Anda di halaman 1dari 8

OPTIMALISASI PENYEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DENGAN METODE

SEIMBANG BEBAN SEHARIAN (SBS) PADA GARDU DEPAN KANTOR RAYON


PT. PLN (PERSERO) RAYON KAYU ARO

Oleh

Antonov Bachtiar , Bayu Dirgantara

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITP Padang


Jln. Gajah Mada Kandis Naggolo Padang
Email: antonov_bach@yahoo.com bayudirgantara171@gmail.com

ABSTRAK

Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab
ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat
ketidakseimbangan beban tersebut mengalir arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan
terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat
arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisa, diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan sebesar 13%,
maka arus yang mengalir pada penghantar pada saat pengukuran siang sebesar 59 A. dan saat pengukuran malam
sebesar 76 A. Sehingga rugi-rugi energi yang dihasilkan sebesar 29102,7 kWh/bulan.

Kata kunci: ketidakseimbangan beban, arus netral, losses.

ABSTRACT

The unbalanced load in electric power distribution system always happen and it is caused by single phase
loads on low voltage system. The effect of the unbalanced load is appear as a neutral current. These neutral current
cause losses, those are losses caused by neutral current in neutral conductor on distribution transformers and losses
caused by neutral current flows to ground. In conclusion, when high unbalanced load happened 13%, then the
current flowing in the neutral conductor during daytime measurements at 59 A. And when measuring the night of 76
A. Thus, looses of energy produced amounted to 29102,7 kWh/month.

Keywords: unbalanced load, neutral current, losses.


