Anda di halaman 1dari 61

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekam padi lebih sering hanya digunakan sebagai bahan pembakar bata

merah atau dibuang begitu saja dan digunakan untuk bahan bakar pengering

gabah diwaktu panen di musim penghujan, agar kualitas gabah yang di panen

tidak menurun. Energi panas yang dihasilkan dengan pembakaran 1 kg sekam

padi sekitar 3200 kalori atau setara dengan 1/2 liter minyak tanah., padahal

dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sekam

padi banyak mengandung bahan lignoselulosa yang terdiri dari serat-serat

selulosa yang diselaputi oleh matrik yang disebut lignin, bahan lignoselulosa

yang menyebabkan timbulnya sifat kuat dan kaku. Dari sifat kaku dan kuat ini

yang dimiliki sekam padi maka dapat digunakan bahan komposit.

(http://eprints.ums.ac.id/562/artikel).

Plastic yang pertama adalah karet dicetak tahun 1820 di Inggris oleh

Hancock dan pada kira-kira tahun 1840 Charles Goodyear mengenbangkan

menjadi karet yang kaku. Perkembangan dari plastic yang kita dapatkan

sekarang dimulai dengan penemuan sellulosa nitrat dan celluloid yang

diuraikan dari cellulose fiter yang dikerjakan oleh seorang ilmuan Belgia,

Dr.Bakealand yang menemukan bakelit. Plastic sebagai salah satu matrik

1 1
polimer memiliki beberapa karakteristik yaitu; plastis (fleksibel), elastis

(lentur) dan keras.

Polietilene merupakan jenis plastic yang dibuat dengan jalan

polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan member hydrogen gas

petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polietilen

digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan medium dan tekanan

rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing-masing menjadi

polietilen masa jenis rendah (LDPE), polietilene masa jenis medium (MDPE)

dan polietilene masa jenis rendah (HDPE). Polipropilen (PP) merupakan

plastic yang bahan bakunya didapat dengan menguraikan petroleum (naftan)

dengan cara yang sama seperti pada etilen. Menurut proses yang serupa

dengan metoda tekanan rendah untuk polietilen, menggunakan katalis zieger-

natta, polipropilen dengan keteraturan ruang dapat diperoleh dari propilen.

Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini kian meningkat disegala

bidang kehidupan seperti untuk bemper mobil, bodi kendaraan, bodi pesawat

terbang, peralatan olah raga dan lain-lain. Perkembangan komposit dewasa

ini beralih dari komposit dengan material penyusun sintetis ke komposit

dengan material penyusun dari bahan alami. Baik material matrik maupun

serat (penguat) telah dilakukan banyak penelitian untuk mendapatkan bahan

natural yang layak untuk digunakan selanjutnya sebagai alternative

pengganti bahan-bahan sintetik penyusun komposit. (Putu Lokantara, 2007)

Pada umumnya untuk komposit matrik polimer sintetik menurut (Chris

Pearson, tahun 2009) bahan pengisi polimer berdasarkan resin sebagai

2
matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan armid(Kevlar)

sebagai penguatnya. Sedangkan komposit matrik polimer alami menurut

(Prof. Jasmari Ph.D, tahun 2009) bahwa jenis serat alami yang biasa dipakai

sebagai matrik pengisi yaitu serat tanaman seperti; rami, kenaf, rosella, flax

dan hemp. Serat buah seperti; kapok, kapas, buah kelapa sawit dan buah

kelapa. Serat daun seperti; sisal dan nanas.

Dan belum ada penelitian yang membahas pengaruh jenis plastik

terhadap kekuatan tarik nano komposit. Dalam hal ini dilakukan pembuatan

bahan komposit matrik polimer polypropylene (PP), low density polyetylene

(LDPE) dan hight density polyetylene (HDPE) dicampur dengan sekam

ukuran 0,66 nm dengan menggunakan injeksi moulding. Pemilihan plastik

tersebut dilakukan karena pada jenis plastik ini materialnya sangat lunak, atau

dapat dicairkan dan dialirkan bila dipanasi sehingga dapat dibentuk atau

membeku kembali bila pemanasannya dihentikan. Sedangkan sekam

diharapkan mampu memberikan sifat khusus terhadap plastic setelah proses

injeksi moulding.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan-

permasalahan yang diangkat sebgai berikut:

 Bagaimana pengaruh jenis plastic dan prosentase sekam padi terhadap

kekuatan tarik komposit

3
1.3. Batasan Masalah

Untuk mencapai tujuan awal dari penulisan tugas akhir ini, maka

pembahasah masalah perlu dibatasi, antara lain:

1. Bahan filler ( penguat ) yang digunakan adalah serbuk sekam padi skala

nano (0,66 nm);

2. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kekuatan tarik dengan mesin

UNVERSAL TESTING MACHINE model UH-30A;

3. Beban yang diberikan pada uji tarik adalah 1.500kgf;

4. Jenis matrik yang digunakan adalah PP (polypropylene), LDPE (low

density polietilene) dan HDPE (hight density polietilene);

5. Temperatur injection Moulding adalah 180 0C;

6. Komposisi campuran sekam dengan plastic adalah (0%+100%), (5%

+95%), (10%+90%), (15%+85%), (20%+80%) dan (30%+70%).

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis plastic dan

prosentase sekam terhadap kekuatan tarik.

1.5. Hipotesa

Hipotesa merupakan dugaan atas kebenaran yang perlu dibuktikan dengan

penganalisaan. Hipotesa ini diambil sebagai berikut:

 Ada pengaruh jenis plastic dan prosentase sekam padi terhadap kekuatan

tarik komposit.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Material Komposit

Komposit didefinisikan sebagai dua macam atau lebih material yang

digabungkan atau dikombinasikan dalam skala makroskopis ( dapat terlihat

langsung oleh mata ) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.

komposit terdiri dari dua bagian utama yaitu Filler ( pengisi ) berfungsi

sebagai Penguat dari matriks. Pada umumnya komposit yang dibuat manusia

dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama:

1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)

Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut,

Polimer Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or

Plastics) – bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai

matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar)

sebagai penguatannya.

2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)

Bahan jenis ini ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini

menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan

penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.

3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)

Bahan ini digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan

ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat

5
pendek, atau serabut-serabut dimana terbuat dari silikon karbida atau

boron nitride

(Chris Pearson, 2007)

Dua istilah penting dalam komposit adalah lamina dan laminate.

Lamina merujuk pada satu lembar komposit dengan arah serat tertentu,

sedangkan laminate adalah gabungan beberapa lamina. Di pasaran, komposit

ada juga yang dijual dalam bentuk pre-preg (pre-impregnated). Laminate bisa

dibuat dengan cara memasukkan prepreg ini ke dalam autoclave (oven

bertekanan) dalam waktu, tekanan dan temperatur tertentu.

Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan baru hasil

rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing

bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan

tetap terpisah dalam hasil akir bahan tersebut (bahan komposit).

Sedangkan nanokomposit dapat dianggap struktur padat dengan

dimensi berskala nanometer yang berulang pada jarak antarbentuk penyusun

struktur yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas

padatan inorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material

nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul

anorganik/organik, dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas

antarkeduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano.

(suara nerdeka / teknologi / 22 juni 2009)

6
2.2 Pengisi ( filler )

Pengisi adalah bahan yang banyak digunakan untuk ditambahkan pada

bahan polimer untuk meningkatkan sifat - sifatnya dan kemampuan

pemprosesan atau untuk mengurangi ongkos produksi (Surdia, 2000:246).

Filler dalam komposit digunakan sebagai penguat matrik resin polimer.

Mekanisme filler dalam meningkatkan kekuatan adalah dengan membatasi

pergerakan rantai polimer. Beberapa jenis filler ditambahkan dengan alasan

meningkatkan stabilitas dimensi, anti oksidan, penyerap UV dan pewarna.

