Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH IPA

SIFAT BAHAN dan PEMANFAATANNYA

Disusun Oleh :
Nama : M. Haidar Yahya
Kelas/No : VIII A / 20

Pemerintah Kabupaten Kebumen


Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
SMP Negeri 1 Kebumen
Jl. Mayjend Sutoyo No. 22 Kebumen
2016

Kata Pengantar

Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah IPA tentang sifat bahan dan
pemanfaatanya. Bab keempat dalam mapel IPA kelas VIII kurikulum
2013 sifat-sifat dari berbagai macam bahan yang sudah banyak
diketahui masyarakat. Seperti tanah liat contohnya.
Sebagai salah satu materi dalam mapel IPA kelas VIII ini, harus
penting untuk dipahami. Mungkin sifat-sifat itu merupakan hal yang
sepele. Namun, harus tetap dipelajari. Karena hal ini pasti berguna
untuk kedepannya. Seperti dalam Ujian Nasional (UN) contohnya.
Hal seperti ini mungkin akan masuk menjadi soal. Atau menjadi soal
dalam Olimpiade. Jika tidak tahu maka akan fatal akibatnya. Maka
dari itu, hal ini perlu untuk dipahami, dimengerti, dan dikuasai lebih
lanjut.
Demikian hal yang dapat disampaikan. Semoga mendapatkan ilmu
yang bermanfaat dari makalah ini. Karena ilmu tidak hanya
diperoleh dari buku. Tetapi makalah seperti ini tentunya dapat
memberikan ilmu juga. Jika para pembaca ingin menyampaikan
pendapat, kritik, saran, atau masukannya kami terima dengan
lapang dada untuk digunakan saya sebagai perbaikan dan
penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, saya ucapkan terima
kasih. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan ilmu bagi
para pembaca.

Kebumen, September 2016

M. Haidar Yahya

Daftar Isi

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 2


Kata
Pengantar.............................................................................................
.........................................2
Daftar
Isi.........................................................................................................
..........................................3
Bab 1 : Bahan
Serat....................................................................................................
..........................5
Bab 2 : Bahan
Karet....................................................................................................
......................11
Bab 3 : Bahan Keramik dan Tanah
Liat.....................................................................................16
Bab 4 : Bahan
Gelas....................................................................................................
.......................21
Bab 5 : Bahan
Kayu.....................................................................................................
......................33

Penutup................................................................................................
..................................................50

Daftar
Pustaka................................................................................................
.....................................51

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 3


Benda di dunia ini ada yang terbuat dari bahan logam dan
nonlogam. Bahan logam dapat dibedakan lagi menjadi bahan logam
besi dan nonbesi. Logam besi merupakan logam yang mengandung
besi (Fe) sebagai unsur utamanya. Contohnya, mesin kendaraan
bermotor dan mesin pabrik. Sedangkan logam nonbesi merupakan
bahan logam yang mengandung sedikit atau tanpa besi. Contohnya
aluminium untuk peralatan masak, tembaga untuk peralatan listrik,
dan nikel untuk bahanc ampuran uang logam.

Baju dan pensil terbuat dari bahan nonlogam. Bahan nonlogam


dibedakan menjadi polimer, keramik, gelas, bahan biologi atau
biomaterial, dan lain sebagainya. Polimer tersusun dari gabungan
beberapa monomer. Monomer adalah kelompok kecil molekul yang
dapat dirangkaikan menjadi polimer. Salah satu contoh monomer

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 4


adalah molekul glukosa. Ketika monomer-monomer glukosa bersatu,
akan dapat terbentuk selulosa. Dengan demikian selulosa adalah
polimer.

Barang yang ada di sekitar kita juga ada yang terbuak dari
keramik. Keramik adalah berang dari tanah liat yang dibakar, seperti
gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Pada makalah ini akan
dijelaskan sifat bahan dan kegunaan beberapa bahan seperti serat,
karet, kayu, keramik, dan gelas.

Bab I
Bahan Serat

A. Pengertian Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Istilah
serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan
tekstil. Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan berserat
tinggi yang sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat
juga digunakan sebagai tekstil (bahan dasar pembuat pakaian).
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada
ciri-ciri seratnya, antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri
dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
Namun, analisis pembakaran ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Berdasarkan asal bahan penysunnya serat dikelompokkan menjadi
2, yaitu serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer
sintetis). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah
yang besar. Namun, serat alami memiliki berbagai kelebihan
khususnya dalam hal kenyamanan.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 5


B. Jenis Serat
1) Serat Alami
Bahan serat alami didapatkan dari tumbuhan, hewan, dan
mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan,
misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa
adalah katun dan linen. Serat hewan berupa serat protein yang
dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan
oleh laba-laba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat
protein yaitu wol dan sutera. Serat mineral, umumnya dibuat dari
mineral asbetos.
- Serat kapas adalah serat halus yang
menyelubungi biji beberapa jenis
Gossypium atau biasa disebut pohon
atau tanaman kapas yang berasal dari
daerah tropis atau subtropis. Serat
kapas dapat dipintal atau ditenun.
Serat kapas biasa disebut dengan
bahan tekstil katun. Tekstil yang
terbuat dari kapas Gambar 1.1
(katun) dapat Serat Kapas menyerap keringat
dan juga bersifat menghangatkan
diri juga menyejukkan di kala panas. Menurut sejarah, serat kapas
sudah ada sejak 5000 SM dan berasal dari biji-bijian. Beberapa sifat-
sifat serat kapas adalah dapat menghisap air, tahan panas untuk
setrika bersuhu tinggi, mudah kusut. Bahan tekstil dari selulosa
(kapas) juga bersifat sedikit kaku, rentan terhadap jamur. Serat
kapas mudah terbakar, kalau terbakar nyalanya berjalan terus
menerus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna
kelabu.
- Serat Jute berasal dari kulit batang pohon yang digunakan untuk
membuat karung. Jute sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno, jute
mempunyai kekuatan dan kilau sedang. Serat ini adalah serat
terpenting nomor dua dalam perindustrian tekstil karena sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia. Serat jute selain dibuat untuk
tali tambang dan karung goni, diperlukan juga untuk karpet, korden,

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 6


bahan pembuat kertas, bahkan untuk
membuat jaring-jaring topi pada
masa Perang Dunia II.
- Serat Flax biasa disebut dengan
nama linen. Tanaman flax adalah
tanaman pertama dalam kehidupan
manusia, dan sudah ditanam sejak
6000 tahun yang lalu di Timur
Tengah. Kegunaan Gambar 1.2
serat flax dalam Serat Jute
bahan pakaian untuk benang jahit
dan jala. Kekuatan benang flax dua Gambar 1.3
Serat Flax
kali lipatnya dibanding serat kapas,
dengan tekstur lebih kaku. Pemisahan serat flax dilakukan dengan
cara pembusukan. Serat linen dibandingkan dengan katun
mempunyai ciri yang lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang
elastis, mudah kusut, dan tidak tahan seterika panas.
- Serat rami berasal dari
tanaman rami (Boehmeria
nivea), tanaman ini berumur
panjang, mempunyai batang
yang tinggi dibanding
tanaman serat lainnya, juga
kecil dan lurus. Serat rami
biasa dipintal menjadi Gambar 1.4
benang atau ditenun untuk Serat Rami
menjadi kain di daerah Jepang, sedangkan di Indonesia biasa
digunakan untuk bahan jala, kanvas, juga untuk tali temali. Rami
juga baik digunakan untuk bahan kerajinan dengan tenunan ATBM
dan dikombinasi dengan sulaman. Rami mempunya sifat-sifat umum
seperti kapas, yaitu lebih berkilap, kuat, lebih menyerap air, dan
lebih tahan terhadap bakteri-bakteri.
- Serat sutera berasal dari serangga yang disebut Lepidoptera,
terbentuk dari kepompong ulat sutera. Serat sutera berbentuk
filamen yang dihasilkan larva ulat sutera saat membentuk
kepompong. Sutera mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah
daya serapnya tinggi, kekuatannya tinggi, pegangan yang lembut,
dan kenampakannya yang mewah dan indah, juga tidak mudah

