Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

TINJAUAN TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN
BATURAJA SUMATERA SELATAN

YANTI MARLIA
05021181320034

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN


TINJAUAN TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT
DI PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN BATURAJA SUMATERA
SELATAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknologi Pertanian

YANTI MARLIA
05021181320034

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA
2016
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN
PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN
(27 Oktober 26 November 2016)

Oleh
Yanti Marlia
05021181320034

Inderalaya,

November 2016

Mengetahui

Manager

Masinis Kepala

T.K. Siahaan

Holipah Rosidi

KATA PENGANTAR
Puji syukur tidak hentinya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkat dan karuniaNya yang melimpah sehingga penulis
dapat menyelesaikan praktik lapangan yang berjudul Tinjauan Teknik Pengolahan
Limbah Cair Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Mitra Ogan Baturaja Sumatera
Selatan. Praktik lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
Data dan informasi yang terdapat dalam laporan Praktik Lapangan
diperoleh dari hasil pengalaman praktek lapangan dengan pengamatan langsung
kelapangan di PT. Perkebunan Mitra Ogan tanggal 27 Oktober sampai 26
November 2016 dan dari wawancara kepada operator lapangan dan buku-buku
acuan serta data-data lain yang menunjang yang terdapat dalam daftar pustaka.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang memberikan bantuan baik materi maupun motivasi dalam
menyelesaiakan laporan praktek lapangan ini terutama kepada :
1. Bapak T.K Siahaan Selaku Manager PKS 1 Di PT. Perkebunan Mitra Ogan.
2. Bapak Holipah Rosidi selaku Masinis Kepala PKS 1 Di PT. Perkebuan Mitra
Ogan.
3. Bapak Mugianto selaku mandor 1 Quality Control di PKS 1 dan juga
pembimbing langsung praktek lapangan.
4. Seluruh staf dan karyawan di PT. Perkebunan Mitra Ogan, khususnya PKS 1
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
5. Seluruh karyawan dan karyawati PT. Perkebunan Mitra Ogan
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata,
saya ucapkan Terima Kasih dan semoga laporan ini dapat memenuhi fungsinya
dan bermanfaat bagi kita semua.

Indralaya,

November 2016

Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 20 Oktober 1994 di Desa Karang Lantang, Kec.
Muara Jaya Kab.Ogan Komering Ulu Baturaja merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dari ayah Mardani dan ibu Wariyah.
Pendidikan sekolah dasar diselasaikan pada tahun 2007 di Sekolah Dasar
Negeri 116 Karang Lantang Ogan Komering Ulu. Pendidikan menengah pertama
diselesaikan pada tahun 2010 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 31 Karang
Lantang Ogan Komering Ulu. Pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun
2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri 06 Ogan Komering Ulu Pengandonan.
Tahun 2013 penulis tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Teknik
Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Dan Perkembangan Pabrik
PT. Perkebunan Mitra Ogan merupakan salah satu perusahaan BUMN
yang bergerak dalam bidang agroindustri tanaman kelapa sawit dan karet, dengan
produk utamanya adalah Crude Palm Oil (CPO), Palm Karnel (PK) dan karet
kering. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang terbentuk atas kerjasama antar
dua perusahaan besar yaitu PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI) dan PT.
Nusantara III (PTPN 3). Pada awal terbentuknya PT. Perkebunan Mitra Ogan,
yaitu pada tanggal 19 Desember 1988 dengan akte notaris Imas Fatimah, SH
Nomor 170 perusahaan ini berdiri dengan kepemilikkan saham dengan komposisi
sebagai berikut PT Rajawali Nusantara Indonesia 65 persen dan PT. Perkebunan
Nusantara III 35 persen. Namun setelah melewati perjalanan panjang PT.
Perkebunan Mitra Ogan saat ini memiliki komposisi kepemilikkan saham PT.
Rajawali Nusantara Indonesia sebesar 73,5 persen dan sisanya sebesar 26,42
persen dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III.
Pada awalnya PT. Perkebunan Mitra Ogan berkantor pusat di Jakarta,
namun setahun kemudian (pada 1989) kantor Direksi dipindahkan mendekati
lokasi perkebunan yaitu di provinsi Sumatera Selatan (Palembang). Mitra Ogan
memiliki kebun yang terbesar di beberapa yang ada di provinsi Palembang, yaitu
di Kabupaten OKU, Muara Enim, Muba. PT. Perkebunan Mitra Ogan terbagi atas
lima unit kebun yaitu unit kebun Peninjauan Inti (PIN), unit kebun Peninjauan
Plasma (PPL), unit kebun Rambang Lubai (RL), unit kebun Batanghari Leko
(BHL) dan unit kebun Semindang Aji (SA).

Unit kebun Peninjauan Inti (PIN) dan Inti PPL merupakan unit kebun yang
mengelola perkebunan kelapa sawit yang kepemilikkan lahannya adalah 100
persen milik perusahaan. Unit kebun ini dipimpin oleh seorang administratur. Unit
kebun ini terbagi atas 10 afdeling dengan total kurang lebih 7876,47 ha. Unit
kebun ini juga memegang tanggung jawab atas sebuah pabrik kelapa sawit (PKS
I) dengan kapasitas 60 ton per jam.

Unit kebun peninjauan plasma (PPL) merupakan unit kebun yang


mengelolah lahan kebun milik PIR Trans dan beberapa kebun inti milik
perusahaan (Karet & Kelapa Sawit). PIR Trans merupakan salah satu program
yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab
perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk memajukkan kehidupan
masyarakat yang bertransmigrasi dari tempat yang padat penduduk. Unit kebun
ini dipimpin oleh seorang Manager. Unit kebun terbagi menjadi delapan plasma,
dua inti karet, tiga inti sawit dengan total kurang lebih 1336,21 ha.
Unit kebun Rambang Lubai (RL) merupakan unit kebun yang terbentuk
karena adanya usaha perusahaan uuntuk mengembangkan usaha perkebunan
dengan menggunakan sistem KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) yaitu salah
satu pola atau usaha pengembangan dengan menggunakan sistem kemitraan
dengan masyarakat setempat, perusahaan sebagai inti dan masyarakat sebagai
plasma, sampai saat ini pihak mitra ogan telah membentuk kerjasama dengan luas
kebun 8543,71 ha.
Unit kebun Batang Hari Leko (BHL) merupakan unit kebun yang
terbentuk tahun 2004 memiliki luas tanah sekitar 5700 ha. Dipimpin oleh seorang
Manager. Unit kebun ini terbagi menjadi 10 paket. Unit Kebun Semidang Aji
merupakan unit kebun yang sedang dalam proses pengembangan lahan dan masih
dalam tahap pembibitan dan Land Clearing.
a. Tujuan
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, bermaksud dan
tujuan perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agro bisnis dan
agro industri, serta optimasi pemanfaatan sumber daya perusahaan
untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut,
perusahaan melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut :
a. Pengusaha budidaya tanaman meliputi pembukuan dan
pengolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan

pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan lain yang


berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.
b. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun
dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang
jadi serta produk turunannya.
c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran
berbagai macam hasil produk serta melakukan kegiatan
perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha
perusahaan.
d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro
bisnis dan agro industry.
e. Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki perusahaan.
b. Komoditas Utama
PT. Perkebunan Mitra Ogan bergerak dalam bidang usaha
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Perusahaan memiliki dua pabrik kelapa sawit dengan kapasitas
olah sebesar 90 ton tandan buah segar per jam. Produk utamanya
antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (PK)
dan Latek. Kegiatan perusahaan antara lain mencakup budidaya
dan pengolahan tanaman Kelapa Sawit dan Karet.
1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT. Perkebunan Mitra Ogan Terletak Desa Karang Dapo, Kecamatan
Peninjauan kurang lebih 50 Km dari pusat Baturaja, yang merupakan daratan
bergelombang dengan kondisi alam dan iklim setempat serta tanahnya cocok
untuk pengembangan komoditi kelapa sawit.
Lokasi Pabrik PT. Perkebunan Mitra Ogan di dirikan atas dasar :
1. Iklim dan letak geografis yang cocok untuk pengembangan industri kelapa
sawit.
2. Dekat dengan sumber air (Sungai Ogan kurang lebih 1600 m).
3. Dekat dengan jalan lintas sumatera dan sarana transportasi kereta api
4. Banyak terdapat sumber tenaga kerja.

1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


1.3.1 Struktur Organisasi
PT. Perkebunan Mitra Ogan memakai sistem organisasi line dan staff,
dimana Dewan Komisaris (pemegang saham) sebagai pengawas jalannya
perusahaan dan direktur sebagai pimpinan eksekutif tertinggi yang bertamggung
jawab jawab terhadap Dewan Komisaris.
PT. Perkebuinan Mitra Ogan memiliki tiga kebun yang terdiri dari
kebun peninjauan inti (PIN), kebun plasma (PIR) dan kebun Rambang Lubai
(KKPA). Untuk organisasi jabatan tertinggi terletak ditangan Distrik Manager
yang membawahi masing-masing manager sebagai berikut :
1. Distrik Manager
Membawahi lima orang manager masing-masing manager kebun PIN 1,
Manager Kebun PIN II, Manager PKS 1, Manager PKS 2 dan Manager
kebun semidang aji (SA).
2. Asisten Kepala (Askep)
Askep membawahi beberapa orang asisten tanaman yang bertugas
mengkoordinir seluruh kegiatan operasional pengolahan tanaman dibawah
afdeling-nya. Askep bertanggung jawab kepada Manager.
3. Masinis Kepala (Maskep)
Maskep bertugas mengkoordinir kegiatan pelaksanaan operasional proses
pengolahan dan membawahi beberapa orang Asisten.
4. Asisten Tata Usaha dan Keuangan (TUK)
Asisten Tata Usaha dan Keuangan bertugas mengkoordinir kegiatan tata
usaha dan keuangan.
5. Kepala Pusat Kesehatan Karyawan (Puskarker)
Kepala Pusat Kesehatan Karyawan bertugas mengkoordinir kegiatan
pelaksanaan pelayanan kesehatan seluruh karyawan PT. Perkebunan Mitra
Ogan.
6. Asisten Tanaman
Asisten tanaman bertugas mengkoordinir pelaksanaan kegiatan harian para
mandor tanaman afdeling-nya masing-masing.
7. Asisten SDM dan Umum
Asisten SDM bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan bidang SDM dan
bidang pekerjaan-pekerjaan hubungan exsternal.
8. Asisten Teknik Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Asisten teknik pabrik kelapa sawit bertugas mengkoordinir kegiatan


bagian teknik perawatan pabrik kelapa sawit untuk menunjang kelancaran
operasional pabrik.
9. Asisten Teknik Mekanik
Asisten Teknik Mekanik bertugas mengkoordinir kegiatan bagian teknik
pengolahan kelapa sawit yang berhubungan dengan kelistrikan
10. Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan bertugas mengkoordinir kegiatan proses pengolahan di
shif-nya masing-masing.
11. Asisten Gudang
Asisten gudang bertugas mengkoordinir penyimpanan produk, bahan
kimia untuk kebutuhan proses pengolahan maupun kebutuhan perawatan
pabrik dan memantau keluar masuk bahan-bahan.
12. Asisten CD/Traksi
Asisten CD/Traksi bertugas mengkoordinir angkutan, perawatan jalan dan
pengawasan Operasional Alat Berat.
13. Papam
Papam bertugas mengkoordinir keamanan kebun maupun pabrik
14. Asisten Laboratorium
Asisten Laboratorium bertugas melaksanakan analisa dan uji kualitas,
serta memantau Kualitas Produksi.
1.3.2 Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan memiliki SDM yang dilengkapi dengan fasilitas
karyawan dan peraturan kerja.
1. Fasilitas Karyawan
Untuk meningkatkan kesejahteraaan pada karyawan, maka
PT. Perkebunan Mitra Ogan menyediakan berbagai macam sarana
dan prasarana seperti perumahan karyawan yang khusus
diperuntungkan bagi karyawan yang sudah berumah tangga,
penerangan dan penyediaan air, alat transportasi untuk anak
sekolah, tempat peribadaan, balai kesehatan dan sarana olahraga.
2. Peraturan Kerja
PT. Perkebunan Mitra Ogan telah memiliki kesepakatan
kerja bersama (KKB) yang mengatur tentang hak dan kewajiban
bagi pengusaha dan para pekerja seperti Jam kerja yang berlaku

untuk karyawan non shift adalah 7 jam kerja/hari atau maksimal 40


jam kerja/minggu.
Tabel 1. Jadwal Jam Karyawan Non Shift
Hari
Senin s/d Jumat
Sabtu
Minggu

Jam Kerja
07.00 - 15.00 WIB
07.00 15.00 WIB
Libur

Jam Istirahat
12.00 13.00 WIB
-

Untuk karyawan shift di PKS 1 PT. Perkebunan Mitra Ogan dibagi


dalam 3 shift yaitu :
1. Shift pertama jam 07.00 15.00 WIB
2. Shift kedua jam 15.00 23.00 WIB
3. Shift ketiga jam 23.00 07.00 WIB
1.4 Pemasaran
Produksi minyak sawit dan inti sawit Indonesia merupakan komoditas
terbesar kedua setelah Malaysia, dimana selain untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi minyak sawit di dalam negeri juga untuk ekspor.
Penjualan CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit atau palm karnel di PT.
Perkebunan Mitra Ogan di jual ke perusahaan pengolahan CPO dan palm karnel
(di PT. Atau CV), di daerah lampung dan palembang. Untuk CPO kapasitas
distribusi perhari berkisar 100 sampai 150 ton, pendistribusian biasanya dilakukan
dengan menggunakan mobil tangki dengan kapasitas 8 ton, biasanya mobil
disediakan oleh pihak PT. Atau CV yang membeli CPO ke PT. Perkebunan Mitra
Ogan. Karnel kapasitas distribusi perhari berkisar 20 sampai 30 ton,
pendistribusian biasanya menggunakan mobil bak yang berkapasitas 9 ton per
mobil, jika produksi dengan dua line pendistribusian bisa mencapai 40 ton
wilayah Sumatera Selatan namun pada pihak ketiga pemasaranya mencakup
wilayah Indonesia. Untuk harga, CPO dan Karnel selalu berubah-berubah
tergantung dari harga pasar dunia.
Dalam hal pendistribusian hasil olahan TBS berupa CPO (Crude Palm Oil)
dan palm karnel (PK) PT. Perkebunan Mitra Ogan, Pemasarannya langsung
ditangani bagian penjualan di kantor Direksi Palembang.

