1. LATAR BELAKANG:
isikan disini:
1
2. TUJUAN:
a. Mengetahui dan menjelaskan alur penanganan kulit ternak.
b. Mengetahui dan mengamati perubahan penyimpanan cakar ayam.
2
dengan bagian-bagian lain dari tubuh yang ada di bawahnya. Sebelum dilakukan
penyamakan kulit, lapisan ini dibuang dengan cara mekanik.
Kulit hewan ternak adalah hasil samping industri peternakan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan maupun kerajinan sehingga dapat dijadikan sumber pendapatan
masyarakat.
Setelah proses penyembelihan adalah proses pengulitan. Pengulitan yang baik akan
menghasilkan kulit yang berkualitas. Pengulitan dilakukan dengan pembuatan irisan pada
bagian kulit di sepanjang garis tengah bagian dada, perut, dan permukaan dalam kaki. Saat
pengulitan, pisau harus dipertahankan agar tidak melukai karkas, kulit bagian sanding lamur
dan panggul, menjaga kelenjar supermamary utuh dan melekat pada karkas (Purwadi, dkk.
2017).
4
Reversible (kulit dapat dikembalikan ke keadaan semula)
1. Pengeringan
Bersihkan dari daging, lemak, noda darah, kotoran dengan pisau tumpul,
kikir.
Kulit direntang dengan alat perentang dari kayu.
Jemur. Posisi sudut 45⁰ pukul 09.00-11.00 dan 15.00-17.00 (antara 11.00-
15.00 diteduhkan). Kadar air 7-15%.
Perendaman. Larutan garam (50kg garam dalam 100liter air) selama 36 jam.
Kulit diangkat, dibentangkan pada lantai miring untuk mentuntaskan air!!
Jangan diperas!!
2. Penggaraman
a. Penggaraman KERING
Kulit dicuci
Bagian daging ditaburi garam 10% dari berat kulit
Didiamkan 2-3 jam
Jemur dengan perentang
b. Penggaraman BASAH
Kulit dicuci
Bagian daging ditaburi 30% garam
Kulit lain ditumpukkan dengan bagian bulu dibawah, bagian daging ditaburi
garam dan seterusnya.
Didiamkan 24 jam
Ditauri garam 20%
Didiamkan 30 jam sampai air tuntas sempurna
3. Pemikelan/Pickling
Tujuan:
Memberikan suasana asam pH 3-3,5 (tetapi tidak membuat kulit membengkak)
pH sesuai dengan pH penyamak
Menghilangkan sisa kapur
Menghilangkan flek pada pengapuran + Na₂S (warna kulit putih)
Lautan Pickle:
Air: 80-100%
Garam: 15-18%
5
H2SO4: 1%
Asam formiat: 1,5%
b. Pengapuran
Bahan: Kapur (Ca (OH)2) dan Na2S
1. Menghilangkan epidermis + bulu / rambut / wol
2. Membuka / melonggarkan serabut kolagen secara mekanis / kemis
3. Menghilangkan kelenjar keringat, syaraf, vena, dan pembuluh lainnya
4. Memperlunak dan menghilangkan serabut retikuler diantara fibril tenunan /
serabut-serabut kolagen terbuka sehingga mempermudah penetrasi bahan yang
lain
5. Membengkakkan sisa-sisa daging pada subcutis mempermudah penyesetan /
pembuangan
Prosedur:
1. Mengamati dan menggali informasi tentang alur dari kulit mentah sampai menjadi
cecek.
