Daftar Isi
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................. 1
C. Manfaat ........................................................................................................................... 2
D. Luaran ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
A. Kain Tenun...................................................................................................................... 3
B. Konduktivitas .................................................................................................................. 3
METODE PENELITIAN........................................................................................................... 5
BAB IV .................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi NTT dikenal sebagai salah satu provinsi yang memiliki beragam tenunan yang
khas pada setiap daerahnya. Secara umum tenun ikat yang dikenal di Provinsi NTT adalah
tenun ikat Flores dan gugusan kepulauan Flores, tenun ikat Timor (Pulau Timor) dan tenun
ikat Sabu (Pulau Sabu), tenun ikat Sumba( pulau sumba) (Siombo, 2019). Di pulau Flores
khususnya Kabupaten Sikka, mempunyai keragaman kain tenun yaitu kain sarung Lipa
(Pria) dan kain sarung Utan (Wanita). Berdasarkan wawancara dengan ketua tenun ikat Desa
Takaplager, Kecamatan Nita, diperoleh informasi bahwa setiap daerah di Kabupaten Sikka
memiliki motif dan ragam hias serta corak yang berbeda-beda.
Keragaman motif kain tenun kabupaten Sikka bukan hanya sebatas kreasi seni, tetapi
mempertimbangkan simbol status sosial, keagamaan, budaya serta memiliki makna filosofi.
Selain itu, kain tenun mempunyai nilai jual yang tinggi dan semakin berkembang pada
zaman modern ini dengan adanya kombinasi pada berbagai macam model pakaian seperti
rok, baju, celana dan lain-lainnya dengan menyesuaikan corak dan warna serta tetap
mempertahankan kenyamanan dan keindahannya. Di samping itu, kain tenun juga sangat
nyaman digunakan baik saat musim dingin maupun musim panas karena bahan-bahan yang
digunakan merupakan bahan alami dan juga dilihat dari ketebalan kain itu sendiri. Hal
tersebut diketahui dari hasil survey yang telah dilakukan di lapangan.
Pada dasarnya kualitas suatu bahan bergantung pada parameter fisis bahan tersebut
diantaranya konduktivitas termal. Konduktivitas termal merupakan sifat bahan dan
menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika gradien suhunya
satu sehingga konduktivitas termal bergantung pada suhu. Hasil penelitian Mustika, Dian
(2018) menunjukkan konduktivitas tertinggi untuk konsentrasi 100% pada cokelat
Tangerang sebesar 0,214 (S/m).
Demikian Alfaty,et al (2019) menyatakan nilai konduktivitas termal spesies bambu yang
ditemukan di Banyumas berada pada rentang nilai konduktivitas termal serupa dengan silika
aerogel ⁄ ⁄ . Penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang telah dilakukan, di mana dalam penelitian sebelumnya sampel yang digunakan adalah
coklat dan bambu, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain
sarung tenun ikat daerah Maumere dan parameter yang dihitung sama yaitu menghitung
nilai konduktivitas.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai konduktivitas yang terdapat
pada kain tenun.
2
C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang nilai konduktivitas
pada kain sarung tenun dari bahan alami serta mendapatkan pengetahuan tentang riset sains.
D. Luaran
Penelitian ini dapat mengetahui nilai konduktivitas pada kain sarung tenun ikat, laporan
kemajuan, laporan akhir dan artikel ilmiah yang dipublish pada jurnal nasional yang
terakreditasi sinta 1-6.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kain Tenun
1. Pengertian Kain Tenun
Kain Tenun adalah kriya tenun indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian
benangpakan atau benang lungsing yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat
pewarna alami. Tenun merupakan salah satu seni budaya kain kain tenun tradisional
indonesia yang diproduksi diberbagai wilayah seluruh Nusantara. Diberitakan bahwa kain
tenun merupakan pekerjaan turun temurun dari nenek moyang mereka. Sedangkan
pengetahuan dalam membuat kain tenun ikat bukan didapatkan secara formal melainkan
diajarkan secara turun temurun oleh orang tua atau nenek moyang.
B. Konduktivitas
1. Konduktivitas Termal
Konduktivitas atau keterhantaran termal adalah suatu besaran intensif bahan yang
menunjukan yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduktivitas
termal adalah suatu fenomena transport dimana perbedaan temperatur menyebabkan transfer
energi termal dari satu daerah benda panas kedaerah yang sama pada temperatur yang lebih
rendah. Panas yang ditransfer dari satu titik ketitik lain melalui salah satu dari dari tiga
metode yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. (Mikrajuddin Abdullah, 2016). Material padat
dan rigid merupakan hukum Fourier yang persamaaanya dapat dituliskan seperti pada
persamaan 1. Berdasarkan hukum Fourier tersebut, nilai q merupakan laju perpindahan kalor
konduksi yang memiliki satuan watt. Kemudian nilai A adalah luas penampang searah
terjadinya perpindahan panas yang memiliki satuan m2. K sendiri merupakan nilai
konduktivitas bahan dalam satuan W/m°C. Sedangkan T merupakan nilai perbedaan suhu
diantara dua titik pengukuran yang memiliki satuan °C. Dan yang terakhir yaitu l yang
merupakan panjangnya pengukuran T di dua titik dengan satuan m.
