PENDAHULUAN
tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T), inilah yang menyebabkan
melayani beban menurun. Oleh karena itu diperlukan data untuk mengetahui
1
(Persero) UP3 Abepura, yang mengalami ketidakseimbangan beban antara fasa
R,S dan T.
Distribusi”.
Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
2
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
beban.
ini dapat tercapai, maka perlu diberikan batasan-batasan agar analisa tidak
3
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
kajian umum yang berkaitan erat dengan judul yang akan dibahas..
Terdiri dari Waktu Tempat Penelitian, Alat dan Bahan, dan Metode
Penelitian.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transformator
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus
tenaga listrik.
hukum Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan
sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu
5
gayamagnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi
sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya
berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara
tegangan yang sinusoid maka akan mengalir arus primer yang juga sinusoid
fluks (Ф) sefasa dengan . Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya
6
fluks bocor: Arus primer yang mengalir dalam kenyataannya bukan
ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (GGM) yang cenderung menentang
fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetanIm. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir ,
yang menentang fluks yang dibandingkan oleh arus beban , yang menentang
fluks yang dibangkitkan oleh arus beban , hingga keseluruhan arus yang
7
2.6 Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator
keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi.
a) Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama
lain.
b) Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama
lain.
c) Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu
sama lain.
8
Gambar 2.4 Vektor Diagram Arus 1(b)
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT)
adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan
pada Gambar 2.4 menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di
sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama
dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang
Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat
S = √3 . V . I ................................................................................ (2.1)
dimana :
9
Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat
menggunakan rumus
Di mana :
𝐒
I FL = ................................................................................................ (2.2)
√𝟑.𝐕
𝐈𝐑+𝐈𝐒+𝐈𝐓
I rata-rata = ............................................................................... (2.3)
𝟑
a + b + c = 3 .............................................................................................. (2.5)
Jika [ I ] adalah besaran arus phase dalam penyaluran daya sebesar P pada
keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan
keadaan yang tidak seimbang besarnya arus – arus phase dapat dinyatakan
10
Dengan IR, IS dan IT berturut – turut adalah arus di phase R, S dan T.
...................................(2.6)
kebutuhan tenaga listrik bagi para pemanfaat baik dengan tegangan menengah
hubung bagi tegangan menengah pada gardu distribusi berbeda sesuai dengan
jenis kontruksigardunya.
11
2.7.1 Gardu Distribusi Pasang Luar
dasarnya gardu jenis ini terdiri atas Fuse Cut Out (FCO) sebagai
pengaman hubung singkat trafo dengan elemen pelebur / fuse link type
12
langsung dengan badan transformator.Kontruksipembumiansama dengan
jurusan dengan saklarpemisah pada sisi masuk dan pengaman lebur (type
beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun saluran kabel
tanah.
13
2.8 Komponen Utama Gardu Distribusi
Untuk transformator fase tiga, merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor
grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral
14
Tabel 2.1 Vektor Group dan Daya Transformator
200
250
315
2 Dyn5 Untuk sistem 3 kawat
400
500
630
50
100
160
200
3 Ynyn0 250 Untuk sistem 4 kawat
315
400
500
630
Lebur (fuse) pada sisi primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi sekunder.
D3.002-1: 200.
15
2.9 PHB Sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)
penyangganya.
adalah jenis terbuka. Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton.
PHB jenis terbuka adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan
satugaris, arus pengenal gawai proteksi dan kendali serta nama jurusan JTR.
16
breaker, maka sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut
(SPLN64:1985:1).
digolongkan menjadi:
17
d) Pelebur Tabung Tertutup (Tipe NH/NT)
ini:
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
2. Helm Safety
3. Sepatu Safety
4. Alat Tulis
5. Kalkulator
19
3.4 Data Penelitian
Jenis Data
studi dari buku atau pustaka dengan masalah yang berkaitan tentang Optimasi
3.6.2 Wawancara
20
3.7 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Melakukan Pengukuran
Dan Pengumpulan data
1. Pengukuran
waktu beban
puncak
2. Pengukuran
waktu di luar
beban puncak
Analisis
Kesimpulan
Selesai
21
BAB IV
4.1 Hasil
22
Tabel 4.2Data Beban Trafo Pada waktu Bebab Puncak
Pada tabel diatas dimama R= 150 adalah hasil pengukuran pada tabel tabel
diatas. Dan beban puncak Fasa ke Fasa sebesar 412,3 sedangkan Fasa ke Netral
sebesar 239,7
Pada tabel diatas R= 110 adalah hasil pengukuran pada tabel diatas. Dan beban
puncak Fasa ke Fasa sebesar 415,2 sedangkan Fasa Ke Netral sebesar 415,0
4.2 PEMBAHASAN
penyeimbangansebagai berikut :
23
4.2.2 Pembebanan trafo Pada Jurusan A
𝑆
IFL =
√3.𝑉
100000
= = 144,33 A
√3.400
𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 150+58,8+113
I rata-rata malam = = = 107,27 A
3 3
𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 110+39,196,58
I rata-rata siang = = = 93,37 A
3 3
Malam :
Irata−rata 107,27 𝐴
100% = 100% =74,32%
IFL 144,33 𝐴
Siang :
Irata−rata 93,37 𝐴
100% = 100% =64,69%
IFL 144,33 𝐴
pada waktu malam hari sebesar 74,32 % dan pada waktu siang hari sebesar
64,69 %.