PENDAHULUAN oleh PLN secara terus menerus. Hal ini
disebabkan ketidakseimbangan beban tiap
Sistem distribusi merupakan salah satu sistem fasa (RST) terjadi seiring terus
dalam tenaga listrik yang mempunyai peran meningkatnya jumlah pelanggan.
penting karena berhubungan dengan pemakai Permasalahan yang terjadi pada sistem
energi listrik, terutama pemakai energi listrik distribusi PT PLN (Persero) Rayon Kayu
tegangan menengah dan tegangan rendah. Aro adalah penyeimbangan beban
Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan transformator hanya dilakukan
continue merupakan syarat mutlak yang harus berdasarkan pengukuran beban saat WBP
dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga (Waktu Beban Puncak). Sehingga belum
listrik tersebut, terjadi pembagian beban yang menjamin terjadinya keseimbangan beban
pada awalnya merata tetapi karena pada pengukuran beban saat LWBP (Luar
kesetidakserempakan waktu penyalaan Waktu Beban Puncak) yang waktunya lebih
menimbulkan ketidakseimbangan beban yang panjang dibandingkan dengan
berdampak pada penyedian tenaga listrik. pengukuran WBP. Hal ini menyebabkan
arus netral muncul lebih besar saat LWBP
Ketidaksimbangan beban dapat dibagi menjadi dibandingkan WBP. Untuk itu perlu
dua yaitu ketidakseimbangan statis dan dilakukan sebuah metode
ketidakseimbangan dinamis. Ketidakseimbangan penyeimbangan beban transformator yang
beban statis merupakan ketidakseimbangan yang lebih efektif dalam menciptakan
sifatnya tetap karena pengaturan instalasi keseimbangan beban baik saat WBP maupun
suatu sistem dari awalnya kurang LWBP. Sehingga pelayanan terhadap
memperhatikan keseimbangan sistem itu sendiri, pelanggan dapat dilakukan dengan baik dan
sedangkan ketidakseimbangan beban dinamis memuaskan.
merupakan ketidakseimbangan yang bervariasi Tranformator merupakan suatu alat
terhadap waktu. Keadaan ini dapat berlansung listrik yang mengubah tegangan bolak balik
dalam beberapa menit atau jam. dari suatu tingkat ke tingkat yang lain
Ketidakseimbangan beban dinamis terjadi melalui suatu gandengan magnet dan
karena adanya beban non linear yang banyak berdasarkan prinsip-prinsip induksi
digunakan dalam industri maupun rumah elektrromagnetit. Prinsip kerja transformator
tangga. Motor induksi, pengaturan kecepatan adalah berdasarkan hukum Faraday, yaitu:
motor listrik merupakan penyumbang beban non Arus listrik dapat menimbulkan medan
linear di industri. Sedangkan untuk rumah magnet dan sebaliknya medan magnet dapat
tangga adalah penggunaan komputer, AC, menimbulkan arus listrik. Selain itu juga
lampu fluorescent, dan sebagainya. Pada beban berdasarkan hukum Lorenz, yaitu: Arus
non linear terdapat komponen semi konduktor listrik bolak balik yang mengalir
yang dapat menimbulkan gelombang arus yang mengelilingi suatu inti besi maka inti besi
tidak sinusoidal. Hal ini akan berpengaruh itu berubah menjadi magnit dan apabila
terhadap pengukuran arus sekunder dan primer magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan
transformator. Ketidakseimbangan beban tiap maka pada kedua ujung belitan tersebut akan
fasa (RST) dapat menimbulkan arus pada terjadi beda tegangan. Jika pada salah satu
kawat netral pembebanan sekunder pada kumparan pada transformator diberi arus
transformator distribusi yang akan bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet
mempengaruhi sistem distribusi, diantaranya berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer
berupa kesalahan pengukuran energi, rugi-rugi terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis
daya, dan penurunan kualitas peralatan distribusi gaya magnet dari sisi primer yang
PLN. Timbulnya arus netral yang tinggi pada jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi
pembebanan tidak seimbang ini terjadi akibat sekunder juga timbul induksi, akibatnya
adanya perbedaan sudut arus dan dan antara dua ujung terdapat beda tegangan.
tegangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu dilakukan kegiatan penyeimbangan beban Dalam operasi penyaluran tenaga listrik
transformator distribusi. transformator dapat dikatakan sebagai jantung
dari transmisi dan distribusi. Dalam
Kegiatan penyeimbangan beban transformator
kondisi ini suatu transformator diharapkan
distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan
dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa
terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja arus netral pada penghantar netral trafo
keras dari suatu transformator seperti itu dan lossesakibat arus netral yang mengalir
maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik ketanah
mungkin. Oleh karena itu transformator harus Yang dimaksud dengan keadaan seimbang
dipelihara dengan menggunakan sistem dan adalah suatu keadaan di mana:
peralatan yang benar, baik dan tepat. 1. Ketiga vektor arus / tegangan sama
Untuk itu regu pemeliharaan harus besar.
mengetahui bagian-bagian transformator dan 2. Ketiga vektor saling membentuk
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi sudut 120º
bagian yang lainnya satu sama lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan
tidak seimbang adalah keadaan di manasalah
KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN satu atau kedua syarat keadaan seimbang
TRANSFORMATOR tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang
mengakibatkatkan terjadinya
Daya transformator bila ditinjau dari sisi ketidakseimbangan ada 3 yaitu :
tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan 1. Ketiga vektor sama besar
sebagai berikut: tetapi tidak membentuk sudut 120º
satu sama lain.
S = √3 . V . I………………………. (1) 2. Ketiga vektor tidak sama
besar tetapi membentuk sudut 120º
S = daya transformator satu sama lain.
(kVA) 3. Ketiga vektor tidak sama besar
V = tegangan sisi primer trafo dan tidak membentuk sudut 120º
(kV) I = arus jala-jala (A) satu sama lain.

Sehingga untuk beban penuh (full load) dapat


menggunakan persmaan :

𝐼𝐹𝐿 = √3. 𝑉. 𝐼 … … … … … … … … … 2

IFL = arus beban penuh (A)


S = daya transformator (kVA)
V = tegangan sisi sekunder trafo (kV)

