Anda di halaman 1dari 5

Judul Jurnal Nasional "Managemen Strategis Usaha Peternakan Melalui Metode Force

Field Analysis dan Rekomendasi Kebijakan"

1) Bagaimana problem dan solusi (berdasarkan jurnal tersebut) dalam kaitannya dengan
proses produksi?
Masalah utama yang dihadapi oleh objek penelitian yaitu peternakan Al-Fatih
ialah terbatasnya stok sapi dan domba yang akan dijadikan indukan dan bakalan. Selain
itu, berdasarkan analisis diketahui, pada peternakan Al-Fatih, Faktor pendorong dan
Faktor penghambat usaha peternakan memiliki skor yang tidak seimbang.

Faktor Pendorong yang dimiliki olehh peternakan Al-Fatih yaitu:

1) Bibit murah dan kualitas genetik bagus


2) Adaptasi bibit terhadap kondisi lingkungan
3) Transparan dan kepercaan mitra
4) Harga penjualan stabil (sistem kontrak)
5) Potensi eduwisata dan unit pengolahan limbah
6) Rekrutmen tenaga kerja muda

Adapun Faktor Penghambat peternakan Al-Fatih adalah:

1) SDM peternak mitra


2) Modal usaha
3) Daging Impor dan sapi bakalan impor
4) Penyakit ternak
5) Belum memiliki unit bisnis pengolahan

Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa faktor kunci keberhasilan pendorong


pengembangan Peternakan Al-Fatih ialah faktor harga jual stabil dengan skor 1,48,
adapun faktor kunci dari penghambat pengembangan Peternakan Al-Fatih adalah belum
memiliki unit bisnis pengolahan dengan skor sebesar 1,68.

Kemudian dilakukan evaluasi keseluruhan antara faktor pendorong dan faktor


penghambat usaha peternakan Al-Fatih, dan diperoleh hasil dimana faktor pendorong
memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan faktor penghambat, dimana skor
total faktor pendorong ialah 6,76 sedangkan jumlah skor total faktor penghambat ialah -
6,84. Kondisi ini menunjukan bahwa kekuatan faktor pendorong lebih kecil jika
dibandingkan dengan kekuatan faktor penghambat, sehingga peternakan Al-Fatih
membutuhkan sebuah terobosan terbaru dalam upaya melakukan managemen strategii
pengembangan peternakan agar lebih baik.

Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan penyusunan strategi yang


direkomendasikan berdasarkan hasil nilai evaluasi faktor pendorong dan faktor
penghambat. Rekomendasi strategi paling efektif yaitu dengan meminimalkan faktor
penghambat kunci dan memaksimalkan faktor pendorong kunci. Maka strategi yang
dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan peternakan Al-Fatih dari peternakan
agribisnis menuju ogroindustri peternakan. Karena selama ini, usaha peternakan hanya
meliputi subsistem hulu sedangkan hilir hanya sebagai penunjang atau belum sepenuhnya
berorientasi pada sistem agribisnis, sehingga perlu didukung oleh sarana dan prasarana
terutama target pasar dan harga ternak. Pada peternakan Al-Fatih perlu upaya
pengembangan peternakan lebih terarah pada produksi ternak dan daging, sehingga dapat
mengimbangi kebutuhan konsumen daging.

Untuk mewujudkannya diperlukan peran dari berbagai aspek baik itu sumber daya
manusia, alam, modal, pasar dan lembaga-lembaga lain yang berkesinambungan pada
pengembangan peternakan. Dukungan kelembagaan juga sangat diperlukan untuk
kemajuan usaha peternakan yang mencakup penguatan managemen pengurus,
permodalan, pasrtisipasi anggota, dan jiwa kewirausahaan. Pada peternakan Al-Fatih
peran sebagai komunitas yang membantu pengembangan petani peternak sekitar perlu
dipertahankan karena dapat meningkatkan produksi peternakan dan meningkatkan nilai
jual produk peternakan dengan meningkatkan skala ekonomi, efisiensi usaha dan posisi
tawar petani yang sesuai dengan produk yang dihasilkan. Selain itu, perlu dilakukan
peningkatan dukungan sarana dan prasarana pertanian, akses terhadap pasar dan
kebujakan jaminan pasar dan harga produk yang layak. Dan untuk menunjang proses itu,
perlu diusulkan kebijakan “menguatkan sistem agribisnis peternakan menuju sistem
agroindustri peternakan”.
2) Jelaskan proses pembuatan perencanaan dalam jurnal tersebut?