1.5 Deskripsi Kegiatan


PT. Perkebunan Mitra Ogan merupakan perkebunan kelapa sawit milik PT
RNI Group yang berlokasi di Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering
Ulu. Perkebunan tersebut memiliki 2 unit pengolahan Kelapa Sawit (PKS) yang
salah satunya PKS Karang Dapo terletak di Desa Karang Dapo Kecamatan
Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, berjarak kurang lebih 42 Km dari
kota Batu Raja dan 185 Km dari kota Palembang.
Kapasitas pengolahan kelapa sawit adalah 60 ton TBS/Jam dengan luas area
kebun mencapai 10.000 ha. Selaian buah hasil kebun inti PKS Karang Dapo juga
mengolah buah sawit yang berasal dari Plasma (PIR), KKPA dan pihak ke III dan
kemitraan lainnya.
1.6 Visi dan Misi Perusahaan
VISI :Menjadi perusahaan dalam bidang agro industri yang handal,
bertumpu pada produktivitas, kwalitas produk dan pelayanan yang prima dengan
kemampuan sendiri:
MISI :Menjadi badan usaha dengan kinerja terbaik dalam bidang agribisnis,
yang dikelola secara profesional dan inovatif dengan orientasi menjaga mutu hasil
Crude Palm Oil (CPO), Palm Karnel (PK), dan Karet Kering, agar tumbuh dan
berkembang untuk bersaing secara comvetitive, sehingga memenuhi harapan dan
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

1.7 Perkembangan Lingkungan Sekitar


Secara umum harus diakui bahwa kehadiran PT. Perkebunan Mitra Ogan
(Persero) PKS Karang Dapo telah memberikan dampak perubahan baik positif
maupun negatif terhadap lingkungan sekitar. Salah satu perubahan fisik yang
terjadi adalah berubahnya tutupan lahan struktur vegetasi tumbuhan. Sebelum
kehadiran PT. Perkebunan Mitra Ogan dan perusahaan perkebunan lainya,

wilayah kecamatan peninjauan masih di dominasi kawasan hutan dan perkebunan


campuran. Saat ini telah banyak beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit dan
karet. Untuk kualitas air juga terpengaruh, terutama pada saat pelaksanaan
penanaman atau replanting kualitas air akan keruh akibat banyaknya sendimentasi
yang masuk yang berasal dari partikel tanah yang hanyut terbawa air hujan.
Secara ekonomi kehadiran PT. Perkebunan Mitra Ogan telah banyak
menginspirasi masyarakat untuk membuka perkebunana mandiri atau bermitra
yang tak luput tentunya dari perkembangan nyata dari kemajuan ekonomi para
petani plasma yang tergabung dalam PT. Perkebunan Mitra Ogan. Kehidupan
perekonomian masyarakat sangat maju pesat, adanya pasar tradisional (pasar
peninjauan) yang buka setiap hari rabu dan minggu, akses menuju kota menjadi
lancar dan beberapa fasilitas umum seperti masjid, sarana olah raga telah didirikan
dan diperbaiki melaului program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL),
community Develoment (CD), Community Relation dan Coorporate Social
Responsibility (CSR) yang dikembangkan oleh perusahaan ada aktivitas pasar.
Kehadiran PT. Perkebunan Mitra Ogan Unit PKS. 1 Desa Karang Dapo
telah mampu mendorong bergulirnya roda perekonomian masyarakat sehingga
tarap hidup mereka semakin makmur dan maju.

BAB 11
PROSES PRODUKSI CPO
2.1 stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah terdiri dari beberapa bagian yaitu : weight,


Loading ramp dan Pemindahan Lori.
a. Weigh Bridge (Jembatan Timbang)
Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, dan diangkut dengan
menggunakan truck untuk diolah lebih lanjut, sebelum buah diturunkan
kedalam penampungan buah atau sortasi buah terlebih dahulu ditimbang
melalui jembatan timbang. Dengan tujuan untuk mengetahui berat TBS yang
akan diolah.
Jembatan timbang terdiri dari dua unit yaitu (digital dan manual
avery), yang telah tersambung kekomputer untuk mengetahui berat TBS yang
masuk, dan CPO (Crude Palm Oil) yang keluar atau di ekspor dan karnel yang
didistribusikan dengan kapasitas 30 ton dan ukuran 3 x 12 M3, serta
pengangkutan janjangan kosong untuk di jadikan sebagai pupuk dilahan,
penimbangan janjangan kosong bertujuan untuk mengetahui berapa besar
upah karyawan pengangkut janjangan kosong.
Penentuan berat dengan standar untuk menentukan berat produksi yang
masuk dan keluar pabrik, dengan menimbang bruto dan tarra untuk
mendapatkan berat netto atau berat buah sebenarnya. Adapun rumus untuk
penimbangan TBS yang masuk yaitu :
Berat Netto = Berat Bruto Berat Tara.
b. Sortasi
TBS yang sudah ditimbang kemudian di tampung bagian sortasi,
TBS yang diterima di PKS telah memenuhi syarat bahan baku, sehingga tidak
menimbulkan kegagalan dalam proses ekstraksi minyak dan pengambilan inti
sawit atau karnel.
Rendemen buah sawit sangat dipengaruhi oleh mutu buah dengan
visiual dan dilakukan di tempat penerimaan buah. Sortasi dilakukan terhadap

setiap truck pengangkut buah secara acak yaitu 10 persen dari jumlah seluruh
truck yang diterima minimal satu truck untuk setiap afdeling.
1. Kriteria Matang Panen
Tabel 1. Kriteria tingkat kematangan (fraksi) TBS Kelapa Sawit
Fraksi
Buah
00
0
1
2
3
4
5

Jumlah Brondolan
Tidak ada, warna buah
hitam
1 % s/d 12,5 % buah luar
membrondol
13 % s/d 25 % buah luar
membrondol
26 % s/d 50% buah luar
membrondol
51 % s/d 75 % buah luar
membrondol
76 % s/d 100 % buah luar
membrondol
Buah luar telah
membrondol seluruhnya
dan juga buah dalam
Tandan kosong atau busuk

Tingkat
Kematangan
Sangat mentah
mentah

16

Kurang matag

22

Matang 1

25

Matang 11

27

Lewat matang 1

28

Lewat matang 11

31

Tandan kosong
atau busuk
Sumber : buku laboratorium PKS 2 PTP Mitra Ogan
c.

