Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ Penyamakan kulit “

OLEH :
Nama : Nella Triya Amanda
Nim : I011181399
Kelas : A2

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah

dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi.

Pada umumnya kulit dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet,

ikat pinggang serta masih ada beberapa produk – produk lain yang memanfaatkan

kulit sebagai bahan bakunya, seperti kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan.

Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulir samak, kulit mentah

adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan samapai kulit

yang mengalami proses – proses pengawetan atau siap samak.

Kambing merupakan salah satu jenis ternak kecil di indonesia, yang

mempunyai peran penting bagi manusia. Kambing dapat dimanfaatkan oleh

manusia melalui konsumsi daging yang mempunyai protein tinggi dan kulitnya

dapat dijadikan bahan baku dalam industri kulit. Daging kambing umumny

digunakan untuk berbagai acara dan pemanfaatan kulit ini masih sangat kurang.

Salah satu produk hasil olahan kulit kambig adalah penyamakan kulit kambing.

Penyamakan bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh

aktivitas mokroorganisme, khemis atau phisis, menjadi kulit tersamak yang lebih

tahan terhadap pengaruh – pengaruh tersebut. Mekanisme penyamakan kulit adalah

memasukkan bahan tertentu yang disebut bahan penyamak ke dalam anyaman atau

jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan

serat kulit. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya pembelajaran teknologi

pengolahan hasil ternak mengenai kulit.


B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan kulit adalah untuk mengetahui proses penyamak kulit

kambing dan produk – produk yang dapat dihasilkan dari penyamak kulit

kambing.

Kegunaan kulit adalah agar dapat melakukan proses penyamakan

kulit kambing dan dapat menegtahui produk – produk yang dapat dihasilkan

dari penyamakan kulit kambing.


TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Kulit

Kulit adalah lapisan luat tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka

luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Dalam Ensiklopedia Indonesia, dijelaskan

bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang

dari pengaruh – pengaruh luar misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis,

kimiawi, serta merupakan alat pengantar suhu. Pada saat hidup, kulit memiliki

fungsi antara lain sebagai pelindung dari kerusakan bakteri kulit, sebagai

penyaring sinar matahari, serta sebagai alat pengatur peralatan tubuh hewan

(sunarto,2001).

Kulit segar yang baru dilepas dari tubuh binatang memiliki beberapa unsur

berikut:

Collagen : 30 % - 32 %

Lemak :2%-5%

Epidermis : 0,2 % - 2 %

Mineral : 0,1 % - 0,3%

Air : 60 % - 65 %

Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit

merupakan produk yang memilki nilai ekonomis yang paling tinggi. Berat kulit

pada sapi, kambing dan kerbau memilki kisaran 7- 10 % dari berat tubuh. Secara

ekonomis kulit memilki harga berkisar 10 – 15 % dari harga ternak ( Gazali, 2011).

B. Tinjauan Umum Penyamakan Kulit

Penyamakan kulit adalah suatu proses pengolahan untuk mengubah kulit

mentah hides maupun skines menjadi kulit tersamak atau leather. Penyamakan kulit

merupakan cara untuk mengubah kulit mentah (hide/skin) yang bersifat labil
( mudah rusak oleh pengaruh fisik, kimia dan biologis) menjadi kulit yang stabil

terhadap pengaruh tersebut yang biasa disebut kulit tersamak ( leather). Kulit

samak atau kulit jadi memilki sifat – sifat khusus yang sangat berbeda dengan kulit

mentahnya, baik sifat fisis maupun sifat khemisnya. Kulit menytah mudah sekali

membusuk dalam kedaan kering, keras, dan kaku. Sedangkan kulit tersamak

memilki sifat sebaliknya teknik mengolah kulit mentah menjadi kulit samak disebut

penyamakan. Dengan dimikian, kulit hewan yang mudah busuk dapat menjadi

tahan terhadap serangan mikroorganisme. Prinsip mekanisme penyamakak kulit

adalah memasukkan bahan penyamak ke dalam anyaman atau jaringan serat kulit

sehingga menjadi ikatan kimia antara bahan sehingga menajadi ikatan kimia antara

bahan penyamak dan serat kulit.

Dalam proses penyamakan dikenal adanya sistem penyamakan berbulu

dan tidak berbulu. Sistem penyamakan berbulu tentunya ditunjukkan untuk

mempertahankan keindahan bulunya sedangkan penyamakan tidak berbulu

tentunya sengaja ditujukkan untuk menghilangkan bulu. Sekilas yang membedakan

kedua proses ini adalah dilakukannya proses pengapuran pada sistem penyamakan

tidak berbulu dengan tujuan supaya mempermudah dalam menghilangkan bulunya.

Terdapat tiga tahapan pokok dalam industri penyamakan kulit yaitu :

Pengerjaan basah (beamhouse) atau yang biasa disebut pretanning, terdiri dari

proses perendaman (soaking), pengapuran pengapuran (liming), pembuangan kapur

(deliming), baitsen (bating), dan pengemasan (pickling).

Penyamakan (tanning), kulit pickle direndam pada bahan penyamak, yang

proses penyamakannya terdirri dari penyamkan nabati, penyamkan krom,

penyamkan kombinasi, dan penyamakan sintsesis.


Penyelesaian akhir (finishing), prosesnya teridiri dari pengetaman

(shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), penegcatan dasar,

peminyakan (fat liquoring), penggemuakan (oiling), pengeringan, pelembaban, dan

perenggangan.

