Anda di halaman 1dari 12

Prosedur kerja

No. Prosedur Kerja Data Pengamatan


1. Menimbang 10 gram kristal
CuSO4.5H2O, hancurkan
dengan mortar samapi
2. bubuk.
Menimbang 5 gram bubuk
3. CuSO4.5H2O Suhu air tetap
Memasukkan 100 ml
aquadest ke dalam sebuah
kalorimeter yang telah
diketahui tetapan
4. kalorimeternya. Ukur suhu Suhu mulai konstan dari menit
air sampai konstan (catat ke-2
perubahan suhu air tiap 30
detik.
Setelah suhu air konstan,
5. tambahkan 5 gram bubuk
dan aduk kuat-kuat. Catat Terbentuk kristal anhidrat
perubahan suhu setiap 30 berwarna putih
detik sejak penambahan
sampai menit ke 4
Menyiapkan 5 gram bubuk
tembaga sulfat yang lain
dalam cawan porselen dan
6. panaskan. Aduk perlahan-
lahan sampai kristal berubah
warna menjadi putih
(terbentuk kristal anhidrat).
Simpan bubuk anhidrat ini
dalam desikator sampai
menjadi dingin.
Dengan menggunakan
serbuk anhidrat ini, ulangi
langkah 3 sampai langkah 6.

F. Data pengamatan
Tetapan kalorimeter
Waktu Suhu air Suhu air
(menit) dingin (C) panas (C)
0,0 31 40
0,5 31 38
1,0 31 38
1,5 31 37,5
2,0 31 37,5
2,5 31 37
3,0 31 37
3,5 31 37
4,0 31 37

CuSO4.5H2O
Waktu Suhu CuSO4.5H2O
(menit) air (C)
(C)
0,0 31 29
0,5 29 31
1,0 28 31
1,5 28 31
2,0 29 31
2,5 29 31
3,0 29 31
3,5 29 31
4,0 29 31

CuSO4 anhidrat
Waktu Suhu Serbuk
(menit) air anhidrat
(C) (C)
1 31 32
2 31 32
3 31 32
4 31 32

Analisis data
1) Tetapan kalorimeter
Dik : V = 50 ml
=
m = .v
= 1 . 50
= 50

Q1 = m.C.t
= 50.4,2 (37-31)
= 210 . 6
= 1260 J
Q2 = m.C.t
= 50.4,2.(40-37)
= 210. 3
= 630 J
Q3 = Q2-Q1
= 630-1260
= -630 J (melepaskan kalor)

Q serap = Qlepas
M1.C1.t = m2.C2.t
50.4,2(x-31) = 50.4,2(40-x)
x-31 = 40-x
x = 40 + 31 x
2x = 71

x =
= 35,5 C
t = x t2
= 35,5 40
= -4,5

Tetapan Kalorimeter (C) =

=
= 140 J/C

2) Penentuan panas pelarutan CuSO4.5H2O


Kalor yang diserap sistem (Q1) = m.c.t
= 5. 4,2 (31-29)
= 5 . 4,2 . 2
= 42 J
Kalor yang diserap kalorimeter (Q2) = C . t
= 140 (31-29)
= 280 J
Kalor yang dihasilkan oleh reaksi
)
= - (Q1 + Q2)
= - (42 + 280)
= -322 J (melepaskan kalor)

Kalor pelarutan H = = x Q3

= x 322
= 50,286 x -322
= 161
92,092 J/mol
= -
16,19 KJ/mol (nilai ini
me
rupakan H CuSO4 . 5H2O)
3) Penentuan panas pelarutan CuSO4 anhidrat
Kalor sistem/larutan Q1 = m . c . t
= 5 . 4,2 (32-31)
= 21 J
Kalor kalorimeter Q2 = C . t
= 140 (32-31)
= 140 J

Kalor yang dihasilkan oleh reaksi (Q3)


)
= - (Qsistem + Qkalorimeter)
= - (21 + 140)
= -161 J

Kalor pelarutan H = = x Q3

=
x -161
= 31,9 x
-161
= -
5135,9 J/mol
= -5,13
kJ/mol
4) Dengan menggunakan hokum Hess, panas reaksi untuk
CuSO4 + 5H2O CuSO4. 5H2O H= ?