2.3 Sekam Padi

Padi memiliki bagian terluar yang disebut sekam. Sekam padi

merupakan bahan alami yang banyak mengandung lignoselulosa. Bahan

selulosa terdiri dari serat- serat selulosa yang diselaputi oleh matrik yang

disebut lignin, bahan lignoselulosa yang menyebabkan timbulnya sifat kuat

dan kaku. Dari sifat kaku dan kuat ini yang dimiliki sekam padi maka dapat

digunakan bahan komposit. (Wati, 2006:12 ). Sekam padi memiliki massa

jenis rata- rata 0,67- 0,74 g/cm3. Adanya tinggi kandungan silika yang tinggi

menunjukkan bahwa lapisan luar dari sekam menghasilkan kekerasan ± 5,5-

6,5 skala mohs. Sehingga sekam padi dapat dijadikan sebagai bahan pengisi

atau campuran. Tinggi kandungan silika dibagian luar sekam padi

menyebabkan tahan terhadap kelembaban (Luh,1991).

7
2.3.1. Sifat dan Kandungan Sekam Padi

Sekam padi memiliki sifat- sifat dan kandungan yang baik

didalamnya antara lain bahan baku industri kimia terutama kandungan

zat kimia, bahan baku industri bahan bangunan terutama kandungan

silica ( SiO2 ) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan

semen Portland, bahan isolasi dan campuran pada industri batu

merah,dan sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi

sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil (Balai

Penelitian Pasca Panen pertanian, 2000:1)

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Sekam Padi

( Soenardjo, Karakteristik Sekam Padi, 1991:210 )

No Komponen Jumlah ( % berat kering )

1. Air 0,00 - 11,00

2. Protein 1,75 – 6,38

3. Lemak 0,38 – 3,50

4. Nitrogen 25,80 – 37,84

5. Serat Kasar 31,30 – 49,92

6. Abu 14,50 – 29,09

7. Pentosa 19,80 – 26,00

8. Selulosa 31,20 – 42,20

9. Lignin 19,20 – 32,88

8
2.4. Resin Sebagai Matriks Bahan Komposit

Resin merupakan bahan polymer yang memiliki berat molekul yang

besar. Pada umumnya suatu polymer dibangun oleh satuan struktur yang

tersusun secara berulang. Susunan tersebut diikat oleh gaya tarik menarik

yang kuat yang disebut dengan ikatan kovalen. Resin merupakan bahan

polymer yang biasa digunakan sebagai bahan matrik dalam pembuatan

komposit. Bahan matrik dipilih dari bahan – bahan yang lunak seperti

polymer yang mampu menstransfer dan mendistribusikan gaya. Matrik

memiliki tugas untuk melindungi dan mengikat serat agar serat dapat bekerja

dengan baik. Bahan polymer yang dapat dijadikan matrik dalam komposit

antara lain polietilen. (Wati, 2006).

2.5. Sifat – sifat Material komposit.

Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian

optimum dari sifat – sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat – sifat

unggul sangat diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat

serbuk memiliki kombinasi sifat – sifat yang ringan, kaku, kuat dan

mempunyai nilai kekerasan yang cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari

material komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu material yang

digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk geometri dari

unsur – unsur pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara dimana

bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya.

9
2.6 Bahan – bahan Penyusun Material Komposit

Material komposit tersusun atas beberapa bahan penyusun diantaranya

yaitu : bahan pengikat ( matriks ), bahan penguat ( reinforcement agent ),

bahan aditif, dan bahan penyusun lainnya.

2.6.1 Bahan Pengikat (matriks)

A. Pengertian bahan pengikat

Bahan pengikat (matriks) merupakan suatu bahan penyusun

material komposit yang fungsinya untuk mengikat bahan pengikat

secara bersama – sama membentuk suatu unit struktur atau elemen

material komposit yang mampu menerima beban. Bahan yang umum

digunakan sebagai matriks adalah berupa bahan metal atau polimer.

Fungsi matriks dalam material komposit adalah menjaga agar filler

atau pengisi tetap dalam struktur kompositnya, membantu

mendistribusikan beban yang diterima oleh komposit, melindungi

filler dari kerusakan yang ditimbulkan lingkungan sekitarnya.

B. Sifat – sifat bahan pengikat.

Matriks mengikat serat – serat secara bersama – sama untuk

membentuk susunan elemen yang mampu menerima beban,

melindungi dari kerusakan, memindahkan, serta mendistribusikan

pembebanan pada serbuk – serbuk, dan pada banyak keadaan

memberikan sifat – sifat yang dibutuhkan seperti : mampu terhadap

10
pukulan ( ductility ), mempunyai nilai kekerasan ( toughness),

penyekat listrik ( electric insulation ) bagi matriks polymer. Dari

sifat – sifatnya diatas, maka matriks berfungsi sebagai penyokong,

pelindung, pemindah, serta pendistribusi pembebanan kepada bahan

penguat material komposit (Gibson, 1994).

C. Macam – macam bentuk bahan pengikat.

Ada beberapa bentuk matriks yang digunakan sebagai bahan

pengikat dalam pembuatan material komposit, yaitu : logam,

keramik, dan polymer. Suatu kombinasi yang dimungkinkan dari

penggabungan dua bahan penyusun material komposit. Suatu

kombinasi yang sering dilakukan yaitu penggabungan antara bahan

polymer dengan bahan material yang sama seperti : serat – serat

kevlar ( polymer ) dengan matriks plastik ( polymer).

1). Matriks Logam

Logam digunakan sebagai bahan matriks dalam material

komposit matrik logam ( MMCs ) yang diperkuat dengan bahan

penguat diantaranya yaitu : partikel keramik, serat dari bermacam

– macam material.

2). Matriks keramik

Keramik mempunyai beberapa sifat yang menarik, yaitu :

mempunyai kekuatan tinggi, kekerasan yang tinggi, dan kekuatan

pemampatan yang baik serta berat jenis rendah. Dengan sifat –

11
sifatnya tersebut, keramik mempunyai beberapa kekurangan yaitu

: sebagian besar keuletan dan kekuatan tariknya rendah, serta

rentan terhadap keretakan akibat panas (Groover, 1996: 230 –

234).

3). Matriks Polymer

Polymer merupakan molekul dengan berat yang besar dan

terbentuk oleh satuan struktur secara berulang yang disebut

monomer. Dengan berat yang dimilikinya maka polimer akan

mencair dengan sangat kental jika dipanaskan, dan pada

temperatur yang relatif rendah bahan ini dapat dicetak dengan

ekstrusi, penekanan dan injeksi yang menyebabkan ongkos

pembuatannya lebih rendah dibandingkan dengan bahan logam

dan keramik. Proses dengan biaya yang relatif murah membuat

bahan polymer mudah ditemui dalam berbagai pemanfaatan.

Jenis polimer yang mempunyai bentuk ikatan lurus.

Apabila polimer thermoplastik dipanaskan kenaikan temperatur

akan meningkatkan gerakan atom untuk saling memisahkan diri

sehingga gaya ikat akan menurun yang mengakibatkan bahan

melunak dan mudah dibentuk. Berdasarkan struktur molekulnya

termoplastik dibagi 2 yaitu :

12
a. Polimer kristal

Termasuk jenis ini polietylen nilon, polipropilene yang

mempunyai molekul tersusun secara teratur yang membentuk

kristal. Tetapi pada kenyataannya sulit ditemukan material murni

kristalin, kebanyakan semi kristalin dengan derajat kristalinitas

tertentu.

b. Polimer Amorf

Polimer yang memiliki susunan molekul yang tidak teratur,

contoh polimetil matakrilot.

2.7 Termoplastik

Jenis matrik yang dapat didaur ulang, diantaranya adalah :

2.7.1 Termoset

Polimer yang mempunyai bentuk silang ( crosslingking ) dimana

rantai – rantai molekul saling dihubungkan, sehingga walaupun

mengalami pemanasan dan penekanan masing – masing rantai molekul

tidak bisa saling bergerak aktif. Dengan demikian proses pembentukan

termoset dilakukan sebelum terjadi hubungan silang yaitu dengan resin

– resinnya. Contoh dari polimer termoset yaitu resin polyester, resin

epoksi, resin renol dan sebagainya.