PPKS :
Kandungan
Minyak (%)
0

Loading ramp
Loading ramp adalah tempat menerima TBS (tandan buah segar)
dari kebun dan dilakukan grading buah. Tujuan grading yaitu untuk
mengetahui kualitas TBS yang diterima dari pihak perusahaan. Kualitas
TBS sangat menetukan produk yang akan dihasilkan yaitu yield CPO dan
Karnel.

d. Pemindahan Lori

Setelah loading ramp, TBS dimasukkan kedalam lori. Lori


dipindahkan dari rel pengisian dengan bantuan cage transfer car dengan
kapasitas 3 lori, setelah lori tepat dengan rel kemudian lori ditarik dengan
capstan dan guide bollard. Kapasitas lori dan gerakkan memindahkan jalur
gerakkan dengan sistem hidraulik. Den

gan menggunakan elektro

motor 5 HP, tekanan 150 kg/cm2. Adapun sistem kerja pengaturan aliran
oliehidraulik menggunakan preessure swith elektrik baik untuk gerakkan
pengoncian maupun pengeluaran lori dan pemindahan jalur.
Lori dibuat dari plat berlobang dengan diameter lobang 10 mm
dengan tujuan peresapan panas dapat merata. Kapasitas untuk satu lori
yaitu 3,5 sampai 4 ton dan jumlah lori yang dimiliki pabrik yaitu 36 lori.
2.2 Stasiun Rebusan
a. Sterilizer
sterilizer adalah suatu alat untuk merebus TBS (tandan buah segar) sampai
buah matang dengan menggunakan steam dari BPV (Back Pressure Vesel) untuk
diproses lebih lanjut.
Perebusan dilakukan dalam sebuah bejana silinder horizontal dengan uap
panas yang berasal dari ketel uap sebagai panyalur panas dalam ketel. Tekanan
uap 2.8 sampai dengan 3 kg/cm2. Waktu yang dibutuhkan untuk merebus buah
selama 80 sampai 90 menit, dengan sistem perebusan melalui tiga tahap, yaitu
puncak pertama dengan 1 kg, puncak kedua sampai 2 kg dan puncak ketiga 2.8
sampai dengan 3 kg (pada puncak ketiga waktu yang dibutuhkan yaitu 35 sampai
45 menit tergantung pada kondisi buah) buah segar 45 menit, dan buah menginap
35 menit.
Ketel rebusan diatur pada tekanan oprasi 3 kg/cm dengan temperatur 125
135 C selama 90 menit, dalam satu perebusan (sterilizer) dapat menampung 8
lorri dan setiap lorri memiliki kapasitas 3,5 ton TBS. Ketel rebusan berbentuk
silinder horizontal memiliki dua pintu dengan panjang 21,2 m, diameter 2,7 m.
Fungsi dari perebusan yaitu :

1. Menonaktifkan enzim-enzim yang menyebabkan sel-sel minyak sehingga


akan menaikkan kadar ALB CPO
2. Memudahkan buah terlepas dari tandannya
3. Melunakkan buah agar mudah dilumatkan
4. Mengurangi kadar air pada sawit agar cangkang mudah terlepas dari
karnel.
Hal-hal yang mempengaruhi perebusan yaitu :
1. Tekanan atau waktu perebusan yang lama akan menyebabkan:
a. Warna minyak akan terlalu tua sehingga akan sulit dipuncatkan.
b. Losses minyak pada air rebusan akan mengikat
2. Tekanan dan lama perebusan yang kurang akan menyebabkan:
a. Buah kurang masak sehingga brondolan tidak lepas dari tandan
b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna dapat mengangkibatkan
losses minyak pada ampas dan biji bertambah.
c. Ampas (fiber) masih basah dan menggumpal sehingga pembakaran
dalam dapur boiler tidak sempurna
d. Pembakaran janjang kosong tidak sempurna akibat banyak
katekopen atau buah terikut dalam janjang kosong sehingga akan
merusak incenerator.
Proses sterilisasi sangat penting karena proses strelisasi akan
mempengaruhi kualitas produk dan efisiensi proses jika pengolahan tidak
sempurna. Proses sterilisasi dilakukan selama 90 menit dengan suhu
dimulai dari 110 - 130C dengan peningkatan tekanan dari 20 sampai 40
psi.

Gambar 1. Alat perebus (strelizer) di PT. Perkebunan Mitra Ogan

c. Hosting Crane (pengangkat lori)


Setelah proses perebusan selesai, lori dikeluarkan dari ketel
perebusan dengan menggunakan rantai yang ditarik dengan capstand,
kemudian diangkat dengan hosting crane, kemudian ditumpahkan ke
dalam hopper kemudian masuk kedalam mesin penebah.
Alat ini berfungsi untuk mengembalikan lori kosong pada rail track
disamping rebusan untuk diisi kembali di loading ramp, dengan daya
angkat 6,5 ton dan tinggi angkat 12 m, jumlahnya ada 3 unit dengan
kapasitas 60 ton/jam.
2.3.

Stasiun Treshing
1. Treshing Machine (mesin penebah)
Mesin penebah terdapat drum berputar yang memiliki jerajak, tandan
buah ikut terangkat dan jatuh berulang-ulang sehingga buah terlepas dari
tandannya berkumpul dibagian bawah mesin penebah. Sedangkan janjang
kosong akan terangkut ke HEBC (Horizontal Empty Bunch Conveyor)
menuju IEBC (Incline Empty Bunch Conveyor) kemudian dimasukkan dan
dibakar kedalam incinerator menjadi abu yang dapat digunakan sebagai
pupuk sebagian janjang kosong lainnya diangkut dengan truck untuk
disebar ke lahan dengan kapasitas mesin 30 sampai 35 ton TBS/Jam per
Unit. Adapun bagian-bagian dari stasiun treshing yaitu :
a. Thresser
Thresser berfungsi untuk memisahkan tandan buah dengan
brondolan. Thresser berputar pada porosnya secara horizontal, sehingga
buah ikut berotasi dan akhirnya terbanting dan brondolan akan terlepas
dari tandannya. Di dialam thresser terdapat parang-parang yang membantu
proses pemisahan.
b. Empty Bunch Conveyor
Empty Bunch Conveyor berfungsi untuk membawa tandan kosong
atau Empty Bunch setelah dari drum Thresser ketempat penimbunan untuk
selanjutnya dibawa keluar areal pabrik.

c. Fruit Bucket Elevator


Alat ini berfungsi untuk mengangkat atau menimba brondolan dari
hasil proses stasiun Thresser untuk diproses di stasiun press
menuju alat digester.
2.4 Stasiun Pengempaan
a. Digester (Pelumat)
Tandan buah yang sudah di rebus keluar diangkut dengan fruit
bucket elevator melalui screw conveyor, didalam digester berbentuk
silinder vertical, digester ini buah diaduk sampai lumat sehingga daging
buah terpisah dari biji, secara tidak langsung telah menjadi ekstraksi
pertama.
Digester berfungsi untuk melumatkan daging buah (pericarp) terlepas dari
(Nut) dengan bantuan parang-parang. Adapun yang harus diperhatikan
digseter yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Pelumatan buah pada biji dan daging buah benar-benar terpisah.