H = CuSO4. 5H2O - H CuSO4 anhidrat


= -16,19 (-5,13)
= -16,19 + 5,13
= -11,06 kJ/mol

G. Pembahasan
Tetapan kalorimeter dapat diketahui dengan
cara dari mencampurkan air dingin dengan air panas dalam kalorimeter
dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Jika kalorimeter tidak
menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air
panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Dari percoban
yang telah dilakukan tetapan kalorimeter yang diperoleh adalah sebesar
140 J/C. Panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O maupun CuSO4 anhidrat
dapat diperoleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke
dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan
akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan
pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada
konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk. Dari praktikum
diperoleh panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O adalah sebesar 16,19 kJ/mol
sedangkan panas pelarutanCuSO4 anhidrat adalah sebesar -5,19
kJ/mol. Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat
lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2. hal ini disebabkan karena Massa
CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O.
CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil
massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka
zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang
lebih besar.
Dalam praktek ini juga terdapat beberapa kesalahan yang
menyebabkan data yang dihasikan kurang tepat dengan teori, yakni :
1. Validitas alat yang digunakan.
2. Kekurang telitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat
menimbang bahan.
3. Kesalahan analisa data.

H. Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa panas pelarutan dari CuSO4. 5
H2O lebih kecil dibandingkan dengan panas pelarutan
dari CuSO4 anhidrat.
ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai PANAS PELARUTAN pada saat
melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan
konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksiCuSO4 harus dikeringkan ke dalam oven
untuk menghilanhkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru menjadi
putih dan kemudian memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan.
Untuk menentukan t3didapatkan dari penarikan garis lurus kurva pada grafik sehingga
didapatkan suhu t3 = 33.76 dan tetapan calorimeternya = -55.41 j/ dari jumlah panas reaksi yang
dihasilkan sebesar 0.00859 kj.
Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi dapat juga ditentukan dengan menggunakan
Hukum Hess.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan :
Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol zat
terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer.
Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan
pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.
Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ .
Panas pelarutan : -CuSO4 = - 0.04335 kj
= +0.03441 kj
dH dari reaksi : 0,00859 kj

IX. DAFTAR PUSTAKA


jobseet. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.
Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi

a. Penambahan CuSO4.5H2O

Waktu (menit) Suhu air (t4) 0C Penambahan CuSO4.5H2O (t5) 0C


0 28.5 29
0.5 28.5 29
1.0 28.5 28.5
1.5 28.5 28.5
2.0 28.5 28
2.5 28.5 28
3.0 28.5 28
3.5 28.5 28
4.0 28.5 28
4.5 28.5 28
5.0 28.5 28
b. Penambahan CuSO4

Waktu (menit) Suhu air (t4) 0C Penambahan CuSO4 (t5) 0C


0 28 30
0.5 28 30
1.0 28 30
1.5 28 30
2.0 28 30
2.5 28 29.5
3.0 28 29.5
3.5 28 29
4.0 28 29
4.5 28 29
5.0 28 29
VII. PERHITUNGAN

a. Menetukan tetapan kalorimeter

V air = 50 ml

air = 1 gr/ml

M air = V air x air

= 50 ml x 1 gr/ml

= 50 gr

Cp = 4.2 J/gr 0C
X = m . Cp ( t3 t1 )

= 50 gr x 4.2 J/gr 0C ( 33.9 29 ) 0C

= 1029 J

Y = m . Cp ( t2 t3 )

= 50 gr x 4.2 J/gr 0C ( 39 33.9 ) 0C

= 1071 J

Harga kalorimeter

b. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi

- CuSO4.5H2O

Panas pelarutan

Q = m . Cp ( t5 t4 ) + K ( t5 t4 )