13
2.7.2. Elastomer

Polimer berantai panjang yang mempunyai deformasi elastis yang

besar dengan bentuk ikatan seperti kumparan terpuntir.

2.7.3. Sifat – sifat polymer

Sifat – sifat khas bahan polymer pada umumnya adalah :

a) Mampu cetaknya baik, pada temperatur relatif rendah bahan dapat

dicetak dengan penyuntikan, penekanan, ekstrusi. Sehingga ongkos

pembuatan relatif lebih rendah daripada logam dan keramik.

b) Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat. Berat jenis polymer lebih

rendah daripada logam dan keramik.

c) Banyak diantara polymer bersifat isolasi listrik yang baik. Polymer

mungkin juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurkannya

dengan serbuk logam, butiran karbon, dan sebagainya.

d) Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia.

e) Produk – produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat

tergantung pada cara pembuatannya. Dengan mencampur pemlastik,

pengisi, agar sifat – sifatnya dapat berubah dalam daerah yang luas.

f) Umumnya bahan polymer lebih murah

g) Kurang tahan terhadap panas. Hal ini sangat berbeda dengan logam

dan keramik

14
h) Kekerasan permukaannya sangat kurang. Bahan polymer yang keras

ada namun masih jauh dibawah logam dan keramik.

i) Kurang tahan terhadap pelarut. Umumnya larut dalam zat pelarut

tertentu kecuali beberapa bahan khusus seperti

polytetrafluorethylene, jika tidak dapat larut maka akan mudah retak

karena kontak yang terus menerus dengan pelarut dan disertai

dengan adanya tegangan.

j) Mudah termuati listrik secara elektrostatik

k) Beberapa bahan tahan abrasi, atau mempunyai koefisien gesek yang

kecil.

( Surdia dan saito,1999 : 173 ).

Pada saat ini polimer semakin populer karena memiliki beberapa

kelebihan, antaranya ialah dapat memperoleh sifat yang dikehendaki

berdasarkan kegunaan akhir, upaya untuk meningkatkan sifat yang tidak

terdapat didalam polimer tunggal serta kelebihan-kelebihan apabila

dugunakan dalam servis (Ultracki, 1990; Folkes dan hope, 1993; Mathewet,

1998)

Umumnya pada bahan polymer modulus elastik untuk tekanan berbeda

tegangan tarik, tegangan tekan yang besar terjadi pada bagian yang

mengalami tegangan tekan. Selanjutnya pada bahan polymer kekuatan tekan

15
jauh lebih besar dari pada kekuatan tariknya, hal inilah yang menyebabkan

patah karena tekukan pada bagian yang mengalami tegangan tarik

2.8 Polypropylene

2.8.1. Jenis dan cara produksi

Polipropilena merupakan polimer semi kristalin yang memiliki rasa

kristal clan rasa amorf. Adapun reaksi yang terjadi pada PP seperti

dibawah

Gambar 2.1. Struktur atom polypropylene

( Sumber : Albert Einstein (21,406) | Science (446), Chemistry (210), manufacturing )

Pada PP MF 2 atau 10 memiliki bagian yang berkristal lebih besar

dibandingkan dengan bagian amorf, sehingga derajat kristalinitasnya

juga akan semakin besar. Dengan adanya massa jenis yang lebih besar

mengakibatkan viskositas lelehan, hal ini akan sangat berpengaruh

terhadap sifat termal pada saat dikenai gaya tarik akan terjadi

pemusatan tegangan.

16
2.8.2. Polimer PP ( Polypropylene )

Polypropylene adalah suatu material hemat yang menawarkan

suatu kombinasi antara, bahan kimia, mekanik, kekayaan elektrik dan

yang berkenaan dengan panas yang tidak ditemukan pada termo-plastik

lain. Polyethylene mempunyai kelebihan dimana tahan terhadap

temperatur tinggi dan memiliki elastisitas. Polypropylene memiliki sifat

mampu larut dalam organik, degreasing agen dan electrolytic

menyerang.

Table 2.2 Typical properties of polypropylene

AST Property Unmodified


M or resin
UL
test

PHYSICAL

D792 Specific gravity 0.905

D792 Specific volume (in.³/lb.) 30.8-30.4

D570 Water absorption, 24 hours, 1/8 0.01-0.03


inch thick (%)

MECHANICAL

D638 Tensile strength (psi) 5,000

D638 Elongation (%) 10-20

D638 Tensile modulus (10~5 psi) 1.6

D790 Flexural modulus (10~5 psi) 1.7-2.5

D256 Impact strength, izod (ft-lb/in. of 0.5-2.2


notch)

D785 Hardness, Rockwell R 80-110

17
THERMAL

C177 Thermal conductivity (10~4 cal- 2.8


cm/sec-cm~2-°C)

D696 Coefficient of thermal expansion 3.2-5.7


(10~5 in./in.-°F)

D648 Deflection temperature (°F)


At 264 psi 125-140
At 66 psi 200-250

UL94 Flammability rating HB

ELECTRICAL

D149 Dielectric strength (V/mil) short 500-660


time, 1/8-in. thick

D150 Dielectric constant At 1kHz 2.2-2.6

D150 Dissipation factor At 1kHz 0.0005-0.0018

D257 Volume resistivity (ohm-cm) At 10~17


73°F, 50% RH

D495 Arc resistance(s) 160

Gambar 2.2. Biji Plastik polypropylene


Sumber : http://www.indonetwork.co.id/sell/kimia

18
a). Sifat-sifat Utama Polypropylene adalah :

1. Ringan ( kerapatan 0,9 g/cm ), mudah dibentuk, tembus pandang

dan jernih dalam bentuk film

2. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari ( PE ), pada suhu

rendah akan rapuh, dalam bentuk murni pada suhu -30ºC mudah

pecah sehingga perlu ditambahkan ( PE ) atau bahan lain untuk

memperbaik ketahanan terhadap benturan.

3. Lebih kaku dari PE dan tidak gampang sobek sehingga tidak

mudah penanganannya.

4. Permeabilitas uap air rendah, gas sedang.

5. Tahan terhadap suhu tinggi ± 150 ºC.

6. Titik lelehnya cukup tinggi pada suhu 170 ºC.

7. Tahan terhadap asam kawat, basa, minyak.

8. Pada suhu tinggi polypropylene akan bereaksi dengan benzena,

siklena, toluena terpenting dan asam nitrat kuat.

b). Karakteristik Polypropylene adalah :

1. Bensitas pada suhu 20 ºC 0,90 gr/cm³

2. Suhu melunak ( 149 ºC)

3. Titik lebur ( 170 ºC )

4. Kristalinitas ( 60%-70% )

5. Indeks fluiditas 0,2-2,5

19
6. Modulus of elasticity 11.000-13000 (kg/cm²)

7. Tahan volumetric (ohm/cm²)

8. Konstanta dielektrik ( 60-10 Cycles )

9. Nitrogen 4,4

10. Oksigen 23

11. Gas karbon 92

12. Kekuatan tarik 0.007958 kg/mm²

c). Sifat Listrik

Polypropylene merupakan polimer non polar yang khas

memiliki sifat – sifat listrik yang baik. Terutama sangat baik dalam

sifat khas frekwensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan isolasi

untuk rada, TV dan berbagai alat komunikasi. Akan mempunyai sifat

lebih baik lagi kalau masa jenisnya tinggi

d). Sifat-sifat kimia dan fisik

Secara umum sifat-sifat polipropilen hambir sama dengan

polietilene. Masa jenisnya rendah (0,90-0,92). Termasuk kelompok

yang paling ringan diantara bahan polimer. Dapat terbakar kalau

dinyalakan. Dibandingkan dengan polietilen masa jenis tinggi titik

lunaknya tinggi sekali (170 ºC), kekuatan tarik, kekuatan lentur dan

kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah

terutama pada temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada

pencetakan lebih baik dari pada polietilen dengan permukaan yang

20
mengkilap, penyusutannta pada pencetakan kecilpenampilan dan

ketelitian dimensinya lebih baik. Ketahanan kimianya kira-kira sama

bahkan lebih baik dari pada polietilen masa jenis tinggi.

