TEKNOLOGI PELAPISAN
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Kelompok 3
TPKP B
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2020/2021
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kulit imitasi scara umum
2. Mengetaui proses pembuatan kulit sintetis
3. Mengetahui pengujian yang diujikan untuk kulit sintetis
b. Bahan
V. PEMBAHASAN
Kulit imitasi adalah bahan buatan yang dibuat untuk pengganti bahan
utama yaitu kulit asli yang terbuat dari hewan, kulit imitasi dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar atas penggunaan material kulit yang banyak
digunakan untuk pembuatan tas, sepatu, jok motor dan sebagainya.
Pembuatan kulit imitasi pun menjadi salah satu solusi atas berkurangnya
penggunaan kulit hewan dan merupakan salah satu bentuk upaya mencegah
kepunahan dan eksploitasi hewan. Menurut Utami (2015), kulit imitasi juga
merupakan lembaran kulit tiruan yang dibuat dari komponen PVC (polyvinyl
chloride) dan PU (polyurethane) sebagai lapisan atasnya dan kain sebagai
lapisan dasar yang berfungsi sebagai penguat. Kulit sintetis umumnya terdiri
atas lapisan atas/top coat, lapisan tengah/middle coat (bisa ada bisa tidak
ada), lapisan dasar/base coat, dan kain penguat. Lapisan atas dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai permukaan kulit asli.
Kulit sintetis merupakan salah satu bahan untuk pembuatan pakaian
mulai dari celana, rok, hingga jaket. Bahan ini merupakan inovasi yang
menggantikan bahan kulit alami untuk pakaian. Karena merupakan bahan
dari pabrik, maka lebih mudah menemui produk tersebut dan tidak selangka
kulit alami.
Proses pembuatan kulit sintetis diawali dengan komponding lapisan
atas dan lapisan dasar dengan menggunakan mixer. Kertas embos pertama-
tama dilapisi dengan kompon PU setebal 0,1 mm lalu dioven pada suhu
140ºC selama 2 menit. Lapisan kedua yaitu top coat (lapisan atas) setebal 0,6
mm dioven pada 150°C selama 4 menit. Lapisan ketiga yaitu base coat
(lapisan dasar) setebal 0,1 mm ditutup dengan kain penguat tipe twill weave
lalu dioven pada 180 °C selama 2 menit. Terakhir dilakukan pelepisan kertas
embos dari kulit sintetis.
Hasil kulit sintetis yang diperoleh diuji kualitasnya meliputi kekuatan
tarik, kemuluran, ketahanan sobek, ketahanan rekat, ketahanan luntur warna
terhadap gosokan, ketahanan terhadap pelekatan, ketahanan terhadap
temperatur rendah, dan ketahanan terhadap pengusangan sesuai syarat JIS
K 6772 (JIS, 1994). Pengujian dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
Kemuluran kulit sintetis dipengaruhi juga oleh kadar DOP. Dari Gambar
5 terlihat bahwa kemuluran kulit sintetis meningkat sebanding dengan
bagian DOP. Ini terjadi karena DOP yang ditambahkan memberikan
fleksibilitas pada PVC. Menurut Wypych (2004), pemlastis mengurangi
gaya kohesi antar molekul polimer. DOP yang mengisi ruang antar
rantai polimer PVC memudahkan rantai bergerak dan bergeser satu
sama lain.
Kekuatan tarik arah membujur lebih tinggi daripadakekuatan tarik arah
melintang. Hal ini dipengaruhi olehstruktur kain penguat twill weave
yang lebih kuat di arahmembujur. Hasil kuat tarik tertinggi diperoleh
padakadar DOP sebesar 55 bagian dengan nilai 61,38 kg/cm2 untuk
kuat tarik membujur dan 23,37 kg/cm2 untuk kuat tarik melintang.
Gambar 2. Grafik hubungan jumlah pemlastis DOP dalam kompon lapisan
atas terhadap kemuluran kulit sintetis.
Ketahanan
Permukaan kulit mudah retak dan mudah mengelupas, apalagi jika
sudah dipakai cukup lama, kulit sintetis umumnya tidak nyaman lagi
dipakai. Dari segi durability atau ketahanan tidak begitu baik, hanya bisa
bertahan sampai kurang lebih 3 tahun
Keindahan
Permukaannya juga menjadi tidak mengkilap seperti kulit asli.
Aroma
Aroma karet dari kulit sintetis ini banyak tidak disukai. Karenanya,
dari sisi kualitas, jaket ini kurang istimewa dibandingkan dari kulit asli
sebagai bahan jaket.
