Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN KULIT SINTETIS UNTUK TAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pelapisan

Dosen Pengampu:

Ir. Iswahyuni, MSCE

Indri Hermiyati, B.Sc., S.T.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 4 TPKP A 19

Nama Kelompok:

1. Siti Mursyidah (1903021)


2. Khaerani Sholihah (1903044)
3. Hilmi Rabbani Wahid (1903047)
4. Latifah Silvi Parwati (1903055)
5. Yuli Farhana Bilqis (1903064)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala limpahan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul ”Pembuatan Kulit Sintetis Untuk Tas” dan selesai tepat waktu. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telibat dan kepada Ibu Ir.
Iswahyuni, MSCE dan Ibu Indri Hermiyati, B.Sc.,S.T.,M.Pd. selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Teknologi Pelapisan, program studi Teknologi Pengolahan Karet dan
Plastik (TPKP) Politeknik Negeri ATK Yogyakarta.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai wawasan baru
untuk para pembaca.

Yogyakarta, Agustus 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB 1 ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB 2 ......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kulit Sintetis dan Tas .................................................................. 3
2.2. Jenis Jenis Kulit Sintetis................................................................................ 3
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Kulit Sintetis ...................................................... 6
2.4. Pembuatan Kulit Sintetis Untuk Tas .............................................................. 6
2.5. Pengujiann Yang dilakukan ......................................................................... 14
2.6. Pembahasan Hasil Uji (Kulit Sintetis Untuk Tas)......................................... 14
2.7. Karakteristik Yang Dihasilkan...................................................................... 14
BAB 3 ....................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri lembaran plastik khususnya lembaran kulit sintetis telah


berkembang pesat sehubungan dengan peningkatan permintaan bahan
sandang dan perabot rumah tangga seperti jaket, ikat pinggang, sepatu, tas,
koper, kursi sofa, jok mobil, dan sebagainya, yang sulit dipenuhi oleh bahan
baku kulit asli karena terbatasnya ketersediaan kulit. Selain terbatasnya bahan
baku kulit, harga produk kulit yang relatif lebih mahal dan isu kerusakan
lingkungan sebagai dampak kegiatan industri penyamakan kulit juga ikut
mempopulerkan produk berbahan kulit sintetis. Mengingat fungsinya sebagai
bahan substitusi kulit, diharapkan kulit sintetis mempunyai kenampakan dan
sifat-sifat fisis yang mendekati kulit asli, disamping harganya relatif lebih murah
daripada kulit asli sehingga terjangkau oleh lapisan masyarakat menengah ke
bawah. Kulit sintetis umumnya terdiri atas lapisan atas/top coat, lapisan
tengah/middle coat (bisa ada bisa tidak ada), lapisan dasar/base coat, dan kain
penguat (Kinge et al., 2013; Maia et al., 2017). Lapisan atas dibuat sedemikian
rupa sehingga menyerupai permukaan kulit asli.
Tahapan umum produksi kulit sintetis meliputi pelapisan kompon resin
di atas kertas embos, pengeringan atau pematangan lapisan kompon,
pelapisan perekat ke atas lapisan resin yang telah kering atau matang,
pelapisan serat penguat ke atas perekat, lalu melepaskan kertas embos dari
kulit sintetis yang diperoleh (Suto et al., 2012). Pada umumnya kulit mengalami
tahapan yang disebut finishing walaupun dilakukan dengan sangat sederhana,
sehingga terdapat usaha untuk meningkatkan tampilan agar menambah daya
tarik, meningkatkan daya jual dengan memperbaiki defect yang ada
Pembuatan kulit sintetis dapat menggunakan bahan baku polimer
beragam, antara lain PVC (Musthofa et al., 1997), PU, poliamida (Liu et al.,
2015; Qiang et al., 2017; Roh et al., 2013), akrilik, atau polyester (Ho, 2015).
PVC adalah polimer termoplastik yang berstruktur amorf. PVC tidak dapat
diproses tanpa penambahan aditif karena memiliki stabilitas termal yang