q = - kA .......................... (2.1)
4
C. Konduktivitas Listrik
Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Arus listrik di dalam larutan dihantarkan oleh ion yang
terkandung didalamnya. Ion memiliki karakteristik tersendiri dalam menghantarkan
arus listrik. Sehingga nilai konduktivitas listrik hanya menunjukkan konsentrasi ion
total dalam larutan (Agustiar, 2016). Bahan konduktor yang baik adalah bahan yang
mudah mengalirkan arus listrik, umumnya terdiri dari logam dan air. Kemampuan
suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya nilai
konduktivitas listrik atau daya hantar bahan tersebut.
Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R) :
R = ρ .................................. (2.2)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Fisika, Universitas Nusa Nipa Maumere.
Penelitian dimulai pada bulan Februari 2021 sampai selesai. Bahan yang digunakan yaitu
satu lembar sarung (Lipa) dengan tambahan berupa aquades sebagai pelarut. Bahan yang
digunakan yaitu wadah sampler yang terbuat dari periuk tanah. Peralatan penelitian yang
lainya yaitu osiloskop untuk menghasilkan keluaran pulsa, function generator untuk
sumber tegangan, project board sebagai papan rangkayan, kebel sebagai penghubung
rangkayan, resistor sebagai komponen untuk mengukur resistansi sarung dan PBC (printed
circuit board) dari bahan tembaga sebagai induksi pelat sejajar. Rangkaiaan pada
penelitian ini menggunakan resistansi yang di susun secara seri untuk mengukur
konduktifitas dan kapasitasi yang di susun seri untuk mengukur konstanta dielektik dengan
perlakuan penambahan konsentrasi aquades pada masing-masing jenis sarung yang
digunakan.
Tahapan awal yang digunakan dalam kegitan penelitian adalah persiapan alat dan
bahan. Selanjutnya dilakukan kalibrasi dan uji coba untuk mengetahui akurasi dari alat
yang akan digunakan. Setelah dilakukan kalibrasi alat maka bisa dilakukan pengambilan
data dari sampel sarung. Prosedur selanjutnya adalah pemecahan permasalahan dengan
mengolah data menggunakan microsoft exel dan melakukan analisis pada data yang di
peroleh. Hasilnya kemudian dibahas dan dikaji untuk menarik kesimpulan atas
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian.
Dari hasil yang didapatkan maka dapat dilakukan ekstrapolasi untuk mendapatkan
pengukuran nilai konduktivitas 100%. Setelah semua alat dan bahan siap digunakan,
maka dilanjutkan ketahap konstruksi atau penyusunan alat penelitian.
2. Kalibrasi Alat Penelitian
Kalibrasi alat berguna untuk mengetahui kebenaran dan kesesuaian pembacaan suatu
alat ukur. Pada penelitian ini, tahap kalibrasi dilakukan dua kali yaitu kalibrasi
konduktivitas dan osiloskop. Rangkaian konduktivitas dikalibrasi dengan menggunakan
aquades.
Kalibrasi konduktivitas dilakukan dengan cara menyusun desain penelitian seperti
Gambar 3.2 dengan menggunakan resistor untuk mengukur aquades yang disesuaikan
dengan munculnya gelombang pada osiloskop. Proses pengkalibrasian ini digunakan
untuk membandingkan hasil nilai konduktivitas referensi sehingga diperoleh faktor
koreksinya. Menurut Satwiko (2004) nilai konduktivitas aquades sama dengan atau
mendekati 0,580 Siemens per meter ( ⁄ ). Sedangkan nilai resistivitas aquades sama
dengan atau mendekati 1,72 (Ωm), maka dapat dikatakan desain penelitian ini cukup
akurat sehingga layak untuk digunakan.
Kalibrasi osiloskop dilakukan dengan tahap awal menyalakan osiloskop dan
memunculkan garis horizontal dari CH1 dan CH2 pada layar osiloskop. CH1
menunjukkan gelombang input sedangkan CH2 menunjukkan gelombang output.