Waktu pengadukkan kurang lebih 25C
Temperatur digseter pada suhu 90 sampai 95 C
Keadaan pisau pisau pengaduk harus keadaan baik.
Adukkan tidak boleh kosong dan terlalu penuh
Adukkan memiliki kapasitas 3200 liter dan mempunyai 5 set pisau
pengaduk, dimana empat set berfungsi sebagai pendorong atau penebar
buah yang sudah lumat masuk ke dalam press.

b.Screw Press (Kempa Ulir)


Fungsi press yaitu untuk melepaskan daging buah yang telah
dicabik-cabik dari digester, sehingga menjadi minyak mentah Crude Palm
Oil (CPO) dan ampas (press cake).
Screw press dipasang sebuah cones hidraulik yang bisa diatur
untuk mendapatkan hassil yang baik, daya kempa diatur oleh cones
hidraulik sehingga buah akan masuk ke proses pengempaan. Terdapat
delapan unit alat press dengan kapasitas 10 ton/jam (6 unit) dan kapasitas
dua unit 15 ton/jam. Kempa ulir beroperasi pada tekanan 4,08 Psi, press

mempunyai kapasitas 10 ton dan 90 sampai 100 Psi untuk press dengan
kapasitas 15 ton. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Ampas kempa (press cake) harus keluar merata disekitar konus.
2. Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus
dikosongkan.
3. Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar inti pecah
bertambah sehingga kerugian ini bertambah.
4. Tekanan kempa yang terlalu rendah mengakibatkan :
a. Cake basah
b. Losses pada ampas dan biji bertambah
c. Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna
d. Bahan bakar ampas basah, sehingga pembakaran di boiler tidak
sempurna.
d. Cake Breaker Conveyor
Berfungsi untuk mengantar ampas bercampur biji hasil dari press
ke stasiun depericarper untuk diproses lebih lanjut. Ampas atau cake yang
dihasilkan dari press sebagian ada yang masih padat, cake akan di adukaduk agar ampas tersebut bisa pecah serta fiber bisa lepas dari Nut dan
juga untuk mengurangi kandungan air dalam fiber.
2.5 stasiun Klarifikasi
Stasiun ini bertujuan untuk memproses lebih lanjut Crude Palm Oil (CPO)
untuk memperoleh minyak CPO sesuai dengan standar. Stasiun terdiri dari mesinmesin peralatan, antar lain :
a. Crude Oil Gutter (saluran minyak kasar)
Crude oil gutter terbuat dari stainless steel yang berfungsi untuk
menampung dan mengeluarkan minyak kasar yang berasal dari kempa ulir ke
sand trap tank.
b. Sand Trap Tank
Fungsi dari sand trap tank untuk menyaring kotoran atau benda-benda
padat yang berukuran besar yang terikut di Crude Oil dan hasil press dengan

cara pengendapan sehingga fraksi yang di pisahkan dalam alat ini ada dua
kelompok, yaitu pasir dan tanah.
c. Crude Oil Tank
Alat ini berfungsi untuk menampung minyak dengan vibranting screen
sebelum dipompakan ke vertical continous tank. Didalam terdapat oil steam
untuk memanaskan minyak hingga kurang lebih 80 90 C. Berbentuk bak
persegi panjang dengan kontruksi plate stainless steel.
Minyak yang keluar dari ayakan getar banyak mengandung sludge,
pemanasan dilakukan agar tidak terjadi pembekuan pada minyak di dalam
COT sehingga memudahkan di dalam proses pemompaan minyak ke
Continous Settling Tank.
d. Vertical Countinous Tank
Tangki ini berbentuk bejana vertikal dengan tutup bawah konis,
kontruksi mild steel dengan kapasitas 90 m. Vertical countinuos tank
dilengkapi dengan pipa steam jenis terbuka untuk mempercepat
pemanassampai 90 C. Alat ini berfungsi untuk memisahkan CPO dan sludge
dengan cara pengendapan.
Tangki vertical Countinous Tank dipakai untuk memisahkan minyak
kasar screw press yang sudah diencerkan akan melalui sesuatu pipa yang
ujungnya mencapai kurang lebih separuh tinggi tangki.
Lapisan minyak atas akan overflow ke tangki minyak (oil tank) melalui
pipakeluar yang dilengkapi dengan skimmer yang dapat di setel naik turun
untuk mendapatkan ketinggian yang sesuai. Sedangkan lapisan bawah
mengalir ke underflow, menuju sludge tank.
e. Oil Tank
Tangki ini berbentuk silinder yang terbuat dari plat tahan karat setebal
4,5 mm dengan tebal tutup 6,5 mm, di lengkapi dengan pipa steam dan isolasi
untuk menjaga suhu sekitar 90C. Tangki ini berfungsi untuk menampung
CPO dari vertical countinous tank dengan kapasitas 24 m.

f. Oil Purifeier
Prinsip kerja dari alat ini yaitu akibat gaya sentrifugal tersebut maka
minyak yang berat jenisnya lebih rendah akan bergerak ke arah poros dan
terdorong keluar, sedangkan kotoran dan air yang mempunyai berat jenis lebih
berat akan terdorong ke arah dinding dan keluar. Temperatur 90 - 95C
bertujuan agar pemisahan lebih sempurna.
Alat ini berjumlah dua unit dengan kapasitas 6000 L/jam. Pergerak
berupa motor dengan daya 25 HP dan putaran 1500 rpm, dengan putaran 7000
rpm. Oil purifier sering disebut oil centrifuge, yang fungsi untuk memurnikan
minyak dengan mengurangi kandungan kotorandan air sehingga minyak yang
keluar dari purifier kadar airnya 0,3 % - 0,4% dan kadar kotorannya kurang
dari 0,02 %.
2.6 Stasiun Karnel
Hasil dari press adalah Crude Oil dan Cake yang terdiri dari serat (fiber)
dan biji (nut). Fiber harus dipisahkan dari nut untuk persiapan proses pemecahan
di ripple mill agar hasil lebih efisiensi pemecahan yang tertinggi (minima 90%)
dengan kernel pecah rendah :
a. Untuk mendapatkan Kualitas kernel sesuai dengan standar
Standar : 5 %
Goal : 5,5 %
b. Untuk mendapatkan kualitas kernel sesuai dengan standar
Admixture : a. Standart : 8 %
b.goal
:6%
Moisture : a. Standar : 7-8%
b.goal
: 6-7 %
Stasiun kernel ini terdiri dari mesin-mesin dan peralatan, antara lain :
a. Depericaper
Berfungsi untuk memisahkan antara biji dengan serabut atau ampas
(fiber) sehingga biji yang keluar dari drum depericaper benar-benar bersih
dari serabut atau ampas (fiber).
b. Nut Polishing Drum