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 7


kusut. Sutra banyak dipakai di India,
Jepang, Korea, bahkan Indonesia.
Sutera juga banyak dipakai untuk
membuat pakaian-pakaian
tradisional, karena keindahan yang
ada pada sutera memberikan efek,
juga mempunyai estetika yang lebih
terhadap si pemakainya.
Serat sutera berbentuk Gambar 1.5
Serat Sutra
filamen, dihasilkan oleh larva ulat
sutera waktu membentuk kepompong. Sutra dapat digunakan untuk
busana pesta anak, yang sering digunakan adalah sutra campuran
dengan serat sintetis. Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra.
Ulat sutra menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi
serat sutra. Ada ratusan jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik
dihasilkan oleh kepompong dari ulat sutra pohon murbei yang
memiliki nama ilmiah Bombyx mori.
Induk sutra dapat menelurkan hingga 500 butir telur ulat sutra
seukuran kepala jarum pentul. Setelah sekitar 20 hari, telur
tersebut menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat
ini akan memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari
kemudian, ukuran badan larva ulat tersebut telah membesar hingga
90 kali ukuran tubuh semula serta empat kali mengganti
cangkangnya. Kemudian larva ulat tersebut akan terus membesar
hingga beratnya mencapai 10.000 kali berat semula. Pada saat itu
ulat sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat. Itulah tanda
ulat sutra akan mulai membungkus dirinya dengan kepompong.
Kemudian kepompong direbus agar larva ulat di dalamnya
mati. Karena jika dibiarkan, ulat akan matang lalu menggigiti
kepompongnya sehingga tidak bisa digunakan lagi. Setelah ulat
mati, serat di kepompong dapat diuraikan menjadi serat sutra yang
sangat halus. Satu buah kepompong sutra dapat menghasilkan
untaian serat sepanjang 300 meter hingga 900 meter dengan
diameter 10 mikrometer (1/1000 mm). Di seluruh dunia dalam satu
tahun dapat menghasilkan total serat sutra sepanjang 112,7 milyar
km atau sekitar 300 kali perjalanan pergi pulang ke matahari dari
bumi.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 8


Kemudian serat sutra yang halus tersebut dipintal. Serat sutra
dipintal dengan proses yang menyerupai proses pada saat ulat sutra
memintal kepompongnya. Proses itulah yang dibuat menjadi alat
pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi kain sutra yang indah.
Bahan kain dari sutra inilah yang kemudian dibuat menjadi berbagai
produk pakaian maupun produk lainnya. Beberapa batik kelas
terbaik di Indonesia juga menggunakan bahan dari sutra.
- Serat wol berasal dari
rambut binatang atau
rambut domba. Serat wol
dikelompokkan menjadi 3
yaitu, wol halus, wol
sedang, dan wol kasar.
Ketiganya mempunyai
kepentingan tersendiri,
seperti wol kasar biasa Gambar 1.6
Serat Wol
dibutuhkan untuk
membuat bahan tekstil yang lebih berat. Wol biasa dibuat untuk
kebutuhan bahan pakaian, baju hangat, selimut, kerajinan tenun,
rajut, dan lain sebagainya. Sifat dari wol adalah kuat elastis, lembut,
keriting sehingga dapat di buat benang halus. Wol berasal dari Asia
Tengah yang menyebar ke Eropa Barat dan Cina Timur, wol juga
mempunyai sejarah yang panjang. Baju wol jika dipakai terasa
hangat dan dapat digunakan untuk baju anak.
Dikatakan suatu bahan konduktor yang jelek, wol bersifat
hidroskopis. Tetapi serat tersebut juga melepaskan uap air secara
perlahan-lahan, sewaktu wol melepaskan uap-uap air akan
menimbulkan panas pada bahan tekstil. Wol tahan kusut dan
bersifat dapat menahan lipatan, misalnya karena penyetrikaan. Wol
dan serat-serat yang sejenis merupakan serat-serat alam yang
dapat menggumpal, apabila dikerjakan dalam larutan sabun bersuhu
panas.
- Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi,
daya mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat
tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan
penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes
banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan
tirai.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 9


2) Serat Sintetis/Buatan
Serat sintetis merupakan serat
yang dibuat oleh manusia, bahan
dasarnya tidak tersedia secara
langsung dari alam. Contoh kain yang
terbuat dari serat sintetis adalah
rayon, polyester, dakron, dan nilon.

Serat nilon mempunyai ciri sangat Gambar 1.7


kuat, ringan dan berkilau, elastisitas Serat Nilon berwarna biru
sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan
bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila
dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras
yang berwarna cokelat.
Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga
tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu
tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri,
dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi
apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna
cokelat muda.
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan
untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat
campuran adalah TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan
katun, dan TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
Ciri dari tekstil ini kurang dapat menyerap keringat dan agak panas
di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan
menghasilkan abu dan arang.

C. Produksi Serat
Produksi serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap,
tetapi persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 10


lama makin menurun mengingat kenaikan produksi serat-serat
buatan yang makin tinggi. Hal ini disebabkan karena :
- Tersedianya serat alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan
iklim.
- Pada umumnya sifat-sifat serat buatan lebih baik daripada serat
alam.
- Produksi serat buatan dapat diatur baik jumlah, sifat, bentuk dan
ukurannya.
Serat menurut arah panjangnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
serat-serat pendek atau biasa disebut stapel dan filamen. Filamen
adalah serat yang sangat panjang dan langsung dijadikan benang,
sehingga istilah filamen itu sering mengacu pada pengertian jenis
benang. Berbeda halnya dengan filamen, serat stapel harus terlebih
dahulu melalui proses pemintalan sebelum dijadikan benang.
Manfaat pengembangan dan penerapan material komposit berbasis
bahan serat alam adalah :
1. Untuk pengembangan potensi pemanfaatan serat alam yang
tersedia berlimpah di Indonesia sebagai hasil aktivitas pertanian
melalui karakterisasi material dan teknologi pemprosesan produk
komposit ramah lingkungan yang bernilai ekonomis.
2. Dapat memenuhi kebutuhan industri yang berkembang di
masyarakat. Melihat ketersedisan dialam yang cukup besar dan
biaya bahan baku yang lebih murah, produk yang dihasilkan dapat
lebih ringan dan membutuhkan konsumsi energi yang rendah,
sehingga dapat menentukan biaya produksi selain upaya
meningkatkan upaya produk lokal.
Peningkatan kemampuan rancang bangun dan manufacture
material komposit berbasis bahan serat alam untuk menunjang
pembangunan industri dan kemandirian bangsa.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 11


Bab II
Bahan Karet

Indonesia merupakan negara produsen karet alam kedua


terbesar di dunia setelah Thailand. Karet alam termasuk salah satu
komoditas agroindustri strategis karena berperan sebagai penghasil
devisa Indonesia pada sub-sektor perkebunan dan penciptaan
lapangan pekerjaan. Pada tahun 2006, produksi karet alam
mencapai 2,64 juta ton, lebih dari 90% nya (2,45 juta ton) adalah
jenis Crumb Rubber yang dihasilkan oleh sekitar 115 pabrik Crumb
Rubber di seluruh Indonesia. Industri Crumb Rubber (karet remah)
memiliki arti yang sangat penting bagi perolehan devisa sekaligus
penyerapan tenaga kerja. Sebagai gambaran pada tahun 2006,
industri crumb rubber berhasil meraup devisa ekspor senilai US$
3,77 Milyar, hampir 50% dari nilai ekspor produk pertanian. Tenaga
kerja yang terserap di bidang produksi crumb rubber mencapai
+100.000, sedangkan dibidang penyediaan bahan baku (petani
karet) lebih dari 6 juta orang, belum termasuk para pedagang
pengumpul. Luas areal tanaman karet di Indonesia pada saat ini
3,309 juta ha, dimana 84,49% (2,796 ha) merupakan perkebunan
rakyat. Oleh karena itu, maju mundurnya kinerja industri karet alam
di dalam negeri akan memberikan dampak yang cukup luas bagi
kesejahteraan rakyat.
Dengan karakteristik sebagian besar karet alam Indonesia
dihasilkan dari perkebunan rakyat, ekspor karet alam Indonesia
didominasi oleh karet remah (crumb rubber) yakni sebesar 95.63%,
sisanya diekspor dalam bentuk RSS (Rubber Smoke Sheet), lateks
pekat dan lainnya berturut turut sebesar 3.87%, 0.46%, dan 0.04%.
Crumb rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya
melalui tahap peremahan. Bahan baku berasal dari lateks yang
diolah menjadi koagulum dan dari lump. Bahan baku yang paling
dominan adalah lump karena pengolahan crumb rubber bertujuan
untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk
yang lebih bermutu.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 12


