Dosen Pengampu:
Ir. Iswahyuni, MSCE.
Indri Harmiyanti, B,Sc, S.Pd. M,Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 3 (tiga) - TPKP A 2019
Nama Anggota :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
akhir nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran, sehingga penulis
ini mampu menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Teknologi
Pelapisan dengan judul “Pembuatan Kulit Sintetis Jaket”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam aspek tata busana, kulit adalah bahan yang fleksibel dan tahan
lama yang dibuat dengan proses penyamakan kulit hewan. Kulit telah digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pakaian, interior kendaraan, furnitur, sampul buku,
bedug, dan sebagainya. Kulit hewan digunakan untuk pembuatan bahan dasar
jaket kulit. Jaket kulit merupakan salah satu model pakaian penutup tubuh yang
biasa dikenakan pada bagian paling luar. Untuk kulit hewan yang sering
digunakan untuk pembuatan jaket kulit seperti kulit rusa, kulit domba, kulit
kambing, kulit sapi.
Tujuan dari pembuatan jaket kulit yaitu dapat digunakan untuk
melindungi atau menghangatkan tubuh dari udara dingin, selain itu jaket kulit juga
dapat digunakan untuk bahan pelengkap fashion atau pelengkap dalam gaya
berbusana. Penggunaan jaket kulit dalam hal fashion atau gaya berbusana
merupakan hal yang cocok karena adanya keistimewaan dari jaket kulit. Selain itu
harga dari jaket kulit hewan asli memiliki nilai jual yang tinggi.
Pembuatan jaket kulit berbeda dengan proses pembuatan jaket berbahan
dasar selain kulit lainnya karena jaket ini membutuhkan ketelitian, keahlian
khusus, kesabaran berhubung waktu pengerjaannya juga relatif lama. Pengolahan
bahan baku kulit yang digunakan juga bukanlah hal mudah, beda dengan bahan
baku kain atau yang lainnya, karena kulit hewan yang basah yang harus
dikeringkan. Untuk tahapan proses pembuatan jaket kulit diawali dengan
penyamakan kulit, pewarnaan, pembuatan pola desain atau model jaket kulit,
proses penjahitan, dan pemolesan jaket kulit.
1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, berikut rumusan masalah pada
makalah ini;
1.1. Apa yang dimaksud kulit sintetis?
1.2. Apa tujuan dari pembuatan kulit sintetis jaket?
1.3. Standar apa yang digunakan untuk pembuatan kulit sintetis?
1.4. Bagaimana cara pembuatan kulit sintetis dari jaket?
3. Tujuan
1.5. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kulit sintetis.
1.6. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pembuatan kulit sintetis jaket.
1.7. Mahasiswa dapat mengetahui standar yang digunakan untuk pembuatan
kulit sintetis.
1.8. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan kulit sintetis
jaket.
2
BAB II
ISI
3
3. Karakteristik Kulit Imitasi
4
3.1. Kelebihan Kulit Imitasi
3.1.1. Kulit sintetis mirip dengan kulit asli
3.1.2. Harga yang terjangkau disbanding dengan kulit asli
3.1.3. Perawatan lebih mudah dari kulit asli
3.1.4. Lebih mudah di dapat karena di produksi massal menggunakan
mesin.
3.1.5. Tidak mudah kotor karena bahan mudah menyerap
3.1.6. Varian warna dan tekstur lebih banyak dan lebih konsisten di
bandingkan dengan kulit asli
5
4.1.2. PVC (polyvinyl chloride)
Jenis bahan ini bisa dikatakan sebagai kulit imitasi sungguhan
karena memang semua mnaterialnya terbuat dari material sejenis
plastik yang diolah menjadi lembaran. Produsen menambahkan
corak pori-pori sehingga lembaran PVC leather seakan-akan seperti
kulit asli.
6
Kulit sintetis tersebut diantaranya adalah virotec, carviero (atau
sering disebut dengan virotec super), martin, suede (suede yang
dimaksud adalah sintetis, bukan dari kulit asli), 600D. Bahan-bahan
tersebut mempunyai permukaan yang agak lembu
4.2.3. Low Quality
• Jaket kulit asli memiliki tekstur yang tidak homogen/ tidak pernah sama.
• Lebih lentur dari jaket imitasi, dan memiliki tingkat elastisitas yang
berbeda beda.