Ketidakseimbangan Beban Pada


Transformator

Sistem transmisi adalah sistem penyaluran


daya dengan menaikkan tegangan yang
selanjutnya diturunkan lagai pada sistem
distribusi. Dalam proses menaikkan dan
menurunkan tegangan digunakanlah
Transformator 3 fasa. Dalam keadaan ideal,
transformator 3 fasa akan mempunyai nilai
yang sama pada tiap fasanya, yang berbeda
hanyalah sudut fasanya yaitu harus 120°. Namun
pada penerapannya, keadaan ideal tersebut
sangat sulit terjadi dikarenakan tiap fasa pada Gambar 2.1 Vektor Diagram
sisi sekunder akan menyalurkan daya tiap fasa
Dari gambar di atas menunjukkan vektor diagram
dengan beban yang berbeda tiap fasanya.
arus dalam keadaan tidak seimbang. Di sini
Hal ini akan menyebabkan beban tidak terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya
seimbang pada masing-masing fasanya. efek (IR,IS, dan IT) adalah tidak sama dengan nol
dari ketidakseimbangan fasa tersebut adalah sehingga muncul suatu besaran yaitu arus netral
akan timbul arus netral. Arus ini akan (IN) yang besarnya bergantung pada seberapa
menyebabkan loses, yaitu losses akibat adanya besar factor ketidakseimbangannya.
Akibat pembebanan di tiap phasa yang tidak
seimbang, maka akan mengalir arus pada penghantar
netral. Jika di hantaran pentanahan netral terdapat
nila tahanan dan dialiri arus,maka kawar netral akan
bertegangan yang menyebabkan tegangan pada trafo
Tabel 4.1 Data pengukuran beban
tidak seimbang. Arus yang mengalir di sepanjang
kawat netral, akan menyebabkan rugi daya di
sepanjang kawat netral sebesar :

PN = IN2RN………………………...... (3)

PN = Losses yang timbul pada penghantar netral


(watt)
IN = Arus yang mengalir melalui kawat netral
(Ampere)
RN = Tahanan pada kawat netral (Ohm)

Sedangkan losses yang diakibatkan karena arus netral


yang mengalir ke tanah (ground) dapat dihitung
dengan perumusan sebagai berikut :

PG= IN2RG…………………....…....... (4)

PG = losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah


(watt)
IG = Arus netral yang mengalir ke tanah (Ampere)
RG = Tahanan pembumian netral trafo (Ohm)

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data :
Data Teknis Trafo Gd. Depan Kantor Rayon

Buatan Pabrik : STARLITE


Tipe : T 160 N 55 / Outdoor
Daya : 160 kVA
Arus : 4.61 A – 230.9 A /
Tegangan : 20000V- 400 V
Hubungan : Yzn5
Impedansi : 4%

Gambar 4.2 Skema aliran di sisi sekunder pada


siang hari dan malam hari

Analisa Pembebanan Transformator

Untuk menentukan besarnya arus Fuse Cut


Out maka terlebih dahulu kita menghitung
besarnya

Gambar 4.1 Gardu. Depan Kantor Rayon (160 kVA) arus jala-jala dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut : 3. Pengukuran Jurusan 2

R = (ρ x L) / A Ohm (O)
= (0,0278 O.mm²/m x 10
= 0,5838 Ohm (O)
Kemudian menentukan besar arus beban penuh
sebagai berikut : P = (IN² . RN)
= (43² . 0,538)
= 1079,446 Watt
= 1079,446 Watt / 1000 = 1,079 kW

W =Pxt
= 0,995 kW x 12 jam
= 2,148 kWh/hari

Pada malam hari :