1 A 110 39.1 131 150 58.8 113 144.3376 93.37 107.27 64.69 74.32
24
4.2.3 Ketidakseimbangan Beban
pada keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi
Malam :
𝐼𝑅 150
IR= a x I, maka a = 107,27 = 1,40
𝐼
𝐼𝑆 58,8
IS = b x I, maka b = 107,27 = 0,55
𝐼
𝐼𝑇 113
IT = c x I, maka c = 107,27 = 1,05
𝐼
berikut :
(1,40−1)+(0,55−1)+(1,05−1)
= 𝑥 100 %
3
= 86,80%
Siang :
110
IR = 93,37 = 1,18
39,1
IS = 93,37 = 0,42
25
131
IT = 93,37 = 1,40
berikut :
(1,18−1)+(0,42−1)+(1,40−1)
= 𝑥 100 %
3
= 89,37 %
Persentase rata-rata
Koefisien LWBP Koefisien WBP
ketidakseimbangan
N0 Jurusan
a IR b IS c IT a IR b Is c IT LWBP WBP
𝑆
IFL =
√3.𝑉
100000
= = 144,33 A
√3.400
𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 80,4+37,4+96,5
I rata-rata siang = = = 71,43 A
3 3
𝐼𝑅+𝐼𝑆+𝐼𝑇 124+59,1+86,8
I rata-rata malam = = = 89,97 A
3 3
Malam :
Irata−rata 89,97 𝐴
100% = 100% =62,33%
IFL 144,33 𝐴
26
Siang :
Irata−rata 71,43 𝐴
100% = 100% =49,49%
IFL 144,33 𝐴
pada waktu malam hari sebesar 62,33%dan pada waktu siang hari sebesar
49,49 %
2 B 80.4 37.4 96.5 124 59.1 86.8 144.3376 71.43 89.97 49.49 62.33
Jika [ I ] adalah besaran arus phase dalam penyaluran daya sebesar P pada
keadaaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan
Malam :
𝐼𝑅 124
IR= a x I, maka a = 89,97 = 1,38
𝐼
𝐼𝑆 59,1
IS = b x I, maka b = 89,97 = 0,66
𝐼
27
𝐼𝑇 86.8
IT = c x I, maka c = 89,97 = 0,96
𝐼
berikut :
(1,38−1)+(0,66−1)+(0,96−1)
= 𝑥 100 %
3
= 73,31%
Siang :
80,4
IR = 71,43 = 1,13
37,4
IS = 71,43 = 0,52
96,5
IT = = 1,35
71,43
berikut :
(1,13−1)+(0,52−1)+(1,35−1)
= 3
𝑥 100 %
=71.89 %
Persentase rata-rata
Koefisien LWBP Koefisien WBP ketidakseimbangan
N0 Jurusan (%)
a IR b IS c IT a IR b Is c IT LWBP WBP
28
4.3 Analisis Pemerataan Beban
A. Siang
Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap
fasa adalah :
a) Fasa R = 110 A
b) Fasa S = 39,1 A
c) Fasa T = 131 A
karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban
arus dari fasa T sebesar 36,1 A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan
menjadi :
A. Fasa R = 94 A
B. Fasa S = 92,1 A
C. Fasa T = 94 A
29
B. Malam
Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap
fasa adalah :
a) Fasa R = 150 A
b) Fasa S = 58,8 A
c) Fasa T = 113 A
karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban
arus dari fasa T sebesar 43A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan
menjadi :
a) Fasa R = 107 A
b) Fasa S = 107,8 A
c) Fasa T = 107 A
30
B. Analisis Beban dari data pelanggan gardu AB-136 Jurusan B
A. Siang
Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap
fasa adalah :
a) Fasa R = 80,4 A
b) Fasa S = 37,4 A
c) Fasa T = 96,5 A
karena beban pada fasa T lebih dari beban fasa R dan S, sedangkan beban
menjadi :
A. Fasa R = 71,4 A
B. Fasa S = 71,4 A
C. Fasa T = 71,5 A
31
B. Malam
Data pelanggan beban di gardu AB-136, arus yang terpasang pada setiap
fasa adalah :
a) Fasa R = 124 A
b) Fasa S = 59,1 A
c) Fasa T = 86,8 A
karena beban pada fasa R lebih dari beban fasa S dan T, sedangkan beban
arus dari fasa R sebesar 30A ke fasa S dan dari fasa R memindahkan
menjadi :
a) Fasa R = 91 A
b) Fasa S = 89,1 A
c) Fasa T = 89,6 A
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
PHBTR.
