F. Data pengamatan
Tetapan kalorimeter
Waktu Suhu air Suhu air
(menit) dingin (C) panas (C)
0,0 31 40
0,5 31 38
1,0 31 38
1,5 31 37,5
2,0 31 37,5
2,5 31 37
3,0 31 37
3,5 31 37
4,0 31 37
CuSO4.5H2O
Waktu Suhu CuSO4.5H2O
(menit) air (C)
(C)
0,0 31 29
0,5 29 31
1,0 28 31
1,5 28 31
2,0 29 31
2,5 29 31
3,0 29 31
3,5 29 31
4,0 29 31
CuSO4 anhidrat
Waktu Suhu Serbuk
(menit) air anhidrat
(C) (C)
1 31 32
2 31 32
3 31 32
4 31 32
Analisis data
1) Tetapan kalorimeter
Dik : V = 50 ml
=
m = .v
= 1 . 50
= 50
Q1 = m.C.t
= 50.4,2 (37-31)
= 210 . 6
= 1260 J
Q2 = m.C.t
= 50.4,2.(40-37)
= 210. 3
= 630 J
Q3 = Q2-Q1
= 630-1260
= -630 J (melepaskan kalor)
Q serap = Qlepas
M1.C1.t = m2.C2.t
50.4,2(x-31) = 50.4,2(40-x)
x-31 = 40-x
x = 40 + 31 x
2x = 71
x =
= 35,5 C
t = x t2
= 35,5 40
= -4,5
=
= 140 J/C
Kalor pelarutan H = = x Q3
= x 322
= 50,286 x -322
= 161
92,092 J/mol
= -
16,19 KJ/mol (nilai ini
me
rupakan H CuSO4 . 5H2O)
3) Penentuan panas pelarutan CuSO4 anhidrat
Kalor sistem/larutan Q1 = m . c . t
= 5 . 4,2 (32-31)
= 21 J
Kalor kalorimeter Q2 = C . t
= 140 (32-31)
= 140 J
Kalor pelarutan H = = x Q3
=
x -161
= 31,9 x
-161
= -
5135,9 J/mol
= -5,13
kJ/mol
4) Dengan menggunakan hokum Hess, panas reaksi untuk
CuSO4 + 5H2O CuSO4. 5H2O H= ?
G. Pembahasan
Tetapan kalorimeter dapat diketahui dengan
cara dari mencampurkan air dingin dengan air panas dalam kalorimeter
dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Jika kalorimeter tidak
menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air
panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Dari percoban
yang telah dilakukan tetapan kalorimeter yang diperoleh adalah sebesar
140 J/C. Panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O maupun CuSO4 anhidrat
dapat diperoleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke
dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan
akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan
pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada
konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk. Dari praktikum
diperoleh panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O adalah sebesar 16,19 kJ/mol
sedangkan panas pelarutanCuSO4 anhidrat adalah sebesar -5,19
kJ/mol. Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat
lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2. hal ini disebabkan karena Massa
CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O.
CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil
massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka
zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang
lebih besar.
Dalam praktek ini juga terdapat beberapa kesalahan yang
menyebabkan data yang dihasikan kurang tepat dengan teori, yakni :
1. Validitas alat yang digunakan.
2. Kekurang telitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat
menimbang bahan.
3. Kesalahan analisa data.
H. Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa panas pelarutan dari CuSO4. 5
H2O lebih kecil dibandingkan dengan panas pelarutan
dari CuSO4 anhidrat.
ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai PANAS PELARUTAN pada saat
melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan
konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksiCuSO4 harus dikeringkan ke dalam oven
untuk menghilanhkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru menjadi
putih dan kemudian memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan.
Untuk menentukan t3didapatkan dari penarikan garis lurus kurva pada grafik sehingga
didapatkan suhu t3 = 33.76 dan tetapan calorimeternya = -55.41 j/ dari jumlah panas reaksi yang
dihasilkan sebesar 0.00859 kj.
Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi dapat juga ditentukan dengan menggunakan
Hukum Hess.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan :
Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol zat
terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer.
Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan
pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.
Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ .
Panas pelarutan : -CuSO4 = - 0.04335 kj
= +0.03441 kj
dH dari reaksi : 0,00859 kj
a. Penambahan CuSO4.5H2O
V air = 50 ml
air = 1 gr/ml
= 50 ml x 1 gr/ml
= 50 gr
Cp = 4.2 J/gr 0C
X = m . Cp ( t3 t1 )
= 1029 J
Y = m . Cp ( t2 t3 )
= 1071 J
Harga kalorimeter
- CuSO4.5H2O
Panas pelarutan
Q = m . Cp ( t5 t4 ) + K ( t5 t4 )
= 6.195 J + 2.537 J
= 8.732 J
H CuSO4.5H2O
- CuSO4
panas pelarutan
Q = m . Cp ( t5 t4 ) + K ( t5 t4 )
= 46.305 J + 18.9633 J
= 65.268 J
Untuk 1 mol CuSO4
H CuSO4
Panas reaksi
Maka
CuSO4 (s) +
aq CuSO4 (aq) H0= - 2.1045 Kj/mol CuSO4 (aq) +
5H2O(aq) CuSO4.5H2O (s)+ aq H0= 0.4366 Kj/mol
Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai PANAS PELARUTAN DAPAT
DIKETAHUI BAHWA Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap
ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Kalorimeter merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini dikarenakan,
kalorimeter dapat mengisap panas sehingga tidak semua panas terukur. pada saat
melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan
konstan.
IX. KESIMPULAN
1. Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor seingga hukum Hess
dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidka langsung.
2. Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam sejumlah pelarut.
3. Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan
pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Palembang