1. Pengukuran Total
Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada R = (ρ x L) / A Ohm (Ω)
Penghantar Netral Transformator = (0,0178 Ω.mm²/m x 6 m) / 120 mm²
= 8,9 Ohm (Ω)
Tahanan Pembumian (R) = 2,8 Ω
Waktu (t) = 1 Jam P = (IN² . RN)
Panjang penghantar (L) : Total = 6 m, = (76² . 8,9)
: Rute 1 = 1.155 m, = 51406,4 Watt
: Rute 2 = 1050 m = 51406,4 Watt / 1000 = 51,406 kW
Luas penampang (A) : Total = BC 120 mm²
: Rute 1& 2 = AL 50 mm² W =Pxt
Tahanan jenis (ρ) : BC = 0178 Ω.mm²/m, = 51,406 kW x 12 jam
: Al = 0278 Ω.mm²/m = 616,872 kWh/hari
Resistansi konduktor (R) = (ρ x L) / A Ohm (Ω) 2. Pengukuran Jurusan 1
R = (ρ x L) / A Ohm (Ω)
Pada siang hari : = (0,0278 Ω.mm²/m x 1155 m) / 50 mm²
1. Pengukuran Total = 0,6421 Ohm (Ω)
R = (ρ x L) / A Ohm (Ω)
= (0,0178 Ω.mm²/m x 6 m) / 120 mm² P = (IN² . RN)
= 8,9 Ohm (Ω) = (36² . 0,6421)
= 832,161 Watt
P = (IN² . RN) = 832,161 Watt / 1000 = 0,832 kW
= (59² . 8,9)
= 30980,9 Watt W =Pxt
= 30980,9 Watt / 1000 = 30,980 kW = 0,832 kW x 12 jam
= 9,984 kWh/hari
W =Pxt
= 30,980 kW x 12 jam 3. Pengukuran Jurusan 2
= 371,770 kWh/hari R = (ρ x L) / A Ohm (Ω)
= (0,0278 Ω.mm²/m x 1050 m) / 50 mm²
2. Pengukuran Jurusan 1 = 0,5838 Ohm (O)
R = (ρ x L) / A Ohm (Ω)
= (0,0278 Ω.mm²/m x 1155 m) / 50 mm² P = (IN² . RN)
= 0,6421 Ohm (Ω) = (43² . 0,538)
= 1079,446 Watt
= 1079,446 Watt / 1000
P = (IN² . RN)= (27² . 0,642)= 468,149 Watt = 1,079 kW
= 468,149 Watt / 1000 = 0,468 kW

W =Pxt
= 0,468 kW x 12 jam
= 5,616 kWh/hari
W =Pxt 2. Pengukuran Jurusan 1
= 0,995 kW x 12 jam
= 2,148 kWh/hari P = (IN² . RG)
= (27² . 2,8)= 2041,2 Watt
Pada malam hari : = 2041,2 Watt / 1000 = 2,041 kW
1. Pengukuran Total
W =Pxt
R = (ρ x L) / A Ohm (O) = 2,041 kW x 12 jam
= (0,0178 O.mm²/m x 6 m)/ 120 mm² = 24,494 kWh/hari
= 8,9 Ohm (O)
3. Pengukuran Jurusan 2
P = (IN² . RN)= (76² . 8,9)= 51406,4 Watt
= 51406,4 Watt / 1000 = 51,406 kW P = (IN² . RG)
= (43² . 2,8)= 5177,2 Watt
W =Pxt = 5177,2 Watt / 1000 = 5,177 kW
= 51,406 kW x 12 jam
= 616,872 kWh/hari W =Pxt
= 5,117 kW x 12 jam
2. Pengukuran Jurusan 1 = 62,126 kWh/hari

R = (ρ x L) / A Ohm (O) Pada malam hari :


= (0,0278 O.mm²/m x 1155 m)/ 50 mm² 1. Pengukuran Total
= 0,6421 Ohm (O)
P = (IN² . RG)
P = (IN² . RN)= (36² . 0,6421)= 832,161 Watt = (76² . 2,8)= 16172,8 Watt
= 832,161 Watt / 1000 = 0,832 kW = 16172,8 Watt / 1000 = 16,173 kW

W =Pxt W =Pxt
= 0,832 kW x 12 jam = 16,173 kW x 12 jam
= 9,984 kWh/hari = 194,073 kWh/hari

3. Pengukuran Jurusan 2 2. Pengukuran Jurusan 1

R = (ρ x L) / A Ohm (O) P = (IN² . RG)


= (0,0278 O.mm²/m x 1050 m)/ 50 mm² = (36² . 2,8)= 3628,8 Watt
= 0,5838 Ohm (O) = 3628,8 Watt / 1000 = 3,629 kW

P = (IN² . RN)= (51² . 0,5838)= 1518,464 Watt W =Pxt


= 1518,464 Watt / 1000 = 1,518 kW = 3,629 kW x 12 jam
= 43,546 kWh/hari
W =Pxt
= 1,518 kW x 12 jam 3. Pengukuran Jurusan 2
= 18,221 kWh/hari
P = (IN² . RG)
Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral yang = (51² . 2,8)= 7282,8 Watt
Mengalir ke Tanah = 7282,8 Watt / 1000 = 7,283 kW

Pada siang hari : W =Pxt


1. Pengukuran Total = 7,283 kW x 12 jam
= 87,394 kWh/hari
P = (IN² . RG)
= (59² . 2,8)= 9746,8 Watt
= 9746,8 Watt / 1000 = 9,747 kW