Molekul polipropilen mengandung atom karbon tertier

dengan gugus metil rantai utama. Atom hidrogen terikat pada atom

karbon tertier yang mudah bereaksi dengan oksigen dan ozon, yang

menyebabkan ketahanan oksidasinya lebih kecil dari pada polietilen.

Dilain pihak karena temperatur pengolahan lebih tinggi dari pada

polietilen, oksidasi harus dicegah. Fenol alkil dipakai sebagai anti

oksidasi yang dikombinasikan dengan senyawa belerang organik

atau senyawa amin.

h). Penggunaan

Polypropylene (PP) biasanya digunakan untuk produk yang

berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat

menyimpan makanan, botol minuman, botol minum untuk bayi,

botol dengan tutup flip top.

2.9 Polietilen

2.9.1 jenis dan cara produksi

Polietilene dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilin yang dapat

diperoleh dengan memberi hydrogen gas petroleum pada pemecahan

minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polimerisasi etilen

ditunjukkan pada reaksi dibawah ini:

21
Polietilen digolongkan menjadi tiga yaitu polietilen tekanan

tinggi, tekanan medium, dan tekanan rendah oleh karena pada

polimerisasinya, atau masing-masing menjadi polietilen masa jenis

rendah (LDPE)dengan masa jenis 0,910-0,926, polietilen masa jenis

medium (MDPE) dengan masa jenis 0,926-0,940 dan polietilen masa

jenis tinggi (HDPE) dengan masa jenis 0,941-0,965 menurut masa

jenisnya, karena sifat-sifatnya erat hubungannya dengan masa

jenisnya (kristalinitas).

2.9.2 Polimer (Polyetylene)

Polietilen adalah polimer termoplastik yang terdiri dari rantai

panjang dari monomer ethylene (etena). Nama ilmiah yang

disarankan sistematis polyethene adalah berasal dari nama ilmiah

monomer. Dalam keadaan tertentu sangat berguna untuk

menggunakan struktur berbasis tata-nama, poli (methylene) poli

(methanediyl). Perbedaan nama antara kedua sistem ini disebabkan

oleh pembukaan monomer ikatan ganda pada polimerisasi.

a). sifat umum polietilen

1. Ringan ( kerapatan 0,9 g/cm ), mudah dibentuk, tembus

pandang dan jernih dalam bentuk film

2. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari ( PE ), pada suhu

rendah akan rapuh, dalam bentuk murni pada suhu -30ºC

22
mudah pecah sehingga perlu ditambahkan ( PE ) atau bahan

lain untuk memperbaik ketahanan terhadap benturan.

3. Lebih lunak dari PP dan tidak gampang sobek

4. Permeabilitas uap air rendah, gas sedang.

5. Tahan terhadap suhu tinggi ± 150 ºC.

6. Titik lelehnya cukup tinggi pada suhu 170 ºC.

b). karakteristik polietilen

LDPE HDPE
Structure: cr Structure: cr
Specific density: 0.92 Specific density: 0.95
Water absorbtion rate (%): 0.01 Water absorbtion rate (%): 0.01
Elongation (%): 500 Elongation (%): 100
Tensile strength (psi): 1700 Tensile strength (psi): 4550
Compression strength (psi): 1400 Compression strength (psi): 2900
Flexural strength (psi): 1400 Flexural strength (psi): 5800
Flexural modulus (psi): 22000 Flexural modulus (psi): 120000
Impact (izod ft. Lbs/in): nb Impact (izod ft. Lbs/in): nb
Hardness: sd55 Hardness: sd65
Deflection temperature (deg. F) Deflection temperature (deg. F)
- @ 66 psi: 113 - @ 66 psi: 176
- @ 264 psi: 95 - @ 264 psi:131
Utilzation temperature (deg. F) Utilzation temperature (deg. F)
- min: -76 - min: -180
- max: 210 - max: 248
Melting point (deg. F): 248 Melting point (deg. F): 266
Coefficient of expansion:0.00009 Coefficient of expansion: 0.00007
Arc resistance: 180
Dielectric strength (kv/mm): 22

c). sifat listrik polipropilen

polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki

sifat-sifat listrik yang baik. Terutama sangat baik dalam sifat

khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagaibahan isolasi untuk

23
radar, TV dan sebagai alat komunikasi. Akan mempunyai sifat

lebih baik lagi kalau masa jenisnya lebih tinggi.

d). sifat kimia dan fisik

polietilen adalah bahan polimer yang memiliki sifat kimia

yang cukup stabil tahan berbagai bahan kimia kecuali kalida dan

oksida kuat. Ia larut dalam hidrokarbon yang terklorinasi diatas

temperature 70 ºC, tetapi tidak ada pelarut yang dapat melarutkan

polietilen secara sempurna pada temperatur biasa. Karena kristal

yang terbentuk baik itu mempunyai gaya antar molekul kuat,

maka bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik

lunak pula.

e). Kegunaan

pada temperatur rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan

bahan kimia. Karena itu dipakai untuk berbagai keperluan

termasuk untuk pembuatan berbagai wadah, alat dapur, berbagai

barang kecil, botol-botol, tempat minyak tanah, film, pipa,

isolator listrik dan lain sebagainya.

2.10 Nanokomposit

Ilmu nano adalah studi fenomena dan manipulasi bahan pada skala

atom, molekul dan makro molekul, dimana sifat-sifat bahan sangat berbeda

dibandingkan bahan tersebut pada skala yg lebih besar. Skala nano berkisar

24
antara 1-100 nm. Teknologi nano memiliki beberapa definisi. Teknologi nano

adalah memahami dan mengkontrol sesuatu pada dimensi 1-100 nm, dimana

fenomena-fenomena unik menghasilkan aplikasi baru. Teknologi nano

meliputi pencitraan, pemodelan, pengukuran, fabrikasi dan memanipulasi

sesuatu pada skala nano. Definisi lainnya, teknologi nano adalah bidang-

bidang teknologi dimana dimensi dan toleransi pada skala nano memainkan

peranan penting. (Adhitya Trenggono, 2009).

Bahan komposit nano dikelompokkan menjadi komposit dengan

matriks polimer, keramik dan logam. Logam dan paduannya antara lain

tembaga, nikel, kobalt, seng, logam mulia dan logam ringan. Bahan biologi

yaitu protein, asam nukleat, karbohidrat dan molekular kecil (vitamin,lipid).

Polimer nano memiliki struktur berskala nano, seperti struktur lamelar,

kapsul, dendrimer, hyperbranched, nanotube dan brush. Silika dan indium tin

oxide (ITO) termasuk dalam bahan gelas nano. (Adhitya Trenggono, 2009).

Sedangkan nanokomposit dapat dianggap struktur padat dengan dimensi

berskala nanometer yang berulang pada jarak antarbentuk penyusun struktur

yang berbeda. (suara nerdeka / teknologi / 22 juni 2009)

2.10.1 Proses Pembuatan Partikel Nano

Metode Pembuatan Partikel nano

A. Proses wet chemical yaitu proses presipitasi seperti: kimia koloid,

hydrothermal method, sol-gels. Proses ini pada intinya mencampur

ion-ion dengan jumlah tertentu dengan mengontrol suhu dan

25
tekanan untuk membentuk insoluble material yang akan presipitasi

dari solution. Presipitat dikumpulkan dengan cara penyaringan

dan/atau spray drying untuk mendapatkan butiran kering.

B. Mechanical process termasuk grinding, milling, dan mechanical

alloying teknik. Intinya material di tumbuk secara mekanik untuk

membentuk partikel yang lebih halus.

C. Form-in-place process seperti lithography, vacuum deposition

process, dan spray coating. Proses ini spesifik untuk membuat

nanopartikel coating.

D. Gas-phase synthesis, termasuk di dalamnya adalah mengontrol

perkembangan carbon nanotube dengan proses catalytic cracking

terhadap gas yang penuh dengan carbon seperti methane.

