DASAR TEORI
Perubahan energi ini terjadi karena adanya perubahan medan magnet pada
jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan
dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan
kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Kumparan medan
6
2.2. Konstruksi Generator Sinkron[2]
generator sinkron memiliki celah udara ruang antara stator dan rotor yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi atau induksi energi listrik dari
1. Rangka stator terbuat dari besi tuang, yang merupakan rumah stator
tersebut.
pada alur-alur inti besi yang disebut dengan belitan jangkar. Pada
inti rotor.
7
4. Cincin geser, terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang
pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar
8
ketika belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang
putaran rendah dan sedang (120-400 rpm) sehingga kutub menonjol akan
Rotor kutub tak menonjol ini dibuat dari plat baja berbentuk
Karena adanya slot-slot dan juga kumparan medan pada rotor maka
9
tinggi (1500 atau 3000 rpm) karena distribusi disekeliling rotor
Gambar berikut:
tersebut. Medan magnet homogen ini bisa dihasilkan oleh kumparan yang
dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Contoh bentuk gambaran sederhana
10
Pada gambar 2.5 diperlihatkan contoh sederhana sebuah kumparan
sepasang slip ring (cincin sikat) yang bisa dihubungkan ke beban. Proses
listrik
11
Dengan memperhatikan gambar 2.5 dan gambar 2.6, proses timbulnya
Ketika kumparan BADC dari gambar 2.5 diputar ke kanan, satu sisi
kumparan dari kutup warna merah (kita anggap sisi kumparan warna merah)
bergerak ke atas sedang sisi lainnya (kumparan dari sisi kutup warna biru,
yang semakin sedikit pula. Bila alternator diberi beban, maka akan mengalir
tegangan yang dibangkitkan juga nol (lihat gmbar 2.6). Pada posisi vertikal
kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet sehingga tidak ada
Jika kumparan ini terus berputar hingga sisi merah bergerak ke kanan
(sisi selatan, S) dan sisi biru bergerak ke kiri (sisi utara, N). Kumparan
12
dengan arah yang berlawanan dari posisi sebelumnya (perhatikan bentuk
gelombang pada gambar 2.6), sehingga pada setiap sisi kumparan akan
dan sisi biru bergerak ke atas. Saat ini kumparan mengalami perubahan garis
posisi di atas maka gelombang tegangan akan berubah menjadi pada posisi
mengalir saat terminal keluaran generator di beri beban seperti lampu atau
yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Jika cara ini
digunakan untuk generator berdaya besar, maka hal ini dapat menimbulkan
kerusakan pada slip ring dan karbon sikat. Untuk mengatasi permasalahan
13
dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet
rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks
magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada
medan magnet pada rotor. Medan magnet rotor ini bergerak pada searah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada rotor
N r .p
f ........................................................................................ (2.1)
120
dimana:
sinkron sangat dipengaruhi oleh keceparan putaran rotor dan jumlah kutup
14
kecepatan rotor generator. Perubahan kecepatan rotor ini secara langsung
kecepatan yang sama dengan medan magnetnya, maka generator ini disebut
generator sinkron atau lebih dikenal dengan nama Alternator. Agar daya
pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub magnet yang telah ditentukan
frekuensi 50 Hz pada generator empat kutub, maka otor harus berputar pada
jangkar alternator bila rotor diputar di sekitar stator. Besarnya kuat medan
pada rotor dapat diatur dengan cara mengatur arus medan (If) yang diberikan
pada rotor. Besarnya GGL induksi (Ea) rata-rata yang dihasilkan kumparan
15
GGL ini tergantung besarnya fluks ϕ, frekuensi atau kecepatan putar rotor
dimana:
NC
Jika nilai ω dinyatakan dalam radian listrik per detik, maka K ,
2
sedangkan jika nilai ω dinyatakan dalam radian mekanik per detik, maka
NC P
K .
2
16
Apabila karakteristik pengaruh arus medan (If) terhadap fluks dan
gambar 2.8. Gambar 2.8 memperlihatkan hubungan antara Ea, fluks ϕ dan
Jika generator belum berbeban, maka ggl (Ea) yang dibangkitkan pada
keadaan berbeban ggl (Ea) tersebut tidak sama dengan tegangan terminalnya
1. Jatuh tegangan (voltage drop) karena resistansi jangkar (Ra) sebesar I.Ra
17
Reaksi jangkar disebabkan oleh arus beban I yang mengalir pada
Xa. Reaktansi jangkar bersifat reaktif dan disebut juga sebagai reaktansi
sebagai berikut:
Xs = XL + Xa .................................................................................... (2.4)
direncanakan dengan baik beban yang cocok yang dapat diberikan pada
induktansi LF dan resistansi RF. Tahanan Radj berfungsi mengatur besar arus
medan.
18
Gambar 2.9 Rangkaian ekuivalen generator 3 fasa berbeban
Secara umum sifat beban yang dipikul oleh alternator dapat bersifat
resistif (R), induktif (L) dan kapasitif (C). Bentuk hubungan beban ini akan
tergantung dari jenis beban yang diberikan pada terminal alternator. Adapun
diagram fasor alternator pada faktor daya satu, terbelakang dan mendahului
diperlihatkan pada gambar 2.10, dengan sudut antara Ea dengan Vph disebut
sudut daya. Sudut daya ini tergantung dari besar dan jenis beban pada
daya lebih dari 90o maka alternator akan rusak dan merusak sistem yang lain
jika alternator ini paralel dengan sistem tenaga listrik yang lain.
19
Gambar 2.10. Hubungan berbagai kondisi beban terhadap arus dan tegangan
pada gambar (a) yang merupakan diagram vektor dari alternator dengan
faktor daya satu (sefasa) dapat terlihat jatuh tegangan IA∙RA sefasa dengan IA
dimana:
IA = arus alternator
RA = tahanan alternator
XS = Reaktansi sinkron
faktor daya satu (sefasa), maka EA akan bertambah sedangkan jumlah vektor
20
antara V dan IA∙ZS tetap tidak berubah (EA ≠ V + IA∙ZS). Perbedaan ini timbul
akibat arus reaktif terbelakang dimana daya keluaran pada alternator tidak
90odari IA∙ZS.
penguatan yang lebih (over excited) maka alternator bekerja pada faktor
tentu akan menjadi kecil, sehingga terdapat perbedaan jumlah vektor V dan
IA∙ZS tetap tidak berubah. Perbedaan ini timbul akibat arus reaktif
Pada gambar (c) terdapat diagram vektor, dimana bila arus penguatan
konstan, maka jatuh tegangan IA∙ZS akan konstan pula. Jika arus
21
nilai V adalah dengan mengubah Tegangan internal/eksitasi generator EA.
22
Akibat pengaruh kenaikan beban generator, maka pengaturan
sebagai berikut:
arus medan IF .
EA.
tetap stabil. Presentasi besarnya drop tegangan yang terjadi antara tegangan
berikut:
E Vt
VR a 100% ............................................................................ (2.7)
Vt
dimana:
VR = regulasi tegangan
23
Ea = tegangan internal (yang dibangkitkan) alternator
tanpa beban, maka persamaan (2.7) dapat dirubah menjadi sebagai berikut:
dimana:
alternator
maka:
POUT
efesiensi ( ) 100% ................................................................... (2.8)
PIN
dimana:
24
IL = Arus pada beban alternator (ampere)
Selain untuk tujuan diatas, kerja paralel juga sering dibutuhkan untuk
dihentikan, misalnya untuk istirahat atau reparasi. Untuk maksud paralel ini,
1. Harga sesaat kedua ggl generator harus sama dengan kebasarannya, dan
25
Gambar 2.13 Lampu SInkronoskop Hubungan Terang
dengan jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan
parallel tadi, dapat dilihat dari lampu tersebut. Jika rangkaian untuk paralel
itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1, l2, dan L3 akan hidup-mati
sama dapat dilihat dari lampu L1, L2 dan L3 yang hubungan seperti pada
Gambar 8.9, L1 akan mati dan L2, L3 menyala sama terang. Frekuensi
26
tegangan generator diatur oleh penggerak mula sedang besar tegangan diatur
Jika rangkaian untuk paralel itu salah (urutan fasa tidak sama) maka
lampu L1, L2 dan L3 akan hidup mati bergantian dengan frekuensi (fL +
fG) cycle. Dalam hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator
harus kita pertukarkan. Untuk jelasnya liat diagram pada gambar 8.9 dan
8.10.
yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan generator arus
(biasanya berupa batere dari luar) dengan sarana slip ring dan sikat. Bila
generator ini hanya menerima sumber DC dari luar untuk start awal
diambil dari keluaran generator itu sendiri (setelah sumber dari batere
27
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan
dengan mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita dapat mengatur
besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif
yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan
Sistem eksitasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem eksitasi
Sistem eksitasi ini disebut juga dengan self excitation merupakan sistem
generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal dari keluaran
28
generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan rectifiier.
Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa
ini akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk
29
untuk menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat
Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak bergantung pada sumber
eksiter tanpa melalui media sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah
30
generator arus bolak-balik dengan magnet permanen yang terpasang pada
menjaga agar tegangan generator tetap konstan dan akan tetap mengeluarkan
tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan variasi beban.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output lebih besar dari tegangan
jangkar (Ra), Reaktansi sinkron (Xs) dan tegangan internal (Ea) alternator.
31
sumber DC pada terminal alternator. Dari serangkaian percobaan ini akan
Pada pengujian beban nol (tanpa beban), alternator diputar pada kecepatan
medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap
dan tegangan terminal alternator diukur pada tiap tahapan. Bentuk gambaran
gambar 2.16.
Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0) sehingga
32
beban ini akan diperoleh kurva karakteristik beban nol alternator. Dari
kurva karakteristik ini akan diperoleh hubungan GGL alternator (Ea) sebagai
parameter alternator, maka dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah
lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada keadaan jenuh
33
2.8.2 Pengujian Hubung Singkat
Pada saat pengujian hubung singkat, arus eksitasi medan mula mula
dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat melalui sebuah alat
ukur ampere meter untuk mengukur arus hubung singkat (arus jangkar Ia
saat hubung singkat). Kemudian arus jangkar saat hubung singkat ( Iahs )
diukur dengan menaikkan arus eksitasi medan secara perlahan sampai pada
hubungan antara arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus medan (IF), dan ini
alternator adalah:
Ea
Z S Ra2 X S2 .......................................................................... (2.9)
Ia
Besarnya nilai Ea yang diambil dari persamaan (2.5) diperoleh dari hasil
kurva karakteristik beban nol alternator yang telah kita peroleh sebelumnya.
34
Oleh karena reaktansi sinkron Xs >> Ra, maka persamaan (2.9) dapat
disederhanakan menjadi:
Ea VOC
XS .................................................................................... (2.10)
Ia I ahs
dimana:
Jadi, jika Ia dan Ea telah diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai
perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu (kVA). Atau sebagai
rangkaian terhadap arus total yang masuk kedalam rangkaian. Adanya nilai
P(W )
faktor daya cos
S (VA) .......................................................... (2.11)
dimana:
35
daya yang bisa dimanfaatkan. Faktor daya rendah juga merugikan karena
mengakibatkan arus beban akan menjadi lebih tinggi. Daya reaktif yang
Daya semu dikatakan daya total dari kapasitas daya maksimal generator
atau dapat diartikan sebagai penjumlahan daya aktif dan daya reaktif.
Daya aktif disebut juga daya nyata memiliki satuan Watt yang
konsumen dan sebagai satuan yang digunakan untuk daya listrik dan
36
c. Daya reaktif (reactive power)
suplay oleh komponen reaktif, atau disebut juga jumlah daya yang
S
Q
P
Gambar 2.20 Ilustrasi hubungan segitiga daya
Keterangan :
37