Anda di halaman 1dari 2

Nama: Azrial Azhar

NPM: 200110190303
Kelas: Teknologi Pengolahan Kulit (A)

Rangkuman Pengawetan Kulit

Kualitas dan kuantitas kulit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Umur ternak.
2. Jumlah dan kualitas pakan yang diberikan.
3. Komoditas ternak.
4. Penyakit.
5. Cara pemeliharaan.
6. Jenis kelamin.
7. Musim.
8. Cara penanganan dan pengolahan kulit.

Pengulitan merupakan suatu kegiatan memisahkan kullit dari tubuh ternak yang sudah
disembelih sehingga dihasilkan kulit mentah. Terdapat 3 istilah kulit mentah, yaitu:

1. Kulit mentah segar, yaitu kulit mentah yang baru ditanggalkan dari hasil proses pengulitan.
2. Kulit mentah awet, yaitu kulit mentah yang sudah mengalami proses pengawetan.
3. Kulit semak, yaitu kulit yang telah mengalami proses penyamakan.

Kulit memiliki sifat alami yang sangat bervariasi. Faktor yang mempengaruhi sifat alami
kulit adalah: umur ternak, jenis kelamin, keturunan, lingkungan, manajemen pemeliharaan dan
bangsa (breed) ternak. Kulit memiliki ketebalan yang bervariasi dari padat, longgar dan tipis.
Tebal kolagen kulit bergeser dari daerah pundak (gumba) yang paling tebal dan berangsur-
angsur semakin tipis sampai ke daerah ekor. Secara lateral, daerah punggung paling tebal dan
berangsur-angsur menipis ke daerah perut.

Kulit dapat ditinjau dari topografis dan histologi kulit. Secara topografis, kulit terbagi
menjadi:

1. Krupon, luasnya 55% dari seluruh luas kulit, mutunya paling baik dibandingkan dengan
bagian lainnya, susunan serat relatif paling padat dan merata (kolagen, retikulin, dan
elastin), jaringannya kuat, rapat dan padat.
2. Leher dan kepala, luasnya 23% dari luas kulit, lebih tebal dari daerah krupon, jaringannya
longgar dan kuat.
3. Perut, luasnya 22% dari luas kulit, jaringannya longgar dan tipis.
Nama: Azrial Azhar
NPM: 200110190303
Kelas: Teknologi Pengolahan Kulit (A)

Sifat fisik kulit mentah dapat dilihat secara makroskopis dan mikroskopis. Secara
makroskopis, berbagai jenis hewan memiliki bentuk kulit mentah yang berbeda sesuai dengan
bentuk hewannya. Sedangkan secara mikroskopis, histologis kulita dapat dibedakan menjadi
lapisan epidermis (bagian paling luar), dermis (bagian tengah), dan hypodermis (bagian paling
dalam).

Pada komposisi kimianya, kulit terdiri dari 64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,5% garam
mineral, 0,5% zat lainnya (pigmen dll). Protein kulit terdiri dari 31,3% protein berserat (fibrous
protein) dan protein tidak berserat (globular protein yang). Fibrous protein terdiri dari 0,3%
elastin, 29% kolagen, 2% keratin. Sedangkan globular protein terdiri dari 1% albumin dan
globulin, 0,7% mucus dan mucoid.

Air dalam kulit ada yang bebas dan ada yang terikat. Air bebas atau air kapiler akan
menguap pada saat pengeringan kulit. Jumlah air bebas dalam kulit yaitu 2/3 dari jumlah air
dalam kulit yang berfungsi sebagai cadangan air. Air terikat merupakan air yang terikat pada
substansi kulit, jumlahnya 1/3 dari jumlah air dalam kulit. Air terikat berfungsi untuk
mempertahankan stabilitas dan bentuk protein. Air yang terikat oleh protein mencapai 20-50%
dari kadar air kulit.

Anda mungkin juga menyukai