1
rendah dan viskositas lelehan yang tinggi. Namun dengan penambahan
berbagai aditif (selanjutnya disebut kompon), cakupan sifat produk akhir yang
luas dapat dicapai. Ini yang menjadikan PVC menjadi salah satu polimer yang
paling banyak dipakai, termasuk untuk pembuatan kulit sintetis (Akovali et al.,
2012). Kulit sintetis ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
produk fashion, salah satunya, yaitu tas. Tas sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari kita, memudahkan kita dalam membawa barang maupun dijadikan
sebagai bahan trend fashion. Oleh karena itu, kami mengkaji lebih lanjut terkait
proses pelapisan kulit sintetis dengan jenis bahan PVC guna mengetahui
bagaimana perkembangan kulit sintetis pada produk tas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar belakang, berikut rumusan masalah pada


makalah ini:
a. Apa yang dimaksud kulit sintetis ?
b. Bagaimana pembuatan kulit sintetis untuk tas?
c. Apa saja pengujian yang dilakukan pada kulit sintetis untuk tas?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, untuk itgu tujuan dari


makalah ini adalah:
a. Mengetahui tentang kulit sintetis.
b. Mengetahui bagaimana pembuatan kulit sintetis untuk tas.
c. Mengetahui pengujian yang dilakukan pada kulit sintetis untuk tas.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kulit Sintetis dan Tas


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia imitasi adalah tiruan; bukan asli,
sehingga kulit imitasi adalah kulit tiruan dan bukan asli. Sedangkan menurut
pengertian lain kulit imitasi adalah bahan buatan yang dibuat untuk pengganti
bahan utama yaitu kulit asli yang terbuat dari hewan, kulit imitasi dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar atas penggunaan material kulit yang banyak
digunakan untuk pembuatan tas, sepatu, jok motor dan sebagainya. Pembuatan
kulit imitasi pun menjadi salah satu solusi atas berkurangnya penggunaan kulit
hewan dan merupakan salah satu bentuk upaya mencegah kepunahan dan
eksploitasi hewan. Menurut Utami (2015), kulit imitasi juga merupakan lembaran
kulit tiruan yang dibuat dari komponen PVC (polyvinyl chloride) dan PU
(polyurethane) sebagai lapisan atasnya dan kain sebagai lapisan dasar yang
berfungsi sebagai penguat. Kulit sintetis umumnya terdiri atas lapisan atas/top
coat, lapisan tengah/middle coat (bisa ada bisa tidak ada), lapisan dasar/base
coat, dan kain penguat. Lapisan atas dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai permukaan kulit asli.

2.2. Jenis Jenis Kulit Sintetis


A. Jenis Kulit Sintetis Berdasarkan Tipe Bahan
1. PU (polyurethane)
PU leather kerap disebut sebagai kulit hibrida, karena terbuat dari
percampuran antara senyawa alami berupa sisa kulit hewan asli dengan jenis
olahan plastik polyutherane. Kulit hewan tersebut diolah dengan dilarutkan dan
dicampur dengan senyawa plastik untuk sebagian besar komponennya.
Penggunaan material sisa kulit asli bertujuan untuk tetap memberi pori- pori pada
permukaan. Bahkan, beberapa jenis material PU leather diklaim mempunyai sifat
seperti kulit asli. Hal itu tentu akan meningkatkan kenyamanan pengguna yang
duduk di atasnya.Lapisan dasar kulit PU biasanya tekstil atau kulit berkualitas
rendah. Kulit PU mengambil bahan kimia aditif yang berbeda dengan PVC
sehingga memiliki nuansa kulit yang lembut (Ina, 2015).

3
2. PVC (polyvinyl chloride)

Jenis bahan ini bisa dikatakan sebagai kulit imitasi sungguhan karena
memang semua materialnya terbuat dari material sejenis plastik yang diolah
menjadi lembaran. Produsen menambahkan corak pori-pori sehingga
lembaran PVC leather seakan-akan seperti kulit asli.

Dibandingkan dengan PU leather, kulit sintentis ini tidak


mempunyai karakter seperti kulit asli. Pori-porinya lebih halus dan beraturan
karena sengaja dibuat. Karena terbuat dari plastik, jenis kulit imitasi ini
memang cenderung lebih mudah panas saat digunakan dalam waktu lama.
Dari segi harga, PVC leather relatif lebih murah dibandingkan PU leather.