Menurut data International Rubber Study Group (2007), dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir konsumsi karet alam di dalam negeri
meningkat rata-rata sebesar 10,98 % per tahun, sedangkan di dunia
internasional meningkat rata-rata 4,72 % per tahun. Peningkatan
harga minyak bumi yang sangat tajam di pasaran internasional,
menyebabkan permintaan terhadap karet alam naik pesat, karena
karet sintetis yang bahan bakunya berasal dari fraksi minyak bumi
harganya ikut meningkat tajam. Terkait dengan hal itu beberapa
lembaga perkaretan internasional memprediksi permintaan karet
alam dunia ke depan akan meningkat lebih tinggi yaitu pada tahun
2007 diperkirakan sebesar 6,2 % dan tahun 2008 sebesar 7,5 %.
Peluang yang cerah bagi perkaretan nasional tentunya hanya
bisa diraih jika Indonesia mampu meningkatkan kinerja agroindustri
karetnya, antara lain melalui peningkatan mutu crumb rubber.
Terkait dengan itu, akhir-akhir ini banyak muncul keluhan
(complaint) dari beberapa pihak pengimport karet alam (terutama
pabrik ban) terhadap mutu Crumb Rubber asal Indonesia, karena
disinyalir mengandung kontaminan kimiawi yang sangat
berpengaruh terhadap mutu produk karet hilirnya.

Gambar 2.1
Sandal karet perempuan

A. Pengertian Karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Karet dihasilkan dari pohon karet.
Menurut sejarahnya, pohon karet berasal dari lembah Amazon
Brasilia dengan nama ilmiah Hevea brasiliensis. Pohon karet baru
masuk ke Asia pada tahun 1876 masehi, setelah Inggris

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 13


menyelundupkan biji karet dar Brasilia untuk dikembangkan di
Taman Botani Inggris dan negara-negara jajahannya termasuk
Malaysia. Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar
kedua setelah Thailand.
Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770
menemukan lateks yang dikeringkan dapat menghapus tulisan
pensil. Ketika karet dibawa ke Inggris, dia diamati bahwa benda
tersebut dapat menghapus tanda pensil di atas kertas. Ini adalah
awal penamaan rubber dalam bahasa Inggris.
Di tempat asalnya, di Amerika Tengah dan Amerika Selatan,
karet telah dikumpulkan sejak lama. Peradaban Mesoamerika
menggunakan karet dari Castilla elastica. Orang Amerika Tengah
kuno menggunakan bola karet dalam permainan mereka (lihat:
permainan bola Mesoamerika). Menurut Bernal Diaz del Castillo,
Conquistador Spanyol sangat kagum terhadap pantulan bola karet
orang Aztek dan mengira bahwa bola tersebut dirasuki roh setan.
Di Brasil orang lokal membuat baju tahan air dari karet.
Sebuah cerita menyatakan bahwa orang Eropa pertama yang
kembali ke Portugal dari Brasil dengan membawa baju anti-air
tersebut menyebabkan orang-orang terkejut sehingga ia dibawa ke
pengadilan atas tuduhan melakukan ilmu gaib. Karet dihasilkan oleh
pohon karet berupa getah seperti susu yang disebut lateks. Lateks
diperoleh dengan cara menyadap, yaitu menyayat kulit pohon atau
pada bagian korteks tumbuhan.
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang
tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa
cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat trans dan
selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon
penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf).
Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu,
karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya.
Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini.
Inilah alasan mengapa karet bersifat elastis.
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil
(berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 m yang banyak
terdapat pada sitosol sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari
floem). Sebagai substratnya adalah isopentenil difosfat (IPD) yang

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 14


dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan bantuan katalisis dari
prenil transferase, pemanjangan terjadi pada permukaan badan
karet yang membawa suatu polipeptida berukuran 14 kDa yang
disebut rubber elongation factor (REF). Sebagai bahan pembuatan
starter, diperlukan pula 3,3dimetilalil difosfat sebagai substrat
kedua. Suatu enzim isomerase diperlukan untuk tugas ini.

B. Jenis Karet
Berdasarkan asal bahan penysunnya karet dikelompokkan
menjadi 2, yaitu karet alami dan karet sintetis atau buatan.

a) Karet Alami

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 15


Secara kimiawi karet alam adalah
senyawa hidrokarbon yang merupakan
polimer alam hasil penggumpalan
lateks alam dan merupakan
makromolekul poliisoprena (C5H8)n.
Karet alam memiliki banyak sifat
unggul. Karet alam memiliki daya
elastis atau daya lenting yang baik,
plastisitas yang baik, mudah
pengolahannya, tidak mudah aus
(tidak mudah habis karena gesekan),
dan tidak mudah panas. Sifat unggul Gambar 2.2
lain dari karet alami adalah memiliki Hasil penyadapan lateks
daya tahan yang tinggi terhadap keretakan, tahan hentakan yang
berulang-ulang, serta daya lengket yang tinggi terhadap berbagai
bahan. Dalam bidang industri, karet alam memiliki peran yang
sangat besar. Contohnya adalah ban pesawat terbang dan ban mobil
balap dibuat dari bahan baku utama karet alam murni.

b) Karet Sintetis/Buatan
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak
bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari
karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih
dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya
sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya. Karet
sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan, bahkan dapat
menggantikan fungsi karet alam. Karet sintetis mempunyai
beberapa keunggulan dibanding karet alam yaitu tahan terhadap
suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan kedap gas. Karet
sintetis memiliki banyak jenis. Berikut beberapa jenis karet sintetis
dengan sifat dan kegunaannya.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang
tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa
karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta
peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.

Sifat BahanGambar
dan Pemanfaatannya
2.3 | 16
Karet Sintetis
2. CR (Chloroprene Rubber),
CR dengan ciri tahan terhadap
nyala api, digunakan sebagai
bahan pipa karet, pembungkus
kabel, seal, gaskot, dan sabuk
pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene
Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan
ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki,
tempat penyimpan lemak dan minyak.

Bab III
Bahan Keramik
dan Tanah Liat

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 17


A. Pengertian Keramik dan Tanah Liat
Tanah liat merupakan bahan
dasar yang dipakai dalam
pembuatan keramik. Sedangkan
keramik adalah benda pecah belah
yang dibuat dari tanah liat yang
telah melalui proses pembakaran.
Secara kimiawi tanah liat termasuk
hidrosilikat alumina. Sifat fisik tanah
liat yaitu plastis bila keadaan basah, Gambar 3.1
keras bila kering, dan bila dibakar Tanah Liat
menjadi padat dan kuat. Secara umum barang-barang yang dibuat
dari tanah liat dinamakan keramik. Namun, saat ini tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Keramik dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu keramik tradisional yang bahan bakunya dari tanah
liat dan keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO, dan lainnya). Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya,
keramik tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah
(earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen (porcelain).
a) Tembikar adalah alat keramik yang dibuat oleh pengrajin.
Tembikar dibuat dengan membentuk tanah liat menjadi suatu
objek. Untuk membakar tembikar diperlukan suhu sekitar
1000 Alat tembikar yang paling dasar adalah tangan.
Tembikar diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah,
tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok
tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah ditemukan
banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah
tangga atau keperluan religius seperti upacara dan
penguburan. tembikar yang paling sederhana dibentuk dengan
hanya menggunkan tangan, yang berciri adonan kasar dan
bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari),
selain itu bentuknya kadang tidak simetris. selain dibuat