Nut Polishing Drum untuk membersihkan serat yang masih


melekat pada biji, pemisahan ini terjadi akibat gesekan biji dengan dinding
drum. Alat ini digerakkan oleh motor penggerak dengan putaran 50 rpm
dan di transmisikan dengan rantai untuk menggerakkan drum.
Nut Polishing Drum merupakan alat tempat jatuhnya nut yang tak
terpisahkan oleh fiber fan dan kemudian nut tersebut dibersihkan dari fiber
yang masih tercampur dengan bantuan putaran dan parang yang terdapat
dalam alat.
c. Nut Sillo
Nut sillo berfungsi untuk menampung biji yang telah dipisahkan
nut grading drum dengan kapasitas 60 m. Alat ini terdiri dari dua jalur,
memakai pemanas yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam biji.
d. Ripple Mill
Biji yang masuk ke ripple mill akan dipecah atau dipisahkan antara
inti dan cangkang akibat adanya benturan biji stator dan putaran dari rotor
yang mana rotor dapat disetel sesuai dengan besar kecilnya biji yang akan
dipecah. Terdapat 3 unit Ripple Mill dengan rotor digerakkan oleh motor
5,5 HP. Direkduksi dengan V-belt dan Pulley, kapasitas 1 Riplle Mill
adalah 4 ton biji per jam.
2.7 Tangki Timbun
Setelah selesai proses pemurnian minyak CPO di tampung didalam tangki
timbun sebelum dikirim ke Truck tangki penjualan. Terdapat 3 unit tangki timbun
dengan kapasitas masing-masing satu tangki 2.000 ton. Dilengkapi dengan
pemanas Steam Coil untuk menjaga suhu berada pada suhu berada pada suhu 50
60 C. Agar CPO yang berada pada tangki timbun tidak membeku.

BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktik lapangan telah dilaksanakan di PT. Perkebunan Mitra Ogan Desa
Karang Dapo Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi
Sumatera Selatan. Waktu pelaksanaan praktik lapangan dimulai pada tanggal 27
Oktober sampai dengan 26 November 2016 sampai dengan selesai.
3.2. Metode Pelaksanaan
Beberapa metode yang akan dilakukan pada praktik lapangan untuk
mendapatkan data yang lengkap untuk menyusun laporan praktek lapangan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey yaitu data yang
diambil berupa data primer dan sekunder. Data yang diambil dan diamati secara
langsung di PT. Perkebunan Mitra Ogan Desa Karang Dapo Kecamatan
Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumtera selatan.
3.2.1. Pengumpulan Data Primer
Data primer didapat melalui pengamatan langsung proses pengolahan
berupa cara kerja dan proses persiapan bahan. Selanjutnya melakukan wawancara
kepada pembimbing lapangan di PT. Perkebunan Mitra Ogan Desa Karang Dapo
Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.
3.2.2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder didapat melalui studi pustaka tentang tinjauan teknik
pengolahan limbah cair kelapa sawit di PT. Perkebunan Mitra Ogan Desa Karang
Dapo Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.

3.3. Praktik Kerja Langsung


Kegiatan praktik langsung dilakukan dengan praktik kerja lapangan di
pabrik dengan dibimbing oleh staf dari perusahaan untuk memperoleh
pengalaman kerja dan mempelajari kesesuaian antara teori dengan praktik
lapangan mengenai hal yang bersangkutan dengan aspek kegiatan pabri

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Limbah yang dihasilkan PT. Perkebunan Mitra Ogan
PT. Perkebunan Mitra Ogan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri minyak mentah (Crude Palm Oil) CPO dan karnel dengan tujuan
untuk dibawah ke lampung dan palembang guna untuk memenuhi kebutuhan akan
minyak goreng. Perusahaan ini memiliki dua pabrik yaitu PKS 1 dan PKS 2,
dimana letaknya berbeda tempat dengan jarak sekitar 20 Km dari PKS 1.
PKS 1 dan PKS 2 menghasilkan limbah cair, limbah padat dan limbah gas.
Limbah cair dihasilkan dari hasil stasiun digester dan press, kemudian tangki
penampungan pemisahan minyak, pasir dan lumpur yang dihasilkan pada proses
digester dan press, pada proses pemisahan minyak, lumpur dan pasir, diendapkan
dan dialirkan secara overflow setiap dua jam sekali, lumpur yang masih
mengandung minyak selanjutnya akan dialirkan ke fat fit untuk dilakukan proses
pengutipan minyak sebelum dipompakan dengan pompa fat fit sedangkan minyak
dikirim kembali ke stasiun Klarifikasi untuk didaur ulang selanjutnya air limbah
akan di pompakan ke cooling tower.
Setiap proses CPO menyisakan limbah, baik limbah cair maupun limbah
padat. Secara umum limbah padat berasal dari janjang kosong dan fiber. PT.
Perkebunan Mitra Ogan memanfaatkan limbah padat seperti janjang kosong
sebagai pupuk yang secara langsung ditebar ke lahan perkebunan. Sedangkan

limbah cair selama proses produksi dan air domestik akan dialirkan melalui
saluran pembuangan menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). IPAL
merupakan proses pengolahan limbah cair yang terdiri dari bak-bak untuk
dilakukan treatment air limbah sampai kandungan air limbah dapat dikategorikan
aman dan tidak mencemari lingkungan (Land Aplication).
Instalasi pengolahan limbah cair di PT. Perkebunan Mitra Ogan terdapat 8
kolam penampungan, dengan kapasitas instalasi pengolahan limbah cair yaitu
77.100 M3. Pengolahan TBS/hari dengan kapsitas 1.200 ton, sedangkan limbah
cair/ton TBS mempunyai kapasitas 0,6 M3, sehingga diperoleh limbah caik/hari
720 M3, dengan lama waktu tinggal limbah cair 107 hari.
4.2 Pengolahan Limbah
Penangan limbah cair di PT. Perkebunan Mitra Ogan terdiri dari penangan
secara fisika, kimia dan biologi. Penangan secara biologi sistem lumpur aktif
dengan proses lumpur aktif merupakan proses anaerob dimana proses ini
menggunakan bakteri totamchi. Proses-proses perombakan pada kolam anaerobik
ini dibantu oleh bakteri tomtamchi yang berfungsi untuk merombak unsur-unsur
organik air limbah.
Unit ini merupakan penanganan dari sistem biologis sama halnya dengan
pengolahan lumpur aktif dimana dalam bak aerasi mikroorganisme ditumbuhkan,
mikroorganisme dan air limbah dicampur dengan udara, pada kondisi ini
mikrooranisme akan mengoksidasi sebagian dari bahan organik menjadi CO2.
Bakteri yang digunakan yaitu bakteri totamchi, mikroorganisme ini membutuhkan
BOD, COD, TSS, dan Nutrient yang terkandung limbah. Untuk mengetahui
bakteri ini aktif ditandai dengan timbulnya gelembung-gelumbung dipermukaan
air dan air berwarna kehijauan
Penanganan secara kimia yaitu dengan penambahan nutrisi untuk bakteri
berasal dari pupuk urea (N) dan TSP (P) dengan jumlah pemberiannya BOD : N :
P = 100 : 10 : 1 (ppm) bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan lumpur.
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan lumpur kekolam penampungan

lumpur atau kolam sidemtasi yang berukuran 15x13 m dengan kedalaman 3 m


dapat menampung 675 M3 lumpur.
Proses penanganan limbah cair dimana limbah cair dari fat fit dialirkan
melalui saluran pembuangan dan kolam penampungan menuju IPAL terdapat
pengolahan secara fisika yang bertujuan untuk pemisahan padatan tahap pertama
antara padatan yang besar dari limbah cair, dimana pemisahan padatan ini
menggunakan automatic bas screen pada proses ini limbah disaring menggunakan
saringan dengan ukuran 8 mesh yang diletakkan pada bagian saluran pengutip
minyak. Limbah padat yang dihasilkan seperti partikel-partikel padat yang
terbawa pada saluran fat fit akan tersaring, sehingga partikel terpisah dari minyak
selanjutnya hasil pengutipan minyak ditampung dalam drum dan diberi pompa
untuk dikirim kembali kestasiun klarifikasi untuk didaur ulang.
4.3.

Pengolahan Limbah Cair


Limbah cair PKS mengandung padatan melayang dan terlarut maupun

emulsi minyak dan air. Apabila limbah tersebut langsung dibuang maka sebagian
besar akan mengendap, terurai perlahan, mengomsumsi oksigen terlarut
menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau tidak sedap yang dapat merugikan
lingkungan sekitar. Limbah cair kelapa sawit mengandung senyawa anorganik dan
organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisasi dan dapat dikendalikan secara
biologis. PT. Perkebunan Mitra Ogan mempunyai 8 kolam penampungan limbah
di stasiun ETP (Effluent Treatment Plant).
4.3.1 stasiun fat fit
Stasiun fat fit yaitu tempat untuk mengutip minyak sebelum air limbah di
pompakan dengan pompa fat fit sedangkan hasil pengutipan dikirim kembali ke
stasiun Klarifikasi untuk didaur ulang. Pompa fat fit ke cooling tower digerakkan
oleh motor 30 HP, dengan putaran 2955 rpm sedangkan ukuran pompa pengutipan
terdapat dua unit masing-masing digerakkan dengan motor 7,5 HP dengan putaran
1450 rpm. Kolam pendingin mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menampung limbah-limbah yang keluar dari stasiun rebusan yang berupa


kondensat, stasiun klarifikasi berupa buangan pencucian oil purifer, blow
down tank dan buangan sludge seperator.
b. Mengutip minyak yang masih terikut selanjutnya dipompakan kembali ke
sludge drain tank.untuk didaur ulang.
c. Memompa sludege ke stasiun effluent treatment plant atau ETP.
Berikut gambar stasiun pengutip minyak

Gambar 2. Stasiun fat fit


Pengolahan limbah pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan
MITRA OGAN dengan menggunakan sistim kolam (ponding). Sistem ini
perombakan bahan-bahan organik dilakukan pada kolam-kolam
pengendalian. Limbah cair yang berasal dari stasiun rebusan dan
klarifikasi yang masuk ke Fat-Fit setelah dikutip minyaknya maka akan
dikirim ke ETP dengan kareakteristik limbah sebagai berikut :
Parameter

Satuan

pH
4-5
BOD
20.000 30.000 ppm
COD
40.000 60.000 ppm
SS
15.000 ppm
TDS
5.000 ppm
Suhu
70C
Sumber : buku laboratorium PKS 2 PTP MITRA OGAN
Tujuan dari pengolahan limbah adalah menguraikan limbah cair
organik untuk bisa digunakan sebagai pupuk di kebun kelapa sawit (Land
Aplication). Adapun dari tahapan pengolahan limbah yaitu :

a. Menara Pendingin (cooling tower)


Limbah yang dipompakan dari stasiun fat fit dialirkan ke
cooling tower merupakan alat pendingi yang bekerja secara alamiah
dengan bantuan angin untuk menurunkan temperatur limbah dari 80C
hingga suhu mencapai 40 - 45 C. Berikut gambar cooling tower.

Gambar 3. Cooling tower


b. Kolam Pendingin
Setelah dari cooling tower, limbah cair dipompakan secara
over flow ke kolam pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan
limbah dari suhu 60 - 80 C. Minyak yang sudah dikutip
minyaknya pada oil trap (fat fit) mempunyai karakteristik pH 4
4,5 sebelum limbah dialirkan ke kolam pengasaman (acidification
pond) suhunya diturunkan menjadi 40 45 C agar bakteri
mesophilik dapat berkurang dengan baik.
Terdapat dua kolam pendingin, dari kolam ini masih
mengandung minyak yang terikut terpompa dari fat fit, biasanya
minyak pada kolam ini akan berwarna kuning dan membeku jika
pagi hari karena suhu dan cahaya matahari masih belum panas,
minyak ini akan mencair jika suhu panas, minyak akan dipompa
kembali ke bak penampung untuk diolah kembali, biasanya limbah
ini dimanfaatkan untuk bahan pembuatan sabun, kosmetik dan
mentega. Berikut gambar kolam pendinginan.

Gambar 3. Kolam pendingin


c. Kolam Pengasaman (acidification pond)
Setelah dari kolam pendinginan limbah akan mengalir ke
kolam pengasaman secara over flow yang lebih berfungsi sebagai
proses pra kondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobic
pada kolam ini limbah akan dirombak menjadi VFA. Kolam
pengasaman ini bertujuan untuk mengkondisikan air limbah
sampai pH kurang lebih 5 sebelum masuk ke kolam anaerobic.
d. Kolam Anaerobik
Dari kolam pengasaman limbah selanjutnya dialirkan
secara over flow ke kolam anaerobik primer. Karena pH dari kolam
pengasaman masih renda, maka limbah harus di netralkan terlebih
dahulu dengan mencampurkan dengan limbah keluaran (pipa
outlet) dari kolam anerobik, kolam ini berfungsi untuk
menguraikan asam-asam organik dengan bantuan bakteri Totamchi
menjadi gas metan dan gas CO2 dengan reaksi sebagai berikut :
CH3COOH

CH4 + CO2

Bakteri akan digunakan dalam proses anaerobic pada


awalnya dipelihara dalam satu tempat yang bertujuan untuk
memulai pembiakkan bakteri. Di dalam pembiakkan awal perlu
ditambahkan nutrisi yang merupakakn sumber energi dalam
metabolisme bakteri seperti urea, phosphate dan limbah yang telah
diencerkan.

