Anda di halaman 1dari 12

KIMIA POLIMER

POLYESTER

Fanny Rahmadani 1714012

Dosen Pembimbing:
Ibu Faidliyah Nilna Minah, ST, MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang sudah menganugerahkan
seluruh limpahan rahmat dan karunia beserta inayahnya-Nya, karena dengan itu kami
dapat meyelesaikan makalah mata kuliah Kimia Polimer Polyester dengan baik.

Adapun tujuan dan maksud kami membuat makalah ini yakni tak lain sebagai
salah satu pemenuhan tugas evaluasi capaian belajar mata kuliah Kimia Polimer.
Sekaligus pula kami sampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya Ibu Faidliyah
Nilna Minah, ST, MT sebagai dosen pembimbing pada pembuatan makalah ini, sekaligus
juga kepada segenap pihak yang sudah memberikan bantuan dalam menyusun makalah
ini.

Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan yang terdapat pada maklah
ini. Dengan demikian, kami sungguh-sungguh mengharapkan kritik dan saran bagi
segenap pihak buat kami jadikan sebagai bahan evaluasi demi meningkatkan kualitas
dalam penulisan dan penyusunan untuk selanjutnya.

Penyusun

Malang, 24 Januari 2019


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3. Tujuan............................................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1. Polyester ........................................................................................................... 3

2.2. Sarung bantal .................................................................................................... 4

2.2. Proses pembuatan sarung bantal dari serat Polyester ....................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 8

