KELAS : 5 KI B
DOSEN PEMBIMBING : Ir. Erwana Dewi, M.Eng
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul Proses
Pembuatan Sarung Tangan Dari Bahan Karet. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah Pengembangan Industri Agro.
Atas bimbingan ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah makalah ini.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat
dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Di dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya
kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, Oktobe 2017
Kelompok 5
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu hasil pertanian yang memegang peranan penting dalam
meningkatkan taraf hidup manusia, serta menghasilkan devisa negara. Koridor ekonomi Sumatera
menghasilkan sekitar 65% dari produksi karet nasional, di mana Sumut memberikan kontribusi
sebesar 16% dari produksi karet nasional. Sejak tahun 2007 kajian peluang investasi pengembangan
industri karet dan turunannya menunjukkan terdapat 5 (lima) jenis industri yang memiliki peluang
investasi dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang. Kelima jenis industri tersebut adalah crum
rubber, lateks pekat, sarung tangan lateks, conveyor belt dan ban vulkanisir. Dari kelima jenis
industri maka sarung tangan lateks adalah salah satu produk yang memiliki potensi pasar yang luas
di dalam negeri maupun luar negeri (Kemenperin, 2011).
Sarung tangan lateks banyak digunakan untuk keperluan medis, laboratorium, klinik, industri
kimia, dan industri makanan. Permintaan kebutuhan sarung tangan karet meningkat 20% per tahun
terutama di negara-negara Afrika dan Asia. Namun, sebagai negara pemilik lahan terluas, produk
karet Indonesia termasuk sarung tangan lateks masih kalah jumlahnya dari Negara Thailand yang
memiliki lahan lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia yang disebabkan oleh tingginya biaya
produksi. Komponen terbesar dan dominan dalam biaya produksi sarung tangan adalah biaya bahan
baku penolong berupa lateks pekat. Namun penggunaan lateks alam sebagai bahan baku alat bantu
untuk sarung tangan menghadapi masalah karena diketahui mengandung protein alergen yang
menyebabkan penyakit kanker dan reaksi alergi. Lagi diupayakan suatu produksi untuk menurunkan
kadar protein sehingga bahan baku lateks pekat dan barang jadi lateks rendah protein alergem.
Sarung tangar karet dibuat dengan cara pembuatan dispersi pemvulkanisasi dari lateks pekat dengan
perlakuan komposisi bahan menggunakan perbandingan bahan kimia dengan bahan pengisi titanium
oksida dan tanin gambit.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sarung Tangan?
2. Apa saja macam-macam model Sarung Tangan?
3. Apa itu lateks pekat?
4. Berapa batas maksimum kadar protein pada Sarung Tangan?
5. Apa saja bahan dan Proses dalam pembuatan Sarung Tangan?
6. Bagaimana proses yang terjadi dalam pembuatan Sarung Tangan Rendah Protein?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Sarung Tangan
2. Dapat mengetahui macam-macam model Sarung Tangan
3. Dapat mengetahui lateks pekat
4. Untuk mengetahui batas maksimum kadar protein pada Sarung Tangan
5. Untuk mengetahui bahan dan proses dalam pembuatan Sarung Tangan
6. Untuk mengetahui proses yang terjadi dalam pembuatan Sarung Tangan Rendah Protein
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sarung tangan (glove) merupakan salah satu kebutuhan di dalam bidang kerja. Alat ini
berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam dan mencegah cidera saat sedang kerja,
ketika memilih glove ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan antara lain bahaya terpapar,
benda yang dihadapi / dikerjakan apakah bahan korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat
pelindung tangan berbeda-beda dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun. Sarung tangan
berguna sebagai alat pelindung tangan ketika bekerja di tempat atau kondisi yang bisa
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
3
C. Lateks Pekat
Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dibuat dengan proses tertentu.
Lateks alam sebagai bahan baku barang jadi lateks (BJL) memiliki keunggulan khusus dibanding
produk pesaingnya lateks sintetis yang terbuat dari minyak bumi. Karet alam tentu saja lebih ramah
lingkungan baik dalam hal penyediaan bahan bakunya maupun proses produksinya, harganya lebih
murah, sifat teknisnya seperti kekuatan gel basah, kekuatan vulkanisat dan elastisitas lebih baik.
