Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“Kajian struktur kimia serat wol dan serat rambut”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kimia

Disusun oleh
Kelompok 5
Zulhijrahwati(230208502040)
Novita Elna Arrang (230208501060)
inriawati(230208501062)

Jurusan pendidikan kesejahteraan keluarga


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“Kajian struktur kimia serat wol dan serat rambut”
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami iini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membacakamii pun memohon maaf sebesar-besarnya apabila
dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati

Makassar,29 februari 2024

Penyusun

STRUKTUR DARI SERAT WOOL (bahankain.com)

√ Serat Wol: Pengertian, Ciri Ciri, Sifat dan Manfaat (padukata.com)

Soscilla: Sifat dan Karakteristik Bahan Serat Kain Wol (Wool)

Wol Fiber | Weaving and Silk lengkap yg ini

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KERUSAKAN WOOL 1 DAN 2 (noviaanurf.blogspot.com)

Mengenal Struktur dan Fungsi Rambut | Dove

Copilot dengan GPT-4 (bing.com)

Pengertian Rambut, Struktur, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya - Sosial79

Bab_2.pdf (um-surabaya.ac.id)

Apakah Sulfur adalah Salah Satu Molekul Penyusun Rambut? (rambutoo.com)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................
A. Latar belakang.........................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................
C. Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
A. Peran gugus amida pada serat woll
B. Proses degumming serat woll
C. Afinitas zat warna pada serat woll
D. Pengaruh morfologi wol pada sifat woll
E. Peran gugus amida pada serat rambut
F. Proses degumming serat woll
G. Afinitas zat warna pada serat rambut
BAB III PENUTUP..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serat wol adalah kain yang terbuat atau bersumber dari rambut hewan. Rambut
hewan yang dapat dijadikan serat wol tidak hanya rambut domba seperti yang
diketahui pada umumnya, namun sebenarnya banyak jenis hewan lain.
Ciri-ciri serat wol yang paling familiar dan diandalkan dalam pembuatan pakaian
adalah sifatnya yang mampu menangkap kehangatan. Sehingga pakaian yang
terbuat dari serat wol biasanya mampu memberikan kehangatan lebih pada
pemakainya.
Serat wol juga memiliki ciri tahan panas serta tidak menghantarkan panas.
Sehingga, serat wol sangat aman digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang
melibatkan api. Saat terbakar, seringkali api cepat mati dan tidak mampu
membakar keseluruhan wol.
elakang

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu globalisasi budaya

2.apa itu globalisasi budaya menurut para ahli

3.apa saja bentuk globalisasi budaya

4. apa saja contoh globalisasi budaya

5.apa saja dampak globalisasi budaya

6.apa upaya menghadapi globalisasi budaya

7.apa pengertian identitas nasional

8.apa tantangan mempertahankan idenitas nasional diera globalisasi

1
9.peran Pancasila dalam menjaga identitas nasional

10.apa Upaya dalam mempertahankan identitas nasional di era globalisasi

11.apa dampak globalisasi budaya terhadap idenitas nasional

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui apa itu globalisasi budaya

2. untuk mengetahui apa itu globalisasi budaya menurut para ahli

3. mengetahui apa saja bentuk globalisasi budaya

4. untuk mengetahui apa saja contoh globalisasi budaya

5. untuk mengetahui apa saja dampak globalisasi budaya

6. untuk mengetahui apa upaya menghadapi globalisasi budaya

7. untuk mengetahui apa pengertian identitas nasional

2
8. untuk mengetahui apa tantangan mempertahankan idenitas nasional diera

globalisasi

9. untuk mengetahui peran Pancasila dalam menjaga identitas nasional

10. untuk mengetahui apa Upaya dalam mempertahankan identitas nasional di era

globalisasi

11. untuk mengetahui apa dampak globalisasi budaya terhadap idenitas nasional

3
BAB II PEMBAHASAN
A. Serat wol
Serat wol merupakan serat bulu yang berasal dari biri-biri, sehingga sering
disebut serat protein. Jenis biri-biri yang diternakkan akan mempengaruhi
sifat seratnya seperti diameter ,panjang serat, kekuatan, kilau, keriting, warna
dan banyaknya kotoran pada serat.
Memiliki panjang mulai 2,5 cm sampai 35 cm dengan diameter 10 sampai 70
mikron. 1 mikron sama dengan 0,001 mm. Penggolongan serat wol dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1. Wol halus
2. Wol sedang
3. Wol kasar

Wol halus
Memiliki sifat halus, lembut, kuat, elastik dan keriting, sehingga dapat dibuat
menjadi benang halus dari Ne3 60 Keatas.
Jenis biri-biri penghasil wol halus adalah Merino Spanyol. Merino Jerman,
Merino Perancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino AS, Merino
Amerika Selatan.

Wol sedang
Dihasilkan dari biri-biri inggris. Sifatnya lebih kasar dibanding wol halus
namun lebih panjang dan berkilau. Wol inggris digolongkan dalam:

1. Wol Luster, Seratnya panjang, kuat dan berkilau. Dihasilkan dari jenis biri-
biri jenis Lincoln, Leiceter dan Chevoit.
2. Wol Down, Sertnya lebih pendek, lebih haus dan kurang berkilau
dibandingkan dengan wol luster. Dihasilkan dari biri-biri Southdown,
Shrosphire, Suffalk dan Hampshire.

