Disusun Oleh :
Nama : M. Haidar Yahya
Kelas/No : VIII A / 20
Kata Pengantar
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah IPA tentang sifat bahan dan
pemanfaatanya. Bab keempat dalam mapel IPA kelas VIII kurikulum
2013 sifat-sifat dari berbagai macam bahan yang sudah banyak
diketahui masyarakat. Seperti tanah liat contohnya.
Sebagai salah satu materi dalam mapel IPA kelas VIII ini, harus
penting untuk dipahami. Mungkin sifat-sifat itu merupakan hal yang
sepele. Namun, harus tetap dipelajari. Karena hal ini pasti berguna
untuk kedepannya. Seperti dalam Ujian Nasional (UN) contohnya.
Hal seperti ini mungkin akan masuk menjadi soal. Atau menjadi soal
dalam Olimpiade. Jika tidak tahu maka akan fatal akibatnya. Maka
dari itu, hal ini perlu untuk dipahami, dimengerti, dan dikuasai lebih
lanjut.
Demikian hal yang dapat disampaikan. Semoga mendapatkan ilmu
yang bermanfaat dari makalah ini. Karena ilmu tidak hanya
diperoleh dari buku. Tetapi makalah seperti ini tentunya dapat
memberikan ilmu juga. Jika para pembaca ingin menyampaikan
pendapat, kritik, saran, atau masukannya kami terima dengan
lapang dada untuk digunakan saya sebagai perbaikan dan
penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, saya ucapkan terima
kasih. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan ilmu bagi
para pembaca.
M. Haidar Yahya
Daftar Isi
Penutup................................................................................................
..................................................50
Daftar
Pustaka................................................................................................
.....................................51
Barang yang ada di sekitar kita juga ada yang terbuak dari
keramik. Keramik adalah berang dari tanah liat yang dibakar, seperti
gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Pada makalah ini akan
dijelaskan sifat bahan dan kegunaan beberapa bahan seperti serat,
karet, kayu, keramik, dan gelas.
Bab I
Bahan Serat
A. Pengertian Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Istilah
serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan
tekstil. Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan berserat
tinggi yang sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat
juga digunakan sebagai tekstil (bahan dasar pembuat pakaian).
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada
ciri-ciri seratnya, antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri
dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
Namun, analisis pembakaran ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Berdasarkan asal bahan penysunnya serat dikelompokkan menjadi
2, yaitu serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer
sintetis). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah
yang besar. Namun, serat alami memiliki berbagai kelebihan
khususnya dalam hal kenyamanan.
C. Produksi Serat
Produksi serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap,
tetapi persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin
Gambar 2.1
Sandal karet perempuan
A. Pengertian Karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Karet dihasilkan dari pohon karet.
Menurut sejarahnya, pohon karet berasal dari lembah Amazon
Brasilia dengan nama ilmiah Hevea brasiliensis. Pohon karet baru
masuk ke Asia pada tahun 1876 masehi, setelah Inggris
B. Jenis Karet
Berdasarkan asal bahan penysunnya karet dikelompokkan
menjadi 2, yaitu karet alami dan karet sintetis atau buatan.
a) Karet Alami
b) Karet Sintetis/Buatan
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak
bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari
karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih
dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya
sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya. Karet
sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan, bahkan dapat
menggantikan fungsi karet alam. Karet sintetis mempunyai
beberapa keunggulan dibanding karet alam yaitu tahan terhadap
suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan kedap gas. Karet
sintetis memiliki banyak jenis. Berikut beberapa jenis karet sintetis
dengan sifat dan kegunaannya.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang
tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa
karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta
peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
Sifat BahanGambar
dan Pemanfaatannya
2.3 | 16
Karet Sintetis
2. CR (Chloroprene Rubber),
CR dengan ciri tahan terhadap
nyala api, digunakan sebagai
bahan pipa karet, pembungkus
kabel, seal, gaskot, dan sabuk
pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene
Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan
ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki,
tempat penyimpan lemak dan minyak.
Bab III
Bahan Keramik
dan Tanah Liat
1500 dalam
Bab IV
Bahan Gelas atau
Kaca
Gambar 4.2
Salah satu sifat kaca, transparan
Pada tahun 1914, di Belgia dikembangkan proses Fourcault untuk
menarik kaca plat secara lanjut. Selama 50 tahun berikutnya para
ilmuwan dan insinyur telah berhasil menciptakan berbagai
modifiklasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk
memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan
menurunkan biaya pembuatan.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat
unggul berikut.
1. Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
2. Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan
kimia).
3. Dapat didaur ulang.
4. Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
5. Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
6. Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
7. Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami
kerusakan.
C. Jenis-jenis Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi
beberapa golongan:
1. Silika lebur. Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis
silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan
kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering
disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri
nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu,
kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada
kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap radiasi
ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai
kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar
dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua
komponen yang secara komersial, penting. Untuk
membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan
hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga
dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) banyak
dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton
gelombang serta memberi sifat tahan api.