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 18


dengan teknik tangan, tembikar
yang lebih modern dibuat
dengan menggunakan tatap-
batu dan roda putar. Daerah di
Indonesia yang banyak
menghasilkan tembikar antara
lain dari Kasongan, Pundong,
Bantul.
Gambar 3.2
Kerajinan Tembikar
b) Gerabah adalah jenis keramik
bakaran rendah yang pada
umumnya ditandai dengan
sisi dinding yang berpori
sehingga air didalamnya bisa
merembes keluar melalui
pori-pori kecil di dindingnya.
Untuk membuat gerabah
diperlukan suhu
Gambar 3.3 Kerajinan Gerabah 1200 .
sebesar
Contoh gerabah adalah kendi yang terbuat dari tanah liat
merah. Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa pra
sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai
bercocok tanam. Pada saat itu gerabah masih dibuat dengan
teknik yang sangat sedehana dan masih kasar, selain itu
bentuknya pun masih asimetris. Fungsi gerabah tidak lain dan
tidak bukan adalah sebagai alat perkakas yang berguna dalam
membantu aktivitas rumah tangga sehari-hari.

c) Bahan baku keramik batu adalah tanah liat dengan campuran


bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu
12002000 .

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 19


d) Porselin adalah bahan isolasi
kelompok keramik yang sangat
penting dan luas penggunaannya.
Istilah bahan-bahan keramik
digunakan untuk semua bahan
anorganik yang dibakar pada
pembakaran dengan suhu tinggi dan
bahan asli berubah substansinya.
Porselin terbuat dari tanah liat china
(China Clay) yang terdapat di alam
dalam bentuk aluminium silikat.
Gambar 3.4 Keramik Bahan tersebut
Batu dicampur kaolin
fealspar dan Quarts. Kemudian
campuran ini dipanaskan dalam
tungku yang suhunya dapat diatur.
Bahan porselin dibakar sampai keras,
halus mengkilat dan bebas dari
lubang-lubang. Suhu yang diperlukan
berkisar antara 1300 hingga

1500 dalam

jangka waktu 20 Gambar 3.5 Peralatan hingga 70 jam.


dari Porselen
Berikut beberapa contoh produk yang terbuat dari bahan baku
tanah liat.
1. Batu bata merah, genteng, lubang angin-angin hiasan genting,
merupakan jenis produk terakota atau tembikar.
2. Kendi, gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan
dari tanah liat merupakan jenis produk gerabah.
3. Mangkuk sayur, piring, cangkir, tatakan,
dan teko merupakan produk jenis keramik.
4. Tegel, perlengkapan saniter (bak
pencuci, bak mandi), dan isolator listrik
merupakan produk jenis porselin.
Kualitas terakota, gerabah, dan
keramik lebih rendah dari porselin. Secara
kasatmata sulit membedakan kualitas
Gambar 3.6
Genteng dari Tanah Liat
Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 20
produk tanah liat dari tembikar sampai porselin, karena yang
membedakan adalah komposisi kandungan mineral dari bahan dan
tingkat pembakarannya. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk membedakan tingkat pembakarannya adalah mengetahui
perbedaan suara dari suatu keramik yang telah dibakar. Makin
nyaring suara suatu keramik disentuh atau dipukul, maka makin
tinggi juga suhu pembakarannya. Tanah liat menjadi bahan utama
dari produk gerabah. Selain produk gerabah, tanah liat juga dapat
dibuat menjadi bahan pembuat keramik. Saat ini keramik dapat
dibuat dengan bahan tanah liat yang sudah dalam bentuk kemasan
siap pakai, dikenal dengan Ready mix. Peralatan yang diperlukan
untuk membuat keramik, antara lain mixer digunakan untuk
mengaduk bahan keramik, glasir yang berfungsi mengkilapkan,
cetakan gypsum, penggiling glasir, rak pengering, pencelup glasir,
dan oven atau tungku pemanas.

B. Teknik Pembuatan Keramik


1. Teknik coil (lilit pilin) : merupakan teknik pembuatan keramik
dengan cara membuat pilinan kecil
seperti cacing.
2. Teknik tatap batu/pijat jari (pinch) :
cara pembuatan keramik dengan
membuat bulatan tanah liat yang
dipijit dari tengah.
3. Teknik lempengan (slab) :
pembuatan keramik dengan cara
membuat lempengan dari tanah liat.
Cara pembentukan dengan tangan
langsung seperti coil, lempengan atau
pijat jari merupakan teknik Gambar 3.7
pembentukan keramik tradisional Kerajinan Tanah Liat dengan
Teknik Pilin
yang bebas untuk membuat bentuk-
bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini
sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
4. Teknik Putar (throwing) : Teknik pembuatan keramik dengan
menggunakan alat putar. Teknik pembentukan dengan alat putar
dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris)

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 21


dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering
dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin
keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand
wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di
atas alat putar dan menghasilkan bentuk- bentuk yang sama seperti
gentong, guci dll.
5. Teknik cetak (casting) : pembentukan dengan cetak dapat
memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu
relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk
cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan
untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga
piring, cangkir, mangkok gelas dll.
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik
tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres,
seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun
hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau
tumbuh-tumbuhan.

C. Langkah-langkah Pembuatan Keramik


a. Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki.
b. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat
pada badan keramik.
c. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi
bahan yang padat, keras, dan kuat.
d. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses
pengeringan. Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa
bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat permukaan
keramik seperti gelas yang mengkilap.
e. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif
yang menarik.
f. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang
800 .

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 22


g. Pengemasan sesuai permintaan

Bab IV
Bahan Gelas atau
Kaca

A. Pengertian Gelas atau Kaca


Gelas adalah benda yang
transparan, lumayan kuat, biasanya
tidak bereaksi dengan barang kimia, dan
tidak aktif secara biologi yang bisa
dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Oleh karena
sifatnya yang sangat ideal gelas banyak
digunakan di banyak bidang kehidupan.
Tetapi gelas bisa pecah menjadi
pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa
dimodifikasi dan Gambar 4.1
bahkan bisa Gelas diubah seluruhnya
dengan proses kimia atau dengan pemanasan.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 23


Gelas merupakan benda padat, dan strukturnya berbeda
dengan keramik. Gelas merupakan senyawa kimia dengan susunan
yang kompleks, diperoleh dengan pembekuan lelehan melalui
pendinginan. Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu
(1) bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika,
soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet), dan
(2) bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium
sulfat, natrium bikroma, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur
dan feldspar sangat melimpah di Indonesia.
Gelas atau kaca yang sering digunakan sehari-hari sudah
digunakan oleh masyarakat prasejarah sejak zaman paleotikum
(zaman batu). Sejarah pembuatan kaca memang masih
diperdebatkan, namun penggunaan kaca alami yang disebut
obsidian tidak diragukan lagi.
Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung
berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam,
orange, abu-abu, atau hijau. Obsidian merupakan benda yang
sangat berharga bagi masyarakat prasejarah dan digunakan untuk
membuat alat-alat dari batu. Menurut catatan sejarah, kaca sudah
diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan bahan
pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan
dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang.
Kaca merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan
secara biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh
dibentuk menjadi permukaan yang tahan dan licin. Ciri-ciri ini
menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna.
Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang
mengandungi silikon dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah
silikon(IV) oksida. Silika wujud secara semula jadi dalam pasir. Kaca
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan
cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa
terbentuk.
Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2), yang
merupakan sebatian kimia yang serupa dengan kuarsa, atau dalam
bentuk polihabluran, pasir. Silika tulen mempunyai tahap lebur

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 24


sekitar 2000 , jadi dua bahan lain sering dicampurkan kepada
pasir dalam pembuatan kaca. Satu daripadanya adalah soda
(sodium karbonat [Na2CO3]), atau potasy, setara dengan sebatian
kalium karbonat, yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar
1000 . Bagaimanapun, bahan soda menjadikan kaca larut, jadi

kapur (kalsium oksida [CaO]) merupakan bahan ketiga, ditambah


untuk menjadikan kaca tidak larut.
Silikon(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh itu,
silikon(IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi
setiap ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka,
silikon(IV) oksida mempunyai takat lebur yang sangat tinggi, yaitu
1710 . Dalam silikon(IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara

kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan


sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga
dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk
membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan
cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa
terbentuk.Salah satu ciri kaca adalah ia lutsinar. Sifat lutsinar
disebabkan kaca terdiri daripada bahan yang tidak mempunyai
keadaan perubahan garisan atomik dalam tenaga cahaya. Juga
disebabkan kaca adalah sekata pada tahap gelombang yang lebih
besar daripada cahaya, ketidaksekataan menyebabkan cahaya
terbias, menghalang pemancaran gambar.