Proses pembuatan perencanaan dimulai dengan melakukan survei terhadap


kinerja, sumber daya manusia, alam dan modal serta segara faktor pendorong dan
pennghambat peternakan Al-Fatih. Kemudian dilakukan evaluasi atas kinerja, faktor
pendorong dan penghambat dan semua sumber daya yang dimiliki peternakan Al-fatih
menggunakan metode Force Field Analysis (Analis Kekuatan Medan). Setelah evaluasi,
diketahui bahwa faktor penghambat memiliki skor yang labih tinggi yaitu -6,84
dibandingkan faktor pendorong yaitu 6,76. Jika skor ini tidak segera diperbaiki maka
akan berdampak negatif terhadap usaha peternakan Al-Fatih, oleh karena itu perlu
dikakukan perencanaan.

Untuk menanggulangi hal tersebut, maka diambil keputusan perlu meminimalisir


faktor kunci penghambat yaitu belum memilki unit bisnis dengan mulai membangun unit
bisnis penunjang usaha peternakan dan memaksimalkan faktor kunci pendorong yaitu
harga jual stabil dengan mengembangkan sistem peternakan mulai dari hulu hingga hilir.
Selain itu, untuk menunjang proses pengembangan peternakan perlu adanya jaminan
kebijakan dari pemerintah, yaitu mengusulkan kebijakan “menguatkan sistem agribisnis
peternakan menuju sistem agroindustri peternakan”.

3) Jelaskan faktor yg dipertimbangkan dalam perencanaan produksi sesuai jurnal tersebut?


Dalam membuat perencanaan untuk mengambangkan usaha peternakan Al-Fatih,
maka dilakukan pertimbangan atas faktor-faktor yang terlibat dalam usah peternakan
yaitu:
A. Faktor Pendorong, yaitu faktor yang dapat mendukung upaya pengembangan
usaha peternakan Al-fatih, yang terdiri atas 6 Aspek yaitu:
1) Bibit murah dan kualitas genetik bagus
2) Adaptasi bibit terhadap kondisi lingkungan
3) Transparan dan kepercaan mitra
4) Harga penjualan stabil (sistem kontrak)
5) Potensi eduwisata dan unit pengolahan limbah
6) Rekrutmen tenaga kerja muda
B. Faktor Penghambat, yaitu faktor yang memiliki dampak negatif dimana dapat
menghambat upaya pengembangan usaha peternakan Al-Fatih, yang terdiri atas 5
aspek yaitu:
1) SDM peternak mitra
2) Modal usaha
3) Daging Impor dan sapi bakalan impor
4) Penyakit ternak
5) Belum memiliki unit bisnis pengolahan

4) Jelaskan penentuan lokasi proyek dilihat dari faktor utama dan faktor sekunder
berdasarkan jurnal tersebut
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2020 dengan memililih Peternakan Al-Fatih
yang berlokasi Di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur dengan pertimbangan bahwa
peternakan Al-Fatih menjadi percontohan peternakan semi modern yang pengelolaannya
dilakukan dengan konsep syari’ah. Dari segi komoditi ternak yang dikembangkan, di
peternakan Al-Fatih terdiri atas ternak sapi, domba, dan burung puyuh petelur. Populasi
ternak sapi yaitu 600 ekor, yang merupakan kepemilikan mitra dan peternakan Al-Fatih
masing-masing 300 ekor. Jumlah populasi ternak domba mencapai 14.700 ekor yang
terdiri dari kepemilikan peternak mitra sebanyak 11.700 dan kepemilikan Peternakan Al-
Fatih sebanyak 3.000 ekor, sedangkan jumlah populasi burung puyuh petelur sebanyak
30.000 ekor. Sapi yang dipelihara merupakan jenis sapi Limousin, Simmental, Brangus,
dan Cross Limousin, sedangkan domba yang dipelihara ialah jenis domba Merino, dan
domba Ekor Gemuk (DEG). Jenis ternak tersebut dipilih dengan pertimbangan cocok
dengan kondisi iklim di Kabupaten Bondowoso, sehingga cocok untuk meningkatkan
produktivitas ternak. Peternakan Al-Fatih memiliki luas 3,5 ha.
Atas dasar konsep syari’ah yang diusung peternakan Al-Fatih, komoditas ternak
yang beragam dan populasi yang cukup banyak menjadikan peternakan Al-Fatih dipilih
sebagai lokasi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai