Anda di halaman 1dari 7

BELUM ADA JUDUL

(Makalah Pengolahan Kulit)

Oleh

Risky khoiruloh 18741051

JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
taufik  dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun
Judul dari makalah ini “”
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam pemuatan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dari semua pihak, maka akhirnya
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
                                                                                               

Bandar Lampung, 2 Desember 2020

        

Risky Khoiruloh
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri kulit (leather) merupakan sektor industri yang sampai saat ini terus mengalami
pertumbuhan. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015, pertumbuhan
produksi industri manufaktur besar dan sedang pada sektor industri kulit mengalain
pertumbuhan sebesar 7,66%. Dibandingkan dengan sektor industri lainnya seperti
industri galian bukan logam naik 5,62% dan industri bahan kimia yang turun 7,21%,
industri peralatan listrik turun 4,89% dan industri pakaian turun 4,61% [1]. Dari data
yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa potensi dari industri kulit terus berkembang.
Kulit adalah salah satu bahan pokok dasar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat sepatu, tas, jaket, dompet serta banyak lagi jenis lainnya yang memanfaatkan
kulit sebagai bahan bakunya. Kulit sapi yang digunakan sebagai bahan pokok tersebut
adalah kulit samak. Kulit samak adalah kulit mentah yang masih mudah rusak oleh
pengaruh fisik, kimia dan biologis sehingga mudah mengalami kerusakan seperti kering,
keras dan kaku. Dengan demikian maka di lakukan proses penyamakan kulit, sehingga
kulit tersebut dapat lebih tahan dari kerusakan dibandingkan dengan kulit yang masih
mentah. Pada kulit samak atau kulit yang telah diolah terdapat banyak jenis kulit,
beberapa kulit yang umum dan sering digunakan dalam industri kulit adalah kulit sapi.
Kulit sapi juga terdapat beberapa jenis, antara lain : kulit nubuck, kulit pull up,
kulit crazy horse, kulit full grain. Banyaknya jenis-jenis kulit sapi dengan harga yang
bervariasi tentunya dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu yang dapat merugikan
masyarakat, selain itu tiap jenis dari kulit sapi memerlukan perawatan yang berbeda,
sehingga kualitas kulit tetap terjaga. Tentunya masyarakat sebagai konsumen yang telah
membayar mahal untuk membeli produk kulit tersebut akan merasa kecewa bila produk
yang dibeli tidak sesuai dengan keinginan dan rusak, yang diakibatkan karena masyarakat
tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk kulit tersebut

B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Kulit Sapi


Kulit merupakan hasil samping atau sisa pemotongan ternak yang mudah
mengalami laju kerusakan. Kulit ternak masih dapat digunakan melalui beberapa
pengolahan menjadi produk lain yang bermanfaat, yaitu nonfood untuk kulit samak,
baik samak tanpa bulu maupun samak kulit berbulu serta untuk makanan, yaitu untuk
kerupuk rambak kulit dan gelatin (Amertaningtyas et al., 2008).
Kulit sapi mentah basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil pemotongan ternak
sapi, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari seluruh bagian dagingnya, baik yang
segar maupun yang digarami (BSN, 1992). Menurut Hastutiningrum (2009) kulit
hewan terdiri atas protein, yang bila dihidrolisis dapat menghasilkan kolagen yang
sangat baik untuk bahan pembuatan gelatin.
Kulitsegarmengandungkadar air sebesar 64%, protein 33%,lemak 2%, mineral
0,5% dansenyawa lain sepertipigmen 0,05%, secara histologi kulit hewan dapat
dibagi atas tiga lapis yaitu: (1) lapisan epidermis yang sering disebut lapisan tanduk
dan sifatnya sebagai pelindung pada waktu masih hidup, (2) lapisan korium atau
cutis, lapisan ini terdiri atas jaringan serat kolagen, (3) lapisan subkutis, pada hewan
lapisan ini berfungsi sebagai batas antara tenunan kulit dan tenunan daging, pada
lapisan ini banyak terdapat tenunan lemak dan pembuluh darah. (Nurwantoro dan
Mulyani, 2003).

