MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Pengetahuan Bahan Garmen
oleh
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum pengetahuan
bahan garmen jurusan produksi garmen Politeknik STTT Bandung. Makalah ini berisi
tentang interlining dan patchwork. Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa memberi
wawasan yang lebih luas bagi penulis maupun pembaca, terutama peran generasi dalam
industri garmen. Mohon maaf, bila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Saya ucapkan
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2. Saran..................................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Interlining merupakan bahan pelapis yang sifatnya lembut dan ringan. Memberi rasa
hangat saat pemakaian. Interlining adalah lapisan yang berada diantara dua lapisan kain
dalam sebuah garment interfacing dan lining digunakan pada bagian lengan baju dan bagian
badan dari pakaian (jaket atau mantel). Lapisan antara, sering disebut lapisan penghangat,
bobotnya ringan, tipis hingga tebal yang menyerupai busa atau katun berbulu.
Selain berguna sebagai pelapis dan penghangat, interlining juga membuat tampilan
pakaian memiliki garis tegas sehingga si pemakai terlihat lebih gagah. Contoh bahan
potongan bahan kain yang dilakukan dengan cara dijahit sesuai desain. Berdasarkan catatan
sejarah patchwork pertama kali ditemukan oleh penduduk Eropa yang berpindah ke Amerika.
Karena suhu di Amerika sangatlah dingin dan penduduk Eropa tidak dapat membuat tempat
tinggal yang memadai maka mereka menggunakan sisa-sisa bahan kain untuk ditempelkan
pada dinding atau dipakai sebagai selimut. Karya patchwork menunjukkan perkembagan
yang signifikan pada akhir abad ke-18 dan berlanjut ke abad ke-19. Dimana pada saat itu para
wanita mulai menemukan pola kombinasi dan bahan kain yang tepat untuk mengubah
patchwork sebagai perhiasan, bukan sekedar sebagai selimut penahan dingin. Sejak saat
itulah seni tradisional patchwork kemudian mulai dikembangkan untuk membuat bermacam-
macam produk kerajinan seperti hiasan dinding (wall hanging), lukisan, tas, maupun boneka.
1
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Interlining adalah lapisan yang berada diantara dua lapisan kain dalam sebuah
garment digunakan pada bagian lengan baju dan bagian badan dari pakaian.
1. Trubenais
yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan
kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini
ada yang dlapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih
2
praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu disetrikakan pada bahan yang hendak
dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan
pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban
2. Fisilin
yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika disetrika.
Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya
yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek.
3. Bulu kuda
yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel.
Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini
4. Pelapis gula
merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan
punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis
berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana
1. Fusible interlining
Fusible interlining adalah interlining yang dibuat dengan bahan dasar kemudian
yang dibutuhkan antara 165 - 170°C dan waktu yang diperlukan sekitar 2 – 20 detik.
2. Nonfusible interlining
3
Interlining jenis non fusible merupakan interlining yang dibuat dengan menggunkan
bahan dasar dan tanpa campuran dengan resin atau bahan lainnya. Umumnya produksi
Dakron
Felt
Flanel
2.4.Kegunaan Interlining
Interlining umumnya digunakan pada kerah, manset, ban pinggang, lapisan depan dari
4
2.6.Produsen Interlining Di Indonesia
PT. Cikita
satu dengan yang lainnya dan memiliki motif atau warna yang berbeda-beda kemudian
menjadi suatu bentuk baru. Patchwork adalah seni tradisional yang berasal yang berasal dari
orang-orang Eropa yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat, karena pada waktu itu
kesulitan mendapatkan bahan tekstil, maka mereka memanfaatkan sisa-sisa dari kain yang
rusak atau tidak bisa dipakai dengan mengguntingnya lalu dijadikan bentuk yang dapat
Desain hias dari pembuatan produk kriya tekstil dengan teknik patchwrok harus
disesuaikan dengan jenis produk yang akan dibuat dan di ruangan mana produk tersebut akan
disimpan.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan kriya dari teknik patchwork,
adalah :
1. Buat desain hias yang akan dibuat dan juga benda yang akan dibuat, apakah benda
tersebut memiliki fungsi sebagai benda hias atau sebagai benda pakai (atau memiliki
fungsi keduanya).
2. Pilih bahan tekstil yang memiliki corak dan warna yang sesuai dengan desain yang akan
dibuat. Pilih kain yang bercorak yang digabungkan dengan kain polos. Untuk warna
5
3. dapat dipilih warna yang monologis atau gradasi warna dari warna tua sampai warna
muda
4. Pada saat proses pembuatan potongan-potongan kain, sertakan kain pelapis (visilin) dan
1. Kain katun, karena kain katun merupakan salah satu kain yang mudah dibentuk.
2. Bahan pelapis (visilin), dipergunakan untuk melapisi kain katun yang sudah
3. Penggaris inchi
4. Gunting kain
6. Setrika
7. Mesin jahit
Mesin zig-zag
Mesin obras
Jenis-jenis patchwork:
6
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan gunting-
guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama, kemudian guntingan-
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain yang di pola terlebih dahulu, dan selanjutnya dijahit sesuai dengan
rencana.
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-
guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan pola bagian tengah
diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah
dengan pola berikutnya dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai
secara keseluruhan
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan.
Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini sifatnya
hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik template, teknik
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk pola-pola geometris
(segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya
7
2.10.Diskusi
1. Interlining yang bagus yang seperti apa? Apakah tergantung penggunaannya? (Putri
Rizki Purnamasari)
Jawab : ya, tergantung penggunaannya. Kalau interlining yang bagus adalah rambut kuda.
Karena, kualitasnya bagus dan memberi efek kokoh pada tampak luar. Selain kualitasnya
bagus harganya juga mahal sehingga hanya digunakan oleh barnd-brand terkenal.
2. Apa kegunaan rotary cutter pada pembuatan patchwork, apa perbedaannya dengan
Jawab : pada pembuatan patchwork ada alat-alat khusus seperti cutter board untuk alas
potong dan penggaris inchi yang berfungsi agar ukuran kampuh akurat, fungsi rotary cut
adalah untuk memotong kain yang telah terukut oleh penggaris inchi agar kampuh tidak
berubah, kalau memakai gunting kain biasa kemungkinan kain akan terangkat ketika
dipotong sehingga merubah ukuran kampuh, sedangkan ketika menggunakan rotary cut kain
BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
8
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan interlining
3.2.Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
www.fitinline.com
www.textilschool.com
www.garmenstudioonline.com
www.pinterest.com
10