4
3. Mountain Breeds, Memiliki serat panjang dan kasar. Dihasilkan dari biri-biri
jenis Scottish, Blackface dan wels mountain.
4. Wol Crossbred. Dihasilkan dari jenis biri-biri persilangan Merino atau
Rambouillet dengan biri-biri yang menghasilkan wol panjang.

Wol Kasar atau Permadani


Dihasilkan dari biri-biri yang hidup dalam kondisi primitif yang banyak
ditemukan di daerah Asia seperti Timur tengah, India dan Pakistan.
Leicester
Dibawah ini adalah beberapa jenis biri-biri yang diambil bulunya sebagi
bahan dasar serat wol

Selain penggolongan diatas, Wol dapat digolongkan lagi berdasarkan cara


mendapatkannya yaitu wol cukur (fleece wool) dan wol cabut (pulled wool).

Lincoln (contoh hewan penghasil woll)

Merino(contoh hewan penghasil woll)

5
oxford

rambouillet

Wol cukur (fleece wool), diperoleh dari pencukuran pada saat musim semi. Pencukuran
dapat menggunakan mesin-mesin pencukur bulu atau manual dengan tangan. Hasil
pencukuran dari setipa bagian tubuh biri-biri akan memiliki perbedaan. Bulu terbaik
biasanya berada pada dekat kepala. Biri-biri betina menghasilkan wol kira-kira 60-70 %
dari biri-biri jantan. Berikut adalah beberapa urutan kualitas wol dilihat dari bagian tubuh
biri-biri.

6
Wol cabut (pulled wool).Diperoleh pada pencabutan dari kulit biri-biri yang telah
dismbelih atau mati. Pemisahan serat dari kulit biri-biri dapat dilakukan seperti berikut:
1. Perendaman dalam larutan Na2CO3 sampai 3 hari
2. Penghilangan kotoran berupa zat padat dengan cara mekanik.
3. Pelunakan akar, dengan cara menggantungkan kulit biri-biri selama 4-8 hari dalam
ruangan yang suhu dan kelembabanya diatur. Maupun dengan cara penggunaan
Natrium Sulfida dalam larutan kapur pada bagian dalam kulit.
4. Pencabutan, dengan tangan atau dengan bantuan pisau.

Morfologi Serat Wol


Apabila dilihat dari mikroskop, serat wol mirip dengan rambut manusia, bersisik
menghadap keatas. Terdisi dari protein yang dibentuk dari karbon, hidrogen, oksigen
dan belerang.

7
Dan beberapa peneliti mengatakan bahwa serat wol adalah salah satu serat yang
memiliki struktur paling rumit dari semua serat tekstil

Struktur Fisika serat Wol


Serat wol terdiri dari dua-tiga lapisan yaitu:
1. Kutikula, yang merupakan lapisan terluar, terdiri dari sisik-sisik tanduk pipih yang
saling bertumpuan seperti susunan genting. Ujung sisik menunjuk ke ujung serat.
2. Corter, yang merupakan bagian yang lebih dalam, terbentuk dari bercah-bercah
berbentuk jarum kecil yang disebut sel-sel kortikel. Bagian ini merupakan 90% dari
serat.
3. Beberapa wol yang sangat kasar memiliki medulla yang berupa saluran kosong atau
terisi dengan susunan sel seperti rumah lebah.

Serat wol memiliki sifat eriting alam yang berdimensi tiga. Keriting tersebut akibat
perkembangan sel-sel kortikel yang tidak sama dan bervariasi dengan kehalusan serat.
Serat yang halus mempunyai pengeritingan sebanyak 75 tiap cm, sedangkan wol kasar
lebih sedikit.

Wol adalah serat bi-komponen yang terjadi dari dua komponen yang berdampingan.
Kedua komponen tersebut memiliki daya gelembung yang berbeda apabila basah.

8
Pada waktu basah pengeritingan lebih sedikit dari pada waktu kering. Keriting tersebut
memberikan daya kohesi yang baik dengan lenting dan pegangan yang enak.

Serat wol memiliki sifat bergelombang seperti pegas oleh karena itu apabila serat
diregangkan maka akan lurus, namun apabila dilepaskan akan kembali bergelombang.

Struktur Kimia serat Wol


Wol merupakan jenis protein yang disebut keratin. Keratin terjadi dari beberapa asam
amino yang digabungkan membentuk rantai polipeptida yang diikat silang dengan
ikatan sistina dan ikatan garam. Ikatan ikatan silang inilah yang menyebabkan wol
bersifat lenting dan mudah kembali kebentuk semula.
Analisa kimia menunjukkan bahwa wol terdiri dari :
Karbon: 50 %
Hidrogen: 8%
Nitrogen: 16,5%
Sulfur:3,5%
Oksigen:22%.
Angka diatas adalah kira-kira saja karena wol tidak homogen. Kadar hidrogen dan
sulfur berbeda antara satu serat dengan yang lain karena disebabkan oleh pengaruh
sinar matahari atau perbedaan jenis makanan yang dikonsumsinya. dibawah ini adalah
struktur molekul dari serat wol atau komposisi serat wol

9
Sifat-sifat Serat
Sifa Fisika
1. Konduksi Panas, Wol adalah suatu bahan konduktor panas yang jelek. Faktor utama
yang menyebabkan wol terasa hangat karena adanya udara disela-sela serat pada
benang atau kain. Adanya udara diakibatkan dari seratnya yang keriting. Karena
bersifat keriting atau rua, benang atau kainnya tidak dapat mempat padat.