3.2. Saran. ................................................................................................................ 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Perkembangan Home Industry di Indonesia yang berkembang dengan pesat,
berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat kecil. Salah satu jenis Home
Industry yang sedang populer, adalah indusri tekstil. Misalnya, untuk pembuatan seprei,
bantal, guling, dll.
Polyester umumnya disintesis dari senyawa hidrokarbon yang tidak dapat
diperbaharui. Polyester memiliki banyak kegunaan diantaranya untuk membuat botol,
film, tarpaulin, kano, tampilan kristal cair, hologram, penyaring, serat dan sebagainya.
Secara luas Polyester digunakan dalam bentuk bahan komposit.
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda dimana satu
material sebagai pengisi (Matrik) dan lainnya sebagai fasa penguat (Reinforcement).
Komposit biasanya terdiri dari dua bahan dasar yaitu serat dan matrik. Serat biasanya
bersifat elastis, mempunyai kekuatan tarik yang baik, namun tidak dapat digunakan pada
temperatur yang tinggi sedangkan matrik biasanya bersifat ulet, lunak dan bersifat
mengikat jika sudah mencapai titik bekunya. Kedua bahan yang mempunyai sifat berbeda
ini digabungkan untuk mendapatkan satu bahan baru (komposit) yang mempunyai sifat
yang berbeda dari sifat partikel penyusunnya.
Karena serat dari Polyester memiliki sifat yang sesuai dengan komposit maka dari
itu, serat Polyester ini dapat diguakan sebagai serat benang lurus yang panjang hingga
menjadi kain yang utuh. Kain tersebut selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai macam
produk tekstil salah satu contohnya yaitu sarung bantal leher. Bantal leher ini lebih efisien
karena ukurannya yang kecil sehingga mudah dibawa kemana mana dan teksturnya yang
lembut dan empuk membuat kita nyaman untuk tidur sekalipun tertidur ketika sedang
bepergian.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah sebagai berikut,
1. Apa yang dimaksud dengan Polyester?
2. Apa yang dimaksud dengan sarung bantal ?
3. Bagaimana proses pembuatan sarung bantal yang berbahan dasar Polyester?
1.3. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Polyester
2. Untuk mengetahui sarung bantal yang sering digunakan
3. Untuk mengetahui proses pengaplikasian Polyester.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Polyester
Polyester merupakan polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai
utamanya, dapat diolah menjadi suatu bahan menggunkan proses polikondensasi yang
akan melibatkan reaksi monomer diol dan diasam atau diester sehingga menghasilkan
produk samping air dan alcohol (Tanjung, 2013). Polyester adalah matrik yang tidak
menyerap air atau bersifat hydrophobic sehingga memiliki compactibility yang rendah
(Savetlana, 2012). Adapun sifat-sifat lainnya yaitu:
1. Suhu deformasi termal Polyester lebih rendah jika dibandingkan dengan resin
termoset lainnya, karena Polyester banyak mengandung monomer stiren
2. Memiliki ketahanan panas kira-kira 110-140oC
3. Relatif tahan terhadap asam kecuali asam pengoksid, tetapi lemah terhadap alkali
4. Mudah mengembang dalam pelarut yang melarutkan polimer stiren
5. Ketahananterhadap cuaca sangat baik, khususnya terhadap kelembaban dan sinar UV
(Maryanti, 2011).
Polyester juga dikenal sebagai bahan tekstil yang serbaguna yang dapat digunakan
untuk berbagai macam kebutuhan seperti pakaian, perabot rumah tangga, peralatan
komputer, tape rekaman, isolasi listrik dan masih banyak lagi. Adapun kelebihan dari
serat Polyester yaitu:
1. Tahan lama
2. Tidak mudah kusut
3. Lebih cepat kering saat dijemur
4. Lebih tahan terhadap berbagai bakteri
5. Tahan air (water-resistant)
6. Tidak mudah susut ataupun melar
Namun serat Polyester juga memiliki kekurangan sebagai bahan tekstil yaitu:
1. Tidak bisa menyerap keringat
2. Iritasi kulit bagi sebagian pemakai
3. Mudah terbakar
Untuk meminimalisir kelemahan bahan kain serat Polyester ini bisa dipadukan
dengan menggabungkan serat alami seperti katun. Katun dan Polyester adalah gabungan
yang paling umum. Polyester membantu mempertahankan bentuk dari kain itu sendiri
sekaligus membantu membuat kainnya tahan terhadap lecek ataupun noda, sedangkan
katun menyumbang daya serapnya dan kenyamanan terhadap kain tersebut.
2.2. Sarung Bantal dari Polyester
Sarung bantal adalah sebuah lenan rumah tangga berupa kain pembungkus yang tepi
pangkal dan ujungnya dijahit berhubungan dan diisi kapuk (Setiana, 2015). Sarung bantal
Polyester merupakan sarung bantal yang kainnya terbuat dari serat Polyester.
2.3. Proses pembuatan
A. Cara memperoleh Polyester
Serat Polyester ini bisa diperoleh dengan cara memanaskan plastik yang di
reycle sehingga akan menghasilkan fiber atau serat Polyester kembali. Adapun cara
untuk mensintesis Polyester yaitu Petroleum-based acids dan alkohol akan ditempatkan
dalam vakum bersuhu tinggi untuk menciptakan suatu proses yang disebut "condensation
polymerization". Pita kimia yang panjang akan dihasilkan dari 'condensed polimer' yang
kemudian dikeringkan dan dipotong menjadi "chip". Chip ini diekstrusi menjadi filamen
dan mereka diputar pada mesin yang disebut "spinneret" sampai serat yang dihasilkan
menjadi setipis, se-panjang, dan se-fleksibel benang organik. Saat panas mereka ditarik
sampai serat atau fibernya sekitar lima kali lebih panjang dari ukuran aslinya (Soscilla,
2010).
B. Proses pembuatan sarung bantal
1. Siapkan Bahan Kain
Potong bahan kain menjadi dua persegi empat atau segitiga sama besar.
Lebihkan ujung kain sebanyak satu setengan inci atau 3,75 sentimeter di setiap
sisi kain. Kelebihan kain nantinya akan dijahit dengan benang. Jika bahan kain
berjumbai atau berserabut, jahit pinggiran kain dengan pola zig-zag.
2. Jahit Bantal
Ukur pinggiran kain dan panjang benang yang dibutuhkan. Satukan kedua
lembar kain yang sudah dipotong dengan bagian dalam berada di luar. Setelah
dijahit, balik kain bantal dan pastikan kain bagian luar berada di luar. Jahit
ketiga sisi bantal. Dianjurkan untuk menjahit dengan teknik jahitan slip. Jangan
lupa untuk menyisakan setengah inci dari kelebihan kain. Balik bantal sehingga
bagian dalam berada di luar. Setrika bantal untuk menghilangkan kerut atau
bekas lipatan pada bantal. Rapikan bagian sisi bantal untuk mengisi kapas atau
busa. Lipat kain setengah inci ke dalam dan setrika. Setelah itu bantal siap untuk
diisi.
3. Isi dan Tutup
Masukkan isi bantal seperti kapas dan busa melalui sisi bantal yang terbuka
atau yang belum dijahit. Pastikan bantal terisi secara merata ke seluruh bagian
di dalamnya. Isi hingga bantal hingga penuh dan pastikan tidak ada bagian yang
longgar atau belum terisi. Gunakan kapas untuk mengisi bagian dalam bantal,
jika tidak Anda juga dapat menggunakan bulu halus. Jahit sisi bantal yang
terbuka dengan teknik jahitan som dengan memasukkan jarum dari satu sisi ke
sisi yang lain. Selain itu ada juga teknik jahitan tersembunyi di mana benang
tidak akan tampak dari luar sehingga jahitan akan terlihat lebih rapi (WikiHow).
C. Reaksi polimerisasi yang terjadi pada Polyester
Serat Polyester merupakan serat buatan yang dibuat dengan mereaksikan asam
tereftalat dengan etilena glikol dan proses pembuatannya dengan pemintalan leleh
dimana reaksi dari asam tereftalat dengan etilena glikol akan dihasilkan chip serat
yang padat berbentuk butiran selanjutnya akan dilelehkan dan dilakukan proses
penarikan untuk menghasilkan serat tekstil. Pada industri pemintalan polister yang
modern, bahan baku pemintalan leleh tidak lagi berbahan baku chip Polyester,
melainkan dapat berasal dari monomer atau bahkan senyawa asam tereftalat dan
etilena glikol langsung sebagai bahan baku monomer, sehingga proses produksi bisa
berjalan lebih singkat dan efisien. Proses polimerisasi yakni penggabungan
monomer-monomer membentuk rantai dalam membentuk Polyester berlangsung
dalam 2 tahap pembentukan yaitu esterifikasi dan polikondensasi.
1. Esterifikasi
Esterifikasi merupakan tahap pembentukan monomer. Proses ini disebut
langsung karena gugus karboksil (-COOH-) dari asam tereftalat dapat dengan
mudah bereaksi dengan etilena glikol, sehingga tidak memerlukan
katalis/pemercepat rekasi. Proses esterifikasi diawali dengan pemompaan larutan
homogen yang mengandung asam tereftalat murni, etilena glikol, kobalt asetat,