(www.biokristal.com/artikel/home)

2.11. Macam- Macam Proses Moulding

Macam- macam proses pencetakan plastik yang umum dipakai adalah

proses cetak tekan (Compression Moulding), proses cetak tiup (Blow

moulding), proses cetak injeksi (Injection Moulding).

2.11.1. Proses Injection Moulding

Pada penelitian ini menggunakan proses injeksi dilakukan

dengan cara memberikan tekanan injeksi pada bahan plastik yang

telah meleleh oleh sejumlah energi panas untuk dimasukkan kedalam

cetakan sehingga didapat bentuk yang diinginkan. Hasil dari proses

26
injeksi seperti tutup galon air mineral, gelas plastik, piring plastik

dan lain- lain. Kelebihan proses injeksi ini adalah tingkat produksi

tinggi, dihasilkan produk tanpa proses pengerjaan terakhir, dapat

mencetak produk yang sama dengan bahan baku berbeda, produk

ukuran yang kecil dapat dibuat, dan ongkos produksi lebih murah.

Tahapan dalam proses injeksi adalah :

a). Proses Penginjeksian

Proses plastik injection paling banyak di gunakan untuk

material Thermoplastics, Elastomers dan Thermosets, pada mesin

injection di bagi menjadi tiga garis besar yaitu :

1. Clamping unit

Clamping unit berfungsi utuk memegang dan mengatur

gerakan dari mold unit, serta gerakan ejector saat melepas benda

dari molding unit, pada clamping unit lah kita bisa mengatur

berapa panjang gerakan molding saat di buka dan berapa panjang

ejektor harus bergerak. Ada 2 macam clamping unit yang dipakai

pada umumnya, yaitu toggle clamp (gambar 2.4.a) dan hidrolik

clamp (gambar 2.4.b)

27
Gambar 2.3. Clamping Unit Type

Sumber : http://plastics.turkavkaz.ru

Gambar 2.4 bagian besar mesin plastic injection

Sumber : http://plastics.turkavkaz.ru

2. Molding unit

Pada molding unit sebenarnya adalah bagian lain dari mesin

plastic injection, molding unit adalah bagian yang membentuk

benda yang di buat, secara garis besar molding unit memiliki 2

bagian utama yaitu bagian cavity dan core, bagian cavity adalah

28
bagian cetakan yang berhubungan dengan nozle pada mesin,

sedangkan bagian core adalah bagian yang berhubungan dengan

ejector.

3. Injection unit

Injection unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Gambar 2.5 : bagian detail plastic injection machine

Sumber://www.substech.com/id=injection_molding_of_polymers

Bagian-bagian dari injection unit adalah :

1. Motor dan transmission gear unit

Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang

digunakan untuk memutar screw pada barel, sedangkan tranmisi

unit berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran motor ke

dalam secrew, selain itu transmission unit juga berfungsi untuk

29
mengatur tenaga yang di salurkan sehingga tidak pembebanan

yang terlalu besar.

2. Cylinder screw ram

Bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw

dengan menggunakan momen enersia sekaligus menjaga

perputaran screw tetap konstan, sehingga di dapat di hasilkan

kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses injeksi plastik

dilakukan.

3. Hopper

Adalah tempat untuk menempatkan material plastik,

sebelum masuk ke barel, biasanya untuk menjaga kelembapan

material plastik, digunakan tempat penyimpanan khusus yang

dapat mengatur kelembapan, sebab apabila kandungan air

terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil injeksi yang

tidak bagus.

4. Barrel

Adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga aliran

plastik ketika di panasi oleh heater, pada bagian ini juga

terdapat heater untuk memanaskan plastik sebelum masuk ke

nozzle.

30
5. Screw

Reciprocating screw berfungsi untuk mengalirkan plastik

dari hopper ke nozzle, ketika screw berputar material dari

hopper akan tertarik mengisi screw yang selanjutnya di panasi

lalu di dorong ke arah nozzle.

6. Nonreturn valve

Valve ini berfungsi untuk menjaga aliran plastik yang telah

meleleh agar tidak kembali saat screw berhenti berputar.

7. Mold Unit

Mold unit adalah bagian terpenting untuk mencetak

plastik, bentuk benda plastik sangat tergantung dari bentuk

mold, karena setelah plastik masuk ke dalam mold, di

dinginkan maka terbentuklah bentuk plastik sesuai dengan

bventuk mold, ada berbagai tipe mold, di sesuaikan dengan

bentuk benda yang akan dibuat, untuk mengenal lebih jauh

tentang mold perlu pembahasan tersendiri, secara umum mold

unit dapat dilihat pada gambar berikut.

2.12. Proses Nanoteknologi Serbuk sekam

Sekam padi yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis padi IR-

64 karena padi jenis ini lebih banyak ditanam oleh petani karena hasilnya

yang maksimal. Proses untuk mendapatkan serbiuk sekan dengan ukura

31
nano meter ada beberapa proses yang harus dilalui. Pertama yaitu sekam

padi diblender untuk menghaluskan lalu diayak sehingga didapat ukuran

150-200 mesh. Yang ke dua adalah proses ball mill dan ditambah air yaitu

proses penggilingan dengan tumbukan bola-bola dan media air dipakai

supaya dalam proses penggilingan tersebut sekan tidak gosong. Setelah

proses ball mill selesai sekam dioven untuk mengurangi kadar airnya dan

kemudian proses yang terahir yaitu PSA (Particel Size Analizer) suatu

proses untuk mendapatkan partikel sekan padi ukuran 466 nanometer.

2.13 Homogenisasi campuran

Kekuatan mekanik dapat dipengaruhi oleh beberarapa factor, salah

satunya yaitu homgonitas. Semakin kecil ukuran butir akan memberikan

kekuatan mekanik yang baik. Selain ukuran butir, kekuatan mekanik juga

ditentukan oleh kemurnian dan komposisi bahan penyusunnya. homoginetas

campuran bahan dapat mempengaruhi distribusi kekuatan mekanis.

Homoginitas campuran yang baik akan memberikan distribusi kekuatan

mekanis bahan yang baik. Homogenisasi dapat ditempuh dengan cara basah,

agar dapat terlarut secara homogen biasanya yang sering dipakai adalah

alkohol, karena selain mudah melarutkan juga mudah menguap. Perekat

ditambahkan guna mempermudah pada tahap forming.Bahanperekat yang

digunakan diharapkan dapat hilang pada tahap pemanasan, sehingga

specimen yang dihasilkan mempunyai sedikit pengotor. Perekat

ditambahkan guna mempermudah pada tahap forming. Bahan perekat yang

digunakan diharapkan dapat hilang pada tahap pemanasan, sehingga

32
keramik yang dihasilkan mempunyai sedikit pengotor. Homogenitas

campuran yang sangat berpengaruh terhadap kekuatan mekanik spesimen.

Homogenitas campuran dipengaruhi oleh kesempurnaan pengadukan serta

laju kompaksi pada saat forming. Ada berbagai metode pembentukan, antara

lain: Penuangan, Teknologi penekanan, Ekstruksi. Penuangan dilakukan

bahan, hasil dari proses produk yang mempunyai rendah, porositas tinggi.

(Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK)

2.14 Pemanfaatan Bahan Komposit Serbuk Sekam Padi Matrik Resin

Komposit dibuat dari dua atau lebih komponen bahan yang berbeda

yang direkatkan menjadi satu (Van Vlack, 1991:591), komposit serbuk

sekam padi terdiri dari potongan – potongan kecil sekam padi dalam bentuk

serbuk yang direkatkan menjadi satu dengan menggunakan resin.

Pembuatan komposit dengan menggunakan matriks dari resin termoset

dapat meningkatkan efisien pemanfaatan sekam padi yang menghasilkan

produk inovatif sebagai bahan pengganti logam, produk bahan komposit

berlignoselulosa non logam memiliki keunggulan biaya produksi lebih

murah, fleksibel, kerapatannya rendah, bersifat biodegradable, memiliki

sifat – sifat yang baik antara lain tahan korosi, ringan, dan dapat

diaplikasikan untuk berbagai keperluan. Komposit merupakan salah satu

jenis material yang mulai banyak digunakan dalam beberapa industri,

beberapa contoh penggunaan produk ini antara lain sebagai komponen

interior kendaraan.

33
2.15 Kekuatan Mekanik

Kekuatan mekanik bahan komposit dipengaruhi oleh sifat bahan

pembentuknya. Untuk mempelajari kekuatan mekanik suatu bahan dapat

ditentukan melalui beberapa pengujian antara lain melalui uji impak. Dari

pengujian tarik dapat diketahui kekuatan tarik

2.16 Pengujian Tarik

A. Kekuatan Tarik

Pengujian tarik ialah peregangan dari suatu batang uji yang secara

kontinue bertambah akibat beban yang bekerja pada batang uji sampai

batang uji tersebut putus. Pengujian ini merupakan salah satu bentuk

"Pengujian Destructive" dan umum dilakukan pada bahan-bahan Iogam

yang akan digunakan dalam lapangan teknik

Dengan pengujian ini akan dapat diketahui; tegangan tarik.

perpanjangan (regangan).penyusutan penampang (kontraksi), modulus

elastis, tegangan mulur atau tegangan uji dari batang uji. Semua batang uji

sudah dinormalisasikan. dan beban tarik yang bekerja meningkat secara

teratur sampai batang uji putus. Beban yang digunakan dalam perhitungan

tegangan tarik dari bahan adalah beban maksimum yang dapat ditahan oleh

bahan uji tarik tersebut

34
Secara umum, setiap sampel yang akan diuji akan dilakukan proses

mekanik dengan kompresi (tekan) atau tarik. Dari perubahan-perubahan

besaran mekanik ini kemudian diukur dan dianalisa untuk mendapatkan

besaran-besaran khusus dari bahan yang diuji. benda uji diberi beban gaya

tarik sesumbu yang bertambah besar secara kontinue, bersamaan dengan

itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami benda uji.

B. Pengujian uji tarik hidrolik

Pada pengujian uji tarik hidrolik banyak dipergunakan untuk

menentukan kualitas bahan suatu specimen (secara eksperimen) Mesin uji

tarik hidrolik. gaya tarik dihasilkan oleh tekanan minyak didalam

silindernya. Kapasitas mesin hidrolik relatif besar dan biasanya mesin ini

universal sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan beberapa macam

pengujian diantaranya Pengujian tarik, Pengujian tekan, Pengujian geser.

Gambar 2.6. Mesin uji tarik hidrolik

Sumber : Jr. Sobandi Sachri

35
Bagian-bagian Utama Mesin uji tarik:

1. Crossbar

2. Pencekam

3. Kolom

4. Motor dan Pompa

5. Piston dan sistem hidrolik

C. Jenis Model Spesimen dalam uji tarik.

Adapun beberapa macam model spesimen yang bisa dipakai dalam

melakukan pengujian tarik dimana jenis serta bentuknya amat beragam

dan bisa disesuaikan dengan keperluan penelitian, salah satunya adalah;

model specimen untuk pengujian tarik berdasarkan ASTM D 638 M

Gambar 2.7. Bentuk specimen uji tarik standart ASTM

Sumber : Ronald F. Gibson, Principles of material mechanics, hal 379

36
Keterangan ;

W : Width of narrow section 13 mm

L : Length of narrow 57 mm

Wo : Width overall 19 mm

Lo : Length overall 165 mm

G : Gage length 50 mm

D : Distance between grips 115 mm

R : Radius of fillet 76 mm

T : thickness min 5 mm

Dari bahan yang dibuat sebuah batang uji coba dengan ukuran

yang distandarisasikan, diberi beban gaya tarik yang dinaikkan secara

berlahan-lahan sampai terputus.

Bentuk dan ukuran batang uji sudah dinormalisasikan, dengan kata

lain bahwa batang uji harus mengikuti standar-standar tertentu. Dilihat dari

bentuk dan jenis bahan, batang uji tarik dapat digolongkan menjadi 2

yaitu:

1. Batang Uji Proporsional

Yang dimaksud dengan batang uji proporsional adalah panjang

batang uji ditentukan dengan mempergunakan rumus :

37
Dimana :

Lo = panjang batang uji

k = konstanta

So = luas penampang batang uji

2. Batang Uji Sistem Dp

Khusus untuk batang uji dengan penampang bulat diberlakukan juga

sistem Dp, yaitu perbandingan antara diameter dan batang uji.

D. Prinsip kerja mesin uji tarik

Pada mesin tarik yang dilakukan sangat sederhana untuk menguji

speciment, antara lain :

1. Benda uji ditarik dengan gaya dan kecepatan tertentu (relatif lambat)

2. Gaya tarik yang bekerja dan besarnya pertambahan panjang benda uji

yang terjadi dicatat oleh mesin

3. Penarikan dilakukan sampai benda putus atau patah

E. Dilihat dari gaya-gaya yang terjadi

Dalam memilih bahan yang akan digunakan dalam proses produksi

harus mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu antara lain, seperti sifat

kekerasan, kekuatan, ketangguhan dan keliatan.

mengetahui diagram tegangan regangan dari suatu bahan.

38
Gambar 2.8. Diagram Tegangan-Regangan Pada Pengujian Tarik Komposit

polypropylene

(Sumber : Azura A.Rashid, Universitas sains malaysia : 2009 )

Keterangan :

Batas proporsional yaitu dimana bahan masih dapat kembali ke

bentuk asal atau awal. Pada daerah ini masih berupa garis lurus, dimana

penambahan beban berbanding lurus dengan penambahan panjang. Pada

daerah proporsional ini berlaku hukum hooke yaitu pertambahan panjang

berbanding lurus dengan gaya dan panjang serta berbanding terbalik

dengan luas penampang dan modulus elastisitasnya

F. Rumus perhitungan yang digunakan

Kekuatan uji tarik yang dilakukan pada specimen adalah sama

dengan perbedaan antara energi benda uji sesudah dan sebelum perlakuan

uji tarik. Perpaduan komposit ini dapat dihitung dari beban yang diberikan

dan macam-macam pencampuran komposit sebelum ditarik sampai setelah

39
patah. Dalam penggunaan mesin uji tarik didapat Luas Penampang Dapat

dihitung dengan :

 Luas penampang bahan

A=P×L

Dimana :

A = Luas penampang bahan (mm2)

P = Panjang penampang (mm)

L = Lebar penampang (mm)

 Tegangan tarik

Dalam perhitungan tegangan tarik ini, penulis mengambil contoh

variabel nilai rata – rata hasil pengujian pada mesh. Maka perhitungan

yang diperoleh adalah :

F
σ tarik =
A

Dimana :

σ tarik = Tegangan tarik (kg/mm2)

F = Kekuatan tarik rata – rata (Kgf)

A = Luas penampang bahan (mm2)

40
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

experimental ( True Experiment Research ). Kajian literatur dari berbagai

sumber baik dari buku maupun jurnal yang terkait digunakan untuk

menambah informasi yang diperlukan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Data yang diambil dari penyusunan skripsi ini diperoleh dari penelitian

yang dilakukan di :

1. Lab. Teknik Kimia Univesitas Muhammadiyah Malang

2. Lab. Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang

3. Lab. Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang

3.3. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Komposisi campuran sekam dengan plastic (PP Polipropilen,

HDPE Hight Density Polietilene dan LDPE Low Density Polietilene

adalah (0%+100%), (5%+95%), (10%+90%), (15%+85%), (20%+80%)

dan (30%+70%).

41
2. Variabel Terikat

Variabel terikat yang digunakan yaitu untuk mengetahui kekuatan

tarik.