• Tekstur bahan kulitnya lembut dan halus.
• Jaket kulit asli sejuk ketika digunakan pada siang hari, dan
menghangatkan ketika cuaca sedang dingin.
• Jaket kulit asli juga memiliki wangi yang khas dibandingkan dengan jaket
kulit imitasi.
• Jaket kulit asli lebih tahan api dan akan menghasilkan abu ketika dibakar,
berbeda dengan bahan imitasi yang akan menghasilkan gumpalan.
• Jaket kulit asli kuat dan tahan lama hingga bertahun-tahun.
• Biasanya memiliki harga lebih mahal.
7
6. Standar SNI yang Digunakan
Standar yang digunakan yaitu SNI 1294:2009 Kulit Imitasi. Standar ini
digunakan untuk menetapkan persyaratan mutu dan cara uji kulit imitasi.
Tabel Persyaratan mutu:
8
7. Bahan Serta Alat Pembuatan Kulit sintetis Untuk Jaket
7.2. Alat yang digunakan pada pembuatan kulit sintetis untuk jaket
a. Roll Baja
b. Neraca Analitis
c. Mixer
d. Oven
e. Pengaduk
f. Sendok
g. Wadah Plastik
h. Gelas Ukur
i. Kaca
j. Koran
k. Lakban
9
8. Cara Kerja dan Skema Kerja Pembuatan Kulit Sintetis Untuk Jaket
8.1. Cara Kerja (Pembuatan Jaket dari Kulit)
8.1.1. Penyamakan Kulit (Hides Tanning)
Penyamakan bertujuan untuk mengolah kulit mentah (hide
atau skin) menjadi kulit tersamak (leather). Proses penyamakan
tersebut dimaksudkan untuk mengubah sifat-sifat kulit mentah
yang mudah mengalami pembusukan dan kerusakan oleh aktivitas
mikrobia menjadi kulit tersamak yang tahan terhadap aktivitas
mikrobia dan pembusukan. Pada awal proses ini, ada beberapa hal
yang harus dilakukan seperti :
10
hitam, coklat, dan abu-abu. Pewarnaan dilakukan menggunakan zat
kimia yang bagus agar nantinya menghasilkan kulit olahan yang
tidak luntur saat dicuci. Setelah dicelup warna selanjutnya kulit
dikeringkan dengan cara dijemur. Pastikan kulit benar-benar kering
agar diperoleh hasil yang maksimal. Karena jika kulit masih basah
dan sudah masuk pada tahap selanjutnya maka dapat menghasilkan
belang pada permukaan kulit.
11
8.1.5. Pemolesan Jaket Kulit (Rouging)
Inilah proses akhir pembuatan jaket kulit, yaitu proses
pemolesan atau disebut juga dengan rouging. Proses pemolesan
rouging dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran dan noda yang
masih tersisa ketika jaket masih dalam tahap produksi, serta
menjadikan permukaan jaket tampak mengkilat.
Pewarnaan (Coloring)
Proses Penjaitan
12
(CaCO3 dan asam stearat) sedikit demi sedikit sambil diaduk
dengan
mixer selama 30 menit jangan sampai terbentuk gelembung.
d) Lapisan atas dicoating setebal 0,4 mm dengan roll pada kertas
embos
e) Memanaskan lapisan atas di dalam oven dengan suhu 150 ˚C
selama10 menit lalu didinginkan.
13
8.3.2. Cara Kerja Pembuatan Jaket dari Kulit Sintetis
a. Pewarnaan (Coloring)
Jika kulit sintetis yang sudah jadi belum diberikan warna maka
kulit sintetis tersebut dicelup warna sesuai yang dikehendaki.
Tetapi, jika kulit sintetis sudah diberikan warna, maka langsung
saja ke pembuatan pola. Untuk membuat jaket warna yang paling
sering digunakan yaitu warna-warna monokrom seperti hitam,
coklat, dan abu-abu. Pewarnaan dilakukan menggunakan zat
kimia yang bagus agar nantinya menghasilkan kulit olahan yang
tidak luntur saat dicuci. Setelah dicelup warna selanjutnya kulit
dikeringkan dengan cara dijemur. Pastikan kulit benar-benar
kering agar diperoleh hasil yang maksimal. Karena jika kulit
masih basah dan sudah masuk pada tahap selanjutnya maka dapat
menghasilkan belang pada permukaan kulit.