asam fosfit, diantimontrioksida, dan titaniumoksida ke dalam reaktor. Proses ini
berlangsung selama kurang lebih 45 menit pada reaktor bersuhu proses 10-20OC.
Dalam proses ini akan dihasilkan produk sampingan berupa air yang dapat
menghambat kesetimbangan reaksi da menghambat hasil, untuk itu air perlu
dihilangkan dari proses dengan dipompa agar dihasilkan berat molekul monomer
yang besar, selain itu juga jumlah pereaksi (etilena glikol) yang ditambahkan harus
berlebih 10-20% karena etilena glikol akan mengalami banyak kehilangan akibat
destilasi kontinyu selama tahap reaksi. Proses ini berkahir ketika seluruh air sebagai
produk samping dapat di destilasi seluruhnya dan produk reaksi berupa BHET
(bishidroksi etlena tereftalat) yang kemudian akan dipindahkan ke dalam reaktor
polikondensasi bersuhu 260OC dengan cara didorong menggunakan tekanan gas
nitrogen 2,3 kg/cm3 melalui suatu filter untuk menyaring kotoran. Selain air, hasil
samping yang harus dihindari adalah terbentuknya asetaldehida yang terbentuk
akibat terdegradasi suhu yang tinggi, akibatnya akan berpengaruh pada sifat akhir
polimer Polyester yang terbentuk.
2. Polikondensasi
Polikondensasi merupakan proses penggabungan monomer-monomer
membentuk suatu polimer. Panjang rantai polimer yang terbentuk dari reaksi ini
dinyatakan dalam derajat polimerisasi yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama
reaksi melalui putaran pengadukan yang dilakukan secara bertahap. Dalam proses
ini dapat juga terjadi kerusakan rantai polimer yang sudah terbentuk yang
diakibatkan oleh adanya Oksigen, yang berasal dari dalam maupun dari luar reaktor
walaupun jumlahnya sangat sedikit karena terjadinya kerusakan rantai akan menjadi
besar sebab ini terjadi pada waktu proses reaksi penggabungan monomer. Sifat
Polyester atau Polietilenatereftalat yang terbentuk dari hasil reaksi polimerisasi
dipengaruhi oleh jumlah gugus penghubung pada rantai. Misalkan, adanya senyawa
dietilenaglikol (DEG) pada rantai polimer akan meningkatkan daya serap serat
terhadap zat warna tetapi jika terlalu banyak maka akan menurunkan kekuatan tarik
dan menurunkan ketahanan suhu dari serat. Disamping DEG yang dapat
mempengaruhi sifat serat adalah adanya gugus ujung asam (karboksil) yang
terbentuk pada proses polimerisasi, keberadaan gugus asam yang terlalu banyak
mengindikasikan bahwa proses reaksi polimerisasi belum sempurna atau terjadi
kerusakan rantai polimer akibat fotooksidasi oleh panas atau oksigen sehingga
terjadi pemutusan rantai polietilenatereftalat (PET) sehingga kekuatan serat yang
terbentuk menurun (Studi Tekstil, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam aplikaisnya Polyester banyak memiliki kegunaan. Salah satu contohnya
yaitu menjadikannya sebagai serat sehingga dapat membentuk kain yang utuh. Serat
dari Polyester ini bisa didaptkan dari proses polimerisasi kondensasi. Dimana
monomer-monomernya digabungkan sehingga membentuk suatu polimer.
3.2. Saran
1. Tetap menjaga kualitas dalam menciptakan suatu produk
2. Kita harus lebih menghargai suatu pembuatan dan hak cipta
3. Harus lebih kreatif dan inovatif dibidang pertekstilan. Sehingga tidak adanya
perselisiahan dan persaingan dalam penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Tanjung. 2013. Pengaruh Waktu Polimerisasi Pada Proses Pembuatan Polyester Dari
Asam Lemak Sawit Distilat (Alsd). Medan: Universitas Sumatera Utara
Savetlana. 2012. Sifat-sifat Mekanik Komposit Serat TKKS-Polyester. Bandar Lampung:
Universitas Lampung

Maryanti. 2011. Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-Polyester Terhadap


Kekuatan Tarik. Malang: Universitas Brawijaya

Astika. 2013. Sifat Mekanis Komposit Polyester dengan Penguat Serat Sabut Kelapa.
Bali: Universitas Udayana

Setiana. 2015. Pengaruh Konsentrasi Mordan Kapur Denganzat Warna Daun Pacarkuku
(Lawsonia Inermis)Kering Terhadap Pewarnaankain Knitcotton Dengan
Tekniktiedye. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

http://soscilla.blogspot.com/2010/07/ciri-ciri-kain-Polyester-kelebihan-dan.html

https://id.wikihow.com/Membuat-Bantal

https://tydagor.wordpress.com/2011/03/29/reaksi-pembentukan-serat-Polyester-pet/

Anda mungkin juga menyukai