilakukan secara langsung dan kedua tidak
langsung. Proses Tidak Langsung Proses tidak langsung ini dilakukan dengan cara
mendinginkan bahan yang menjadi produk akhir polimerisasi. Produk yang sudah
kering ini nantinya digunakan untuk membuat serat.
Dalam pembuatan PP digunakan teknik yang sama dengan pembuatan serat PE.
Untuk membuat produk yang lebih spesifik, PP polymer dalam bentuk cair
biasanya dibentuk sesuai cetakan yang diinginkan. Tipe-Tipe Polypropylene
Terdapat dua jenis polypropylene atau plastik PP yang ada di pasaran yaitu
homopolymer dan copolymer. Dengan karakter yang sedikit berbeda, keduanya
digunakan sesuai dengan kebutuhan area masing-masing.
10
PP Homopolymer vs PP CopolymerPP homopolymer bersifat kuat dengan
ketahanan kimia yang cemerlang. Sifatnya yang mudah dibentuk membuat PP
homopolymer banyak digunakan pada struktur yang membutuhkan peralatan yang
tahan terhadap korosi.
11