= 5 gr x 4.2 J/gr 0C ( 28.795 28.5 ) 0C + 8.6 J/0C ( 28.795 28.5 ) 0C

= 6.195 J + 2.537 J

= 8.732 J

Untuk 1 mol CuSO4.5H2O

H CuSO4.5H2O

- CuSO4

panas pelarutan

Q = m . Cp ( t5 t4 ) + K ( t5 t4 )

= 5 gr x 4.2 J/gr 0C ( 30.205 28 ) 0C + 8.6 J/0C ( 20.205 28 ) 0C

= 46.305 J + 18.9633 J

= 65.268 J
Untuk 1 mol CuSO4

H CuSO4

Panas reaksi

CuSO4 (s) + aq CuSO4 (aq) H0= - 2.1045 Kj/mol

CuSO4.5H2O (s) + aq CuSO4 (aq) + 5H2O(aq) H0= - 0.4366 Kj/mol

Maka

CuSO4 (s) +
aq CuSO4 (aq) H0= - 2.1045 Kj/mol CuSO4 (aq) +
5H2O(aq) CuSO4.5H2O (s)+ aq H0= 0.4366 Kj/mol

CuSO4 (s) + 5H2O(aq) CuSO4.5H2O (s) H0= - 1.6688 Kj/mol

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai PANAS PELARUTAN DAPAT
DIKETAHUI BAHWA Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap
ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Kalorimeter merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini dikarenakan,
kalorimeter dapat mengisap panas sehingga tidak semua panas terukur. pada saat
melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan
konstan.

Pengamatan yang pertama adalah pada CuSO4.5H2O, dimana air 100 ml


dimasukan kedalam kalorimeter dan diukur suhunya, setelah air dalam kalorimeter
suhunya konstan maka serbuk CuSO4.5H2O yang telah ditimbang dimasukan ke
dalam kalorimeter, kemudian di aduk dan tepat pada itu juga suhunya diukur pada
setiap 30 detik sampai waktu 5 menit.
Pengamatan yang kedua yaitu pada serbuk CuSO4 anhidrat. Pertama timbang
CuSO4.5H2O kemudian dipanaskan atau dikeringkan dalam oven. Tujuan dari
pemanasan ini adalah agar H2O hidrat yang terdapat dalam CuSO4.5H2O ini hilang
dan menghasilkan CuSO4anhidrat. Setelah itu CuSO4 ini dimasukkan ke dalam
desikator agar zatnya dingin dan juga menghindarkannya agar tidak terkontaminasi
serta bereaksi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam kalorimeter yang
sebelumnya telah di aduk dan suhunya konstan, maka serbuk CuSO4 anhidrat
dimasukkan ke dalam kalorimeter, kemudian di aduk dan pada saat dimasukkan itu
juga suhunya diukur pada setiap 30 detik, ternayata suhunya mengalami kenaikan
setelah serbuk CuSO4anhidrat dimasukkan, setelah sampai pada waktuk 5 menit
suhunya menurun dan konstan pada 30 0C, dan untuk penambahan CuSO4.5H2O
suhunya konstan pada 29 0C.

Dari praktikum diperoleh panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O adalah


sebesar 16,19 kJ/mol sedangkan panas pelarutanCuSO4 anhidrat adalah
sebesar -5,19 kJ/mol. Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan
CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2. hal ini disebabkan
karena Massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada
CuSO4. 5 H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan
memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan
massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat)
menghasilkan kalor yang lebih besar.
Dalam praktek ini juga terdapat beberapa kesalahan yang
menyebabkan data yang dihasikan kurang tepat dengan teori, yakni :
1. Validitas alat yang digunakan.
2. Kekurang telitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat
menimbang bahan.
3. Kesalahan analisa data.

IX. KESIMPULAN

Dari percobaan dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor seingga hukum Hess
dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidka langsung.

2. Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam sejumlah pelarut.

3. Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan
pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.

4. Haraga ketetapan kalorimeter = 8.6 J/0C


5. Panas pelarutan

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Politeknik Negeri


Sriwijaya.

Palembang

Anda mungkin juga menyukai