c. Proses Penjahitan
Seperti layaknya membuat pakaian baju atau celana, maka proses
pembuatan jaket kulit pun memiliki banyak kemiripan. Setelah
menyelesaikan pembuatan pola desain atau model jaket kulit,
14
maka dilanjutkan dengan proses sewing atau menjahit. Proses
penjahitan (sewing) bisa dilakukan menggunakan mesin jahit
secara manual atau bisa juga dengan sistem konveksi untuk
produksi dalam partai besar. Keterampilan dan kelihaian dalam
membuat pola desain model jaket kulit serta proses penjahitan
(sewing) dapat mempengaruhi kenyamanan dan kerapihan jaket
kulit ketika dipakai.
Kompon Adhesive
15
Pemanasan Release Paper
(t=3 menit)
Kulit Sintetis
16
8.4.2. Skema Kerja Pembuatan Jaket dari Kulit Sintetis
Pewarnaan (Coloring)
Proses Penjahitan
9. Perhitungan
Pada perhitungan dilakukan Ketika melakukan pengujian produk
Perhitungan Kuat tarik dan kemuluran:
10. Pembahasan
pada pembuatan kulit sintetis untuk jaket dilakukan juga uji untuk
mengetahui kualitas dari produk kulit sintetis tersebut, pengujian yang
dilakukan antara lain :
17
10.1. Kekuatan tarik
semakin besar bagian DOP, kekuatan tarik kulit sintetis cenderung
naik pada kadar pemlastis yang rendah sampai dengan 55 bagian,
selanjutnya turun. Hal ini disebabkan oleh DOP merupakan pemlastis
yang mempunyai sifat menurunkan kekakuan PVC sehingga kekuatan
tariknya turun sebanding dengan bagian DOP. Menurut Wypych (2004),
pemlastis bertindak sebagai pelumas mengisi ruang kosong antar rantai
polimer, sehingga bila ada gaya tarik yang bekerja maka rantai polimer
akan tergelincir satu sama lain. Kekuatan tarik arah membujur lebih tinggi
daripada kekuatan tarik arah melintang. Hal ini dipengaruhi oleh struktur
kain penguat twill weave yang lebih kuat di arah membujur.
10.2. Kemuluran
Kemuluran kulit sintetis dipengaruhi juga oleh kadar DOP. Dari
Gambar 1 terlihat bahwa kemuluran kulit sintetis meningkat sebanding
dengan bagian DOP. Ini terjadi karena DOP yang ditambahkan
memberikan fleksibilitas pada PVC. Menurut Wypych (2004), pemlastis
mengurangi gaya kohesi antar molekul polimer. DOP yang mengisi ruang
antar rantai polimer PVC memudahkan rantai bergerak dan bergeser satu
sama lain.
18
10.3. Ketahanan Sobek
Semakin banyak DOP yang ditambahkan cenderung menurunkan
sifat ketahanan sobek, hal ini disebabkan oleh semakin banyak jumlah
DOP yang ditambahkan kulit sintetis makin lemas sehingga kekuatan yang
diperlukan untuk menyobek semakin kecil. Saat kompon dipanasi,
molekul-molekul pemlastis mendifusi ke dalam polimer dan melemahkan
interaksi polimer dengan polimer.
19
10.7. Ketahanan terhadap pengusangan
Ketahanan terhadap pengusangan (Tabel 1) terlihat bahwa seluruh
variasi penambahan DOP menunjukkan hasil yang baik (tidak retak
setelah diusangkan).
20
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari Penjelasan diatas, dapat disimpulakan bahwa;
1.1. Kulit Sintetis merupakan lembaran kulit tiruan yang dibuat dari
komponen PVC (polyvinyl chloride) dan PU (polyurethane) sebagai
lapisan atasnya dan kain sebagai lapisan dasar yang berfungsi sebagai
penguat.
1.2. Tujuan dibuatnya kulit imitasi yaitu untuk bahan buatan pengganti
bahan utama yaitu kulit asli yang terbuat dari hewan.
1.3. Standar yang digunakan yaitu SNI 1294:2009 Kulit Imitasi.
1.4. Terdapat 2 cara dalam pembuatan jaket dari kulit sintetis yaitu
pembuatan kulit sintetis, kemudian dilanjut dengan pembuatan jaket.
21
DAFTAR PUSTAKA
22