B. Sifat Gelas atau Kaca


Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki
kelebihan dibanding dengan material lainnya, antara lain:

Sifat estetika atau keindahan


Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
Sifat elastis
Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 25


Namun kekurangan dari gelas adalah sifat nya yang getas dan
mudah pecah. Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh
cahaya tampak dan sinar infra merah, tetapi tidak oleh sinar
ultraviolet. Gelas yang mengandung Pb tidak dapat dilewati oleh
sinar Rontgen. Pemanasan akan menyebabkan pemuaian gelas yang
besarnya sangat berbeda satu sama lain (tergantung koefisien
pemuaian). Bila pemanasan atau pendinginan berlangsung terlalu
cepat atau terkonsentrasi pada satu titik, akan terjadi tegangan.
Karena gelas bersifat rapuh, tegangan tersebut dapat menimbulkan
retakan. Bahan aditif khusus seperti boron oksida dapat membuat
gelas kimia lebih tahan terhadap bahan kimia dan perubahan
temperatur. Kuarsa memiliki sifat tennis yang lebih baik karena
koefisien pemuaiannya sangat kecil. Gelas merupakan isolator listrik
yang baik dan penghantar panas yang buruk (terutama glass wool).
Gelas kimia akan berubah sifatnya setelah digunakan bertahun-
tahun atau dalam waktu yang lebih singkat lagi bila dipakai untuk
temperatur yang lebih dari 150 . Perubahan ini dimulai dengan

teradinya kristalisasi pada beberapa tempat dan akhimya pada


seluruh tempat. Dengan demikian, gelas menjadi lebih rapuh dan
tidak dapat digunakan.
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat
dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun
dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan
(cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak
sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah
gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa
alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca
memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik
lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah:

Padatan amorf (short range order).


Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat
cair.
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 26


Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen
fluorida. Karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan
laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

Gambar 4.2
Salah satu sifat kaca, transparan
Pada tahun 1914, di Belgia dikembangkan proses Fourcault untuk
menarik kaca plat secara lanjut. Selama 50 tahun berikutnya para
ilmuwan dan insinyur telah berhasil menciptakan berbagai
modifiklasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan untuk
memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan
menurunkan biaya pembuatan.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat
unggul berikut.
1. Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
2. Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan
kimia).
3. Dapat didaur ulang.
4. Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
5. Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
6. Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
7. Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami
kerusakan.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 27


8. Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa
mengalami
kerusakan.
Keunggulan sifat-sifat gelas tersebut memungkinkan produk-
produk gelas digunakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari
meliputi barang setengah jadi maupun produk gelas yang siap jadi.
Contoh produk barang setengah jadi adalah lempengan kaca, pipa
kaca, benda kaca berongga untuk bahan membran dan penyaring,
dan benda kebutuhan rumah tangga. Produk gelas yang siap pakai
meliputi perabotan rumah tangga (piring gelas, cangkir gelas, botol
gelas, dan lainnya), peralatan laboratorium (tabung reaksi, pipa
kaca, beker gelas, kaca pembesar, dan lainnya), bahan bangunan
atau industri seperti kaca jendela, bola lampu, lampu gantung,
genting kaca, dan asesoris seperti manik-manik.

C. Jenis-jenis Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi
beberapa golongan:
1. Silika lebur. Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis
silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan
kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering
disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri
nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu,
kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada
kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap radiasi
ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai
kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar
dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua
komponen yang secara komersial, penting. Untuk
membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan
hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga
dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) banyak
dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton
gelombang serta memberi sifat tahan api.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 28


3. Kaca soda gamping. Kaca soda gamping (soda-lime glass)
merupakan 95 dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini
digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca
lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca timbal. Dengan menggunakan oksida timbal sebagai
pengganti kalsium dalam campuran kaca cair, didapatlah kaca
timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang
optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang
tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0,
indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada kaca potong (cut glass). Kaca ini juga
digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola lampu,
lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini
mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga
cocok dipakai sebagai perisai radiasi nuklir.
5. Kaca borosilikat. Kaca borosilikat
biasanya mengandung 10 sampai
20% B2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca
jenis ini mempunyai koefisien
ekspansi termal rendah, lebih tahan
terhadap kejutan dan mempunyai
stabilitas kimia tinggi, serta
tahanan listrik tinggi. Perabot
laboratorium yang dibuat dari kaca
ini dikenal dengan nama dagang Gambar 4.3
pyrex. Kaca borosilikat juga Kaca Borosilikat
digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, pipa lensa
teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Gunung Palomer,
Amerika Serikat.
6. Kaca khusus. Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca
keselamatan, fitokrom, kaca optik dan kaca keramik semuanya
termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda
tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass). Serat kaca dibuat dari komposisi kaca
khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca ini biasanya

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 29


mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih
rendah.
Jenis kaca yang paling umum dikenal dan yang telah digunakan
sejak berabad abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah
kaca soda kapur, yang terbuat dari 75% silica (SiO2) ditambah
Na2O, CaO, dan sedikit zat aditif lain.
Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti
yang luas, kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang berbeda:
paduan logam, ion-ion yang di cairkan, molekul cair, dan polimer.
Untuk banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll.
Kaca memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan
industri. Karena struktur kimianya, fisik, dan khususnya sifat optik
kaca cocok untuk aplikasi optik dan bahan Optoelektronik, peralatan
laboratorium, isolator termal, bahan penguat, dan seni kaca (seni,
kaca studio).
Kaca tulen boleh dijadikan begitu lutsinar sehinggakan beratus
kilometer kaca boleh ditembusi gelombang cahaya infra dalam kabel
gentian optik. Kaca biasa mempunyai campuran bahan lain untuk
mengubah cirinya. Kaca bertimah hitam adalah lebih berkilauan,
kerana peningkatan indeks pantulannya, sementara boron ditambah
bagi mengubah ciri terma dan elektriknya, seperti Pyrex. Menambah
barium juga meningkatkan indeks pantulannya, dan serium
digunakan dalam kaca yang menyerap tenaga infra. Logam oksida
juga ditambah bagi menukarkan warna kaca. Peningkatan soda atau
potash menurunkan lagi tahap lebur, sementara mangan ditambah
bagi menyingkirkan warna yang tidak dikehendaki. Kaca berwarna
dihasilkan dengan bercampur dengan sedikit oksida logam
peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu,
oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida
kolbalt memberikan warna biru. Soda atau sodium karbonat
(Na2CO3) yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar 1000 .
Bagaimanapun, bahan soda menjadikan kaca larut, jadi kapur
(kalsium oksida [CaO]) biasanya ditambah untuk menjadikan kaca
tidak larut.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 30


D. Komposisi Gelas dan Kaca
Gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang
merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks.
Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang
lewat dingin. Gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan
kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh.
Komponen komponen utama pembuatan kaca :
1. Pasir : yang dikenal adalah jenis quartz
2. Soda : yaitu Na2O yang di suplai dalam berbagai soda abu
(Na2CO3).
3. Feldspar : mempunyai formula umum : R2O, Al2O3 . 6 SiO2 di
mana R2O dapat berupa Na2O abu K2O abu campuran dari kedua
oksidasi tersebut.
4. Borax : menurunkan koefisien ekspansi dan menaikkan
ketahanan terhadap bahan kimia.
5. Cullet : merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang
berasal dari produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi
untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang
diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.

Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan


kelarutan di dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain
termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer. Contoh
bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah:
1. Kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di
dalam air.
2. Barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
3. Timbal oksida, membuat produk menjadi transparan,
mengkilat, dan memiliki indeks bias yang tinggi.
4. Seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang
mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan
meningkatkan indeks bias. Aluminium oksida, meningkatkan
viskositas gelas, kekuatan fisik, dan ketahahan terhadap bahan
kimia

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 31


Komponen sekunder, di antaranya adalah :
1. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas
pada saat pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa digunakan
sebagai refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat
dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
2. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang
biasanya diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi oksida yang
masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang
digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium
(Se), atau nikel oksida (NiO).
3. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus
sesuai dengan warna yang dikehendaki.
4. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah
fluorite (CaF2), kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6),
timah phospat, seng phospat (Zn3[PO4]2), dan kalsium
phospat (Ca3[PO4]2).

E. Proses Pembuatan
Gelas dibuat dari campuran pasir, soda, batu. kapur, natrium
sulfat, feldspar, senyawa boron dan aluminium serta bahan aditif
lain, tergantung pada jenisnya. Dalam oven, campuran dileburkan
misalnya pada temperatur 600 . Leburan tersebut didinginkan
sampai Pembuatan gelas kira-kira 1100 . Produk-produk jadi
atau setengah jadi (misalnya pelat, pipa, benda berongga, batang
dan barang yang dipres) dapat dibuat langsung dari leburan
tersebut. Hal penting dalam pembuatan bahan itu adalah
pendinginan bertahap dan perlahan-lahan. Mula-mula bahan
didinginkan sampai temperatur transformasi (perubahan dari plastis
ke elastis). Setelah perubahan tersebut, bahan didinginkan lagi
hingga tuntas. Dengan cara demikian tidak akan terjadi tegangan
dalam bahan yang dapat mengakibatkan retak secara tiba-tiba pada
bahan ketika digunakan.
Ketahanan kimia
Gelas sangat mudah rusak oleh lelehan alkali, alkali
karbonat, (pH10), hidrogen, fluorida, dan agak mudah rusak oleh

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 32


basa panas dengan pH 7 10, serta larutan panas asam anorganik
yang mengandung air, misalnya HCl 30%. Pengolahan dan
penggunaan: Gelas dapat dibentuk dengan cara memanaskannya
lagi (peniupan kaca). Selain itu gelas dapat digerinda dingin, dibor,
dipotong, direkat, diperkuat (dengan plastik/serat gelas) dan bisa
diberi tegangan (kaca pengaman) dengan pengerjaan panas.
Penggunaan: Gelas digunakan sebagai bahan bila dibutuhkan
peralatan yang tembus pandang dan mempunyai ketahanan kimia
yang tinggi. Contohnya pipa, kaca pengintip, organ penyekat,
bejana kecil dalam operasi, botol keranjang, botol kecil, alat penukar
panas, pompa, siklon, filter sinter, dan alat laboratorium. Secara
khusus, gelas dapat digunakan sebagai kaca pengaman, bahan
isolasi, kaca optik (misalnya untuk filter), kaca jendela, dan cermin.
Keamanan: Botol biasa dan botol keranjang tidak holeh diberi beban
tekanan. Bila tidak ada petunjuk kerja intern maka petunjuk kerja
yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat gelas kimia harus
diberlukukan.

Proses pembuatan gelas di dalam industri meliputi tahap-tahap


sebagai berikut:
1. Persiapan bahan baku (batching)
Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku
serta pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku
ditimbang sesuai komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang
diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat sesuai dengan produk
kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam
suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum
dicairkan.

2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500
sehingga campuran akan mencair. Selama proses pencairan,
masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk
reaksi-reaksi kimia berikut :

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 33


Reaksi-reaksi penguraian

Na2SO3 Na2O + CO2 .. (1)


CaCO3 CaO + CO2 .. (2)
Na2SO4 Na2O + SO2 .. (3)
MgCO3.CaCO3 MgO + CaO + 2CO2 .. (4)

Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 780

Na2CO3 +aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2 .. (5)

Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600

CaCO3 +bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2 .. (6)

Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600


CaCO3 + Na2CO3 Na2Ca(CO3)2 .. (7)

Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884

Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2 .. (8)

Reaksi utama

aSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO .. (9)

3. Leburan kaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca,
terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :

Pot furnace, biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca


khusus (special glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan
skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot
terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
Tank furnace, digunakan pada industri gelas skala besar dan
terbuat dari bata refraktori (bata tahan panas). Furnace ini
mampu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang
membentuk kolam di jantung furnace.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 34


Regenerative furnace.
Pembentukan (forming/shaping). Bahan kaca yang berbentuk
cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang berfungsi untuk
membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa
jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
a. Proses Fourcault. Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas
melalui sebuah bagian yang dinamakan "debiteuse". Bagian ini
terapung di permukaan kaca cair dengan celah sesuai dengan
ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat
bagian sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca
hingga 650 670 . Pada suhu tersebut kaca berubah
menjadi pelat padat dan akan bergerak dengan didukung oleh
roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens). Jika proses Fourcault , gerakan
kaca berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn
kaca akan bergerak secara vertical kemudian diikuti gerakan
horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang
membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process), Bahan cair dialirkan ke dalam
sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran
bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca
lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas
cairan timah karena perbedaan densitas di antara keduanya.
Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang
berasal dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian
temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di
kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya digunakan
untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya,
aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di dalam
kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600
.

Proses a c di atas dikenal dengan proses mekanik.


d. Proses tiup (blow), Proses ini digunakan untuk membuat botol
kaca, gelas kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.

4. Annealing

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 35


Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-
tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga
dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2
aktivitas, yaitu :
(1) menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur
kritik tertentu untuk menurunkan regangan internal.

(2) mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-


lahan untuk menahan regangan sampai titik maksimumnya. Proses
ini berlangsung di dalam "annealing lehr". Untuk jenis kaca
lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak
di atas roda berjalan.

5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)


Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas
adalahcleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 36


Bab V
Bahan Kayu

A. Pengetian Kayu
Kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di
batang dan akar pohon dan lainnya pada tanaman berkayu . Bahan
ini telah digunakan selama ratusan ribu tahun sebagai bahan bakar
dan bahan konstruksi.
Terdiri dari bahan organik, alami komposit dari serat selulosa
(yang kuat dalam ketegangan) tertanam dalam matriks dari lignin
yang tidak mudah di kompresi. Kayu, kadang-kadang hanya
didefinisikan sebagai sekunder xilem pada batang pohon, atau
didefinisikan lebih luas untuk mencakup jenis yang sama dari
jaringan di tempat lain seperti pada akar pohon atau tanaman lain
seperti semak. Dalam pohon hidup telah melakukan fungsi
pendukung, memungkinkan tanaman berkayu untuk tumbuh besar
atau untuk membela diri sendiri. Hal ini juga menengahi transfer air
dan nutrisi ke daun dan jaringan berkembang lainnya. Kayu juga
dapat merujuk kepada bahan tanaman lainnya dengan properti yang
sebanding, dan untuk materi rekayasa dari kayu, atau keripik kayu
atau fiber.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 37