B. Gambaran Umum Penyamakan Kulit


Proses penyamakan kulit merupakan suatu kegiatan yang mengolah kulit
mentah yaitu hide atau skin menjadi kulit tersamak melalui suatu rangkaian proses
dengan penggunaan beberapa jenis bahan kimia dan hasilnya disebut leather yang
mempunyai perbedaan yang sangat signifikan dari kulit mentah baik sifat-slfat fisik
maupun sifat-sifat kimia (Suliestiyah, 1991 ). Hampir semua jenis kulit dapat
dipergunakan dalam pembuatan kulit tersamak, namun kulit hewan mamalia yang
paling banyak dimanfaatkan dalam industry penyamakan dan perkulitan. Kulit hewan
mamalia mempunyai struktur yang sangat kompak, terdiri dari tiga lapisan yang jelas
yaitu epidermis, corim (derma) dan hypodermis (subcutis) (Muchtar Lutfi, 1990).
Dalam suatu proses penyamakan terdiri dari komponen bahan baku berupa kulit baik
yang berukuran besar (hide) maupun yang berukuran kecil (skim) dan bahan
penyamak urbati, bahan penyamak i-rom, sintetis, dan lain-lain serta bahan penolong
bahan kimia, air, dan lain-lain. Bahan kulit yang biasanya disebut kulit mentah adalah
kulit yang telah lepas dari hewannya dan belum mengalami proses pengolahan yang
berarti atau bahkan belum sama sekali . kulit mentah dapat berupa kulit yang masih
segar/fresh atau berupa kulit yang sudah diawetkan.
C. Gambaran Dompet Kulit
adalah salah satu aksesori yang paling penting dan paling sering digunakan baik
oleh kaum pria atau kaum hawa. Di dalam dompet kulit asli, biasanya orang
menyimpan surat-surat penting seperti SIM, KTP, ATM, kartu kredit dan
uang. Dompet kulit asli sendiri memang memiliki fungsi untuk menyimpan uang
serta surat-surat penting untuk berkendara dan lain sebagainya.
Kata "wallet" (dompet) telah digunakan sejak abad pertama Masehi yang merujuk
pada tas atau ransel untuk membawa artikel. Kata wallet mungkin berasal dari Proto-
Jermanik: Kibisis (Yunani Kuno), digunakan untuk menggambarkan karung yang
dibawa oleh dewa Hermes dan karung yang dikenal sebagai wallet di mana pahlawan
Perseus membawa penggalan kepala rakasasa Medusa. Penggunaan dari kata "wallet"
dalam arti modern berarti “billfold” di Inggris Amerika pada tahun 1834.
Billfold alias dompet diciptakan pada tahun 1600-an, segera setelah mata uang
kertas diperkenalkan. Mata uang kertas diperkenalkan untuk pertama kalinya di
Massachusetts pada tahun 1690. Sebelumnya, kantong serut sederhana berbahan kulit
yang digunakan untuk membawa uang logam. Dompet kulit asli pertama umumnya
terbuat dari kulit sapi atau kuda dan memiliki satu kantong kecil di mana si empunya
dompet akan menempatkan kartu identitas mereka.
Dengan adanya dompet kulit asli, anda tidak perlu repot untuk melipat atau
memasukkan uang kertas ke kantong, namun bisa langsung ke dompet kulit asli.

D. Alat dan Bahan Penyamakan Kulit Dan Pembuatan Dompet Kulit


 Alat dan Bahan
-Kulit sapi -Gambir - Garam
-Pisau -Kapur tohor - Teepol
-Gunting - Na2S - Oropon
-Penggaris - H2SO4 - Preventol
-Lem kulit - NaHCO3 - Oven
-Pensil - Na2CO3 - Kedjedal
-Jarum - ZA - Soxhlet
-Benang - NaOH - Tanur
-Pembuat lubang/plong - Asam Formiat - Tensile strength merk
-Palu karet - Hexane
-Stitching wheel - Indikator MMB
E. Metode Penyamakan Kulit
1. Penyamakan Kulit dilakukan berdasarkan modifikasi metode penyamakan
kulit oleh Untari dkk.  (2009), yaitu Persiapan kulit untuk disamak yang terdiri
dari perendaman kulit kering. Selanjutnya dilakukan proses pengapuran, kulit
dimasukkan ke dalam drum penyamakan, ditambahkan air sebanyak 200%,
kapur 6% dan natrium sulfida 4% kemudian diputar di dalam drum
penyamakan selama 2 jam dengan kecepatan 8-9 rpm. Persentase dihitung
berdasarkan berat kulit basah. Setelah itu dilakukan proses pembuangan bulu
dan lemak, yaitu kulit dicuci satu kali untuk membersihkan sisa bulu yang
menempel pada kulit. Selanjutnya lemak pada kulit dibuang dengan
menggunakan pisau seset sampai tidak ada lagi bagian lemak yang terdapat
pada kulit. Kemudian dilakukan penimbangan bloten (berat kulit setelah
pembuangan bulu dan lemak). Setelah itu dilakukan proses pembuangan kapur
yaitu kulit dimasukkan kedalam drum penyamakan, ditambahkan air sebanyak
100% dan 0,5% amonium sulfat, setelah itu diikuti dengan pemutaran drum
dengan kecepatan 8-9 rpm selama 30 menit. Kemudian ditambahkan asam
formiat sebanyak 0,5% dan diputar lagi 30 menit.