2. Memfoto/mendokumentasikan.
3. Membandingkan hasil dan pembahasan dengan literatur.
6
3.7 Kandungan Cakar Ayam
Menurut Hasyim (2014) cakar ayam memiliki kandungan kadar air sebanyak 65,08%,
lemak 3,90%, protein 20,10%, dan kadar abu sebanyak 8,16%. Cakar ayam dikataakan
mengandung 19 asam amino, yaitu asam aspartat, glutamin, hidroksiprolin, serin, glisin,
histidin, arginin, treonin, alanine, prolin, tirosin, valin, metionin, sistin, ileusin, fenilalanin,
triptofan dan lisin (Sarbon dkk., 2013). Komponen terbesar dari penyusun cakar ayam adalah
kolagen, yakni sebanyak 5,64-31,39% atau bisa dikatakan sebanyak 28,73%-36,83% dari
total protein. Dalam penelitian Anal (2018) cakar ayam memiliki 29 jenis kolagen berbeda
dari kolagen yang berbentuk polimerik yang berbeda. Tipe kolagen yang menonjol dari cakar
ayam adalah kolegen tipe 1 yang mempunyai 3 rantai polipeptida.
Komposisi kimia cakar ayam, antara lain 62,05% air, 5,98% abu, 17,42% protein, dan
12,04% lemak. Berbeda dengan kulit cakar ayam yang memiliki komposisi kimia, antara lain
22,98% protein, 5,60% lemak, 3,49% abu, 65,90% air, dan 2,30% substansi lain. Kriteria
cakar ayam broiler yang baik dan sehat umumnya adalah gemuk/berisi, kokohh, ukuran
pendek, sisik kuning dan tidak mempunyai bulu pada bagian cakarnnya (Santoso dan
Sudaryani, 2015).
3.8 Kolagen
Kolagen merupakan suatu protein serat yang terdiri dari tiga polipeptida heliks yang
telah mengalami super lilitan untuk membentuk struktur seperti untaian tali. Struktur pada
heliks kolagen akan distabilkan oleh gabungan tiga heliks bersama-sama menjadi satu heliks
tiga sepilin (tripel heliks kolagen) yang akan berputar kearah kanan (Susanti dan Fibriana,
2017). Dua hal penting yang dapat menyebabkan pembentukan kolagen adalah karena adanya
kandungan hidroksiprolina juga hidroksilisina yang tinggi. Kolagen akan memberikan
pengaruh terhadap keempukan dalam jumlah kurang lebih 20-25 % dari total protein tubuh
mamalia (Soeparno dkk., 2011). Kolagen terdapat dalam jumlah banyak di tubuh, umumnya
ditemukan di bagian tubuh hewan, seperti kulit, tendon, tulang rawan, dan tulang keras.
Prosedur:
- Mengamati dan menjelaskan perubahan penyimpanan cakar ayam pada:
- Penyimpanan:
1. Suhu ruang (6, 12, 24 jam)
2. Suhu pendinginan/refrigerator (6, 12, 24 jam)
7
3. Suhu pembekuan/freezer (6, 12, 24 jam)
- Mmfoto/mendokumentasikan
- Membandingkan hasil dan pembahasan dengan literatur
- Mencatat dan membahas perubahannya (bau, tekstur, warna)
8
5. Foto/dokumentasi:
PEMBAHASAN:
9
Materi 2: Cakar Ayam.
HASIL:
6. Lokasi Pembelian: Pasar tradisional Ngebruk
7. Alamat: Jalan Raya Ngebruk, Desa Ngebruk, Kec. Sumberpucung, Kab. Malang
8. Nama Pedagang: Ibu Siamah
Penyimpana Keadaan
No Lama/waktu Foto/Dokumentasi
n Warna tekstur Aroma
1 Suhu ruang 6 Jam Putih pucat lengket Amis sedikit
busuk
10
24 am Kuning dan lebam Sangat berlendir Sangat busuk
merah kebiruan dan lengket
11
Keadaan
No Penyimpanan Lama/waktu Foto/Dokumentasi
Warna tekstur Aroma
2 Suhu Dingin 6 Jam Putih pucat Normal seperti Bau cakar ayam
(refrigerator) cakar ayam segar normal
12
Lama/ Keadaan
No Penyimpanan Foto/Dokumentasi
waktu Warna tekstur Aroma
3 Suhu beku 6 Jam kekuningan keras Bau cakar ayam
(freezer) normal
13
PEMBAHASAN:
14
DAFTAR PUSTAKA:
15