3.4 Alat dan Bahan yang Digunakan

3.4.1 Alat Yang Digunakan

a. Timbangan Digital

Untuk menimbang komposisi antara sekam padi dan biji plastik

Polypropylene.

b. Mesin giling Ball Mill

Untuk menghaluskan sekam sampai diperoleh ukuran 466 nanometer

c. Mesin Uji Tarik UH-30A

digunakan untuk menguji bahan spesimen untuk diketahui kekuatan

tariknya.

d. Mesin injection moulding

Digunakan untuk mencairkan bahan spesimen dari plastik dengan

temperatur tertentu dan diinjeksikan kedalam cetakan.

e. Jangka sorong

Digunakan untuk mengukur bahan spesimen.

f. Cetakan

Digunakan sebagai tempat cetakan dari mesin Injection Molding

42
g. Cutter

Digunakan untuk menghilangkan sisa – sisa bahan dari pencetakan

bahan spesimen.

3.4.2 Bahan Penelitian

a. Biji Plastik Polypropylene ( PP )

b. Biji Plastik Polietilen (HDPE) dan (LDPE)

c. Serbuk sekam padi

3.5 Persiapan Serbuk

Proses untuk mendapatkan serbiuk sekan dengan ukura nano meter ada

beberapa proses yang harus dilalui. Pertama yaitu sekam padi diblender untuk

menghaluskan lalu diayak sehingga didapat ukuran 150-200 mesh. Yang ke

dua adalah proses ball mill dan ditambah air yaitu proses penggilingan dengan

tumbukan bola-bola dan media air dipakai supaya dalam proses penggilingan

tersebut sekan tidak gosong. Setelah proses ball mill selesai sekam dioven

untuk mengurangi kadar airnya dan kemudian proses yang terahir yaitu PSA

(Particel Size Analizer) suatu proses untuk mendapatkan partikel sekan padi

ukuran 466 nanometer.

3.6 Persiapan Matrik

Matrik disiapkan dalam tempat dan dijaga agar tidak terkontaminasi

dengan zat lain yang dapat merusak prosedur penelitian ini

43
3.7 pembuatan Spesimen Komposit

Filler serbuk sekam padi 0%,5%,10%,15%,20%dan 30% Polypropylene (PP)


Polietilen (HDPE dan LDPE)
100%,95%,90%,85%,80%, dan 70%

Mixing
( Pencampur )

Injection Moulding

Pencetakan

Pelepasan Specimen

Bahan Komposit

Gambar 3.1 Diagram Penyiapan Matrik

3.8 Proses Injection Moulding

1. Menyalakan mesin injection moulding

2. Melakukan penyetingan mesin injeksi

3. Menyiapkan paduan variasi campuran antara sekam padi, plastik

polipropilen PP, plastik polietilen (HDPE dan LDPE) sesuai komposisi

yang ditentukan

44
4. Dilakukan pengadukan sampai merata secara manual dalam keadaan

dingin

5. Dimasukkan kedalam hopper untuk dilakukan pemanasan dalam barrel

6. Setelah temperature yang diinginkan tercapai kemudian mengarahkan

nozzle kedalam cetakan

7. Menekan tombol start pada panel control agar terjadi proses injeksi

8. Cetakan dibiarkan dingin kemudian dilakukan pengambilan specimen.

Gambar 3.2. Mesin Injection Moulding


( Sumber : Lab. Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang )
Keterangan mesin ;

 Merk : TEFORMA

 Model : RN 350

 Tegangan listrik : 220 volt/50 hz/600 watt

 Tekanan mekanis : 10 bar

 Suhu : 1. max : 450 ºC

2. min : 20 ºC

45
3.9 Metode Pengujian

3.9.1 Pengujian Kekuatan Tarik Komposit

Specimen uji kekuatan tarik ( Gbr. 3.4 ) dibuat dengan bentuk

batangan komposit sesuai dengan ASTM D 638 M. Kemudian

dilakukan pengujian material sebanyak 5 kali ulangan untuk masing –

masing mesh yang bervariasi serta persentase yang bervariasi pula pada

mesin uji tarik

Untuk dimensi specimen uji tarik dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3.3. Specimen Uji tarik

46
3.9.2 Mekanisme Pengujian Tarik

1. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol on

2. Jepitlah batang uji pada kedua rahang penjepit. dan usahakan bahwa

batang uji satu sumbu dengan batang penarik.

3. Aturlah jarum penunjuk beban pada posisi nol. dengan cara

melonggarkan atau mengencangkan mur sensor beban yang terdapat

pada batang penghubung jarum dengan beban.

5. Periksa kembali semua bagian-bagian mesin uji untuk meyakinkan

apakah mesin sudah siap untuk dipakai.

6. Tekan tombol test pada mesin. sehingga penarikan berlangsung.

Selama proses pengujian berlangsung. perhatikan gerakan jarum

penunjuk beban dan catatlah besarnya beban pada saat beban batang

uji mulur dan pada saat beban maksimum hingga batang uji tersebut

putus. Dan apabila pada batang uji terjadi batas ulur atas dan batas

ulur bawa. catatlah kedua besarnya beban.

7. Pengulangan sebanyak 5 kali tiap specimen atau tiap mesh dan

volume yang berbed

8. Mematikan mesin dengan menekan tombol of

47
Gambar 3.4 Mesin Uji Tarik Hidrolik

Keterangan mesin ;

 Merk : Shimadzu Corpuration

 Model : UH-30A No 28094215

 Capasity : 30/15/6/3/1,5/0,6 tf

 Working condition : 1. voltage : ± 10%

2. Warm-up : 15 min

3. Temperatur : 5-40 ºC

2.10. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa

deskriptif dan inferensial dimana analisa deskriptif digunakan untuk

mencari rata – rata kekuatan tarik dari ukuran mesh serbuk sekam padi yang

digunakan dengan prosentase serbuk sekam padi dan polypropylene dengan

pengaruh beda temperatur . Sedangkan analisa inferensial menggunakan

analisa varian yang bertujuan untuk mencari pengaruh variabel mesh

48
terhadap kekuatan tarik untuk mencari komposisi yang paling optimal pada

ukuran mesh terhadap kekuatan tarik.

Diagram Alir pengujian Komposit

Polypropylene Sekam Padi


Dan Polietilene (HDPE dan LDPE)

Pengeringan

Mixing Blender
( Pencampur )

Pengayakan
Injection Moulding

Serbuk

Cetakan

Mesh (150 - 200)

sample
( Komposit )
Ball Mill

Uji Tarik
Oven

Olah Data PSA (Particel


Size Analizer)
466 nm
Kesimpulan

Gambar 3.5 : Diagram Alir Pengujian Komposit

49
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Penelitian

Tabel 4.1 data hasil percobaan

Campuran sekam dan plastik (%)


Jenis plastik Sample
0+100 5+95 10+90 15+85 20+80 30+70
1 3855 3760 3695 3575 3590 3750
Plastik LDPE
2 3855 3955 3680 3780 3670 3730
(Low Density 3 3885 3765 3685 3670 3605 3650
4 3965 3865 3690 3700 3665 3700
Polietylene)
5 4005 3830 3865 3650 3755 3740
Nilai rata-rata 3913 3835 3723 3675 3657 3714
1 3600 3550 3600 3500 3500 3500
Plastik HDPE
2 3750 3550 3550 3500 3550 3500
(High Density 3 3750 3650 3550 3500 3550 3500
4 3600 3550 3550 3550 3600 3500
Polietylene)
5 3600 3550 3550 3500 3450 3450
Nilai rata-rata 3660 3570 3560 3510 3530 3490
1 4565 4630 4350 4195 3950 3970
Plastik PP 2 4475 4180 4425 3915 4150 4180
3 4685 4410 4570 4020 3855 4115
(Polipropylene) 4 4590 4305 4180 4160 4080 4040
5 4280 4150 4435 4025 3975 4075
Nilai rata-rata 4519 4335 4392 4063 4002 4076

4.2 Perhitungan

4.2.1 Luas penampang bahan

A=P×L

50
= 13 mm x 5 mm

A = 65 mm2

Dimana : A = Luas penampang bahan (mm2)

P = Panjang penampang (mm)

L = Lebar penampang (mm)

49
4.2.2 Tegangan tarik

Dalam perhitungan tegangan tarik ini, penulis mengambil contoh

variabel nilai rata – rata hasil pengujian pada mesh. Maka perhitungan

yang diperoleh adalah :