Pori - pori
Kulit imitasi tidak memiliki pori-pori sehingga udara tidak dapat
mengalir dengan baik dan menimbulkan rasa panas.
Tekstur
Tekstur tidak selembut kulit asli
1. Waterproof
Bahan waterproof adalah material tahan air dan udara. Material
waterproof sendiri dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
Waterproof breathabilty (diukur dengan g/m2/24 hours)
memungkinkan udara lembab bisa keluar dari bahan/ kain,
sehingga dengan begitu bisa meminimalisir gerah, hal ini sangat
berguna bagi yg memiliki aktifitas tinggi, mendaki gunung,
berspeda.
Waterproof non-breathable adalah tipe kain yg biasa digunakan
untuk kegiatan yg intensitasnya rendah, misalkan dipakai waktu
menggunakan sepeda motor, contohnya seperti jas hujan, ponco,
atau mungkin flysheeet, karena non breathable, maka uap yang
dihasilkan oleh tubuh terjebak di dalam kain, sehingga akan merasa
lebih panas dan menghasilkan keringat, oleh karena itu kain yang
sifatnya waterproof non breathable tidak cocok digunakan untuk
kegiatan alam bebas yg membutuhkan intensitas gerak tubuh
cukup tinggi.
2. Parasut
Bahan parasut merupakan bahan yang kuat menahan angin, dan
memiliki keunggulan tidak tembus air saat terkena hujan. Kain parasut
merupakan bahan yang dikenal sangat tipis dan relatif kedap air. Sesuai
dengan sifatnya yang anti air, kain ini sangat cocok digunakan pada saat
musim hujan untuk melindungi dari siraman air. Bahan baku yang
digunakan pada pembuatan kain parasut adalah sejenis poliester. Jenis
bahan ini berasal dari serat sintetis atau buatan dari hasil pengolahan
minyak bumi yang kemudian diproses menjadi serat.
3. Reflektor
Reflektor adalah sebuah bahan yang memantulkan cahaya. Bahan
reflektor sering digunakan pada rompi keselamatan, pakaian jogging,
pakaian bersepeda, maupun jas hujan guna menjaga keselamatan di
malam hari agar terlihat oleh para pengendara lain (Brown & Rice, 2001).
4. Jala (mesh)
Bahan Jala atau yang biasa disebut mesh adalah bahan yang memiliki
tekstur berlubang. Bahan ini biasa digunakan di bagian jaket bagian dalam
sebagai furing, selain itu juga dapat digunakan sebagai variasi tambahan
dalam sebuah jaket. Bahan mesh ini biasa ditemui pada jaket olahraga.
VI. KESIMPULAN
1. kulit imitasi juga merupakan lembaran kulit tiruan yang dibuat dari
komponen PVC (polyvinyl chloride) dan PU (polyurethane) sebagai
lapisan atasnya dan kain sebagai lapisan dasar yang berfungsi sebagai
penguat.
2. Pembuatan kulit sintetis yaitu komponding lapisan atas dan lapisan,
pengovenan kertas embos, lapisan kedua dan pengovenan. Kemudian
pelapisan ketiga, penggunaan kain penguat tipe twill weave lalu dioven .
Dan proses finishing dilakukan pelepisan kertas embos dari kulit sintetis.
3. Pengujian kualitas kulit sintetis meliputi kekuatan tarik, kemuluran,
ketahanan sobek, ketahanan rekat, ketahanan luntur warna terhadap
gosokan, ketahanan terhadap pelekatan, ketahanan terhadap temperatur
rendah, dan ketahanan terhadap pengusangan sesuai syarat JIS K 6772
(JIS, 1994).
VII. DAFTAR PUSTAKA
Brown, Patty & Rice, Janett. (2001). Ready-toWear Apparel Analysis, 4th
Edition. New Jersey: Prentice Hall
JIS, 1994. JIS K 6772:1994 Polyvinylchloride coated fabric.
Utami, Septiana Dwi. 2015. Pembuatan Kulit Imitasi. Laporan Praktikum.
Politeknik ATK, Yogyakarta.
Linestyle. 14 Februari 2014. Pembuatan kulit sintetis sebagai bahan
pembuatan jaket. Diakses melalui https://www.vordavo.com/bahan-
kulit-sintetis pada tanggal 27 Agustus 2021.
LAMPIRAN
Contoh gambar kulit imitasi