2. Persentase penggunaan bahan dihitung berdasarkan berat bloten. Selanjutnya


dilakukan proses pengikisan protein, kulit dan larutan. setelah proses
pembuangan kapur ditambahkan teepol dan oropon masing-masing sebanyak
0,5% lalu diikuti pemutaran drum penyamakan dengan kecepatan 8-9 rpm
selama 30 menit kemudian kulit dicuci sampai bersih.

3. Proses Selanjutnya adalah pengasaman, yaitu kulit dimasukkan ke dalam


drum penyamakan, ditambahkan air sebanyak 80% dan garam 10% yang
diikuti dengan pemutaran drum penyamakan dengan kecepatan 8-9 rpm
selama 10 menit. Setelah itu ditambahkan asam formiat sebanyak 0,5% dan
diputar lagi selama 30 menit. Kemudian ditambahkan asam sulfat sebanyak
1,5% yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:10, lalu diikuti dengan
pemutaran drum penyamakan dengan kecepatan 8-9 rpm selama 30 menit.
Selanjutnya ditambahkan proventol sebanyak 0,01% dan diikuti dengan
pemutaran selama 10 menit.
4. Setelah Proses pengasaman, selanjutnya dilakukan penyamakan kulit
menggunakan gambir dengan konsentrasi 9% yang dihitung berdasarkan berat
bloten. Kemudian pH larutan gambir diatur menjadi pH 4 dengan
menggunakan asam formiat dan pH 8 diatur dengan menggunakan NaOH
30% lalu diikuti dengan pemutaran drum penyamakan dengan kecepatan 8-9
rpm selama 60 menit. Selanjutnya kulit diperam selama 24 jam. Setelah itu
kulit dicuci untuk menghilangkan sisa zat penyamak yang masih melekat,
kemudian dilakukan pengeringan dengan cara pementangan.

F. Proses Pembuatan Dompet


1. Membuat pola dan memotongnya
Buatlah pola sebanyak 2 buah berbentuk persegi panjang dengan ukuran
31 cm x 10 cm, Kemudian dipotong.
2. Buat garis untuk lipatan dompet
Garis ini ¼ nya panjang dompet.Setelah digaris, kemudian disayat sedikit
agar mudah dilipat.
3. Buatlah lipatan pada dompet
Setelah disayat tadi kemudian dompet dilipat.
4. Membuat garis untuk ukuran isian dompet
Garis ini dibuat untuk menentukan ukuran seberapa besar isi dari dompet
tersebut.
5. Rekatkan bagian, yang telah dilipat pada proses awal tadi
Rekatkan menggunakan lem kemudian dipukul-pukul
6. Buatlah garis untuk menjahit saku dompet
Buatlah garis kira-kira 2-3 cm dari tepi kemudian tentukan jarak
lubangnya dengan stitching wheel lalu dilubangi.
7. Jahit lubang tersebutJahitlah
menggunakan 2 jarum seperti bentuk jahitan pada mesin jahit, atau bisa
juga dijahit sesuai dengan selera.
8. Gabungkan kedua kulit kemudian dijahit.
Tempelkan kedua kulit kemudian bagian tepinya dilubangi kecuali bagian
dompet yang atas. Karena sebagai lubang sakunya.
9. Hasil jadi

Anda mungkin juga menyukai