Namun penggunaan lateks alam sebagai bahan baku alat bantu untuk sarung tangan, kateter,
selang infus, hemodialiser, masker dan selang pernafasan, balon, drop pipet, karpet tidur dan Iain-
Iain menghadapi masalah karena diketahui mengandung protein alergen (hypo alergenic protein)
yang menyebabkan penyakit kanker dan reaksi alerg bag pemakainya.
Beberapa teknik untuk menurunkan kadar protein lateks telah dilaporkan, walaupun tidak
semuanya efektif, antara lain dengan sentrifugasi berulang, klorinasi atau penambahan tanin. Namun,
klorinas kurang disukai karena dapat menurunkan teganean putus sedang penambahan tanin (bahan kimia
pengikat protein) dapat menyebabkan lateks berwarna gelap (Siswantoro, 2003). Alternatif lainnya adalah
dengan teknik radiasi atau dengan penambahan enzim protease dalam lateks pekat untuk menguraikan
sebagian besar protein yang terkandung di dalamnya. Namun teknik radiasi dan deproteinase
menggunakan teknologi yang mahal sehingga agak sulit jika diterapkan untuk Industri Kecil dan Menengah
(IKM). Tanin yang digunakan tanin hasl ekstraksi tanaman gambir sebagai bahan pengikat protein dan
bahan pengisi titanium oksida (TO) sebaga bahan pewarna.
Dalam persaingan bisnis industri barang jad lateks yang makin ketat, pro-dusen perlu memenuhi
persyaratan mutu teknis yang makin prima dengan antara lain memperhatikan faktor kesehatan dan
keamanan yang setingi-tingginya bagi pengguna. Perlu diupayakan untuk menurunkan kadar protein
sehingga bahan baku lateks pekat dan barang badi lateks rendah protein (hypoallergenic natural rubber
latex Product).
Pada pembuatan sarung tangan rendah protein bahan yang digunakan meliputi
lateks pekat dengan kadar kering 60%, amonia, b elerang, texapone (10%), bentonit, KOH
10%, vultamol, bentonit, ZnO, ZDEC, ZMBT, ZDC, AO BHT, titanum oksida, silikon, air, dan
tanin (Marlina, 2006).
4
Zat penstabil seperti amoniak dan bahan-bahan kimia lain untuk proses
vulkanisasi kemudian ditambahkan pada lateks dalam proses yang disebut
pencampuran (compounding). Lalu campuran ini disimpan dalam tanki sampai
matang. Bermacam-macam tes kemudian dilakukan pada lateks yang sudah
merupakan campuran ini sebelum diteruskan dengan proses pencelupan.
Proses pencelupan dijalankan dengan mesin yang bekerja terus -menerus
angkatan demi angkatan (batch). Prosedur ini menghasilkan sarung tangan
berserbuk, berklorin, bebas serbuk atau sarung tangan bebas serbuk berlapis.
Alat pembentuk sarung tangan, yang sekarang tertutup dengan lapisan tipis
zat penggumpal, kemudian dicelupan ke dalam lateks yang sudah didinginkan.
Lateks didinginkan untuk menunda terjadinya proses pra-vulkanisasi yang lebih
jauh. Alat pembentuk kemudian diberi lapisan NRL yang menggumpal (Handoko,
2006).
Protein lateks yang terdapat dalam sarung tangan kemudian dikurangi
dengan proses yang disebut PEARL ( Protein and Endogenous Allergen Reduction
Leaching)yang digunakan secara eksklusif oleh Ansell.
Gambar 1. Alur pembuatan Sarung tangan
5
Lingkup dan uraian kegiatan yang dilakukan meliputi:
Pembuatan dispersi pemvulkanisasi dari lateks pekat (per 100 bagian lateks) untuk sarung tangan karet
yang mempunyai sifat mekanis dan rendah protein yang memenuhi persyaratan standar mutu maka
dilakukan komposisi bahan menggunakan perbandingan bahan kimia. Penelitian ini menggunakan
konsentrasi tanin 3 phr dan titanium oksida 0,6phr. Karakteristik sarung tangan karet yang dihasilkan
yaitu kadar protein 0,72%, tegangan putus 270,1 N/mm2, perpanjangan putus 801%, modulus 1,2
N/mm2 dan ketahanan sobek 680 N/mm2.