► Pada LDPE : 0% sekam

F
σ tarik =
A

3913 kgf
2
= 65 mm

2
= 60 ,2kg /mm

►Pada LDPE : 5%

F
σ tarik =
A

51
3835 kgf
2
= 65 mm

2
= 59 kg/mm

►Pada LDPE : 10%

F
σ tarik =
A

3723 kgf
2
= 65 mm

2
= 57.28 kg/mm

►Pada LDPE : 15%

F
σ tarik =
A

3675 kgf
2
= 65 mm

2
= 56.54 kg/mm

►Pada LDPE : 20%

F
σ tarik =
A

52
3657 kgf
2
= 65 mm

2
= 56.26 kg/mm

►Pada LDPE : 30%

F
σ tarik =
A

3714 kgf
2
= 65 mm

2
= 57.14 kg/mm

►Pada HDPE : 0%

F
σ tarik =
A

3660 kgf
2
= 65 mm

2
= 56.31 kg/mm

►Pada HDPE : 5%

F
σ tarik =
A

53
3570 kgf
2
= 65 mm

2
= 54.92 kg/mm

►Pada HDPE : 10%

F
σ tarik =
A

3560 kgf
2
= 65 mm

2
= 54.77 kg/mm

►Pada HDPE: 15%

F
σ tarik =
A

3510 kgf
2
= 65 mm

2
= 54 kg/mm

►Pada HDPE: 20%

F
σ tarik =
A

54
3530 kgf
2
= 65 mm

2
= 54.31 kg/mm

►Pada HDPE: 30%

F
σ tarik =
A

3490 .kgf
2
= 65 mm

2
= 53.7 kg/mm

►Pada PP : 0%

F
σ tarik =
A

4519 kgf
2
= 65 mm

2
= 69.52 kg/mm

►Pada PP : 5%

F
σ tarik =
A

55
4335 kgf
2
= 65 mm

2
= 66.7 kg/mm

►Pada PP: 10%

F
σ tarik =
A

4392 kgf
2
= 65 mm

2
= 67.57 kg/mm

►Pada PP: 15%

F
σ tarik =
A

4063 kgf
2
= 65 mm

2
= 62.51 kg/mm

►Pada PP : 20%

F
σ tarik =
A

56
4002 kgf
2
= 65 mm

2
= 61.57 kg/mm

►Pada PP: 30%

F
σ tarik =
A

4076 kgf
2
= 65 mm

2
= 67.71 kg/mm

4.3 Data hasil perhitungan rata – rata tegangan tarik ( σ tarik )

Tabel 4.2 Nilai rata –rata tegangan tarik

Campuran sekam dan plastik (%)


Jenis Plastik
0+100 5+95 10+90 15+85 20+80 30+70

LDPE (Low Density


60.2 59 57.28 56.54 56.26 57.14
Polietylene)

HDPE (High Density


56.31 54.92 54.77 54 54.31 53.7
Polietylene)

PP (polypropylene) 69.51 66.7 67.57 62.51 61.57 67.71

4.4 Pembahasan

57
Pengaruh jenis plastik terhadap kekuatan tarik dapat kita lihat pada grafik

sifat fisis bahan komposit sangat dipengaruhi oleh sifat fisis bahan

penyusunnya. Kuat tarik komposit didapat yang pada plastic LDPE paling

rendah didapat pada hasil 56.26 kg/mm² pada prosentase (20%+80%) dan

yang tinggi hasilnya 59 kg/mm² prosentase (5%+95%). Pada plastic HDPE

didapat tegangan tarik yang paling rendah didapat 53.7 kg/mm² pada

prosentase (30%+70%) dan yang paling tinggi 54.92 kg/mm² prosentase (5%

+95%). Sedangkan pada plastic PP kekuatan tarik yang paling rendah 61,57

kg/mm² pada prosentase(20%+80%) dan yang paling tinggi 66.7 kg/mm²

pada prosentase (5%+95%).

Untuk jenis plastik polietylene HDPE nilai paling tinggi yaitu

54.92 kgf/mm² pada prosentase (5%+95%) dan terendah adalah 53.7 kgf/mm²

pada prosentese (30%+70%). Sedangkan pada LDPE nilai tertinggi adalah 59

kgf/mm² pada prosentase (5%+95%) dan paling rendah 56.26 kgf/mm² pada

prosentase (20%+80%). Hal ini dapat disebabkan karena pada HDPE rantai-

rantai molekul tersusun lebih teratur dibandingkan dengan LDPE, sehingga

dibutuhkan kekuatan tarik yang lebih besar untuk memutuskanplastik HDPE

dibanding dengan untuk plastik LDPE. Hal ini berkaitan juga dengan nilai

densitas kedua jenis plastik tersebut. HDPE yang memiliki densitas yang lebih

tinggi, maka strukturnya tertutup atau susunan rantai-rantai polimernya lebih

rapat dibandingkan dengan LDPE yang memiliki densitas rendah (Mimi

Nurminah, 2009).

58
Pada polypropylene diketahui bahwa kekuatan tarik terbesar

diperoleh 66.7 kg/mm² pada prosentase (5%,95%) dan terendah 61.57

kgf/mm² pada prosentase (20%+80%). Hasil ini sangat tinggi dari ketiga

plastic tersebut karena adanya interaksi antara martik pengikat dan jumlah

prosentase yang baik ditemperatur tersebut, kekuatan tarik yang optimal

dikarenakan daya ikat antar molekulnya kuat sehingga dapat menghasilkan

komposit yang kuat dan keras karena bahan yang tidak dapat dicampur

memiliki gaya tarik fisis antar bahan pembentuknya yang lemah pada batas

komposisi tertentu, tetapi pada batas komposisi tertentu pula bahan komposit

ini memiliki gaya tarik fisis antar bahan pembentuknya yang kuat sehingga

bahan tersebut menjadi lebih ulet dan keras (Malcolm, 2001).

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase sekam sekam

padi memiliki pengaruh terhadap kekuatan tarik komposit. Semakin besar prosentase

serbuksekam padi maka nilai kekuatan tarik komposit akan menurun karena pengaruh

dari komposisi ang tidak seimbang antara campuran filer dan matriks yangberfungsi

sebagai pengikat atau perekat (Fandhy Rusmiyanto, 1997). Dan semakin besar

prosentase serbuk sekam akan meningkatkan kekerasan komposit karena semakin

banyak serat atau pengisi yang terikat oleh resin sehingga dapat menambah atau

menahan beban yang diberikan (Gibson, 1994).

59
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh pada penelitian pengaruh jenis plastic

terhadap kekuatan tarik matrik polypropilen (PP) polyetilene (LDPE dan

HDPE) dengan penguat serbuk sekam padi pada proses injeksi molding

dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu:

Kuat tarik rata-rata paling tinggi pada plastic PP sebesar 66.7 kg/mm²

pada prosentase (5% + 95%) dan yang paling rendah 61.57 kgf/mm² pada

prosentase (20%+80%). Sedangkan kuat tarik rata-rata yang paling tinggi

pada plastic HDPE sebesar 54,92 kg/mm² pada prosentase (5% + 95%).

Dan yang paling rendah 53.7 kgf/mm² pada prosentase (30%+70%).

Sedangkan LDPE mempunyai nilai rata-rata paling tinggi 59 kgf/mm²

pada prosentase (5%+95%) dan terendah 56.26 kgf/mm² pada prosentase

(20%+80%). Sedangkan prosentase serbuk sekam sangat berpengaruh

terhadap kuat tarik komposit karena semakin banyak prosentase maka

semakin sedikit daya rekat dari resin yang menyebabkan kekuatan tariknya

menurun.

60
5.2. SARAN

1. Pada penelitian ini dilakukan menggunakan tiga macam plastic

dengan penguat serbuk sekam padi dengan ukuran 466 nm, untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik sebaiknya digunakan serbuk sekam

dengan ukuran yang lebih kecil.

2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu diperhatikan cara

pencampuran pada mesin injeksi molding supaya didapat campuran

yang homogen.

61

Anda mungkin juga menyukai