Pada dasarnya, digunakan dua lapisan sebagai lapisan utama dari


bahan. Salah satunya adalah lapisan dasar dan lainnya adalah lapisan aditif.
Untuk PVC, lapisan dasar biasanya terbuat dari tekstil, misalnya kanvas,
katun. Lapisan aditif PVC adalah plasticizer sehingga memiliki permukaan
yang kaku dan rapuh. Kelebihannya adalah permukaan cenderung kilap
seperti plastik sehingga mudah dibersihkan (Ina, 2015).

B. Jenis Kulit Sintetis Berdasarkan Tipe Kualitas Bahan


1. High Quality

Gambar 1. Kulit Imitasi High Quality (Sumber: www.kampoengkulit.com,


2019)

Kulit sintetis yang termasuk ke dalam kategori kualitas tinggi adalah


mbtech,murano dan platinum. Keunggulan dari bahan ini adalah awet dan
tidak mudah pudar warnanya. Serta jika diraba, bagian permukaannya
lembut.

4
2. Medium Quality

Gambar 2. Kulit Imitasi Medium Quality


(Sumber: www.kampoengkulit.com, 2019)
Kulit sintetis tersebut diantaranya adalah virotec, carviero (atau
sering disebut dengan virotec super), martin, suede (suede yang
dimaksud adalah sintetis, bukan dari kulit asli), 600D. Bahan-bahan
tersebut mempunyai permukaan yang agak lembut.

3. Low Quality

Gambar 3. Kulit Imitasi Low Quality (Sumber:


www.kampoengkulit.com, 2019)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah cemara, kanvas, vinyl


dan parasit. Karakter dari bahan-bahan ini adalah tipis dan
permukaannya kasar.

C. Struktur Kulit Sintetis


Menurut struktur pelapisan terhadap kain penguat, maka kulit imitasi
dapat digolongkan menjadi tiga strutur pelapisan yaitu :
a) Struktur satu lapis, yaitu pelapisan kain penguat dengan satu lapis
bahan polimer.
b) Struktur dua lapis, yaitu pelapisan kain penguat dengan dua
lapisan yang terdiri dari lapisan permukaa (top coat) dan lapisan
dasar (base coat) dari bahan polimer.

5
c) Struktur tiga lapis, yaitu pelapisan kain penguat dengan tiga
lapisan yang terdiri dari lapisan permukaan (top coat), lapisan
tengah (middle coat) dan lapisan dasar (base coat) dari bahan
polimer.

2.3. Kelebihan dan Kekurangan Kulit Sintetis


Kelebihan Kulit Sintetis Antara Lain:

1. Kulit sintetis mirip sekali dengan kulit asli namun harganya lebih
terjangkau di bandingkan dengan kulit asli.
2. Perawatan lebih mudah dari kulit asli.
3. Lebih mudah di dapat karena di produksi massal menggunakan mesin.
4. Tidak mudah kotor karena bahan tidak menyerap.
5. Varian warna dan tekstur lebih banyak dan lebih konsisten di
bandingkan dengan kulit asli.
Kekurangan Kulit Sintetis

1. Dari segi durability atau ketahanan tidak begitu baik, hanya bisa
bertahan sampai kurang lebih 3 tahun
2. Kulit imitasi tidak memiliki pori-pori sehingga udara tidak dapat
mengalir dengan baik dan menimbulkan rasa panas.
3. Tekstur dan pori pori permukaan kulit sintetis tidak sebaik kulit asli.
4. Mudah mengelupas bagian permukaannya
5. Tekstur tidak selembut kulit asli
2.4. Pembuatan Kulit Sintetis Untuk Tas
 Alat dan Bahan
 Bahan
1. PVC emulsi

2. Bahan pemlastik DOP

6
3. Stabilisator VM 1700/5
(Ba Cd Zn Kompleks)

4. Bahan pengisi filler


(CaCO3)

5. Blowing Agent ADCM

6. Kickers

7. Asam stearat

7
8. Carbon black

9. Bahan Pengontrol Sel


VS 103

10. Epoxy oil

11. Bahan penguat

 Alat
1) Alat untuk proses pembuatan kulit imitasi berupa
a. Dry blending

b. Mixer

8
c. Mortir dan stanfer

d. Rol- rol stainless steel

e. Oven

f. Neraca analitis

g. Kertas embos

9
h. Stop watch

2) Alat Untuk pengujian


a. Speciment punching macine

b. Pisau spons

c. Mikrometer

d. Mistar

10
e. Tensile strength tetser

e. Gunting

Dalam percobaan ini diperlukan bahan penguat berupa kain flanel dan bahan
untuk masing-masing lapisan dengan komposisi berikut :
Tabel 1. Formulasi kompon kulit imitasi untuk tas
Bahan Top coat Middle coat Base coat
(bagian) (bagian) (bagian)
PVC emulsi 100 100 100
Bahan pemlastik DOP 50 50 50
Stabilisator VM 1700/5 5 5 5
(Ba Cd Zn Kompleks)
Bahan pengisi filler 10 10 -
(CaCO3)
Blowing Agent ADCM - 2-6 -
Kikkers - 3 -
Asam stearat 1 - -
Carbon black 2 - -
Epoxy oil 3 3 3

11
 Langkah kerja

Tahap dalam pencampuran bahan

a) Bahan ditimbang sesuai dengan yang diperlukan.


b) Untuk membantu homogenitas kompon PVC maka ADCM (Blowing
agent) pada middle coat dan carbon black pada top coat harus
diblending terlebih dahulu dengan diokthil pthalat sebagian dalam mortir
hingga homogen.
c) Untuk bahan – bahan yang berbentuk powder dicampurkan terlebih
dahulu, selanjutnya ditambahkan bahan lainnya yang berupa cairan
sedikit demi sedikit dalam mortir dan digilas dengan stanfer sampai
homogen hingga habis.
d) Bahan campuran tersebut dimixing selama kurang lebih 30 menit
ssampai menjadi homogen.
e) Bahan yang telah dimixing diblending lebih lanjut selama kurang lebih 2
jam guna menyempurnakan homogenitas dari kompon.

Proses pelapisan

a) Siapkan kertas emboss.


b) Mula- mula kertas embos diletakkan diatas kaca.
c) Kompon top coat fioleskan dengan memake rol yang ketebalannya 0,3
mm diatas kertas embos secara merata, masukkan dalam oven dan
suhu diatur konstan pada 1500C selama 6 menit kemudian didinginkan.
d) Kompon Middle dioleskan diatas kompon top coat dengan rol yang
mempunyai ketebalan 0,5 keringkan dalam oven pada suhu 150 0C
selama 6 menit selanjutnya didinginkan.
e) Kompon Base coat dioleskan diatas lapisan middle dengan rol
ketebalnnya 0,6 mm.
f) Letakkan kain penguat diatas base yang masih basah keringkan dalam
oven dan suhu dipertahankan konstan pada suhu 170 0C selama 10
menit , selanjutnya didinginkan.
g) Pisahkan kertas embos dengan kulit imitasi secara hati-hati

12
 Diagram Alir Proses Coating

Pemanasan
Kertas
Embos

Kompon Pelapisan (coating 1)


Top coat

Pengerolan

Pengeringan H2O

kompon Pelapisan (coating 2)


Middle coat

Pengerolan

H2O
Pengeringan

kompon
Pelapisan (coating 3)

base coat
rol
kain penguat Laminating penekan

Pengeringan H2O

Rol pendingin

Pemisahan Kertas embos

Produk

13
2.5. Pengujiann Yang dilakukan
1. Uji ketahanan rekat
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui kekutan rekat antara
lapisan plastik dengan lapisan penguat kulit imitasi yang disebabkan
adanya tarikan diantara dua lapisan tersebut.
2. Uji perpanjangan putus
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui sampai seberapa jauh
tingkat kemuluran kulit imitasi, yang disebabkan adanya tarikan .

2.6. Pembahasan Hasil Uji (Kulit Sintetis Untuk Tas)


1. Pada pengujian ketahanan rekat dengan jenis penguat kain planel arah
membujur sebesar 2,35 kg/Cm2 -2,52 kg/Cm2 sedangkan arah melintang
1,2 kg/Cm2 -1,54 kg/Cm2.
2. Pada pengujian perpanjangan putus kulit imitasi, hasil perpanjangan
putus dengan jenis penguat kain flanel dengan arah melintang sebesar
7,387%-8,63% sedangkan arah membujur 18,46%-36,13%.
3. Tidak hanya itu penggunaan DOP Juga memberikan
fleksibilitas,Ketahanan sobek yang baik pada kulit imitasi, karena
penggunaan DOP ini memberikan fleksibilitas pada PVC.

2.7. Karakteristik Yang Dihasilkan


Karakteristik kulit imitasi yang dihasilkan: sifat ketahanan rekat yang baik
karena menggunakan penguat dari jenis flanel. Kulit sintetis bahan baku PVC
dengan penggunaan jumlah DOP 50 phr memberikan hasil kulit sintetis yang
baik terhadap ketahanan abrasi, fleksibilitas tinggi dan tahan pengusangan.
Dengan demikin kain sintetis ini sudah layak digunakan untuk pembuatan tas.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Kulit imitasi adalah bahan buatan yang dibuat untuk pengganti bahan
utama yaitu kulit asli yang terbuat dari hewan, kulit imitasi dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar atas penggunaan material kulit yang banyak
digunakan untuk pembuatan tas, sepatu, jok motor dan sebagainya.
2. Pembuatan kulit sintesis dibuat dengan lapisan atas/top coat, lapisan
tengah/middle coat (bisa ada bisa tidak ada), lapisan dasar/base coat, dan
kain penguat. Lapisan atas dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
permukaan kulit asli.
3. Pengujian yang dilakukan pada kulit sintetis untuk tas meliputi uji
ketahanan rekat dan uji perpanjangan putus. Hasil pengujian ketahanan
rekat dengan jenis penguat kain planel arah membujur sebesar 2,35
kg/Cm2 -2,52 kg/Cm2 sedangkan arah melintang 1,2 kg/Cm2 -1,54
kg/Cm2. Sedangkan hasil perpanjangan putus dengan jenis penguat kain
flanel dengan arah melintang sebesar 7,387%-8,63% sedangkan arah
membujur 18,46%-36,13%.

15
DAFTAR PUSTAKA

- Akovali, G., Banerjee, B., Sen, A.K., Setua, D.K., 2012. Advances in
polymer coated textiles. Smithers Rapra.
- Kinge, A.P., Landage, S.M., Wasif, A.I., 2013. Nonwoven for artificial
leather. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2021 melalu Int. J. Adv. Res. Eng.
Appl. Sci. 2, 18–33.
- Liu, R., Chen, Y., Fan, H., 2015. Design, characterization, dyeing properties,
and application of acid-dyeable polyurethane in the manufacture of
microfiber synthetic leather. Fibers Polym. 16, 1970– 1980. Diakses pada
tanggal 28 Agustus 2021 melalui https://doi.org/10.1007/s12221-015-5024-
4.
- Musthofa, H., Nadilah, S., Suprapto, S., 1997. Penelitian pemanfaatan
parafinic oil sebagai bahan plastilizer seconder dalam pembuatan kulit
imitasi untuk atasan sepatu. Diakses pada tanggal 29 Agustus melalui Maj.
Kulit, Karet dan Plast. 12, 70–78.
- Suto, K., Kawagoe, Y., Watanabe, H., Kubota, T., Matsuraida, K., 2012.
Composition for matte layer formation, release sheet using the same, and
synthetic leather produced using said release sheet. US 8137789 B2.
- Nlmen.2020. Mengenal Kulit Sintetis dan Kegunaannya. Diakses pada
tanggal 28 Agustus 2021 melalui https://rilmen.id/artikel/mengenal-kulit-
sintetis-dan-kegunaannya/.
- Soepranoto.1989. Pembuatan Kulit Imitasi Untuk Atasan Sepatu Dengan
Variasi Jumlah Blowing Agent ADCM. Diakses pada tanggal 29 melalui Vol.
IV. No.8-1988/1989.
- Ina. 2013. Synthetic Leather. Yogyakarta.
- Oktavia, Rani. 2016. Kelebihan dan Kekurangan Kulit Imitasi. Jakarta.
- Muhamammad Sholeh., Siti Rochani.2017. Pengaruh Pemlastik Dioktil
Ftalat Terhadap Fisik Dan Mekanis Kulit Sintetis.Jurnal Litbang Industri.
Diakses melalui Vol 8 No. 17-22.
- ____.1994.Penelitian Pengaruh Pemakaiankain Penguat Terhadap Sifat
Ketahan Perekat Dan Perpanjangan Putus Kulit Imitasi Untuk Atasan
Sepatu.Majalah Barang, Kulit Karet Dan Plastik. Diakses melalui Vol. 10
No.20.

16

Anda mungkin juga menyukai