E. Proses Pembuatan
Gelas dibuat dari campuran pasir, soda, batu. kapur, natrium
sulfat, feldspar, senyawa boron dan aluminium serta bahan aditif
lain, tergantung pada jenisnya. Dalam oven, campuran dileburkan
misalnya pada temperatur 600 . Leburan tersebut didinginkan
sampai Pembuatan gelas kira-kira 1100 . Produk-produk jadi
atau setengah jadi (misalnya pelat, pipa, benda berongga, batang
dan barang yang dipres) dapat dibuat langsung dari leburan
tersebut. Hal penting dalam pembuatan bahan itu adalah
pendinginan bertahap dan perlahan-lahan. Mula-mula bahan
didinginkan sampai temperatur transformasi (perubahan dari plastis
ke elastis). Setelah perubahan tersebut, bahan didinginkan lagi
hingga tuntas. Dengan cara demikian tidak akan terjadi tegangan
dalam bahan yang dapat mengakibatkan retak secara tiba-tiba pada
bahan ketika digunakan.
Ketahanan kimia
Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali
karbonat, (pH10), hidrogen, fluorida, dan agak mudah rusak oleh
2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500
sehingga campuran akan mencair. Selama proses pencairan,
masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk
reaksi-reaksi kimia berikut :
Reaksi utama
3. Leburan kaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca,
terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :
4. Annealing
A. Pengetian Kayu
Kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di
batang dan akar pohon dan lainnya pada tanaman berkayu . Bahan
ini telah digunakan selama ratusan ribu tahun sebagai bahan bakar
dan bahan konstruksi.
Terdiri dari bahan organik, alami komposit dari serat selulosa
(yang kuat dalam ketegangan) tertanam dalam matriks dari lignin
yang tidak mudah di kompresi. Kayu, kadang-kadang hanya
didefinisikan sebagai sekunder xilem pada batang pohon, atau
didefinisikan lebih luas untuk mencakup jenis yang sama dari
jaringan di tempat lain seperti pada akar pohon atau tanaman lain
seperti semak. Dalam pohon hidup telah melakukan fungsi
pendukung, memungkinkan tanaman berkayu untuk tumbuh besar
atau untuk membela diri sendiri. Hal ini juga menengahi transfer air
dan nutrisi ke daun dan jaringan berkembang lainnya. Kayu juga
dapat merujuk kepada bahan tanaman lainnya dengan properti yang
sebanding, dan untuk materi rekayasa dari kayu, atau keripik kayu
atau fiber.
B. Sifat-sifat Kayu
Sifat-sifat kayu pada umumnya adalah sebagai berikut :
Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20
sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi
aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat
pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan
berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari
perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan
volume air yang sama pada suhu standar.
Keawetan Kayu Alami
Yang dimaksud dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya
yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu
tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang
merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu,
sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di
dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki
tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain. Keawetan
kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan
dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu
tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya
suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan
sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang
tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang
dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu
ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan,
dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat
adalah giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya
kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk
ringan misalnya pinus dan balsa.
Kekerasan
Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh
pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila
diraba memberi kesan kasar, halus, licin, dingin dan
sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap
jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air
yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan
raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan
permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan
tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu
bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa
panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati
member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba,
sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit
(alergi).
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan
di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu
dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau
dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu
mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang
merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai
dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu
yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda
yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau
keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper
(kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh
berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa
disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada
indera pembau dan indera perasa kita.
Nilai dekoratif
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat
untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai
keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu
jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu,
tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama
Sifat-sifat lain
Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat
terbakar, tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai
menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak
memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan
dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat
yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai
bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak
dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat
menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan
sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis
kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar
daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan
dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran.
Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat
digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu:
merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang
kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya.
Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat
kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain:
i. Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak
mudah terbakar, yang berfungsi melindungi lapisan kayu
di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain
sebagainya).
ii. Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang
bersifat mencegah terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat
tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan
boor zuur, dengan mengimpregnir kayu itu dengan
macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi
terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang
menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.
5. Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang
dipergunakan sebagai Gambar 5.5
blandar ataupun tiang ialah Keteguhan Lentur Kayu
suatu ukuran kekuatannya
untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus
elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan
lengkung statik.
6. Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yang biasa dipergunakan bagi lebih
dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah,
dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu
adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya
berubah karena beban-beban yang sama atau mendekati
keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan
dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Dalam
uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu
untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan
terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu
dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur-
angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya.
Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting
untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk
digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga
dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan
sesuatu.
7. Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran
kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan
kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir
kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu
ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal
ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu
E. Macam-macam Kayu
1. Kayu Jati
Kayu jati sering dianggap
sebagai kayu dengan serat dan
tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat
dan tahan lama membuat kayu
ini menjadi pilihan utama sebagai
Gambar 5.7 material bahan bangunan.
Kayu Jati
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan
serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan
penampilan sebanding dengan kayu jati.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik
yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun
1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT. Perum
Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani
dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan
kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata
sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas
kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type
aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi
luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan
nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan
kekurangan kualitas kayu tersebut.
2. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras
dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau
juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
5. Kayu Kelapa
8. Kayu Gelam
Kayu gelam sering digunakan
pada bagian perumahan, perahu, Kayu
bakar, pagar, atau tiang tiang
sementara. Kayu gelam dengan
diameter kecil umumnya dikenal dan
dipakai sebagai steger pada konstruksi
Gambar 5.14 beton, sedangkan yang berdiameter
Kayu Gelam besar biasa dipakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang
atau arang aktif untuk bahan penyerap.
9. Kayu Ulin