Bumi terdapat sekitar satu triliun
ton kayu, yang tumbuh pada dari 10
miliar ton per tahun. Sebagai, berlimpah
karbon-netral pada sumber daya
terbarukan, bahan kayu telah
berkepentingan intens sebagai sumber
energi terbarukan. Pada tahun 1991,
sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu yang Gambar 5.1
dipanen. Dominan di perabotan dan Kayu
konstruksi bangunan.
Sebuah penemuan 2011 di Kanada, provinsi New Brunswick
menemukan tanaman / pohon kayu yang ditanam sekitar 395-400
juta tahun yang lalu . Orang-orang telah menggunakan kayu sejak
ribuan tahun lalu untuk berbagai tujuan, terutama sebagai bahan
bakar atau sebagai bahan konstruksi untuk membuat rumah, alat
perkakas, senjata, mebel, kemasan karya seni dan kertas.
Kayu biasanya terdapat tanda umur oleh penanggalan karbon
di dalam tubuh batang dan pada beberapa spesies oleh karena
dendrochronology untuk membuat sejarah kayu tersebut sejak
tumbuh. Dilihat variasi tahun ke tahun pada lingkaran lebar di
batang pohon dan juga kelimpahan isotop memberikan petunjuk
dengan iklim yang berlaku pada saat itu.
Kayu telah menjadi bahan konstruksi
penting karena manusia mulai membangun
tempat penampungan, rumah dan perahu.
Hampir semua perahu terbuat dari kayu
sampai akhir abad 19, dan kayu masih umum
digunakan saat ini dalam konstruksi kapal.
Bahan kayu yang akan digunakan untuk
pekerjaan konstruksi umumnya dikenal Gambar 5.2
sebagai kayu di Amerika Utara. Di tempat lain, Lingkaran Tahun
bahan kayu biasanya mengacu pada pohon pada Kayu
yang ditebang, dan kata lain untuk papan gergajian siap digunakan
adalah papan malt.
Perumahan lokal baru di berbagai belahan dunia saat ini
umumnya terbuat dari konstruksi bingkai kayu. Kayu direkayasa
menjadi bagian yang lebih besar dari industri produk konstruksi.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 38


Kayu dapat digunakan dalam bangunan baik perumahan dan
komersial sebagai bahan struktural dan estetika.
Dalam bangunan terbuat dari bahan lain, kayu masih akan
ditemukan sebagai bahan pendukung, terutama dalam konstruksi
atap, di pintu interior dan kusennya, dan sebagai cladding eksterior.
Kayu juga biasa digunakan sebagai bahan shuttering untuk
membentuk cetakan dimana beton dituangkan dalam konstruksi
beton bertulang.

B. Sifat-sifat Kayu
Sifat-sifat kayu pada umumnya adalah sebagai berikut :

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang


berbeda-beda. Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon
memiliki sifat yang agak berbeda, jika dibandingkan bagian
ujung dan pangkalnya.
Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu
tersebut dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan
sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun sebagai
perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara lain berkaitan
dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan
juga sifat kimianya.
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat
simetri radial. Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe
bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari
senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa
(unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-
sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya
(longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh
struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk
menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu
vertikal dan horisontal pada batang pohon.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu
dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara sekitarnya. Kayu dapat diserang

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 39


makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama bila
kayu dalam keadaan kering.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang
berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat
agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.
Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut
diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan
bangunan, industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat
dimaksud antara lainyang bersangkutan dengan sifat-sifat anatomi
kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Di
samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu
yaitu:
1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat
simetri radial.
2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam
dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa
kimia berupa selulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin
(non-karbohidrat).
3. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperlihatkan sifat-
sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya
(longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh
struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk
memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu
vertikal dan horisontal pada batang pohon.
4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu
dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga
terbakar, terutama jika kayu keadaannya kering.
Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan
potongan melintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu
gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam pola melingkar
dengan suatu pusat di tengah batang serta deretan sel kayu dengan
arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah sumbu dapat
dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu
arah utama yang disebut sumbu longitudinal, sumbu ini disebut
sumbu arah radial. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari
kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 40


arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting artinya
bagi keperluan mengenal sifat-sifsat kayu yang khas. Yaitu antara
lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan
kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu.
Di samping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban,
ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal daripada arah-
arah yang lain. Demikian pula zat cair lebih cepat dan lebih mudah
pada arah longitudinal daripada arah sumbu radial dan tangensial.
Sebaliknya kembang susut kayu terbesar terdapat pada arah
tangensial.
Sifat Fisik Kayu
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : berat
jenis (massa), keawetan alami, warna, higroskopik, berat, kekerasan
dan lain-lain.

Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20
sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi
aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat
pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan
berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari
perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan
volume air yang sama pada suhu standar.
Keawetan Kayu Alami
Yang dimaksud dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya
yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu
tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang
merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu,
sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di
dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki
tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain. Keawetan
kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan
dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu
tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya
suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan
sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 41


perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya
serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon,
kayu ulin memiliki silika dan lain-lain. Sehingga jenis-jenis kayu
ini mempunyai cukup keawetan secara alami. Klasifikasi kayu
di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu kedalam 5 kelas.
Warna Kayu
Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang
berwarna putih misalnya kayu jelutung, kayu kempas dan
renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh
zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi warna kayu, antara lain:
tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.
Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau
lebih gelap daripada warna bagian kayu gubal.Kayu yang
umurnya lebih tua umumnya berwarna lebih gelap daripada
kayu yang muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering
berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah. Demikian
pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau
lebih pucat warnanya daripada kayu yang segar dan kering
udara.
Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang
dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban.Sifat
higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa kelembaban
kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara
sekitarnya pada suatu saat tertentu.Makin lembab udara
disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air
pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan
(EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam
kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk
dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau
kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.
Tekstur
Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan
sel kayu ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur
ialah ukuran relatif serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya,
kayu dapat digolongkan ke dalam :
i. Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll
ii. Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll
iii. Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 42


Serat
Bagian ini terutama menyangkut
sifat kayu, yang menunjukkan
arah sel-sel kayu di dalam kayu
terhadap sumbu batang pohon
asal potongan tadi. Arah serat
dapat ditentukan oleh alur-alur
yang terdapat pada permukaan
kayu. Kayu dikatakan berserat
lurus, jika arah sel-sel kayunya Gambar 5.3
sejajar dengan sumbu batang. Serat pada Kayu
Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut
terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat
mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi:
i. Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-
lapisan yang berselang-seling, menyimpang ke kiri
kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh
kayu: kulim, renghas, kapur.
ii. Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk
gambaran berombak, contoh kayu: renghas, merbau dan
lain-lain.
iii. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran
terpilin (puntiran), seolah-olah batang kayu dipilin
mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur,
dammar dan lain-lain
iv. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan
kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa
sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi
membentuk sudut dengan sumbu.

Berat kayu

Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang
tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang
dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu
ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan,
dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 43


jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai
berikut:

Sangat berat = lebih besar dari 0,90


Berat = 0,75 - 0,90
Agak berat = 0,60 - 0,75
Ringan = lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat
adalah giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya
kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk
ringan misalnya pinus dan balsa.

Kekerasan

Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu


dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang
berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai
berikut:

Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.


Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.
Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain.
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong
kayu tersebut arah melintang dan mencatat atau menilai kesan
perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya
bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit
dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 44


hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu
yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya
akan memberikan hasil yang kasar dan suram.

Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh
pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila
diraba memberi kesan kasar, halus, licin, dingin dan
sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap
jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air
yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan
raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan
permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan
tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu
bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa
panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati
member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba,
sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit
(alergi).
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan
di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu
dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau
dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu
mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang
merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai
dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu
yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda
yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau
keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper
(kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh
berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa
disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada
indera pembau dan indera perasa kita.

Nilai dekoratif
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat
untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai
keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu
jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu,
tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 45


muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah
yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya
mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai
dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas,
eboni, dan lain sebagainya.

Sifat-sifat lain
Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat
terbakar, tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai
menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak
memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan
dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat
yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai
bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak
dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat
menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan
sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis
kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar
daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan
dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran.
Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat
digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu:
merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang
kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya.
Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat
kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain:
i. Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak
mudah terbakar, yang berfungsi melindungi lapisan kayu
di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain
sebagainya).
ii. Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang
bersifat mencegah terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat
tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan
boor zuur, dengan mengimpregnir kayu itu dengan
macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi
terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang
menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 46


Sifat kayu tehadap suara
Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam
hubungan dengan alat-alat music dan konstruksi bangunan.
Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan untuk
meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya
dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar
bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara tingginya
tergantung pada frekuensi alami getaran kayu tersebut.
Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran
kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitas misalnya
akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan suara
yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring.

Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang


sxuara, karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada
yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik. Oleh sebab itu banyak
kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola,
guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi
suara tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik
permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda
mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu
mempunyai sifat demikian, sehingga kalau kayu tidak dapat
bergetar dengan mudah, permukaannya mempunyai sifat
meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini baik
kalau dipakai sebagai lantai atau parket.

Sifat Mekanik Kayu


Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu
untuk menahan muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan
dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai
kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda.
Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan
kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya
hampir pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan.
Dalam hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai
berikut:
1. Keteguhan tarik

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 47


Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan
kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu
itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada
kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini
mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap
pembelahan.
2. Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah
kekuatan kayu untuk menahan muatan
jika kayu itu dipergunakan untuk
penggunaan tertentu. Dalam hal ini
dibedakan 2 macam kompresi yaitu
kompresi tegak lurus arah serat dan
kompresi sejajar arah serat. Keteguhan
kompresi tegaklurus serat menentukan
ketahanan kayu terhadap beban. Seperti
Gambar 5.4
Kompresi pada halnya berat rel kereta api oleh bantalan
Kayu di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai
hubungan juga dengan kekerasan kayu
dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegaklurus arah
serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan geser
Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran
kekuatan kayu dalam hal kemampuanya menahan gaya-gaya,
yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau
bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini
dibedakan 3 macam keteguhan geser sejajar arah serat,
keteguhan geser tegaklurus arah serat dan keteguhan geser
miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih
besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati
maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh
kayu tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan
keteguhan lengkung static dan keteguhan lengkung pukul.
Yang pertama menunjukkan kekuatan kayu menahan gaya
yang mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan
keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 48


yang mengenainya secara
mendadak seperti pukulan.

5. Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang
dipergunakan sebagai Gambar 5.5
blandar ataupun tiang ialah Keteguhan Lentur Kayu
suatu ukuran kekuatannya
untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus
elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan
lengkung statik.
6. Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yang biasa dipergunakan bagi lebih
dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah,
dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu
adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya
berubah karena beban-beban yang sama atau mendekati
keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan
dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Dalam
uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu
untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan
terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu
dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur-
angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya.
Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting
untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk
digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga
dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan
sesuatu.
7. Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran
kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan
kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir
kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu
ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal
ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 49


jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok
pengerasan, pelincir sumbu, dan lain-lain. Kekerasan dalam
arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu
dalam arah lain.
8. Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk
menyatakan kekuatan kayu
menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu.
Tegangan belah adalah suatu
tegangan yang terjadi karena
adanya gaya yang berperan
sebagai baji. Suatu sifat Gambar 5.6
keteguhan belah yang rendah Keteguhan belah pada kayu
sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu
bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik
untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin
baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan
patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu
diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah
sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar
lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai
untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat-sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang
mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat
digolongkan dalam dua kelompok yaitu:

Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu,


kelambaban lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang
disebabkan jamur serta serangga perusak kayu.
Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang
bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan
tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya,
jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas
kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I
memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya.
Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-
jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat
dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 50


tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas
kekuatannya.

E. Macam-macam Kayu
1. Kayu Jati
Kayu jati sering dianggap
sebagai kayu dengan serat dan
tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat
dan tahan lama membuat kayu
ini menjadi pilihan utama sebagai
Gambar 5.7 material bahan bangunan.
Kayu Jati
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan
serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan
penampilan sebanding dengan kayu jati.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik
yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun
1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT. Perum
Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani
dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan
kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata
sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas
kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type
aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi
luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan
nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan
kekurangan kualitas kayu tersebut.
2. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras
dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau
juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 51


memiliki tekstur serat garis terputus
putus.Pohon merbau termasuk
pohon hutan hujan tropis.
Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan
Gambar 5.8 kadang disertai adanya highlight
Kayu Merbau
kuning. Kayu merbau biasanya
difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian
/ Papua.
3. Kayu Bangkirai
Kayu Bangkirai termasuk jenis
kayu yang cukup awet dan kuat.
Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga
mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu
Gambar 5.9 bangkirai sering dijumpai adanya
Kayu Bengkire (Bangkirai) pinhole. Umumnya retak rambut dan
pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin
hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap
cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll.
Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan,
oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu
gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang.
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang
terlihat coklat kemerahan.
4. Kayu Kamper

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 52


Kayu kamper telah lama
menjadi alternatif bahan bangunan
yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu
jati dan sekuat bangkirai, kamper
memiliki serat kayu yang halus dan
Gambar 5.10 indah sehingga sering menjadi
Kayu Kamper pilihan bahan membuat pintu panil
dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang
ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah
bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan
jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
Kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan.

5. Kayu Kelapa

Kayu kelapa adalah salah satu


sumber kayu alternatif baru yang
berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi
(berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk
Gambar 5.11 diganti dengan bibit pohon yang
Kayu Kelapa baru. Sebenarnya pohon kelapa
termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis
pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan
serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah
fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak
ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang
pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya
yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa
umumnya berwarna terang.
6. Kayu meranti merah

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 53


Kayu meranti merah termasuk
jenis kayu keras, warnanya merah
muda tua hingga merah muda pucat,
namun tidak sepucat meranti putih.
selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan
Gambar 5.12 terhadap cuaca, sehingga tidak
Kayu Meranti dianjurkan untuk dipakai di luar
ruangan.Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau
Kalimantan.
7. Kayu karet
Kayu Karet, dan oleh dunia
internasional disebut Rubber wood
pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amazon, Brazil. Kemudian
pada akhir abad 18 mulai dilakukan
penanaman di daerah India namun
tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke
Gambar 5.13 Singapura dan negara-negara Asia
Kayu Karet Tenggara lainnya termasuk tanah
Jawa.

8. Kayu Gelam
Kayu gelam sering digunakan
pada bagian perumahan, perahu, Kayu
bakar, pagar, atau tiang tiang
sementara. Kayu gelam dengan
diameter kecil umumnya dikenal dan
dipakai sebagai steger pada konstruksi
Gambar 5.14 beton, sedangkan yang berdiameter
Kayu Gelam besar biasa dipakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang
atau arang aktif untuk bahan penyerap.

9. Kayu Ulin

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 54


Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,
kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu
ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama
daerah ulin, bulian, bulian rambai,
onglen, belian, tabulin dan telian. Pohon
ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada
dataran rendah sampai ketinggian 400 m.
Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan
Gambar 5.15
Kayu Ulin terhadap air laut. Kayu ulin banyak
digunakan sebagai konstruksi bangunan
berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen,
bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan
lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
10. Kayu Akasia
Kayu Akasia (Acacia mangium),
mempunyai berat jenis rata-rata 0,75
berarti pori-pori dan seratnya cukup
rapat sehingga daya serap airnya kecil.
Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila
diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I,
Gambar 5.16
Kayu Akasia yang berarti mampu menahan lentur
diatas 1100 kg/cm2 dan
mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat
kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus
berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah,
sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan
konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 55


Penutup

Terima kasih atas kontribusi pembaca, semoga pembaca dapat


mendapatkan pelajaran atau ilmu dari makalah yang saya buat.
Memang sederhana tapi insyaallah lengkap. Jika ada pendapat,
komentar, kritik, saran, ataupun masukkannya saya terima dengan
lapang dada. Semoga saya dapat menjadi lebih baik dengan kritik
atau saran tersebut. Sekali lagi terima kasih atas kontribusinya,
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun
pembaca sekalian. Terima Kasih.

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya | 56

Anda mungkin juga menyukai