Disusun oleh
Kelompok 5
Zulhijrahwati(230208502040)
Novita Elna Arrang (230208501060)
inriawati(230208501062)
Penyusun
Bab_2.pdf (um-surabaya.ac.id)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................
A. Latar belakang.........................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................
C. Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
A. Peran gugus amida pada serat woll
B. Proses degumming serat woll
C. Afinitas zat warna pada serat woll
D. Pengaruh morfologi wol pada sifat woll
E. Peran gugus amida pada serat rambut
F. Proses degumming serat woll
G. Afinitas zat warna pada serat rambut
BAB III PENUTUP..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serat wol adalah kain yang terbuat atau bersumber dari rambut hewan. Rambut
hewan yang dapat dijadikan serat wol tidak hanya rambut domba seperti yang
diketahui pada umumnya, namun sebenarnya banyak jenis hewan lain.
Ciri-ciri serat wol yang paling familiar dan diandalkan dalam pembuatan pakaian
adalah sifatnya yang mampu menangkap kehangatan. Sehingga pakaian yang
terbuat dari serat wol biasanya mampu memberikan kehangatan lebih pada
pemakainya.
Serat wol juga memiliki ciri tahan panas serta tidak menghantarkan panas.
Sehingga, serat wol sangat aman digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang
melibatkan api. Saat terbakar, seringkali api cepat mati dan tidak mampu
membakar keseluruhan wol.
elakang
1
9.peran Pancasila dalam menjaga identitas nasional
1.3 Tujuan
2
8. untuk mengetahui apa tantangan mempertahankan idenitas nasional diera
globalisasi
10. untuk mengetahui apa Upaya dalam mempertahankan identitas nasional di era
globalisasi
11. untuk mengetahui apa dampak globalisasi budaya terhadap idenitas nasional
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Serat wol
Serat wol merupakan serat bulu yang berasal dari biri-biri, sehingga sering
disebut serat protein. Jenis biri-biri yang diternakkan akan mempengaruhi
sifat seratnya seperti diameter ,panjang serat, kekuatan, kilau, keriting, warna
dan banyaknya kotoran pada serat.
Memiliki panjang mulai 2,5 cm sampai 35 cm dengan diameter 10 sampai 70
mikron. 1 mikron sama dengan 0,001 mm. Penggolongan serat wol dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. Wol halus
2. Wol sedang
3. Wol kasar
Wol halus
Memiliki sifat halus, lembut, kuat, elastik dan keriting, sehingga dapat dibuat
menjadi benang halus dari Ne3 60 Keatas.
Jenis biri-biri penghasil wol halus adalah Merino Spanyol. Merino Jerman,
Merino Perancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino AS, Merino
Amerika Selatan.
Wol sedang
Dihasilkan dari biri-biri inggris. Sifatnya lebih kasar dibanding wol halus
namun lebih panjang dan berkilau. Wol inggris digolongkan dalam:
1. Wol Luster, Seratnya panjang, kuat dan berkilau. Dihasilkan dari jenis biri-
biri jenis Lincoln, Leiceter dan Chevoit.
2. Wol Down, Sertnya lebih pendek, lebih haus dan kurang berkilau
dibandingkan dengan wol luster. Dihasilkan dari biri-biri Southdown,
Shrosphire, Suffalk dan Hampshire.
4
3. Mountain Breeds, Memiliki serat panjang dan kasar. Dihasilkan dari biri-biri
jenis Scottish, Blackface dan wels mountain.
4. Wol Crossbred. Dihasilkan dari jenis biri-biri persilangan Merino atau
Rambouillet dengan biri-biri yang menghasilkan wol panjang.
5
oxford
rambouillet
Wol cukur (fleece wool), diperoleh dari pencukuran pada saat musim semi. Pencukuran
dapat menggunakan mesin-mesin pencukur bulu atau manual dengan tangan. Hasil
pencukuran dari setipa bagian tubuh biri-biri akan memiliki perbedaan. Bulu terbaik
biasanya berada pada dekat kepala. Biri-biri betina menghasilkan wol kira-kira 60-70 %
dari biri-biri jantan. Berikut adalah beberapa urutan kualitas wol dilihat dari bagian tubuh
biri-biri.
6
Wol cabut (pulled wool).Diperoleh pada pencabutan dari kulit biri-biri yang telah
dismbelih atau mati. Pemisahan serat dari kulit biri-biri dapat dilakukan seperti berikut:
1. Perendaman dalam larutan Na2CO3 sampai 3 hari
2. Penghilangan kotoran berupa zat padat dengan cara mekanik.
3. Pelunakan akar, dengan cara menggantungkan kulit biri-biri selama 4-8 hari dalam
ruangan yang suhu dan kelembabanya diatur. Maupun dengan cara penggunaan
Natrium Sulfida dalam larutan kapur pada bagian dalam kulit.
4. Pencabutan, dengan tangan atau dengan bantuan pisau.
7
Dan beberapa peneliti mengatakan bahwa serat wol adalah salah satu serat yang
memiliki struktur paling rumit dari semua serat tekstil
Serat wol memiliki sifat eriting alam yang berdimensi tiga. Keriting tersebut akibat
perkembangan sel-sel kortikel yang tidak sama dan bervariasi dengan kehalusan serat.
Serat yang halus mempunyai pengeritingan sebanyak 75 tiap cm, sedangkan wol kasar
lebih sedikit.
Wol adalah serat bi-komponen yang terjadi dari dua komponen yang berdampingan.
Kedua komponen tersebut memiliki daya gelembung yang berbeda apabila basah.
8
Pada waktu basah pengeritingan lebih sedikit dari pada waktu kering. Keriting tersebut
memberikan daya kohesi yang baik dengan lenting dan pegangan yang enak.
Serat wol memiliki sifat bergelombang seperti pegas oleh karena itu apabila serat
diregangkan maka akan lurus, namun apabila dilepaskan akan kembali bergelombang.
9
Sifat-sifat Serat
Sifa Fisika
1. Konduksi Panas, Wol adalah suatu bahan konduktor panas yang jelek. Faktor utama
yang menyebabkan wol terasa hangat karena adanya udara disela-sela serat pada
benang atau kain. Adanya udara diakibatkan dari seratnya yang keriting. Karena
bersifat keriting atau rua, benang atau kainnya tidak dapat mempat padat.
2. Penterapan lembab, Wol bersifat higroskopis, tetapi serat tersebut juga melepaskan
uap air secara perlahan-lahan. Sewaktu wol menyerap uap air akan timbul panas.
Penyerapan uap berhubungan erat dengan sifat hangatnya. Serat wol tidak menyerap
air dengan cepat bahkan sering menolaknya, tetapi serat wol akan menyerap uap air
dari badan atau udara sekitarnya tanpa terasa basah, meskipun penyerapannya
mencapai 30% dari berat serat.
3. Kelentingan
10
Serat wol memiliki Sifat lenting yang baik terutama dalam keadaan kering. Sifat lenting
yang baik in dapat membentu wol dalam perawatan yang artinya meringankan dalam
penyetrikaan.
5. Menggumpal
Menggumpal atau felting adalah istilah yang digunakan untuk pemengkeretan dan
penaikkan kerapatan. Wol merupakan serat alam yang dapat mengumpal. Hal tersebut
terjadi waktu serat wol diberi uap air dan gesekan. Agar serat dapat menggumpal harus
mempunyai permukaan bersisik, mudah direganngkan dan mempunyai daya kembali
dari perubahan bentuk. Sifat menguntungkan dari felting adalah serat dapat
dimanfaatkan untuk membuat kain secara langsung dari serat tanpa harus memintalnya
terlebih dahulu menjadi benang.
6. Tahan api
Kain yang terbuat dari serat wol cenderung tahan terhadap api dibanding dengan serat-
serat alam lainnya, sehingga banyak diaplikasikan dengan penggunaan yang berkaitan
dengan resiko panas tinggi.
7.kutikula adalah lapisan yang paling luar,yang terdiri dari sisik-sisik berbentuk tanduk
pipih yang saing bertumpuan,pada ujung sisik ini yang menunjukkan ujung dari serat .
Sifat Kimia
1. Pengaruh Air dan uap
11
Didalam air serat wol akan menggelembung dan derajad penggelembungan tergantung
pada suhu air dan regangan. Dalam air dingin atau hangat, serat wol menggelembung
10% wol yang rusak karena zat-zat kimia dapat menggelembung sampai 20% atau
lebih, tetapi setelah akan kembali kediameter semula. Ini berarti wol akan mengkeret
kalau kena air. Pada air diatas 120 derajat celcius, dan dengan tekanan maka wol akan
rusak. Uap air dalam waktu singkat tidak merusakknya namun dalam keadaan lama
akan merusak.
3. Garam
Garam-garam yang bersifat asam atau alkali akan berpengaruh terhadap wol seperti
asam atau akali. Garam organik netral juga berpengaruh pada wol . Garam-garam
seperti Magnesium dan kalsium pada air sadah dalam pendidihan lama akan
menimbulkan warna kuning pada wol.
4. Zat oksidator
Wol akan rusak oleh oksidator seperti kaporit yang diakibatkan terputusnya ikatan
lintang sistina.
B Pengerian amida
Amida merupakan salah satu derivat dari asam karboksilat yang jika dihidrolisis
akan menghasilkan asam karboksilat. gugus fungsi amida banyak ditemuia
12
terutama pada peptida dan protein, senyawa obat dan polimer. Sifat senyawa
amida yang memiliki polaritas yang tinggi, stabil dan berpeluang memiliki
berbagai bentuk konformasinya membuat gugus fungsi ini menjadi gugus fungsi
yang populer bagi para ahli sintesis senyawa organik. Sehingga sampai saat ini,
masih terus diupayakan pengembangan metoda sintesis amida dalam rangka
dapat meminimalkan biaya, kerumitan dan limbah yang dihasilkan dari reaksi
kimia.
Struktur Kimia
Amida merupakan salah satu gugus fungsi yang keberadaannya berlimpah baik
sebagai senyawa alamiah maupun senyawa sintetik. Senyawa golongan amida
memiliki peran yang penting dalam sistem biologis, pengobatan dan industri.
B. Sistem biologis : Ikatan amida ditemukan sebagai kerangka
asam amino dan protein.
C. Bidang Pengobatan : Ikatan amida ditemukan dalam kerangka
molekul-molekul obatan yang saat ini beredar luas di masyarakat.
Beberapa contoh obat yang diketahui memiliki ikatan amida
antaralain: diltiazem, valsatran, lisinofil dan atorvastatin.
D. Industri : ikatan amida terdapat dalam berbagai
material yang memberi fungsi penting dalam bidang industri seperti
misalnya nilon, katalis dsb.
C Gugus amida pada serat wol memainkan peran penting dalam sifat dan karakteristik serat
tersebut. Mari kita jelajahi lebih lanjut:
13
1. Struktur Molekul Selulosa pada Serat Wol:
o Serat wol terdiri dari polimer alami yang disebut selulosa. Selulosa memiliki
struktur berulang yang mengandung gugus amida.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada selulosa wol mempengaruhi sifat
kimianya. Misalnya, gugus amida dapat berinteraksi dengan zat warna selama
proses pewarnaan.
2. Proses Degumming:
o Degumming adalah proses untuk menghilangkan serat protein (gum) yang
melekat pada serat wol.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada serat wol mempengaruhi efisiensi
degumming dan kualitas serat yang dihasilkan.
3. Afinitas Zat Warna pada Wol dan Serat Rambut:
o Afinitas zat warna mengacu pada kemampuan serat untuk menyerap dan
mempertahankan zat warna.
o Peran gugus amida: Gugus amida pada serat wol memengaruhi afinitasnya
terhadap zat warna selama proses pewarnaan.
4. Pengaruh Morfologi Wol pada Sifat Wol:
o Morfologi mengacu pada struktur dan bentuk serat.
o Peran gugus amida: Gugus amida dapat memengaruhi morfologi serat wol, yang
pada gilirannya mempengaruhi sifat fisik dan mekanisnya.
14
bahkan dapat terjadi sebuah perpaduan dalam penerapannya. Perubahan ini
secara tidak sadar akan merasuk kedalam diri seseorang.
1. Pertukaran Budaya
Pertukaran budaya bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk globalisasi budaya.
Ketika terdapat pertukaran ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari
negara lain. Hal tersebut sesuai dengan keinginan masing-masing negara untuk
saling mempelajari budaya.
Ketika sudah terjadi kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda maka
akan terjaln hubungan sosial yang baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan
sampai negara lain lebih mengetahui budaya yang kita miliki, sehingga kita
kehilangan jati diri.
3. Pameran internasional
Pameran seni yang taraf internasional dapat menjadi dalah satu bentuk pengenalan
budaya Indonesia ke luar negeri. Apabila terus berlanjut akan membuat seseorang
terpengaruh oleh budaya lain.
Ketika membuat seni lukis dan tertarik dengan arah seni Eropa, maka orang akan
cenderung membuat karya yang identik dengan Eropa. Hal terebut juga terjadi
pada seseorang yang tertarik dengan budaya Indonesia, maka akan membuat karya
yang berkaitan dengan Indonesia.
15
G. Contoh Globalisasi Budaya
Contoh globalisasi budaya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Antara lain sebagai berikut;
Ketika masuk budaya berpakaian laur negeri banyak orang yang telah
meninggalkan cara berpakaian zaman dahulu. Misal di jawa identik dengan jarik
dan kebaya untuk kaum perempuan, yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari.
Saat ini sudah nampak berbeda tinggal beberapa orang tua yang bertahan
menggunakan pakaian tersebut, generasi muda menggunakan pakaian tersebut
hanya pada acara tertentu saja.
Terdapat beberapa orang hanya untuk kenyamanan. Ketika merasa tidak nyaman
maka ia memiliki kebebasan untuk berpindah tempat sesuai dengan apa yang
diinginkan. Keinginan ini yang akan membawa mereka bermigrasi.
16
Pertukaran budaya ini terjadi karena pihak satu merasa sudah tidak cocok dengan
budaya ini dengan menyesuaikan perkembangan zaman, dan memerlukan budaya
yang ada di negara lain. Contoh budaya asing yang perlu diadobsi Indonesia
merupakan budaya kerja.
Kita tahu bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat
yang ramah dan cenderung santai dalam segala kegiatannya.
Di luar negeri terbiasa sistem kerja yang cepat dan disiplin dengan harapan dapat
menghasilkan, hasil yang sempurna. Indonesia saat ini sedang berusaha untuk
bekerja lebih cepat dan disiplin dengan segala hal yang mulai dapat dilakukan
secara digital.
17
Pengaruh dari globalisasi budaya membuat seseorang akan terpengaruh dengan
budaya lain. Pengaruh tersebut kadang tidak terasa secara langsung namun seiring
berkembangnya pemikiran seseorang maka akan menyesuaikan dengan hal-hal
yang baru.
Dapat kita lihat perkembangan yang ada di lingkungan kita, baik dari cara
berbicara, bergaul, kesenian, dan lain-lain. Kesenian musik saat ini sudah banyak
perkembangan dengan segala perpaduan yang luar biasa.
Perpaduan yang sangat ampak ialah perpaduan musik daerah, religi, dan modern.
Hal ini menjadi perpaduan yang luar biasa. Perpaduan ini dapat dinikmati oleh
siapapun, bahkan sekarang anak-anak muda sedang tertarik melakukan kolaborasi
dengan musik tradisional.
Sikap individualis ini juga merupakan pengaruh budaya luar. Ketika terdapat
globalisasi budaya maka masyarakat akan mengetahui cara hidup masyarakat di
luar negeri. Kita tahu budaya barat berbeda dengan budaya timur, sikap
individualisme ini lebih condong pada budaya barat.
Globalisasi budaya tanpa adanya penyaringan nilai budaya, maka akan merusak
budaya yang ada. Budaya luar yang terus mengerus maka kita harus mampu
memilih dan memilah mana yang paling tepat untuk bangsa kita. Kita sering
mendengar ambil sisi baiknya dan tinggalkan sisi buruknya. Hal tersebut dapat
menjadi patokan dalam mempelajari budaya lain dengan adanya globalisasu
budaya ini.
18
Masyarakat yang mendambakan kebebasan sebebas-bebasnya dan mengikuti
budaya lain akan membuat moral masyarakat rusak. Hal ini merupakan sesuatu
yang sangat memprihatinkan. Keprihatinan ini harus menjadi perhatian khusus
agar moral bangsa Indonesia tetap terjaga
Segala jenis etika, sopan santun, cara bertindak, cara berbicara, dan lain-lain
merupakan hal yang wajib dipertahankan.
Peran Pemerintah harus lebih diarahkan pada aspek budaya. Pemerintah harus
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pembela dan pelindung seni tradisional
tanpa mengganggu proses estetika.
Diketahui kesenian rakyat saat ini membutuhkan uang dan dukungan negara,
sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan negara dan juga sulit bagi seniman
rakyat untuk mengambil keputusan sesuai dengan otentisitas yang diinginkan
seniman rakyat.
Oleh karena itu, pemerintah harus “memenuhi” peran utamanya, menjaga keaslian
dan perkembangan estetika kesenian rakyat tanpa harus mengubah dan
menyesuaikan dengan kebijakan politik.
Oleh karena itu, pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun
saat ini banyak masyarakat yang tidak menganggap kajian budaya lokal itu
19
penting, terbukti dalam setiap rencana pembangunan pemerintah, sektor sosial
budaya masih mendapat porsi yang sangat minim, sedangkan pendidikan budaya
memungkinkan untuk mengetahui betapa pentingnya ini
Budaya lokal dalam konstruksi budaya populer dan adaptasinya dengan budaya
lokal di tengah zaman yaitu era globalisasi
Rutin mengadakan festival budaya. Disusul anak sekolah dan anak putus
sekolah. Festival Budaya diselenggarakan dengan tujuan menginformasikan
kepada pemuda Indonesia dan masyarakat luas bahwa adalah budaya
Indonesia.
Pertunjukan seni daerah seperti pertunjukan wayang kulit atau seni budaya
lainnya disekolah. Ini dimaksudkan untuk siswa untuk belajar tentang
20
budaya dan seni Indonesia, yang keberadaannya mulai menghilang pada
karena diserap oleh arus globalisasi yang cepat.
Peragaan busana pakaian adat. Ini adalah, sehingga siswa mengetahui
tentang pakaian tradisional yang berbeda yang dimiliki oleh orang
Indonesia.
Memahami budaya dan bentuk lain yang meningkatkan rasa cinta terhadap
budaya
Memasukkan budaya lokal sebagai muatan lokal di sekolah
Indonesia yang memiliki beragam suku juga menjadi identitas bangsa Indonesia,
bahkan dari setiap suku tersebut mereka memiliki identitas masing-masing, seperti
halnya berbagai macam tradisi, tarian khas, makanan khas, dan lain-lain. Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu, tradisi-tradisi tersebut perlahan mulai hilang,
adanya pengaruh dari luar. Bahkan pengaruh globalisasi terhadap keutuhan
identitas nasional juga sangat besar.
Identitas nasional adalah gambaran mengenai jati diri suatu bangsa, yang
mencakup ideologi, sejarah, bahasa, dan simbol-simbol yang menjadi warisan
budaya. Dalam konteks ini, budaya sebagai identitas nasional berfungsi sebagai
penghubung yang mengikat seluruh warga negara ke dalam suatu kesatuan dan
memperkuat rasa persatuan serta kebanggaan terhadap bangsa dan negara.