Tabel 1. Perlakuan penggunaan bahan kimia (per 100 bagian) untuk dispersi
vulkanisasi lateks pekat untuk sarung tangan tangan karet.
Prosedur Kerja:
A. Pembuatan dispersi
1. Bahan kimia tersebut ditimbang dan dimasukan ke dalam sebuah guci yang di dalamnya dilengkapi
dengan peluru-peluru, kemudian guci ditutup rapat dan diletakan di dalam wadah yang berputar (gilingan
dispersi) dan dibiarkan berputar selama 20 jam
2. Hasil dispersi dicampurkan ke lateks pekat, diaduk sampai merata dan campuran disimpan selama 3-5
hari untuk diperam (maturing). Pemeraman bertujuan agar campuran lebih homogen dan terjadi
pravulkanisasi.
3. Untuk mengetahui taraf pravulkanisasi periksa leteks dengan cara: 10 ml kompon lateks tambahkan 10
ml chloroform sambil diaduk, setelah 1-2 menit gumpalan diperiksa.
B. Persiapan cetakan
1. Pencelupan dengan asam untuk membersihkan cetakan (acid washing dip) dan penyikatan.
3. Penggulungan (beading), ujung dari sarung tangan harus digulung agar sarung pada waktu dimasuki
tangan tidak robek, menambah kekuatan
Skema kerja:
1 Pembuatan Dispersi
Bahan kimia
Ditimbang
Tutup rapat
Putar 20 jam
Hasil
Dicampur lateks
pekat
Aduk merata
7
2. Persiapan cetakan
Cetakan
Dicelupkan dalam
asam dan disikat
Bilas
Dicelupkan
dalam koagulan
Keringkan
3. Proses pencetakan sarung tangan karet
Cetakan
Dicelupkan dalam
koagulan (2x)
Keringkan
Penggulungan
Pencucian
Pemberian powder
Striping
Pembersihan powder
Sortasi
Sarung tangan
8
BAB III
KESIMPULAN
1. Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas sepatu.
sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampatan
tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur
2. Bahan Penyusun Kompon Karet
1. karet mentah
2. Bahan kimia karet (bahan aditif):
Bahan pemvulkanisasi
Bahan pencepat
Penggiat
Bahan anti degradant
Bahan pengisi
Bahan kimia tambahan
3. Proses pembuaatan sol sepatu:
1. Menyiapkan bahan
2. Urutan Pembuatan komponen karet
3. Pencetakkan (proses pemberian bentuk ) dan vulkanisasi
4. Karet adalah suatu produk yang berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex),
maupun produksi manusia (sintetis). Karet diolah dengan berbagai proses sehingga
diperoleh berbagai produk yang sering kita temui dan sering digunakan di kehidupan
sekarang ini. 80% barang-barang keperluan seluruh manusia di muka bumi berasal dari
bahan dasar karet. Karet juga terdiri dari berbagai macam jenis. Sebelum karet dapat
digunakan oleh manusia, karet diolah dengan berbagai cara. Setelah karet diolah karet juga
diuji terlebih dahulu sebelum diperjual belikan dan digunakan oleh manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bersosial.com/threads/ketauhi-macam-macam-bahan-sepatu-dan-sol-
sepatu.25690/
http://www.rubber-product.com/ind/sol-sepatu-karet.html
http://www.asanudi.com/2016/11/pembuatan-kompon-sol-sepatu-warna-putih.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3127611333752.pdf.html
https://www.scribd.com/doc/215161841/KARET-HILIR
http://www.asanudi.com/2016/11/pembuatan-kompon-sol-sepatu-warna-hitam.html
Panca Wardanu, Adha. 2010. Teknologi Pengolahan Karet. https://apwardhanu.word
press.com/politeknik-ketapang/teknologi-pengolahan-karet/. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.
10