Anda di halaman 1dari 13

INTERLINING dan PATCHWORK

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Pengetahuan Bahan Garmen

oleh

1. MINATI RAHMA (16030070)

2. TATIK RAHAYU (16030080)

Program Studi Produksi Garmen

Politeknik STTT Bandung

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tepat pada

waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum pengetahuan

bahan garmen jurusan produksi garmen Politeknik STTT Bandung. Makalah ini berisi

tentang interlining dan patchwork. Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa memberi

wawasan yang lebih luas bagi penulis maupun pembaca, terutama peran generasi dalam

industri garmen. Mohon maaf, bila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Saya ucapkan

sekian dan terimakasih.

Bandung, 21 Mei 2017

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan..................................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Interlining.........................................................................................................2


2.2. Jenis-Jenis Interlining.........................................................................................................2
2.3. Fungsi Interlining...............................................................................................................4
2.4. Kegunaan Interlining..........................................................................................................4
2.5. Pemasangan Interlining pada Baju.....................................................................................4
2.6. Produsen Interlining di Indonesia......................................................................................5
2.7. Pengertian Patchwork........................................................................................................5
2.8. Desain dan Teknik Patchwork............................................................................................5
2.9. Bahan dan Alat yang Dipergunakan Untuk Patchwork.....................................................6
2.10. Diskusi...........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................................................8

3.2. Saran..................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Interlining merupakan bahan pelapis yang sifatnya lembut dan ringan. Memberi rasa

hangat saat pemakaian. Interlining adalah lapisan yang berada diantara dua lapisan kain

dalam sebuah garment interfacing dan lining digunakan pada bagian lengan baju dan bagian

badan dari pakaian (jaket atau mantel). Lapisan antara, sering disebut lapisan penghangat,

bobotnya ringan, tipis hingga tebal yang menyerupai busa atau katun berbulu.

Selain berguna sebagai pelapis dan penghangat, interlining juga membuat tampilan

pakaian memiliki garis tegas sehingga si pemakai terlihat lebih gagah. Contoh bahan

interlining adalah flanel, bahan selimut bobot ringan, dakron, felt.

Kemudian patchwork dapat didefinisikan seni menyusun dan menggabungkan

potongan bahan kain yang dilakukan dengan cara dijahit sesuai desain. Berdasarkan catatan

sejarah patchwork pertama kali ditemukan oleh penduduk Eropa yang berpindah ke Amerika.

Karena suhu di Amerika sangatlah dingin dan penduduk Eropa tidak dapat membuat tempat

tinggal yang memadai maka mereka menggunakan sisa-sisa bahan kain untuk ditempelkan

pada dinding atau dipakai sebagai selimut. Karya patchwork menunjukkan perkembagan

yang signifikan pada akhir abad ke-18 dan berlanjut ke abad ke-19. Dimana pada saat itu para

wanita mulai menemukan pola kombinasi dan bahan kain yang tepat untuk mengubah

patchwork sebagai perhiasan, bukan sekedar sebagai selimut penahan dingin. Sejak saat

itulah seni tradisional patchwork kemudian mulai dikembangkan untuk membuat bermacam-

macam produk kerajinan seperti hiasan dinding (wall hanging), lukisan, tas, maupun boneka.

1
1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut

1. Jenis pakaian apa sajakah yang membutuhkan interlining?

2. Bagaimana penggunaan interlining dalam sebuah garment?

3. Bagaimana sejarah dan perkembangan patchwork?

4. Bagaimana pengerjaan patchwork yang umum dilakukan?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut

1. Menjelaskan pakaian yang membutuhkan interlining

2. Menguraikan penggunaan interlining dalam sebuah garment

3. Menjelaskan proses pengerjaan patchwork secara garis besar

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian interlining

Interlining adalah lapisan yang berada diantara dua lapisan kain dalam sebuah

garment digunakan pada bagian lengan baju dan bagian badan dari pakaian.

2.2. Jenis-jenis interlining

a. Berdasarkan penggunaannya, interlining terdiri dari empat macam yaitu:

1. Trubenais

yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan

kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini

ada yang dlapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih

2
praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu disetrikakan pada bahan yang hendak

dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan

pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban

pinggang rok atau celana.

2. Fisilin

yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika disetrika.

Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya

yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek.

Fisilint sering belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.

3. Bulu kuda

yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel.

Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini

juga mencair jika disetrika pada bahaan yang akan dilapisi.

4. Pelapis gula

merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan

punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis

berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana

dapat ditempelkan dengan cara disetrika pada bahan.

b. Berdasarkan proses pembuatannya, interlining terdiri dari empat macam yaitu:

1. Fusible interlining

Fusible interlining adalah interlining yang dibuat dengan bahan dasar kemudian

dicampur atau digabungkan dengan bahan resin, sehingga menjadikannya fusible /

campuran. Proses penggabungan (Fusing) untuk interlining sendiri dengan temperatur

yang dibutuhkan antara 165 - 170°C dan waktu yang diperlukan sekitar 2 – 20 detik.

2. Nonfusible interlining

3
Interlining jenis non fusible merupakan interlining yang dibuat dengan menggunkan

bahan dasar dan tanpa campuran dengan resin atau bahan lainnya. Umumnya produksi

interlining non fusible sendiri diproduksi oleh industri kecil.

 Dakron

 Felt

 Flanel

 Kain pelapis selimut

2.3. Fungsi Interlining

a. Untuk pendukung pakaian

b. Untuk pengontrol bentuk dari pakaian

c. Untuk pengontrol area pakaian

d. Untuk memperkuat komponen pakaian

e. Untuk membuat pakaian cantik, kuat dan menarik

f. Untuk memastikan antisipasi tampilan, kualitas dan efek dari kain

g. Untuk meningkatkan tampilan pakaian

2.4.Kegunaan Interlining

Interlining umumnya digunakan pada kerah, manset, ban pinggang, lapisan depan dari

jas, plaket pakaian outer, jaket, blazer dan lain-lain.

2.5.Pemasangan Interlining Pada Baju

4
2.6.Produsen Interlining Di Indonesia

 PT. Interlining Raphita

 PT. Cikita

 PT. Haama Group

2.7. Pengertian Patchwork

Patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan-potongan kain perca

satu dengan yang lainnya dan memiliki motif atau warna yang berbeda-beda kemudian

menjadi suatu bentuk baru. Patchwork adalah seni tradisional yang berasal yang berasal dari

orang-orang Eropa yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat, karena pada waktu itu

kesulitan mendapatkan bahan tekstil, maka mereka memanfaatkan sisa-sisa dari kain yang

rusak atau tidak bisa dipakai dengan mengguntingnya lalu dijadikan bentuk yang dapat

dimanfaatkan kembali, termasuk selimut. Tetapi perkembangan patchwork tidak hanya

menghasilkan selimut, bermacam-macam produk dibuat dari guntingan kainyang dijadikan

satu sehingga menghasilkan seperti hiasan dinding, lukisan dan lain-lainnya.

2.8. Desain Dan Teknik Patchwork

Desain hias dari pembuatan produk kriya tekstil dengan teknik patchwrok harus

disesuaikan dengan jenis produk yang akan dibuat dan di ruangan mana produk tersebut akan

disimpan.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan kriya dari teknik patchwork,

adalah :

1. Buat desain hias yang akan dibuat dan juga benda yang akan dibuat, apakah benda

tersebut memiliki fungsi sebagai benda hias atau sebagai benda pakai (atau memiliki

fungsi keduanya).

2. Pilih bahan tekstil yang memiliki corak dan warna yang sesuai dengan desain yang akan

dibuat. Pilih kain yang bercorak yang digabungkan dengan kain polos. Untuk warna

5
3. dapat dipilih warna yang monologis atau gradasi warna dari warna tua sampai warna

muda

4. Pada saat proses pembuatan potongan-potongan kain, sertakan kain pelapis (visilin) dan

kemudian setrika supaya pola yang dibuat bentuknya rapi.

2.9.Bahan Dan Alat Yang Dipergunakan Untuk Teknik Patchwork:

1. Kain katun, karena kain katun merupakan salah satu kain yang mudah dibentuk.

Pilih warna sesuai dengan desain

2. Bahan pelapis (visilin), dipergunakan untuk melapisi kain katun yang sudah

dipotong agar mempertebal kain sehingga bentuknya lebih tebal.

3. Penggaris inchi

4. Gunting kain

5. Gunting kain bundar (rotary cut)

6. Setrika

7. Mesin jahit

Ada tiga jenis mesin yang digunakan yaitu:

 Mesin jahit manual

 Mesin zig-zag

 Mesin obras

Jenis-jenis patchwork:

Jenis-jenis patchwork ditinjau dari cara pembuatannya

1. Cara acak (tak beraturan)

6
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan gunting-

guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama, kemudian guntingan-

guntingantersebut dijahit sesuai dengan desain.

2. Cara jiplakan pola (template)

Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-

guntingan kain yang di pola terlebih dahulu, dan selanjutnya dijahit sesuai dengan

rencana.

3. Cara tumpang tindih (overlapping)

Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan guntingan-

guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan pola bagian tengah

diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah

dengan pola berikutnya dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai

secara keseluruhan

4. Cara jahit jelujur

Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan.

Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini sifatnya

hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik template, teknik

overlapping maupun teknik pola geometris.

5. Cara pola geometris

Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk pola-pola geometris

(segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya

dijahit sesuai dengan desain.

7
2.10.Diskusi

1. Interlining yang bagus yang seperti apa? Apakah tergantung penggunaannya? (Putri

Rizki Purnamasari)

Jawab : ya, tergantung penggunaannya. Kalau interlining yang bagus adalah rambut kuda.

Karena, kualitasnya bagus dan memberi efek kokoh pada tampak luar. Selain kualitasnya

bagus harganya juga mahal sehingga hanya digunakan oleh barnd-brand terkenal.

2. Apa kegunaan rotary cutter pada pembuatan patchwork, apa perbedaannya dengan

dunting kain biasa? (Bu Geni Maimun)

Jawab : pada pembuatan patchwork ada alat-alat khusus seperti cutter board untuk alas

potong dan penggaris inchi yang berfungsi agar ukuran kampuh akurat, fungsi rotary cut

adalah untuk memotong kain yang telah terukut oleh penggaris inchi agar kampuh tidak

berubah, kalau memakai gunting kain biasa kemungkinan kain akan terangkat ketika

dipotong sehingga merubah ukuran kampuh, sedangkan ketika menggunakan rotary cut kain

tidak perlu terangkat melainkan mata pisau yang berputar.

BAB III

PENUTUP

1.1.Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut

1. Mengetahui fungsi interlining sebagai lapisan pada suatu garment

8
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan interlining

3. Menambah wawasan tentang patchwork

3.2.Saran

Untuk penelitian lebih lanjut, penulis memberikan saran untuk:

a. Menggunakan interlining sesuai fungsinya

b. Lebih mengenal apa itu interlining

c. Memperkenalkan produk lokal ke mancanegara

9
DAFTAR PUSTAKA

www.fitinline.com

www.textilschool.com

www.garmenstudioonline.com

www.pinterest.com

10

Anda mungkin juga menyukai