21
Budaya sebagai identitas nasional memiliki peranan yang sangat penting dalam
menjaga keutuhan sebuah negara. Dengan memiliki identitas nasional yang kuat,
sebuah negara dapat menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dengan lebih
tegar, karena kesatuan dan persatuan yang tercipta melalui budaya bersifat
menguatkan dan memberikan kekuatan psikologis kepada seluruh warga negara.
Salah satu contoh yang dapat menggambarkan pentingnya budaya sebagai identitas
nasional adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki
keanekaragaman budaya yang sangat kaya. Setiap suku bangsa di Indonesia
memiliki keunikan budaya masing-masing, mulai dari bahasa, adat istiadat, seni,
dan tradisi.
Salah satu tantangan globalisasi terhadap identitas nasional adalah adanya arus
budaya asing yang masuk ke Indonesia. Arus budaya asing ini dapat menggeser
nilai-nilai luhur Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, dan musyawarah
mufakat.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah dominasi budaya asing dalam industri
musik, film, dan fashion. Musik barat populer dan film Hollywood menjadi sangat
populer di kalangan anak muda Indonesia. Banyak anak muda yang lebih
mengenal penyanyi dan aktor asing daripada budaya dan seniman Indonesia
sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi apresiasi terhadap budaya lokal dan
menyebabkan penurunan minat terhadap seniman dan musisi Indonesia.
23
bahasa Inggris, juga mempengaruhi pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap budaya lokal mereka sendiri.
24
yang luhur dan universal dapat menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai
tantangan globalisasi.
25
pertahanan terhadap budaya asing yang dapat menggerus nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia.
26
terkadang sulit untuk mengidentifikasi satu budaya spesifik yang
dimiliki individu tersebut.
3. Keberagaman budaya yang terancam: Sementara globalisasi
membawa pengaruh budaya dari berbagai belahan dunia, dampaknya
tidak selalu positif. Budaya lokal yang khas sering kali terancam oleh
dominasi budaya global. Bisnis multinasional dan merek global
seringkali mendominasi pasar lokal, mengurangi peran dan
keberadaan produk dan praktik budaya lokal. Hal ini dapat mengarah
pada penurunan apresiasi terhadap budaya lokal dan mengancam
keberagaman budaya di suatu masyarakat.
4. Peningkatan pemahaman antarbudaya: Di sisi lain, globalisasi juga
membawa kesempatan untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya.
Melalui interaksi dengan orang dari budaya yang berbeda, individu
dapat belajar dan memahami nilai-nilai, tradisi, dan perspektif yang
berbeda. Ini dapat memperkaya pengalaman hidup dan
mempromosikan toleransi dan saling pengertian di antara masyarakat
yang beragam.
5. Penyertaan dalam komunitas global: Globalisasi juga membuka pintu
bagi masyarakat untuk terlibat dalam komunitas global. Melalui
media sosial dan konektivitas digital, individu dapat berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara dan budaya.
Hal ini memungkinkan pertukaran ide, gagasan, dan kolaborasi dalam
skala global. Dengan demikian, individu dapat merasa lebih terhubung
dengan dunia luar dan merasa sebagai bagian dari komunitas global
yang lebih luas.
27
BAB III PENUTUP
Dengan adanya perkembangan identitas nasional di bidang pendidikan,
diharapkan masyarakat Indonesia dapat mempertahankan ciri khas serta
karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi norma-norma
kemanusiaan, menghargai perbedaan, toleran, dan beradab santun. Dan juga
generasi muda yang merupakan penerus bangsa di masa depan dapat memahami
identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari bahwa makalah diatasdiatas masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
masalah tersebut dengan berpedoman dengan banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
Daftar pustaka
28
Upaya Mempertahankan Identitas Nasional di Era Globalisasi Halaman 2 - Kompasiana.com
29