Ciri dari bakteri anaerobik yang masih aktif akan


membentuk asam organik dan CO2. Kemudian bakteri metahe
(metanogenic bacteria) akan merubah asam organic menjadi
methane dan CO2. BOD limbah pada kolam anaerobic primer
masih cukup tinggi maka limbah diproses lebih lanjut pada kolam
anaerobic sekunder. Kolam anaerobic sekunder dikatakan
beroperasi dengan baik jika setiap saat nilai parameter utamanya
berada pada tetapan di bawah ini :
1.
2.
3.
4.

pH 6 8
VFA < 300mg/l
Alkalinitas > 2000 mg/l
BOD limbah setelah keluar dari kolam anaerobic
sekunder maksimum 3500 mg/l dan pH minimal 6.

Berikut gambar kolam anaerobik .

Gambar 4. Kolam anaerobik


e. Kolam Pengendapan (sedimentasi Pond)
Kolam ini berfungsi untuk menampung dan mengendapkan
kotoran yang terkandung dalam air limbah dari kolam anaerobik
sebelum dipompakan ke areal lahan perkebunan dengan sistem
rorak sebagai pupuk tanaman kelapa sawit. Kolam ini berukuran
15x15 M dengan kedalaman 3 m sehingga dapat menampung 675
M3 limbah hasil pengendapan. Setelah kapasitas limbah ini penuh

maka akan dialirkan kelahan secara over flow. Berikut gambar


kolam sedimentasi pond.

Gambar 5. Kolam sedimentasi pond


Kolam ini berfungsi untuk menampung air limbah dari
kolam anaerobik untuk dikirim ke tangki-tangki limbah dikebun
dilengkapi dengan pompa dengan kapasitas 120 m3/jam. Dengan
kapasitas kolam kurang lebih 525 m3. Karakteristik air limbah
yang akan digunakan sebagai pupuk organik adalah sebagai
berikut:
Parameter
pH
BOD
COD
Suhu
SS

Satuan
-6,00
3.000-5.000 mg/L
6.000-10.000 mg/L
28 C
5.000 mg/L

f. Kolam Aerobik
Kolam ini berfungsi untuk mengalirkan cairan dari kolam
anaerobic yang terakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang
bertujuan untuk menaiikan pH dan membantu proses pendinginan
air limbah.
Proses aerobik pada kolam ini telah tumbuh danging dan
mikroba heterotrof yang berbentuk flocs. Proses tersebut
merupakan proses penyediaan oksigen yang dibutuhkan oleh
mikrobia dalam kolam. Metode pengadaan oksigen dapat
dilakukan secara alami dan atau menggunakan aerator.

Pada kolam ini air sudah berwarna kehijauan dan


kandungan bahan pencemar sudah dibatas aman, biasanya air ini
digunakan untuk ternak ikan dan sebagian dialirkan ke lahan
perkebunan dilakukan dengan mengalirkan cairan dari kolam
anaerobic yang terakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang
bertujuan untuk menaikkan pH dan membantu pendinginan.
Berikut gambar kolam resirkulasi

Gambar 6. Kolam Resirkulasi


g. Masa Tinggal Bakteri
Dari seluruh proses rangkaian pengolahan air limbah di atas,
masa tinggal limbah selama proses berlangsung di mulai dari kolam
pendingin sampai air di buang ke badan penerima membutuhkan
waktu masa tinggal selama lebih kurang 120 150 hari.
4.4 Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit berupa janjang
kosong, fiber dan cangkang kelapa sawit limbah padat jajang kosong dihasilkan
dari proses pemipilan atau tresher, buah yang sudah lepas dari janjang kemudian
masuk ketahap digester sedangkan janjang akan keluar dengan elevator conveyor
menuju ketempat penampungan sementara, kemudian janjang kosong diangkut
dengan menggunakan truck untuk di angkut ke lahan sebagai pupuk.
Limbah padat fiber atau serabut dihasilkan dari proses pengepressan, fiber
yang telah terpisah dari karnel akan keluar dengan elevator, fiber digunakan
sebagai bahan bakar boiler dan sebagian lagi dibuang kelahan.

Limbah padat berupa cangkang dihasilkan dari proses pemecahan ripple


mill, cangkang ini sebagian digunakan sebagai bahan bakar boiler dan sebagian
lagi dimanfaatkan sebagai penimbunan jalan menuju pabrik atau menuju kebun.
4.5 Pengolahan Limbah Gas
Pengolahan limbah gas di PT. Perkebunan Mitra Ogan tidak dilakukan
pengolahan dengan semestinya. Limbah gas di PT. Perkebunan Mitra Ogan
berupa gas CO2 yang berasal dari cerobong asap boiler yang terdiri dari empat
unit boiler, dan gas dari emisi genset yang dibuang secara langsung ke udara
tanpa pengolahan lebih lanjut karena letak pabrik jauh dari tempat permungkiman
penduduk serta disekeliling pabrik juga terdapat pepohonan yang dapat
menetralkan gas-gas tersebut. Letak tata pabrik PT. Perkebunan Mitra Ogan
terletak jauh dari lingkungan penduduk sehingga limbah yang ditimbulkan tidak
menggangu udara lingkungan sekitar penduduk.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengolahan limbah di PT. Perkebunan Mitra Ogan menggunakan sistem
drainase yang dialirkan menuju fat fit tempat pengutipan minyak untuk di
daur ulang kemudian sludge di pompakan ke cooling tower.
2. Bakteri yang digunakan untuk merombak bahan organik di PT. Perkebuan
Mitra Ogan yaitu bakteri totamchi yang dikembang biakkan dalam satu
tempat untuk perkembang biakkan bakteri. Dengan penambahan nutrisi
sebagai sumber energi dalam metabolisme bakteri seperti urea, phospate dan
limbah yang telah di encerkan.
3. janjang kosong di manfaatkan sebagai pupuk yang di tebar secara langsung
ke lahan perkebunan.

4. cangkang kelapa sawit di manfaatkan sebagai bahan bakar boiler.


5. sortasi terhadap TBS sangat berpengaruh nyata terhadap hasil CPO
5.2 Saran
Sebaiknya ditempat pengolahan limbah mempunyai laboratorium sendiri
untuk mengontrol hasil buangan treatmen, agar dapat langsung ditanggulangi jika
hasil buangan tidak sesuai dengan mutu standar buangan air limbah.

DAFTAR PUSTAKA
M. Isa Samudra.2008. Buku Unit Laboratorium PKS 11 PT Mitra Ogan. Kebun
Rambang Lubai.
Anonim.202. Standar Operasional Prosedur:Continous Setling Tank dan Vacum
Dyer. PT. Perkebunan Mitra Ogan. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai