Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik, kualitas daya merupakan

hal yang penting.Untuk menjaga stabilitas tersebut perlu diperhatikan

pembebanan pada transformator distribusi.Karena dalam analisis pembebanan

tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi beban yang tidak seimbang.

Sehingga perencanaan sistem akan selalu berusaha untuk

menyeimbangkan beban-beban satu fasa atau perfasa sedemikian rupa agar

dapat mengalirkan arus seimbang pada salurannya, namun dalam mengalirkan

tenaga listrik tersebut terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya

merata tetapi karena ketidakserempakan waktu pemakaian atau penyalaan

beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang

berdampak pada penyediaan tenaga listrik, ketidakseimbangan beban antara

tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T), inilah yang menyebabkan

mengalirnya arus di netralnya transformator, arus netral inilah yang

menimbulkan rugi-rugi pada transformator sehingga kemampuannya dalam

melayani beban menurun. Oleh karena itu diperlukan data untuk mengetahui

seberapa besar presentasi ketidakseimbangan beban terhadap transformator.

Dalam melakukan penelitian ini objek penelitian akan dilakukan pada

transformator distribusi, gardu AB136, PenyulangSoka. Pemilihan Gardu

AB136 berdasarkan data pengukuran beban trafo distribusi pada PT.PLN

1
(Persero) UP3 Abepura, yang mengalami ketidakseimbangan beban antara fasa

R,S dan T.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dari itu penulis mengambil judul

tentang “Optimasi Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator

Distribusi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka ada beberapa permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Bagaimana upaya mengoptimalkan transformator yang memiliki

presentasi ketidakseimbangan beban tinggi menjadi rendah.

b) Bagaimana menghitung presentase pembebanan dan ketidakseimbangan

beban pada transformator distribusi gardu AB136 Penyulang Soka.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah :

a) Menghitung persentase pembebanan dan ketidakseimbangan beban pada

transformator distribusi, Gardu AB136.

b) Melakukan penyeimbangan beban pada transformator distribusi berupaya

mengurangi presentasi ketidakseimbangan beban.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

2
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan sistem optimasi ketidakseimbangan beban transformator.

b) Dapat dijadikan solusi bagi PT.PLN (Persero) dalam melakukan

pemeliharaan transformator distribusi, khususnya pada penyeimbangan

beban.

c) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya

yang mau melakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi

ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi.

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan permasalahan sebelumnya, agar tujuan penulisan

ini dapat tercapai, maka perlu diberikan batasan-batasan agar analisa tidak

keluar dari perumusan permasalahan. Adapun batasan masalah berupa:

a) Pengoptimalan hanya pada transformator distribusi, Gardu AB136 yang

berlokasi di Abepura Penyulang Soka.

b) Perhitungan dilakukan hanya pada hasil pengukuran selama 24 jam pada

Transformator Distribusi, Gardu AB136.

c) Tidak membahas mengenai rugi-rugi daya yang mengalir pada

penghantar netral dan pentanahan.

3
1.6 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan ini dibuat dalam beberapa bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian

dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis memaparkan teori-teori pendukung atau

kajian umum yang berkaitan erat dengan judul yang akan dibahas..

BAB III METODE PENELITIAN

Terdiri dari Waktu Tempat Penelitian, Alat dan Bahan, dan Metode

Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil data yang

diperoleh dari perancangan sistem yang telah dilakukan serta

menuliskan tentang hasil dan analisa pengujian.

BAB V METODE PENELITIAN

Merupakan bagian yang berisi tentang kesimpulan yang dapat

ditarik dari hasil penelitian pada proyek ini.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan

mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip

induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam

bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam

sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis

untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam

pengiriman daya listrik jarak jauh. Penggunaan transformator yang sederhana

dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis

untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus

bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran

tenaga listrik.

2.2 Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan

hukum Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan

sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu

kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis

5
gayamagnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi

sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya

berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara

dua ujung terdapat beda tegangan.

2.3 Karakteristik Transformator

Berdasarkan karakteristiknya transformator bisa dibedakan menjadi dua yaitu :

(1) Keadaan transformator tanpa beban dan (2) Keadaan

transformatorberbeban. Dimana dalam karakteristik ini harus dapat ditentukan

salah satu di dalam pemilihan karakteristik transformator tersebut apakah dalam

keadaan tanpa beban atau dalam keadaan berbeban.

2.4 Keadaan Transformator Tanpa Beban

Keadaan transformator tanpa beban seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Keadaan Transformator Tanpa Beban

Bila kumparan primer transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan yang sinusoid maka akan mengalir arus primer yang juga sinusoid

dan dengan menganggap belitanreaktif murni, akan tertinggal 90 dari dan

fluks (Ф) sefasa dengan . Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya

6
fluks bocor: Arus primer yang mengalir dalam kenyataannya bukan

merupakan arus induktif murni, tapi terdiri atas komponen :

a) Komponen arus pemagnetan (Im)

b) Komponen arus rugi tembaga (Ic)

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi (hukum

faraday). Dalam hal ini tegangan induksi mempunyaikebesaran yang sama

tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber.

2.5 Keadaan TransformatorBerbeban

Keadaan transformatorberbeban seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Keadaan TransformatorBerbeban

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban , mengalir pada

kumparan sekunder, di mana = / dengan = m factor kerja beban. Arus beban

ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (GGM) yang cenderung menentang

fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetanIm. Agar fluks

bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir ,

yang menentang fluks yang dibandingkan oleh arus beban , yang menentang

fluks yang dibangkitkan oleh arus beban , hingga keseluruhan arus yang

mengalir pada primer.

7
2.6 Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator

Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana :

a) Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.

b) Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah

keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi.

Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu :

a) Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama

lain.

b) Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama

lain.

c) Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu

sama lain.

Gambar 2.3 Vektor Diagram Arus 1(a)

8
Gambar 2.4 Vektor Diagram Arus 1(b)

Pada gambar 2.3 menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan

seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT)

adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan

pada Gambar 2.4 menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di

sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama

dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang

besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.

Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat

dirumuskan sebagai berikut :

S = √3 . V . I ................................................................................ (2.1)

dimana :

S : daya transformator (kVA)

V : tegangan sisi primer trafo (kV)

I : arus jala-jala (A)

9
Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat

menggunakan rumus

Di mana :

𝐒
I FL = ................................................................................................ (2.2)
√𝟑.𝐕

IFL : arus beban penuh (A)

S : daya transformator (kVA)

V : tegangan sisi sekunder trafo (kV)

Sedangkan untuk mencari arus rata-rata pada transformator kita dapat

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐈𝐑+𝐈𝐒+𝐈𝐓
I rata-rata = ............................................................................... (2.3)
𝟑

Daya Transformator Dari Sisi Rendah (Sekunder): :

P = 3.[𝐕].[𝐈]. 𝐜𝐨𝐬∅ .................................................................................... (2.4)

Persentase pembebanan transformator adalah :

a + b + c = 3 .............................................................................................. (2.5)

Jika [ I ] adalah besaran arus phase dalam penyaluran daya sebesar P pada

keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan

keadaan yang tidak seimbang besarnya arus – arus phase dapat dinyatakan

dengan keofisien a, b, c sebagai berikut :

10
Dengan IR, IS dan IT berturut – turut adalah arus di phase R, S dan T.

Koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana pada keaadaan seimbang

besarnya koefisien a, b, dan c adalah 1. Maka rata – rata ketidakseimbangan

beban (dalam %) adalah :

...................................(2.6)

2.7 Gardu Distribusi

Gardu sitribusi adalah bangunan gardu transformator yang memasok

kebutuhan tenaga listrik bagi para pemanfaat baik dengan tegangan menengah

maupun tegangan rendah.

Gardu distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari perlengkapan

hubung bagi baik tegangan menengah dan tegangan rendah.Jenis perlengkapan

hubung bagi tegangan menengah pada gardu distribusi berbeda sesuai dengan

jenis kontruksigardunya.

Jenis kontruksi gardu di bedakan atas 2 jenis:

11
2.7.1 Gardu Distribusi Pasang Luar

Umumnya di sebut gardu portal (kontruksi 2 tiang), Gardu Cantol

(Kontruksi 1 tiang) dengan kapasitas transformator terbatas. Pada

dasarnya gardu jenis ini terdiri atas Fuse Cut Out (FCO) sebagai

pengaman hubung singkat trafo dengan elemen pelebur / fuse link type

expulsion dan lightning arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya

tegangan pada transformator akibat surja petir. Elektroda pembumian

dipasang pada masing-masing lightning arrester dan pembumian titik

netral transformator sisi tegangan rendah.Kedua elektroda pembumian

tersebut dihubungkan dengan penghantar yang berfungsi sebagai ikatan

penyama potensial yang digelar di bawah tanah.

Gambar 2.5 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Portal

Pada gardu distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang

adalah jenis Completely Self Protected Transformer (CSP).Perlengkapan

perlindungan transformator tambahan adalah Lightning Arrester.Pada

transformator tipe CSP fasa 1, penghantarpembumian arrester dihubung

12
langsung dengan badan transformator.Kontruksipembumiansama dengan

gardu portal. Perlengkapan hubung bagi tegangan rendah maksimum 2

jurusan dengan saklarpemisah pada sisi masuk dan pengaman lebur (type

NH, NT) sebagai pengaman jurusan.Semua bagian konduktif terbuka di

hubungkan dengan pembumian sisi tegangan rendah.Nilai pengenal LA 5

kA untuk posisi di tegangan jaringan dan 10 kA untuk posisi akhir

jaringan.Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 Ohm.

2.7.2 Gardu Distribusi Pasang Dalam

Gardu distribusi pasang dalam adalah gardu kontruksi beton dengan

kapasitas transformator besar, dipakai untuk daerah padat beban tinggi

dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu pasang luar.Gardu

beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun saluran kabel

tanah.

Gambar 2.6 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Beton.

13
2.8 Komponen Utama Gardu Distribusi

2.8.1 Transformator Distribusi Fase 3

Untuk transformator fase tiga, merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor

grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral

langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator

distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007.

Transformator gardu pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan

Menengah isolator keramik. Sedangkan Transformator gardu pasangan

dalam dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik atau

menggunakan isolator plug-in premoulded.

Gambar 2.7 Transformtaor Distribusi Fasa 3

14
Tabel 2.1 Vektor Group dan Daya Transformator

NO Vektor Group Daya (kVA) Keterangan


50
1 Yzn5 100 Untuk sistem 3 kawat
160

200
250
315
2 Dyn5 Untuk sistem 3 kawat
400
500
630
50
100
160
200
3 Ynyn0 250 Untuk sistem 4 kawat
315
400
500
630

2.8.2 TransformatorCompletely Self Protected (CSP)

Adalah transformator distribusi yang sudah dilengkapi dengan Pengaman

Lebur (fuse) pada sisi primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi sekunder.

Spesifikasi teknis transformator ini merujuk pada SPLNNo95:1994dan SPLN

D3.002-1: 200.

Gambar 2.8 Transformator Completely Self Protected

15
2.9 PHB Sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)

PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan

Hubung Bagi Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur,

pengaman dan kendali yang saling berhubungan.Keseluruhannya dirakit

lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada bagian-bagian

penyangganya.

Secara umum PHB TR sesuai SPLN118-3-1–1996, untuk pasangan dalam

adalah jenis terbuka. Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton.

PHB jenis terbuka adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan

penyangga peralatan proteksi dan peralatan Hubung Bagi dengan seluruh

bagian-bagian yang bertegangan, terpasang tanpa isolasi. Jumlah jurusan per

transformator atau gardu distribusi sebanyak-banyaknya 8 jurusan, disesuaikan

dengan besar daya transformator dan Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Penghantar JTR yang digunakan. Pada PHB-TR harus dicantumkan diagram

satugaris, arus pengenal gawai proteksi dan kendali serta nama jurusan JTR.

Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan Pemutus

Beban (LBS) atau NFB (No Fused Breaker).Pengaman arus lebih

(OverCurrent) jurusan disisi Tegangan Rendah pada PHB-TR dibedakan atas:

a) No Fused Breaker (NFB)

NoFused Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus,

apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas

16
breaker, maka sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut

akan bekerja dan memerintahkan break ermelepas beban.

b) Pengaman Lebur (Sekering)

Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan

meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang dan

disesuaikan ukuran nya untuk membuka rangkaian dimana sekering

tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi

suatu nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup

(SPLN64:1985:1).

Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah

untuk setiap saat menjaga atau mengamankan rangkaian berikut

peralatan atau perlengkapan yang tersambung dari kerusakan, dalam

batas nilai pengenalnya (SPLN64:1985:24). Berdasarkan

konstruksinya Pengaman Lebur untuk Tegangan Rendah dapat

digolongkan menjadi:

c) Pelebur Tabung Semi Terbuka

Pelebur ini mempunyai harga nominal sampai 1000

Ampere. Penggunaannya sebagai pengaman pada saluran

induk Jaringan Tegangan Rendah, saluran induk Instalasi

Penerangan maupun Instalasi Tenaga. Apabila elemen lebur

dari pelebur ini putus dapat dengan mudah diganti.

17
d) Pelebur Tabung Tertutup (Tipe NH/NT)

Gambar 2.9 Pelebur Tabung Tertutup

Jenis pengaman lebur ini paling banyak digunakan.

Pemilihan besar rating pengaman pelebur sesuai dengan

kapasitas transformator dan dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2.2 SpesifikasiTeknisPHB-TR

No. Uraian Spesifikasi

Arus pengenal Sekurang-kurangnya 115 % I


1
saklarpemisah transformator distribusi
Sekurang-kurangnya 125 % arus
2 KHArel PHB
pengenal saklarpemisah
Arus pengenal pengaman Tidak melebihi KHApenghantarsirkit
3
lebur keluar
Fungsi dari
Short breaking current
4 kapasitasTransformator dan
(Rms)
tegangan impendasinya
Short making current Tidak melebihi 2,5 x short breaking
5.
(peak) current
6. Impulse voltage 20 kV
Indeks proteksi –
Disesuaikan dengan kebutuhan,
IP(International
7 namun sekurang- kurangnya IP-
Protection) untuk PHB
45
pasangan luar

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan, yaitu pada

bulan Mei 2019.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada gardu distribusi AB136, Penyulang SOKA

ABEPURA yang berlokasi di depan SMP ADVENT Abepura.

3.3 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam proses pengambilan dan pengolahan data

dalam tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Sarung Tangan Berisolasi

2. Helm Safety

3. Sepatu Safety

4. Alat Tulis

5. Kalkulator

6. Seperangkat Komputer (Laptop)

19
3.4 Data Penelitian

Jenis Data

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari PT PLN (Persero) UP3

Abepura dan pengumpulan data primer diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yaitu pada Gardu Distribusi AB136.

3.5 Metode Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan

berdasarkan rumus penyeimbangan beban transformator.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Studi Literatur

Studi literatur adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan

studi dari buku atau pustaka dengan masalah yang berkaitan tentang Optimasi

ketidakseimbangan beban transformator distribusi.

3.6.2 Wawancara

Wawancara adalah mengadakan tatap muka atau wawancara secara

langsung dengan salah satu pegawai PT.PLN (Persero) UP3 Abepura

khususnya pada bagian Distribusi.

20
3.7 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Melakukan Pengukuran
Dan Pengumpulan data

1. Pengukuran
waktu beban
puncak
2. Pengukuran
waktu di luar
beban puncak

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Penelitian

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Transformator

Data transformator diperoleh dari PT.PLN (Persero), UP3 Abepura

Tabel 4.1 Data Transformator Distribusi


Nama Gardu AB 136
Lokasi Depan SMP ADVENT Padang Bulan
Penyulang SOKA
Merk Trafo SIN
Daya 100Kva
Fasa 3
Jurusan 3
Tegangan Primer L-L (kV) 20Kv
Tegangan Sekunder L-L (V) 400 V
Arus Nominal 377,35

Tranformator ini merupakan salah satu transformator yang memiliki

pembagian jurusan sebanyak (Dua) jurusan.

22
Tabel 4.2Data Beban Trafo Pada waktu Bebab Puncak

NO Jurusan Arus (A) Tegangan (Volt)


R S T N F-F F-N
1 A 150 58,8 113 134 412,3 239,7
2 B 124 59,1 86,8 73,4 412,3 239,7
Total 310,1 117,9 228,3 277,5 412,3 239,7

Pada tabel diatas dimama R= 150 adalah hasil pengukuran pada tabel tabel

diatas. Dan beban puncak Fasa ke Fasa sebesar 412,3 sedangkan Fasa ke Netral

sebesar 239,7

Tabel 4.3Beban Trafo Pada Saat Luar WaktuBebab Puncak

NO Jurusan Arus (A) Tegangan (Volt)


R S T N F-F F-N
1 A 110 39,1 131 81,9 415,2 415,0
2 B 80,4 37,4 96,5 52,98 415,2 415,0
Total 216,8 76,5 264,5 193,05 415,2 415,0

Pada tabel diatas R= 110 adalah hasil pengukuran pada tabel diatas. Dan beban

puncak Fasa ke Fasa sebesar 415,2 sedangkan Fasa Ke Netral sebesar 415,0

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Perhitungan pembebanan trafo sebelum penyeimbangan

Setelah melakukan pengukuran pada gardu distribusi untuk diteliti, maka

selanjutnya dapat dihitung presentasi pembebanan transformator sebelum

penyeimbangansebagai berikut :

23
4.2.2 Pembebanan trafo Pada Jurusan A

𝑆
IFL =
√3.𝑉

100000
= = 144,33 A
√3.400

𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 150+58,8+113
I rata-rata malam = = = 107,27 A
3 3

𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 110+39,196,58
I rata-rata siang = = = 93,37 A
3 3

Persentase Pembebanan Transformator :

Malam :

Irata−rata 107,27 𝐴
100% = 100% =74,32%
IFL 144,33 𝐴

Siang :

Irata−rata 93,37 𝐴
100% = 100% =64,69%
IFL 144,33 𝐴

Dari hasil analisis perhitungan pembebanan trafo pada jurusan A hasilnya

pada waktu malam hari sebesar 74,32 % dan pada waktu siang hari sebesar

64,69 %.

Tabel 4.4 Arus Rata-Rata Jurusan A

Arus Rata-rata Persentase


Arus LWBP (A) Arus WBP
N0 Jurusan IFL (A) (A) Pembebanan
R S T R S T LWBP WBP LWBP WBP

1 A 110 39.1 131 150 58.8 113 144.3376 93.37 107.27 64.69 74.32

24
4.2.3 Ketidakseimbangan Beban

Jika [ I ] adalah besaran arus phase dalam penyaluran daya sebesar P

pada keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi

dengan keadaan yang tidak seimbang.

Dapat dihitung presentasi ketidakseimbangan sebagai berikut :

4.2.4 Ketidak seimbangan Beban

Malam :

𝐼𝑅 150
IR= a x I, maka a = 107,27 = 1,40
𝐼

𝐼𝑆 58,8
IS = b x I, maka b = 107,27 = 0,55
𝐼

𝐼𝑇 113
IT = c x I, maka c = 107,27 = 1,05
𝐼

Berdasarkan perhitungan diatas, persentase rata-rata

ketidakseimbangan beban pada malam ahari dapat dihitung sebagai

berikut :

(1,40−1)+(0,55−1)+(1,05−1)
= 𝑥 100 %
3

= 86,80%

Siang :
110
IR = 93,37 = 1,18

39,1
IS = 93,37 = 0,42

25
131
IT = 93,37 = 1,40

Berdasarkan perhitungan diatas, persentase rata-rata

ketidakseimbangan beban pada siang hari dapat dihitung sebagai

berikut :

(1,18−1)+(0,42−1)+(1,40−1)
= 𝑥 100 %
3

= 89,37 %

Tabel 4.5 Persentase Rata-Rata Ketidakseimbangan Beban Jurusan A

Persentase rata-rata
Koefisien LWBP Koefisien WBP
ketidakseimbangan
N0 Jurusan
a IR b IS c IT a IR b Is c IT LWBP WBP

1 A 1.18 0.42 1.40 1.40 0.55 1.05 89.37 86.80

4.2.6 Pembebanan Trafo Pada Jurusan B

𝑆
IFL =
√3.𝑉

100000
= = 144,33 A
√3.400

𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 80,4+37,4+96,5
I rata-rata siang = = = 71,43 A
3 3

𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 124+59,1+86,8
I rata-rata malam = = = 89,97 A
3 3

Persentase Pembebanan Transformator :

Malam :

Irata−rata 89,97 𝐴
100% = 100% =62,33%
IFL 144,33 𝐴

26
Siang :

Irata−rata 71,43 𝐴
100% = 100% =49,49%
IFL 144,33 𝐴

Dari hasil analisis perhitungan pembebanan trafo pada jurusan B hasilnya

pada waktu malam hari sebesar 62,33%dan pada waktu siang hari sebesar

49,49 %

Tabel 4.6 Arus Rata-Rata Jurusan B

Arus Rata-rata Persentase


Arus LWBP (A) Arus WBP
(A) Pembebanan
N0 Jurusan IFL (A)
R S T R S T LWBP WBP LWBP WBP

2 B 80.4 37.4 96.5 124 59.1 86.8 144.3376 71.43 89.97 49.49 62.33

4.2.7 Ketidakseimbangan Beban

Jika [ I ] adalah besaran arus phase dalam penyaluran daya sebesar P pada

keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan

keadaan yang tidak seimbang.

Dapat dihitung presentasi ketidakseimbangan sebagai berikut :

4.2.8 Ketidak seimbangan Beban

Malam :

𝐼𝑅 124
IR= a x I, maka a = 89,97 = 1,38
𝐼

𝐼𝑆 59,1
IS = b x I, maka b = 89,97 = 0,66
𝐼

27
𝐼𝑇 86.8
IT = c x I, maka c = 89,97 = 0,96
𝐼

Berdasarkan perhitungan diatas, persentase rata-rata

ketidakseimbangan beban pada malam ahari dapat dihitung sebagai

berikut :

(1,38−1)+(0,66−1)+(0,96−1)
= 𝑥 100 %
3

= 73,31%

Siang :
80,4
IR = 71,43 = 1,13

37,4
IS = 71,43 = 0,52

96,5
IT = = 1,35
71,43

Berdasarkan perhitungan diatas, persentase rata-rata

ketidakseimbangan beban pada siang hari dapat dihitung sebagai

berikut :

(1,13−1)+(0,52−1)+(1,35−1)
= 3
𝑥 100 %

=71.89 %

Tabel 4.7 Persentase Rata-Rata Ketidakseimbangan Beban Jurusan B

Persentase rata-rata
Koefisien LWBP Koefisien WBP ketidakseimbangan
N0 Jurusan (%)
a IR b IS c IT a IR b Is c IT LWBP WBP

1 B 1.13 0.52 1.35 1.38 0.66 0.96 71.89 73.31

28
4.3 Analisis Pemerataan Beban

4.3.1 Analisis Beban dari data pelanggan gardu AB-136 Jurusan A

A. Siang

Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap

fasa adalah :

a) Fasa R = 110 A

b) Fasa S = 39,1 A

c) Fasa T = 131 A

Total arus yang terpasang adalah 280,1 A

Dari data tersebut terlihat bahwa aterjadi ketidakseimbangan beban

karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban

fasa R lebih besar dari fasa S. untuk mengurangi ketidakseimbangan

tersebut perlu dilakukan pemerataan beban dengan cara memindahkan

arus dari fasa T sebesar 36,1 A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan

Arus sebesar 16 A ke fasa S. sehingga arus yang terpasang pada tiap

menjadi :

A. Fasa R = 94 A

B. Fasa S = 92,1 A

C. Fasa T = 94 A

29
B. Malam

Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap

fasa adalah :

a) Fasa R = 150 A

b) Fasa S = 58,8 A

c) Fasa T = 113 A

Total arus yang terpasang adalah 280,1 A

Dari data tersebut terlihat bahwa aterjadi ketidakseimbangan beban

karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban

fasa R lebih besar dari fasa S. untuk mengurangi ketidakseimbangan

tersebut perlu dilakukan pemerataan beban dengan cara memindahkan

arus dari fasa T sebesar 43A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan

Arus sebesar 6 A ke fasa S. sehingga arus yang terpasang pada tiap

menjadi :

a) Fasa R = 107 A

b) Fasa S = 107,8 A

c) Fasa T = 107 A

30
B. Analisis Beban dari data pelanggan gardu AB-136 Jurusan B

A. Siang

Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap

fasa adalah :

a) Fasa R = 80,4 A

b) Fasa S = 37,4 A

c) Fasa T = 96,5 A

Total arus yang terpasang adalah 280,1 A

Dari data tersebut terlihat bahwa aterjadi ketidakseimbangan beban

karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban

fasa R lebih besar dari fasa S. untuk mengurangi ketidakseimbangan

tersebut perlu dilakukan pemerataan beban dengan cara memindahkan

arus dari fasa T sebesar 25 A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan

Arus sebesar 9 A ke fasa S. sehingga arus yang terpasang pada tiap

menjadi :

A. Fasa R = 71,4 A

B. Fasa S = 71,4 A

C. Fasa T = 71,5 A

31
B. Malam

Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap

fasa adalah :

a) Fasa R = 124 A

b) Fasa S = 59,1 A

c) Fasa T = 86,8 A

Total arus yang terpasang adalah 280,1 A

Dari data tersebut terlihat bahwa aterjadi ketidakseimbangan beban

karena beban pada fasa R lebih dari beban fasa S dan T, sedangkan beban

fasa T lebih besar dari fasa S. untuk mengurangi ketidakseimbangan

tersebut perlu dilakukan pemerataan beban dengan cara memindahkan

arus dari fasa R sebesar 30A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan

Arus sebesar 3 A ke fasa S. sehingga arus yang terpasang pada tiap

menjadi :

a) Fasa R = 91 A

b) Fasa S = 89,1 A

c) Fasa T = 89,6 A

32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang optimasi ketidakseimbangan

beban pada transformator distribusi, gardu AB136, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penyeimbangan beban dilakukan dengan metode pemindahan fasa pada

PHBTR.

2. Presentasi pembebanan tertinggi terdapat pada jurusan A saat WBP yaitu

sebesar 74,32 %, dan terendah terdapat pada jurusan B pada saat LWBP

yaitu sebesar 49,49 %. Presentasi rata-rata ketidakseimbangan beban

tertinggi terdapat pada jurusan A pada saat LWBP yaitu sebesar 89,37 %

dan terendah terdapat pada jurusan B yaitu 71,89 % saat LWBP.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut:

1. Dalam mempermudah pekerjaan pemindahan beban gardu sebaiknya

buatlah dulu peta penyeimbangan beban (rayon card pelanggan), sehingga

mempermudah dan mempercepat waktu dalam pemindahan beban

pelanggan.

2. Untuk melakukan penyambungan baru sebaiknya terorganisir dengan

baik, dengan melihat data hasil pengukuran beban dan penyambungan

33
dilakukan pada fasa yang bebannya masih rendah, sehingga kedepannya

tidak terjadi ketidakseimbangan beban transformator yang cukup besar.

3. Berhubung pada penelitian ini belum terealisasikan di lapangan maka,

penelitian ini dapat dilanjutkan oleh para pembaca khususnya yang mau

melakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi ketidakseimbangan

beban pada transformatordistrribusi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Antonov. 2015 “Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi Terhadap

Susut Energi (Aplikasi Feeder Sikakap)” Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4

No. 1; Januari 2015 Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Teknologi Padang

FazariAbdillah. 2014 “Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode

Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi” Jurnal Teknik Pomits

Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Ir. PutuAryaMertasana, M.Si, MT. 2016 “Pengaruh Ketidakseimbangan Beban

Terhadap Arus Netral Dan Losses Pada Transformator Distribusi Ka 0562

Pada Penyulang Uma Alas MengwiBadung” Laporan Penelitian Jurusan Teknik

Elektro Dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Markus Dwiyanto Tobi Sogen, ST., MT. 2018. “Analisis Pengaruh

Ketidakseimbangan Beban Terhadap ArusNetral Dan Losses Pada

Transformator Distribusi Di PtPln (Persero) Area Sorong” Jurnal Electro

Luceat Vol. 4 No. 1 Juli 2018 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong

Wa Ode SittiHajriani F.A. 2018. “Evaluasi Pengaruh Ketidakseimbangan Beban

Trafo Distribusi 20 kV PenyulangToddopuli” Jurusan Teknik Elektro/Program

Studi D3 Teknik Listrik, Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Buku 4 PT PLN (Persero). 2010. Standar Kontruksi Gardu Distribusi Dan Gardu

Hubung Tenaga Listrik. Jakarta:PT.PLN (Persero)

35
LAMPIRAN

Foto Pengukuran Besaran Listrik Pada Gardu AB136

36
37
Data Pengukuran umum Waktu Beban PuncakGardu AB136 Pada Penyulang Soka

Nilai Nama

No Tanggal Waktu pengukuran Fungsi Mode Status Filter perangkat Komentar

1 2019- 19:26:09 85.9 A CM3286- R IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

150 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

2 2019- 19:26:29 27.5 KW CM3286- R IN

02-11 01#180931173

0.773 PF CM3286-

01#180931173

412.3 V CM3286-

01#180931173

86.1 A CM3286-

01#180931173

3 2019- 19:26:40 74.1 A CM3286- R G1

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

124 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

4 2019- 19:27:11 21.3 KW CM3286- R G1

02-11 01#180931173

0.735 PF CM3286-

01#180931173

412.1 V CM3286-

01#180931173

70.1 A CM3286-

38
01#180931173

5 2019- 19:27:23 18.82 A CM3286- R G2

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

36.1 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

6 2019- 19:27:51 6.77 KW CM3286- R G2

02-11 01#180931173

0.888 PF CM3286-

01#180931173

412.0 V CM3286-

01#180931173

18.51 A CM3286-

01#180931173

7 2019- 19:28:24 33.90 A CM3286- S IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

58.8 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

8 2019- 19:28:38 11.31 KW CM3286- S IN

02-11 01#180931173

0.798 PF CM3286-

01#180931173

415.1 V CM3286-

01#180931173

34.14 A CM3286-

01#180931173

9 2019- 19:28:49 34.16 A CM3286- S G1

02-11 01#180931173

39
50.0 HZ CM3286-

01#180931173

59.1 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

10 2019- 18:28:58 11.28 KW CM3286- S G1

02-11 01#180931173

0.799 PF CM3286-

01#180931173

414.9 V CM3286-

01#180931173

34.01 A CM3286-

01#180931173

11 2019- 19:29:17 0.000 A CM3286- S G2

02-11 01#180931173

- HZ CM3286-

01#180931173

0.00 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

12 2019- 19:29:27 0.000 KW CM3286- S G2

02-11 01#180931173

- PF CM3286-

01#180931173

415.1 V CM3286-

01#180931173

0.000 A CM3286-

01#180931173

13 2019- 19:30:11 62.8 A CM3286- T IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

113 A [PEAK] CM3286-

40
01#180931173

14 2019- 19:30:21 19.2 KW CM3286- T IN

02-11 01#180931173

0.739 PF CM3286-

01#180931173

414.0 V CM3286-

01#180931173

62.6 A CM3286-

01#180931173

15 2019- 19:30:32 48.41 A CM3286- T G1

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

86.8 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

16 2019- 19:30:44 14.04 KW CM3286- T G1

02-11 01#180931173

0.703 PF CM3286-

01#180931173

413.9 VS CM3286-

01#180931173

48.26 A CM3286-

01#180931173

17 2019- 19:30:52 15.07 A CM3286- T G2

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

28.5 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

18 2019- 19:31:02 5.12 KW CM3286- T G2

02-11 01#180931173

41
0.827 PF CM3286-

01#180931173

413.5 V CM3286-

01#180931173

14.98 A CM3286-

01#180931173

19 2019- 19:31:24 70.01 A CM3286- N IN

02-11 01#180931173

150.7 HZ CM3286-

01#180931173

134 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

20 2019- 19:31:44 2.0 KW CM3286- N IN

02-11 01#180931173

0.114 PF CM3286-

01#180931173

239.7 V CM3286-

01#180931173

73.34 A CM3286-

01#180931173

*sumber : PT.PLN Rayon Abepura

42
Data Pengukuran umum Luar Waktu Beban Puncak Gardu AB136 Pada

PenyulangSoka

Nilai Nama

No Tanggal Waktu pengukuran Fungsi Mode Status Filter perangkat Komentar

68.7

1 2019- 11;12;26 A CM3286- R IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

110 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

2 2019- 11;12;47 20.5 KW CM3286- R IN

02-11 01#180931173

0,748 PF CM3286-

01#180931173

415.2 V CM3286-

01#180931173

65.9 A CM3286-

01#180931173

3 2019- 11;12;55 50.16 A CM3286- R G1

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

80.4 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

4 2019- 11;13;11 14.39 KW CM3286- R G1

02-11 01#180931173

0.685 PF CM3286-

01#180931173

43
415.2 V CM3286-

01#180931173

50.61 A CM3286-

01#180931173

5 2019- 11;13;21 15.75 A CM3286- R G2

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

26.4 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

6 2019- 11;13;27 5.90 KW CM3286- R G2

02-11 01#180931173

0.911 PF CM3286-

01#180931173

415.3 V CM3286-

01#180931173

15.59 A CM3286-

01#180931173

7 2019- 11;13;49 23.19 A CM3286- S IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

39.1 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

8 2019- 11;14;05 6.49 KW CM3286- S IN

02-11 01#180931173

0.695 PF CM3286-

01#180931173

418.7 V CM3286-

01#180931173

22.30 A CM3286-

44
01#180931173

9 2019- 11;14;21 22.06 A CM3286- S G1

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

37.4 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

10 2019- 11;14;34 6.44 KW CM3286- S G1

02-11 01#180931173

0.689 PF CM3286-

01#180931173

418.5 V CM3286-

01#180931173

22.34 A CM3286-

01#180931173

11 2019- 11;14;47 0.000 A CM3286- S G2

02-11 01#180931173

- HZ CM3286-

01#180931173

0.00 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

12 2019- 11;14;56 0.000 KW CM3286- S G2

02-11 01#180931173

- PF CM3286-

01#180931173

418.6 V CM3286-

01#180931173

0.000 A CM3286-

01#180931173

13 2019- 11;15;08 78.9 A CM3286- T IN

02-11 01#180931173

45
50..0 HZ CM3286-

01#180931173

131 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

14 2019- 11;15;18 25.5 KW CM3286- T IN

02-11 01#180931173

0.783 PF CM3286-

01#180931173

414.9 V CM3286-

01#180931173

78.6 A CM3286-

01#180931173

15 2019- 11;15;31 59.17 A CM3286- T G1

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

96.5 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

16 2019- 11;15;46 16.29 KW CM3286- T G1

02-11 01#180931173

0.741 PF CM3286-

01#180931173

415.1 VS CM3286-

01#180931173

52.93 A CM3286-

01#180931173

17 2019- 11;15;57 20.14 A CM3286- T G2

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

37.0 A [PEAK] CM3286-

46
01#180931173

18 2019- 11;16;12 7.03 KW CM3286- T G2

02-11 01#180931173

0.842 PF CM3286-

01#180931173

414.8 V CM3286-

01#180931173

20.14 A CM3286-

01#180931173

19 2019- 11;16;23 53.17 A CM3286- N IN

02-11 01#180931173

50.0 HZ CM3286-

01#180931173

81.9 A [PEAK] CM3286-

01#180931173

20 2019- 11;16;47 1.74 KW CM3286- N IN

02-11 01#180931173

0.079 PF CM3286-

01#180931173

415.0 V CM3286-

01#180931173

52.98 A CM3286-

01#180931173

*sumber : PT.PLN Rayon Abepura

47
SINGLE LINE DIAGRAM PENYULANG SOKA

48

Anda mungkin juga menyukai