2. Penterapan lembab, Wol bersifat higroskopis, tetapi serat tersebut juga melepaskan
uap air secara perlahan-lahan. Sewaktu wol menyerap uap air akan timbul panas.
Penyerapan uap berhubungan erat dengan sifat hangatnya. Serat wol tidak menyerap
air dengan cepat bahkan sering menolaknya, tetapi serat wol akan menyerap uap air
dari badan atau udara sekitarnya tanpa terasa basah, meskipun penyerapannya
mencapai 30% dari berat serat.

3. Kelentingan

10
Serat wol memiliki Sifat lenting yang baik terutama dalam keadaan kering. Sifat lenting
yang baik in dapat membentu wol dalam perawatan yang artinya meringankan dalam
penyetrikaan.

4. Kekuatan dan mulur


Serat wol lemah, tetapi kain wol sangat awet. Kekuatannya berkisar antara 1,2-1,27
gram per denier. Hal ini dikarenakan bagian amorfnya sangat besar. Kain wol bersifat
awet karena daya mulurnya yang besar, daya tekukknya baik dan tahan terhadap
gesekan. Apabila serat diregangkan,maka serat akan melurus dari kekeritingan,
peregangan lebih lanjut menyebabkan serat akan mulur hingga 30% dari panjang
semula. Serat wol sangat lentur, dapat dibengkok-bengkokkan sebanyak 20.000 kali
dan tidak patah.

5. Menggumpal
Menggumpal atau felting adalah istilah yang digunakan untuk pemengkeretan dan
penaikkan kerapatan. Wol merupakan serat alam yang dapat mengumpal. Hal tersebut
terjadi waktu serat wol diberi uap air dan gesekan. Agar serat dapat menggumpal harus
mempunyai permukaan bersisik, mudah direganngkan dan mempunyai daya kembali
dari perubahan bentuk. Sifat menguntungkan dari felting adalah serat dapat
dimanfaatkan untuk membuat kain secara langsung dari serat tanpa harus memintalnya
terlebih dahulu menjadi benang.

6. Tahan api
Kain yang terbuat dari serat wol cenderung tahan terhadap api dibanding dengan serat-
serat alam lainnya, sehingga banyak diaplikasikan dengan penggunaan yang berkaitan
dengan resiko panas tinggi.

7.kutikula adalah lapisan yang paling luar,yang terdiri dari sisik-sisik berbentuk tanduk
pipih yang saing bertumpuan,pada ujung sisik ini yang menunjukkan ujung dari serat .

Sifat Kimia
1. Pengaruh Air dan uap
11
Didalam air serat wol akan menggelembung dan derajad penggelembungan tergantung
pada suhu air dan regangan. Dalam air dingin atau hangat, serat wol menggelembung
10% wol yang rusak karena zat-zat kimia dapat menggelembung sampai 20% atau
lebih, tetapi setelah akan kembali kediameter semula. Ini berarti wol akan mengkeret
kalau kena air. Pada air diatas 120 derajat celcius, dan dengan tekanan maka wol akan
rusak. Uap air dalam waktu singkat tidak merusakknya namun dalam keadaan lama
akan merusak.

2. Asam dan basa


Wol bersifat amfoten, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan basa. Wol tahan asam,
kecuali asam pekat yang panas akan meyebabkan kerusakan. Wol mudah dirusak
dengan alkali. Didalam larutan NaOH 5% yang mendidih, wol akan segera larut.

3. Garam
Garam-garam yang bersifat asam atau alkali akan berpengaruh terhadap wol seperti
asam atau akali. Garam organik netral juga berpengaruh pada wol . Garam-garam
seperti Magnesium dan kalsium pada air sadah dalam pendidihan lama akan
menimbulkan warna kuning pada wol.

4. Zat oksidator
Wol akan rusak oleh oksidator seperti kaporit yang diakibatkan terputusnya ikatan
lintang sistina.

5. Pengaruh Bakteri, jamur dan serangga


Wol relatif tahan terhadap serangan jamur bahkan bakteri, namun wol mudah diserang
serangga ngengat pemakan serat.

B Pengerian amida

Amida merupakan salah satu derivat dari asam karboksilat yang jika dihidrolisis
akan menghasilkan asam karboksilat. gugus fungsi amida banyak ditemuia

12
terutama pada peptida dan protein, senyawa obat dan polimer. Sifat senyawa
amida yang memiliki polaritas yang tinggi, stabil dan berpeluang memiliki
berbagai bentuk konformasinya membuat gugus fungsi ini menjadi gugus fungsi
yang populer bagi para ahli sintesis senyawa organik. Sehingga sampai saat ini,
masih terus diupayakan pengembangan metoda sintesis amida dalam rangka
dapat meminimalkan biaya, kerumitan dan limbah yang dihasilkan dari reaksi
kimia.

Struktur Kimia

Peran dan Fungsi Amida

Amida merupakan salah satu gugus fungsi yang keberadaannya berlimpah baik
sebagai senyawa alamiah maupun senyawa sintetik. Senyawa golongan amida
memiliki peran yang penting dalam sistem biologis, pengobatan dan industri.
B. Sistem biologis : Ikatan amida ditemukan sebagai kerangka
asam amino dan protein.
C. Bidang Pengobatan : Ikatan amida ditemukan dalam kerangka
molekul-molekul obatan yang saat ini beredar luas di masyarakat.
Beberapa contoh obat yang diketahui memiliki ikatan amida
antaralain: diltiazem, valsatran, lisinofil dan atorvastatin.
D. Industri : ikatan amida terdapat dalam berbagai
material yang memberi fungsi penting dalam bidang industri seperti
misalnya nilon, katalis dsb.

C Gugus amida pada serat wol memainkan peran penting dalam sifat dan karakteristik serat
tersebut. Mari kita jelajahi lebih lanjut:

13
1. Struktur Molekul Selulosa pada Serat Wol:
o Serat wol terdiri dari polimer alami yang disebut selulosa. Selulosa memiliki
struktur berulang yang mengandung gugus amida.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada selulosa wol mempengaruhi sifat
kimianya. Misalnya, gugus amida dapat berinteraksi dengan zat warna selama
proses pewarnaan.
2. Proses Degumming:
o Degumming adalah proses untuk menghilangkan serat protein (gum) yang
melekat pada serat wol.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada serat wol mempengaruhi efisiensi
degumming dan kualitas serat yang dihasilkan.
3. Afinitas Zat Warna pada Wol dan Serat Rambut:
o Afinitas zat warna mengacu pada kemampuan serat untuk menyerap dan
mempertahankan zat warna.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada serat wol memengaruhi afinitasnya
terhadap zat warna selama proses pewarnaan.
4. Pengaruh Morfologi Wol pada Sifat Wol:
o Morfologi mengacu pada struktur dan bentuk serat.
o Peran gugus amida: Gugus amida dapat memengaruhi morfologi serat wol, yang
pada gilirannya mempengaruhi sifat fisik dan mekanisnya.

E. Pengertian Globalisasi Budaya Menurut para Ahli


Adapun definisi globalisasi budaya menurut pendapat yang dikemukakan oleh para
ahli. Antara lain sebagai berikut;

1. Agung feriyanto, globalisasi budaya adalah sebuah proses sosial dan


interaksi sosial untuk mengintegrasikan seluruh bangsa yang ada di dunia
dalam sebuah sistem yang luas. sistem tersebut menyangkut dengan berbagai
negara dan melewati batas-batas negara tersebut.
2. Barker, Pengertian globalisasi budaya adalah suatu koneksi global
dibeberapa bidang diantaranya bidang budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
Bidang yang ada akan mengarah kepada negara tertentu yang ada di dunia,

14
bahkan dapat terjadi sebuah perpaduan dalam penerapannya. Perubahan ini
secara tidak sadar akan merasuk kedalam diri seseorang.

F. Bentuk Globalisasi Budaya


Sedangkan macam-macam globalisasi budaya antara lain sebagai berikut;

1. Pertukaran Budaya
Pertukaran budaya bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk globalisasi budaya.
Ketika terdapat pertukaran ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari
negara lain. Hal tersebut sesuai dengan keinginan masing-masing negara untuk
saling mempelajari budaya.

Ketika sudah terjadi kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda maka
akan terjaln hubungan sosial yang baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan
sampai negara lain lebih mengetahui budaya yang kita miliki, sehingga kita
kehilangan jati diri.

2. Pertunjukkan budaya internasional


Kegiatan ini banyak dilakukan, dibeberapa negara yang memiliki ketertarikan
dengan budaya yang ada di dunia. Terdapat beberapa universitas di luar negeri baik
bagian dalam atau luar negeri mengadakan acara show budaya-budaya dunia.
Pertnjukkan ini akan membuat seseorang yang melihat akan tertarik untuk
mempelajari budaya yang ada.

3. Pameran internasional
Pameran seni yang taraf internasional dapat menjadi dalah satu bentuk pengenalan
budaya Indonesia ke luar negeri. Apabila terus berlanjut akan membuat seseorang
terpengaruh oleh budaya lain.

Ketika membuat seni lukis dan tertarik dengan arah seni Eropa, maka orang akan
cenderung membuat karya yang identik dengan Eropa. Hal terebut juga terjadi
pada seseorang yang tertarik dengan budaya Indonesia, maka akan membuat karya
yang berkaitan dengan Indonesia.

15
G. Contoh Globalisasi Budaya
Contoh globalisasi budaya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Antara lain sebagai berikut;

1. Pengaruh gaya berpakaian


Globalisasi budaya memberikan pengaruh pada cara menggunakan pakaian. Ketika
melihat cara berpakaian masyarakat laur negeri mereka memiliki keinginan untuk
menggunakan pakaian tersebut. Hal yang ditiru dapat berupa gaya perpaiakan,
jenis kain, atau model pakaian.

Ketika masuk budaya berpakaian laur negeri banyak orang yang telah
meninggalkan cara berpakaian zaman dahulu. Misal di jawa identik dengan jarik
dan kebaya untuk kaum perempuan, yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari.
Saat ini sudah nampak berbeda tinggal beberapa orang tua yang bertahan
menggunakan pakaian tersebut, generasi muda menggunakan pakaian tersebut
hanya pada acara tertentu saja.

2. Keinginan untuk bermigrasi


Masyarakat telah mengetahui budaya luar, sehingga beberapa orang memiliki
pemikiran untuk hidup di negara tersebut. keinginan tersebut yang mendorong
seseorang untuk melakukan imigrasi. Mereka tergiur dengan segala kebeasan yang
ada di luar negeri, dengan segala angan-angan yang ingin dirasakan.

Terdapat beberapa orang hanya untuk kenyamanan. Ketika merasa tidak nyaman
maka ia memiliki kebebasan untuk berpindah tempat sesuai dengan apa yang
diinginkan. Keinginan ini yang akan membawa mereka bermigrasi.

3. Lunturnya budaya lokal


Budaya lokal kadang sudah tidak ada yang mempelajari sehingga lama kelamaan
akan menghilang. Globalisasi budaya ini berlangsung sangat cepat sehingga harus
selalu waspada. Saat ini kesadaran menjaga kebudayaan yang ada sudah mulai
muncul tinggal menjaga konsistensinya saja.

4. Terjadinya pertukaran budaya

16
Pertukaran budaya ini terjadi karena pihak satu merasa sudah tidak cocok dengan
budaya ini dengan menyesuaikan perkembangan zaman, dan memerlukan budaya
yang ada di negara lain. Contoh budaya asing yang perlu diadobsi Indonesia
merupakan budaya kerja.

Kita tahu bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat
yang ramah dan cenderung santai dalam segala kegiatannya.

Di luar negeri terbiasa sistem kerja yang cepat dan disiplin dengan harapan dapat
menghasilkan, hasil yang sempurna. Indonesia saat ini sedang berusaha untuk
bekerja lebih cepat dan disiplin dengan segala hal yang mulai dapat dilakukan
secara digital.

5. Semakin meningkatnya penguasaan bahasa asing


Masyakat akan dengan mudah mempelajari budaya asing melalui platform yang
ada di berbagai jenis aplikasi. Hal ini akan membatu masyarakat mempelajari
bahasa asing, diperlukan kemauan yang kuat agar dapat mengimbangi globalisasi
budaya ini.

H. Dampak Globalisasi Budaya


Yang menjadi dampak positif dan negatif adanya globalisasi dalam seni budaya,
antara lain sebagai berikut;

1. Dapat dengan mudah melakukan pertukaran budaya

Cepatnya pertukaran budaya dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki


masyarakat. Banyak fasilitas untuk melakukan kegiatan ini. Hal ini akan lebih
mudah dilakukan ketika ingin melaksanakan pertukaran budaya.

Pertukaran budaya akan membuat semakin luas pemahaman seseorang tentang


budaya yang ada di berbagai negara. Ketika hal ini sudah terjadi maka dapat
dikatakan globalisasi budaya sebagai sarana pengenalan budaya dari dalam negeri
ke luar negeri.

2. Terdapat pembaruan dari suatu kesenian

17
Pengaruh dari globalisasi budaya membuat seseorang akan terpengaruh dengan
budaya lain. Pengaruh tersebut kadang tidak terasa secara langsung namun seiring
berkembangnya pemikiran seseorang maka akan menyesuaikan dengan hal-hal
yang baru.

Dapat kita lihat perkembangan yang ada di lingkungan kita, baik dari cara
berbicara, bergaul, kesenian, dan lain-lain. Kesenian musik saat ini sudah banyak
perkembangan dengan segala perpaduan yang luar biasa.

Perpaduan yang sangat ampak ialah perpaduan musik daerah, religi, dan modern.
Hal ini menjadi perpaduan yang luar biasa. Perpaduan ini dapat dinikmati oleh
siapapun, bahkan sekarang anak-anak muda sedang tertarik melakukan kolaborasi
dengan musik tradisional.

3. Munculnya sikap individualis

Sikap individualis ini juga merupakan pengaruh budaya luar. Ketika terdapat
globalisasi budaya maka masyarakat akan mengetahui cara hidup masyarakat di
luar negeri. Kita tahu budaya barat berbeda dengan budaya timur, sikap
individualisme ini lebih condong pada budaya barat.

Apabila diterapkan di budaya timur kurang cocok dan menandakan adanya


pergeseran budaya. Ketika hal ini terjadi dan dibiarkan dikhawatirkan antar sesama
masyarakat tidak memiliki rasa kebersamaan. Apabila sudah tidak merasakan
kebersamaan maka akan mudah terjadi perpecahan.

4. Hilangnya nilai-nilai budaya lokal

Globalisasi budaya tanpa adanya penyaringan nilai budaya, maka akan merusak
budaya yang ada. Budaya luar yang terus mengerus maka kita harus mampu
memilih dan memilah mana yang paling tepat untuk bangsa kita. Kita sering
mendengar ambil sisi baiknya dan tinggalkan sisi buruknya. Hal tersebut dapat
menjadi patokan dalam mempelajari budaya lain dengan adanya globalisasu
budaya ini.

5. Rusaknya moral masyarakat

18
Masyarakat yang mendambakan kebebasan sebebas-bebasnya dan mengikuti
budaya lain akan membuat moral masyarakat rusak. Hal ini merupakan sesuatu
yang sangat memprihatinkan. Keprihatinan ini harus menjadi perhatian khusus
agar moral bangsa Indonesia tetap terjaga

Segala jenis etika, sopan santun, cara bertindak, cara berbicara, dan lain-lain
merupakan hal yang wajib dipertahankan.

I. Upaya Menghadapi Gloabalisasi Bidang Budaya

1. Dibutuhkan Peran Kebijakan Pemerintah

Peran Pemerintah harus lebih diarahkan pada aspek budaya. Pemerintah harus
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pembela dan pelindung seni tradisional
tanpa mengganggu proses estetika.

Diketahui kesenian rakyat saat ini membutuhkan uang dan dukungan negara,
sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan negara dan juga sulit bagi seniman
rakyat untuk mengambil keputusan sesuai dengan otentisitas yang diinginkan
seniman rakyat.

Oleh karena itu, pemerintah harus “memenuhi” peran utamanya, menjaga keaslian
dan perkembangan estetika kesenian rakyat tanpa harus mengubah dan
menyesuaikan dengan kebijakan politik.

2. Pembelajaran Tentang Budaya Lokal

Budaya lokal juga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa


meninggalkan ciri khas budaya aslinya. Minimnya pendidikan budaya menjadi
salah satu penyebab hilangnya budaya lokal generasi muda.

Oleh karena itu, pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun
saat ini banyak masyarakat yang tidak menganggap kajian budaya lokal itu

19
penting, terbukti dalam setiap rencana pembangunan pemerintah, sektor sosial
budaya masih mendapat porsi yang sangat minim, sedangkan pendidikan budaya
memungkinkan untuk mengetahui betapa pentingnya ini

Budaya lokal dalam konstruksi budaya populer dan adaptasinya dengan budaya
lokal di tengah zaman yaitu era globalisasi

3. Era Globalisasi Budaya

Globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang terjadi sebelum milenium


baru belum bisa seperti sekarang ini, dihindari. Kita harus beradaptasi dengannya
karena kita bisa mendapatkan banyak manfaat. Harus diakui bahwa teknologi
komunikasi merupakan salah satu produk modernisasi yang sangat berguna untuk
menciptakan dialog dan demokratisasi budaya secara massal dan merata.

Globalisasi telah membawa dampak besar pada budaya. Kontak budaya


melalui komunikasi massa membangkitkan dan menginformasikan tentang adanya
nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari nilai yang diperoleh dan diketahui.

Tindakan antisipasi dalam mengahdapi globalisasi budaya yaitu dengan


meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari seniman rakyat. Selain itu,
mengembalikan peran aparatur pemerintah sebagai pelindung dan pelindung
dan sebaliknya tidak menghancurkan mereka atas nama kekuatan dan
pembangunan, yaitu diarahkan untuk dana proyek atau dana pembangunan
hanya di ekonomi. berikut di bawah ini akan dijelaskan mengenai upaya-upaya
lainnya dalam menghadapi globalisasi.

Upaya Lain Menghadapi Globalisasi Budaya

 Rutin mengadakan festival budaya. Disusul anak sekolah dan anak putus
sekolah. Festival Budaya diselenggarakan dengan tujuan menginformasikan
kepada pemuda Indonesia dan masyarakat luas bahwa adalah budaya
Indonesia.
 Pertunjukan seni daerah seperti pertunjukan wayang kulit atau seni budaya
lainnya disekolah. Ini dimaksudkan untuk siswa untuk belajar tentang

20
budaya dan seni Indonesia, yang keberadaannya mulai menghilang pada
karena diserap oleh arus globalisasi yang cepat.
 Peragaan busana pakaian adat. Ini adalah, sehingga siswa mengetahui
tentang pakaian tradisional yang berbeda yang dimiliki oleh orang
Indonesia.
 Memahami budaya dan bentuk lain yang meningkatkan rasa cinta terhadap
budaya
 Memasukkan budaya lokal sebagai muatan lokal di sekolah

J. Pengerian identitas nasional


Istilah " identitas nasional " berasal dari kata "identity" yang berarti karakter, ciri,
tanda, jati diri atau sifat khas. Sedangkan kata " nation " berarti bangsa, maka
demikian identitas nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu bangsa
atau lebih dikenal sebagai kepribadian/karakter suatu bangsa. Dan secara
terminologi " identitas nasional " adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Identitas nasional merupakan ciri khas yang menjadikan suatu bangsa berbeda dari
yang lain. Seperti bangsa Indonesia yang terkenal dengan beragam macam budaya,
suku, agama, dan ras, semua itu menjadi identitas bangsa Indonesia. Akan tetapi,
sewaktu-waktu identitas nasional suatu bangsa akan terancam karena adanya
pengaruh-pengaruh dari luar.

Indonesia yang memiliki beragam suku juga menjadi identitas bangsa Indonesia,
bahkan dari setiap suku tersebut mereka memiliki identitas masing-masing, seperti
halnya berbagai macam tradisi, tarian khas, makanan khas, dan lain-lain. Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu, tradisi-tradisi tersebut perlahan mulai hilang,
adanya pengaruh dari luar. Bahkan pengaruh globalisasi terhadap keutuhan
identitas nasional juga sangat besar.
Identitas nasional adalah gambaran mengenai jati diri suatu bangsa, yang
mencakup ideologi, sejarah, bahasa, dan simbol-simbol yang menjadi warisan
budaya. Dalam konteks ini, budaya sebagai identitas nasional berfungsi sebagai
penghubung yang mengikat seluruh warga negara ke dalam suatu kesatuan dan
memperkuat rasa persatuan serta kebanggaan terhadap bangsa dan negara.
21
Budaya sebagai identitas nasional memiliki peranan yang sangat penting dalam
menjaga keutuhan sebuah negara. Dengan memiliki identitas nasional yang kuat,
sebuah negara dapat menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dengan lebih
tegar, karena kesatuan dan persatuan yang tercipta melalui budaya bersifat
menguatkan dan memberikan kekuatan psikologis kepada seluruh warga negara.

Salah satu contoh yang dapat menggambarkan pentingnya budaya sebagai identitas
nasional adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki
keanekaragaman budaya yang sangat kaya. Setiap suku bangsa di Indonesia
memiliki keunikan budaya masing-masing, mulai dari bahasa, adat istiadat, seni,
dan tradisi.

K. Tantangan mempertahankan Identitas Nasional di era globalisasi


Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang ditandai dengan
pertukaran dan penyebaran informasi, barang, jasa, teknologi, dan budaya secara
cepat dan luas. Globalisasi membawa berbagai dampak positif dan negatif bagi
bangsa Indonesia.

Di sisi positif, globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia


melalui perdagangan bebas, investasi, dan teknologi. Namun, globalisasi juga
dapat menimbulkan tantangan terhadap identitas nasional Indonesia.

Salah satu tantangan globalisasi terhadap identitas nasional adalah adanya arus
budaya asing yang masuk ke Indonesia. Arus budaya asing ini dapat menggeser
nilai-nilai luhur Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, dan musyawarah
mufakat.

Selain itu, globalisasi juga dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial.


Kesenjangan sosial dapat menimbulkan konflik sosial, yang dapat mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan budaya sebagai identitas


nasional adalah pengaruh budaya asing yang semakin masif dan berkembang di era
globalisasi. Globalisasi membawa perubahan signifikan dalam kehidupan
22
masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Budaya asing dengan mudah masuk ke
dalam kehidupan sehari-hari melalui media massa, teknologi komunikasi,
pariwisata, dan pertukaran budaya antar negara.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah dominasi budaya asing dalam industri
musik, film, dan fashion. Musik barat populer dan film Hollywood menjadi sangat
populer di kalangan anak muda Indonesia. Banyak anak muda yang lebih
mengenal penyanyi dan aktor asing daripada budaya dan seniman Indonesia
sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi apresiasi terhadap budaya lokal dan
menyebabkan penurunan minat terhadap seniman dan musisi Indonesia.

Tokoh-tokoh internasional seperti sosialita, selebriti, dan public figure juga


mempengaruhi budaya Indonesia melalui media sosial. Anak muda cenderung
mengikuti tren dan gaya hidup yang dipromosikan oleh sosialita dan selebriti
tersebut. Hal ini mengarah pada kemunduran perkembangan budaya lokal dan
perdagangan produk lokal yang menyebabkan peluang kerja di sektor budaya
menjadi terbatas.

Pertumbuhan pariwisata juga mempengaruhi budaya lokal di Indonesia. Destinasi


wisata populer seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok telah menjadi daya tarik
utama bagi wisatawan asing. Meskipun pariwisata memberikan manfaat ekonomi,
tetapi terdapat pengaruh terhadap kebudayaan lokal. Banyak restoran, hotel, dan
toko suvenir di daerah wisata mengadopsi gaya dan budaya asing untuk menarik
lebih banyak wisatawan, yang mengurangi identitas budaya lokal.

Tidak hanya itu, perkembangan teknologi komunikasi juga mempengaruhi budaya


lokal Indonesia. Keberadaan media sosial dan internet membuat informasi dapat
dengan mudah diakses dari berbagai negara. Hal ini memberikan akses yang lebih
luas terhadap produk dan konten budaya asing. Budaya lokal menjadi
terpinggirkan dan keberagaman budaya dunia menjadi lebih menonjol.

Tantangan lainnya adalah kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap budaya


sendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Sistem pendidikan yang didominasi oleh
kurikulum yang mengutamakan pembelajaran nilai-nilai budaya asing, seperti

23
bahasa Inggris, juga mempengaruhi pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap budaya lokal mereka sendiri.

Untuk mengatasi tantangan dalam mempertahankan budaya sebagai identitas


nasional, perlu adanya kesadaran dan kesepakatan bersama untuk melestarikan dan
mengembangkan budaya lokal. Pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat perlu
bekerja sama dalam mempromosikan budaya lokal melalui berbagai kegiatan,
seperti festival budaya, pameran seni, dan pendidikan budaya di sekolah-sekolah.

Pendekatan yang inklusif juga diperlukan untuk mengintegrasikan budaya lokal


dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemerintah dapat memberikan insentif
dan dukungan bagi pelaku budaya lokal, seperti seniman, pengrajin, dan pelaku
ekonomi kreatif, untuk mengembangkan dan mempromosikan produk lokal.
Masyarakat juga perlu memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya
lokal dan menghargai produk dan karya seni lokal.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan budaya Indonesia dapat tetap menjadi


identitas nasional yang kuat dan berkelanjutan di tengah arus globalisasi yang
semakin kuat. Mempertahankan dan menghargai budaya lokal adalah tanggung
jawab bersama untuk menjaga keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.

L. Peran Pancasila dalam Menjaga Identitas Nasional


Pancasila memiliki peran penting dalam menjaga identitas nasional Indonesia.
Pancasila dapat menjadi benteng pertahanan terhadap tantangan globalisasi yang
dapat menggerus nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Pancasila memiliki beberapa peran penting dalam menjaga identitas nasional,


yaitu:

 Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia


Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila

24
yang luhur dan universal dapat menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai
tantangan globalisasi.