Setelah itu, volt/div dari CH1 dan CH2 diatur pada 1 volt/div. Kemudian probe positif
dari CH1 dan CH2 dihubungkan ke CAL 2Vp-p dan diamati masing-masing nilai Vp-p
(tegangan peak to peak) gelombang yang dihasilkan oleh CH1 dan CH2 pada layar
osiloskop. Jika Vp-p yang dihasilkan dari masing-masing CH1 dan CH2 kurang dari 2
volt, maka nilai Vp-p dari gelombang tersebut harus diatur sampai menghasilkan 2 volt
dengan menggunakan tombol VAR. Beberapa bagian dari osiloskop yang perlu diatur
adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position. Setelah melakukan
kalibrasi osiloskop, selanjutnya dilakukan kalibrasi pada rangkaian sensor kapasitor
dimana rangkaian ini merupakan rangkaian yang digunakan dalam pengambilan data
penelitian.
3. Desain Rangkaian
Pada tahap ini dilakukan penyusunan alat dengan menggunakan komponen listrik.
Sebelum dilakukan penelitian, sampel kain yang sudah dilarutkan dengan aquades
diapit oleh dua pelat sejajar yang kemudian dihubungkan dengan osiloskop. Rangkaian
pada penelitian ini menggunakan resistor yang disusun seri untuk menentukan
konduktivitas dengan perlakuan penambahan konsentrasi pada kain tenun yang
digunakan.
8
tegangan 600 Hz. Pengambilan data ini dilakukan satu kali untuk satu konsentrasi
sehingga diperolah total 10 data.
F. Analisis Data
Pada penelitiian ini, nilai konduktivitas kain tenun (σ) dihitung dengan menggunakan
persamaan resistivitas (ρ) terlebih dahulu, yaitu :
( )
ρ= …………………………………………………….. 3.1
Kemudian dapat dihitung nilai konduktivitas (σ) dengan persamaan berikut :
Bσ = = ………………………………………………. 3.2
( )
Keterangan :
: resistansi (100Ω)
: resistivitas bahan ( kain tenun ) (Ωm)
: panjang sampel
luas penampang elektroda ( )
: sinyal tegangan masukan dari osiloskop (volt)
: sinyal tegangan keluaran dari osiloskop (volt)
: konduktivitas pada kain tenun ⁄ )
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran satu kali untuk dalam setiap pengambilan
konsentrasi kain tenun sehingga diperoleh persamaan berikut :
σ= ………………………………………………………3.3
10
BAB IV
A. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya
1. Kegiatan Virtual Rp.2.400.000,-
2. Bahan yang habis dipakai Rp. 4.891.000,-
3 Bahan yang habis dipakai untuk Rp. 200.000,-
protokol kesehatan
4 Lain-lain Rp 2.200.000,-
Total Rp. 9.691.000,-
B. Jadwal kegiatan
No Jadwal Kegiatan Bulan
1 2 3 4
1. Pencarian bahan-bahan untuk penelitian
2. Kalibrasi alat
3. konsultasi desain rangkaian dan
perhitungan nilai konduktivitas
4. Pengambilan data
Analisis
4. data
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggota
Nama Lengkap Trisna Agneta Sabu
Jenis kelamin Perempuan
Program Studi Pendidikan Fisika
NIM 082170003
Tempat dan Tangal Lahir Boganatar, 24 juli 1996
Alamat Email trisnaagneta@gmail.com
Nomor HP 081338760285
Anggota
Nama Lengkap Elisabeth Bunga Uri Nolowala
Jenis kelamin Perempuan
Program Studi Pendidikan Fisika
NIM 082200006
Tempat dan Tangal Lahir Hoelea, 08 November 2000
Alamat Email iznhanolowala@gmail.com
Nomor HP 081246802230
Anggota
Nama Lengkap Modesta Adegunda
Jenis kelamin Perempuan
Program Studi Pendidikan Fisika
NIM 082160007
Tempat dan Tangal Lahir Bola, 21 April 1996
Alamat Email modestaadegunda494@gmail.com
Nomor HP 082144736929
Modesta Adegunda
Nim : 082160007
16
Anggota
Nama Lengkap Maria Fenensensia Bay Nio
Jenis kelamin Perempuan
Program Studi Pendidikan Fisika
NIM 082200005
Tempat dan Tangal Lahir Olakile, 27 September 1999
Alamat Email Ichabay60@gmail.com
Nomor HP 081356435853
B. Riwayat Pendidikan
No Pendidikan Bidang Ilmu
1 S1 Fisika
Universitas Nusa Cendana
2 S2 Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Semarang
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Analisis Kemampuan Hibah DIKTI (PDP) 2019
Multirepresntasi Hasil Belajar Fisika
SMA Di Kabupaten Sikka
2. Kajian Materi Fisika dengan Hibah DIKTI (PDP) 2021
Pendekatan Etnosains dalam Proses
Pembuatan Moke
NIM : 082160013
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-R dengan judul NILAI KONDUKTIVITAS
KAIN TENUN KABUPATEN SIKKA yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah
asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Yang Menyatakan,