sebesar 74,32 %, dan terendah terdapat pada jurusan B pada saat LWBP
tertinggi terdapat pada jurusan A pada saat LWBP yaitu sebesar 89,37 %
5.2 Saran
pelanggan.
33
dilakukan pada fasa yang bebannya masih rendah, sehingga kedepannya
penelitian ini dapat dilanjutkan oleh para pembaca khususnya yang mau
34
DAFTAR PUSTAKA
Susut Energi (Aplikasi Feeder Sikakap)” Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4
No. 1; Januari 2015 Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Padang
Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi” Jurnal Teknik Pomits
Luceat Vol. 4 No. 1 Juli 2018 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong
Buku 4 PT PLN (Persero). 2010. Standar Kontruksi Gardu Distribusi Dan Gardu
35
LAMPIRAN
36
37
Data Pengukuran umum Waktu Beban PuncakGardu AB136 Pada Penyulang Soka
Nilai Nama
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.773 PF CM3286-
01#180931173
412.3 V CM3286-
01#180931173
86.1 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.735 PF CM3286-
01#180931173
412.1 V CM3286-
01#180931173
70.1 A CM3286-
38
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.888 PF CM3286-
01#180931173
412.0 V CM3286-
01#180931173
18.51 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.798 PF CM3286-
01#180931173
415.1 V CM3286-
01#180931173
34.14 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
39
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.799 PF CM3286-
01#180931173
414.9 V CM3286-
01#180931173
34.01 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
- HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
- PF CM3286-
01#180931173
415.1 V CM3286-
01#180931173
0.000 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
40
01#180931173
02-11 01#180931173
0.739 PF CM3286-
01#180931173
414.0 V CM3286-
01#180931173
62.6 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.703 PF CM3286-
01#180931173
413.9 VS CM3286-
01#180931173
48.26 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
41
0.827 PF CM3286-
01#180931173
413.5 V CM3286-
01#180931173
14.98 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
150.7 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.114 PF CM3286-
01#180931173
239.7 V CM3286-
01#180931173
73.34 A CM3286-
01#180931173
42
Data Pengukuran umum Luar Waktu Beban Puncak Gardu AB136 Pada
PenyulangSoka
Nilai Nama
68.7
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0,748 PF CM3286-
01#180931173
415.2 V CM3286-
01#180931173
65.9 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.685 PF CM3286-
01#180931173
43
415.2 V CM3286-
01#180931173
50.61 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.911 PF CM3286-
01#180931173
415.3 V CM3286-
01#180931173
15.59 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.695 PF CM3286-
01#180931173
418.7 V CM3286-
01#180931173
22.30 A CM3286-
44
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.689 PF CM3286-
01#180931173
418.5 V CM3286-
01#180931173
22.34 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
- HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
- PF CM3286-
01#180931173
418.6 V CM3286-
01#180931173
0.000 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
45
50..0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.783 PF CM3286-
01#180931173
414.9 V CM3286-
01#180931173
78.6 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.741 PF CM3286-
01#180931173
415.1 VS CM3286-
01#180931173
52.93 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
46
01#180931173
02-11 01#180931173
0.842 PF CM3286-
01#180931173
414.8 V CM3286-
01#180931173
20.14 A CM3286-
01#180931173
02-11 01#180931173
50.0 HZ CM3286-
01#180931173
01#180931173
02-11 01#180931173
0.079 PF CM3286-
01#180931173
415.0 V CM3286-
01#180931173
52.98 A CM3286-
01#180931173
47
SINGLE LINE DIAGRAM PENYULANG SOKA
48