Adapun jenis penyamkan kulit adalah sebagai berikut :

- Penyamkan nabati

Dalam penyamkan nabati digunakan bahan penyamak nabati yang berasal

dari alam. Bahan penyamak nabati merupakan bahan penyamak yang bersal

dari tumbuh – tumbuhan yang mngandung bahan penyamak.

- Penyamak krom

Dalam penyamakan krom, digunakan krom sulfat basa. Kulit yang

disamak dengan bahan penyamak ini memberi sifat lemas, kuat, tetapi kurang

berisi.

- Penyamakan Krom

Dalam penyamakan krom, digunakan krom sulfat basa. Kulit yang disamak

dengan bahan penyamak ini memberi sifat lemas, kuat, tetapi kurang berisi.

- Penyamkan kombinasi

Penyamakan kombinasi adalah penyamakan kulit dengan dua atau lebih

bahan penyamak, dengan tujuan saling melengkapi karena setiap bahan

penyamak memiliki kekurangan dan kelebihan masing – masing.

- Penyamkan sintetis

Pada dasarnya penyamakan sintetis tidak jauh beda dengan pennya makan

nabati, hanya saja menggunakan bahan sintetis yaitu organic polyacid yang

memiliki kemampuan menyamak kulit.


Kegiatan penyamakan kulit dilakukan dengan cara sepeti berikut :

 Pretanning

Kegiatan ini bertujuan untuk mengawetkan kulit mentah agar dapat

bertahan hingga penyamakan sesungguhnya dilakukan. Kegiatan ini

dinamakan dengan pengerjaan basah yang meliputi proses perendaman

(soaking), pengapuran (limming), pembuangan kapur (deliming), baitsen

(bating), dan pengasaman (pickiling). Adapun tujuan dari masing – masing

kegiatan yaitu:

Perendaman bertujuan untuk mengubah kondisi kulit kering

menjadi lemas dan lunak.

Pengapuran bertujuan untuk menghilangkan bulu dan epidemis,

kelenjar keirngat dan lemak, zat – zat yang tidak diperlukan, memudahkan

pelepasan subcutis.

Pembuangan kapur bertujuan untuk menghilangkan kapur yang

terkandung dalam kulit, karena penyamakan dilakukan dalam kondisi asam

sehingga harus terbebas dari kapur yang bersifat basa.

Bating merupakan proses penghilangan zat – zat non kolagen

Pengasaman bertujuan membuat kulit bersifat asam (pH 3,0 – 35),

agar kulit tidak bengkak bila bereaksi dengan obat penyamakan.

 Tanning

Tahapan proses penyamakan disesuaikan dengan jenis kulit. Kulit

dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit dari binatang besar seperti

kulit sapi, kerbau, kuda dan lain – lain), dan skin (untuk kulit

domba,kambing,reptil dan lain – lain ). Jenis zat penyamak yang digunakan

mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Penyamak nabati ( tannin)


memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tapi

empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum

menggunakan krom. Penyamakan krom menghasilkan kulit yang lebih

lembut/ lemes , dan lebih tahan terhadap panas.

 Finishing

Kegiatan setelah penyamakan kulit terdiri atas pengetaman

(shaving), pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan

dasar, penyimak (fat liquoring), penggemukkan (oiling), pengeringan,

pelembaban, dan perenggangan, masing – masing kegiatan yaitu seperti

berikut :

Pengetaman merupakan suatu kegiatan yang membuatn kulit

memiliki tingkat ketebakan yang sama.

Pemucatan bertujuan untuk menghilangkan flek – flek besi,

merendahkan pH, dan lebih menguatkan ikatan antara bahan penyamak

dengan kulit.

Penetralan dilakukan bagi kulit samak krom, karena kulit samak

krom berkadar asam tinggi, sehingga perlu dinetralkan agar tidak

mengganggu peroses selanjutnya.

Pengecetan dasar dilakukan dengan tujuan agar pemakaian cat tutup

tidak terlalu tebal

Peminyakan pada kulit memiliki tujuan antara lain untuk pelumas

serta – serta kulit agar kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar, menjaga

serta kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya, dan membuat kulit

tahn air.
Penggemukan bertujuan agar zat penyamak tidak keluar ke

permukaan sebelum kering.

Pengeringan dilakukan bagi kulit atasan dengan tujuan untuk

mengehntikan proses kimiawi dalam kulit. Kulit yang diperah airnya

dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan.

Pelebaban dilakukan bagi kulit bawahan dengan tujuan agar kulit

denagn mudah dapat menyesuaikan dengan kondisi udara disekitar.

Kegiatan akhir dari bagian ini adalah peregangang yang bertujuan

agar kulit mulut secara maksimal. Sehingga dengan demikian, tidak akan

mulur lagi setelh menjadi barang.


PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan penyamakan kulit dapat disimpulkan bahwa :
Tingkat kepadatan bulu dan tingkat kelemasan pada kulit samak dipengaruhi oleh faktor
jenis bahan penyamak yang digunakan, tingkat kekuatan bulu ( kerontokan) dipengaruhi
oleh faktor dalam proses perendaman, dan tingkat penampilan dipengaruhi oleh
penambahan larutan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Raffi.M 2012. Ilmu dan Teknologi Pengolahan kulit. Fakultas peternakan Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Gazali,I.2011.Teknologi Pengawetan dan Pengolahan. http ://


irmangasali.blongsop.com/2011/03.teknologi–pengawetan-dan-
pengolahan.html.Diakses pada tanggal 18 april 2013.

Muhammad,I.2012.Artikel penyamakan kulit. http:// Muhammad,I1.

Anda mungkin juga menyukai