 Nilai-nilai Pancasila yang sejalan dengan nilai-nilai universal


Pancasila memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai universal, seperti
demokrasi, HAM, dan keadilan sosial. Nilai-nilai universal ini dapat menjadi
jembatan penghubung antara budaya Indonesia dengan budaya asing.

 Pancasila sebagai pemersatu bangsa yang majemuk


Indonesia merupakan negara yang majemuk dari segi suku, agama, ras, dan
budaya. Pancasila dapat menjadi pemersatu bangsa yang majemuk ini. Nilai-nilai
Pancasila yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dapat menjadi perekat
bangsa Indonesia.

M.Upaya-upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era


Globalisasi
Untuk mempertahankan identitas nasional di era globalisasi, diperlukan upaya-
upaya yang berkelanjutan dari seluruh elemen bangsa. Upaya-upaya tersebut dapat
dilakukan melalui:

 Pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila


Pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan secara masif dan
berkelanjutan. Pendidikan dan sosialisasi ini dapat dilakukan melalui pendidikan
formal, informal, dan nonformal.

 Peningkatan kualitas sumber daya manusia


Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga penting untuk mempertahankan
identitas nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu memahami
dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

 Pelestarian budaya dan tradisi bangsa


Pelestarian budaya dan tradisi bangsa juga penting untuk mempertahankan
identitas nasional. Budaya dan tradisi bangsa yang luhur dapat menjadi benteng

25
pertahanan terhadap budaya asing yang dapat menggerus nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia.

Identitas bangsa Indonesia dapat beradaptasi dengan perkembangan globalisasi,


namun tetap mempertahankan kekhasan dan keunikan budaya Indonesia.
Dalam menghadapi globalisasi, penting untuk menjaga keseimbangan antara
mengadopsi elemen baru dengan mempertahankan nilai-nilai budaya yang
sudah ada.

N. dampak globalisasi terhadap identitas budaya masyarakat dalam


beberapa poin berikut:

1. Homogenisasi budaya: Salah satu dampak globalisasi yang paling


mencolok adalah homogenisasi budaya. Melalui media massa,
teknologi informasi, dan perdagangan internasional, unsur-unsur
budaya dari berbagai belahan dunia dengan cepat menyebar ke
berbagai negara. Hal ini sering kali mengakibatkan penyeragaman
dalam gaya hidup, pola pikir, dan bahkan kesenian. Budaya lokal
yang khas dapat terancam oleh dominasi budaya yang lebih global,
sehingga mengurangi keunikan dan keberagaman budaya.
2. Peleburan identitas budaya: Globalisasi juga telah menghasilkan
peleburan identitas budaya di masyarakat. Dengan penyebaran nilai-
nilai dan norma-norma budaya yang berbeda, individu cenderung
mengadopsi elemen-elemen dari budaya lain. Hal ini dapat mengarah
pada hilangnya batasan yang jelas antara budaya asli dan budaya yang
diadopsi. Identitas budaya seseorang menjadi lebih kompleks dan

26
terkadang sulit untuk mengidentifikasi satu budaya spesifik yang
dimiliki individu tersebut.
3. Keberagaman budaya yang terancam: Sementara globalisasi
membawa pengaruh budaya dari berbagai belahan dunia, dampaknya
tidak selalu positif. Budaya lokal yang khas sering kali terancam oleh
dominasi budaya global. Bisnis multinasional dan merek global
seringkali mendominasi pasar lokal, mengurangi peran dan
keberadaan produk dan praktik budaya lokal. Hal ini dapat mengarah
pada penurunan apresiasi terhadap budaya lokal dan mengancam
keberagaman budaya di suatu masyarakat.
4. Peningkatan pemahaman antarbudaya: Di sisi lain, globalisasi juga
membawa kesempatan untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya.
Melalui interaksi dengan orang dari budaya yang berbeda, individu
dapat belajar dan memahami nilai-nilai, tradisi, dan perspektif yang
berbeda. Ini dapat memperkaya pengalaman hidup dan
mempromosikan toleransi dan saling pengertian di antara masyarakat
yang beragam.
5. Penyertaan dalam komunitas global: Globalisasi juga membuka pintu
bagi masyarakat untuk terlibat dalam komunitas global. Melalui
media sosial dan konektivitas digital, individu dapat berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara dan budaya.
Hal ini memungkinkan pertukaran ide, gagasan, dan kolaborasi dalam
skala global. Dengan demikian, individu dapat merasa lebih terhubung
dengan dunia luar dan merasa sebagai bagian dari komunitas global
yang lebih luas.

27
BAB III PENUTUP
Dengan adanya perkembangan identitas nasional di bidang pendidikan,
diharapkan masyarakat Indonesia dapat mempertahankan ciri khas serta
karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi norma-norma
kemanusiaan, menghargai perbedaan, toleran, dan beradab santun. Dan juga
generasi muda yang merupakan penerus bangsa di masa depan dapat memahami
identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari bahwa makalah diatasdiatas masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
masalah tersebut dengan berpedoman dengan banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

Daftar pustaka

28
Upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi Halaman 2 - Kompasiana.com

Pengertian Globalisasi Budaya, Bentuk, Dampak, dan 5 Contohnya (dosensosiologi.com)

10 Cara Melestarikan Budaya Indonesia di Tengah Globalisasi (detik.com)

29

Anda mungkin juga menyukai