PENYAMAKAN KULIT
1
Pendahuluan
4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas :
7
1. Perendaman (Soaking)
Tujuan proses soaking :
(b) Membuang darah, feces, tanah dan lain-lain bahan atau zat-zat
asing yang tidak hilang pada waktu pengawetan.
9
Untuk mencegah proses pembusukan
dalam perendaman dapat dilakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
10
Proses soaking dilakukan pertama kali dengan
memisahkan kulit menurut klasifikasinya. Setelah itu,
kulit ditimbang beratnya dan kulit dimasukkan dalam
campuran air, antiseptik, teepol, dan NaOH.
Temperatur air perendam 600% dibuat suhu sekitar 27
sampai 30ºC (suhu lebih dari 30ºC terjadi dekomposisi
kulit), kemudian ditambahkan campuran antiseptik
0,5%, teepol 0,5%, dan NaOH 0,5%. Kulit diremas-
remas selama 30 menit dan direndam selama semalam.
Tanda-tanda kulit yang baik setelah perendaman yaitu
tidak terdapat bau busuk, kulit lemas secara merata,
bulunya tidak rontok dan beratnya naik menjadi 200-
250% (dari berat awal kulit). 11
2. Pengapuran (Liming)
14
3. Pembelahan (Splitting)
Ada tiga istilah proses yang harus kita pahami, yaitu :
(a) Buang rambut → melepaskan rambut dari kulit
setelah pengapuran dilakukan.
(b) Buang daging → melepaskan tenunan daging yang
melekat pada kulit serta tenunan lemak yang disebut
lemak hypodermis atau daging sisa
(c) Pengerokan → kulit dikerok pada permukaan rambut
untuk membuang bulu halus, epidermis yang tersisa,
akar rambut dan sisa pigmen, bagian subcutis untuk
membuang sisa penyabunan lemak dan kelenjar-kelenjar.
15
4. Buang Kapur (Deliming)
20
7. Pengasaman (Pickling)
21
Bahan pengasam dibuat dengan cara menuangkan air hangat
pada dedak dan dibiarkan semalam dalam suatu bejana di
dalam kamar yang hangat. Banyaknya dedak yang
digunakan diperhitungkan dari bobot kulit yang diasamkan.
Biasanya cukup sebesar 5-10%. Sebagai contoh, 0,5-1 kg
dedak untuk 10 kg kulit basah. Disini diperlukan air hangat
yang cukup untuk menutupi seluruh dedak dan kulit.
Campuran tersebut dapat diaduk sesekali dan sebaiknya
diberi pemberat, umpamanya batu, agar tidak timbul ke atas
permukaan. Setelah 24 jam maka seluruh proses dapat
dianggap selesai. Menahan kulit di dalam cairan pengasam
terlalu lama dapat menyebabkan “blister”. Karena itu harus
diperhatikan secara periodik.
22
TAHAPAN PROSES PENYAMAKAN
(TANNING)
23
1. Penyamakan
25
1.2 Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral
Zat penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk kromium sulphat basa.
Basisitas dari garam krom dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi
kroom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas
total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam ukuran partikel yang kecil
( partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak komersial yang paling banyak
digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingin
difiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari cairan krom harus
dinaikkan sehingga mengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat
penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %,
maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 % Cromosol B= 10% Cromosol
B. Obat ini dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit
yang telah diasamkan diputar dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur
(NaCl), selma 10-15 menit kemudian bahan penyamak krom dimasukkan sbb:
- 1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.
- 1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.
-1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam
26
b). Cara penyamakan dengan bahan penyamak
aluminium (tawas putih)
28
2. Pengetaman (Shaving)
Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari
kemudian diperah dengan mesin atau tangan
untuk menghilangkan sebagian besar airnya, lalu
diketam dengan mesin ketam pada bagian
daging guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit
ditimbang guna menentukan jumlah khemikalia
yang akan diperlukan untuk proses- proses
selanjutnya, selanjutnya dicuci dengan air
mengalir selama ½ jam.
29
3. Pemucatan ( Bleaching)
32
6. Peminyakan (Fat Liguoring)
36
10. Peregangan dan Pementangan
37
TAHAPAN PENYELESAIAN AKHIR
(FINISHING)
38
Penyelesaian akhir bertujuan untuk
memperindah penampilan kulit
jadinya, memperkuat warna dasar kulit,
mengkilapkan, menghaluskan
penampakan rajah kulit serta menutup
cacat-cacat atau warna cat dasar yang
tidak rata
39
40