W =Pxt
= 9,747 kW x 12 jam
= 116,964 kWh/hari
Hasil Perhitungan Losses pada Gd. Depan Kantor Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa semakin besar arus
Rayon dengan simulasi SBS netral yang mengalir di penghantar netral trafo
(IN) maka semakin besar losses pada penghantar netral
Sebelum Beban Seimbang trafo (PN). Demikian pula bila semakin besar
arus netral yang mengalir ke tanah (IG), maka semakin
besar losses akibat arus netral yang mengalir
ke tanah (PG).

Tabel 4.3 Hasil perhitungan losses setelah beban


seimbang

Gambar 4.3 Data pengukuran beban sebelum


seimbang

Setelah Beban Seimbang

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa semakin kecil arus


netral yang mengalir di penghantar netral trafo (IN)
maka semakin kecil losses pada penghantar netral
trafo (PN). Demikian pula bila semakin besar arus
netral yang mengalir ke tanah (IG), maka semakin
besar losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah
(PG).

Dapat kita lihat grafiknya :


Gambar 4.4 Data pengukuran beban setelah
seimbang

Single Line Diagram

Gambar 4.6 Grafik Saving Kwh dari penyeimbangan


beban

Pada Gambar 4.6 dapat dilihat, bahwa looses terbesar


Gambar 4.5 Single Line diagram Gd. Depan Kantor
pada Gardu Depan Kantor Rayon PT PLN (Persero)
Rayon
Rayon Kayu Aro terjadi pada saat pengukuran Luar
Waktu Beban Puncak (LWBP)yang mana saving kwh
Tabel 4.2 Hasil perhitungan losses sebelum beban
yang didapat dari penyeimbangan beban transformator
seimbang
akibat arus yang mengalir pada penghantar netral
sebesar 9413.94 kWh dan saat Waktu Beban Puncak
(WBP) sebesar 14201,79 kWh dengan total saving
kwh pada saat pengukuran siang sebesar 23615,73
kWh. Hal ini disebabkan oleh faktor pelanggan
pelanggan pada gardu Depan Kantor Rayon terdiri
dari pusat perkantoran, warung malam yang biasa
aktif sampai pagi hari, instansi pendidikan, dan rumah
tangga. Sedangkan losses akibat arus netral yang
mengalir ke tanah pada saat pengukuran Luar Waktu sebesar 20096,52 kWh dan pada saat luar waktu beban
Beban Puncak (LWBP) relatif tidak besar yang mana puncak (LWBP) sebesar 13726,08 kWh atau total
saving kwh sebesar 4312,14 kwh dan pada saat Waktu saving kwh sebesar 33822,6 kWh/bln.
Beban Puncak (WBP) sebesar 5894,73 dengan total 3. Efesiensi biaya dari penyeimbangan beban
saving kwh sebesar 10206,87 kwh. transformator pada gardu Depan Kantor Rayon PT
Jadi total saving kwh yang didapat dari kegiatan PLN (Persero) Rayon Kayu Aro terhadap losses yang
penyeimbangan beban Gardu Depan Kantor Rayon mengalir pada penghantar netral sebesar Rp.
PT. PLN (Persero) Rayon Kayu Aro sebesar 34822,6 33.278.342,-. sedangkan losses yang mengalir ke
kWh. tanah sebesar Rp. 14.383.113,-. dengan total sebesar
Rp. 47.661.455,-.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jefri, “Pengaruh Ketidakseimbangan Beban
Terhadap Efesiensi Trafo Distribusi 20 KV”, Sei
Pakning, 2013.
2. Mangatar, Afrijon Simanjuntak,
“Penyeimbangan Beban untuk Menekan Losses
pada Jaringan Distribusi Tegangan Rendah”,
Padang, 2013.
3. Moh, Dahlan, “Akibat Ketidakseimbangan
Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada
Transformator Distribusi”, 2005.
4. Nazar, Dani Surya, “Analisis Keseimbangan
Beban untuk Mengurangi Losses pada Jaringan
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat, akibat penyeimbangan Distribusi Tegangan Rendah pada Gardu G.05.T
beban transfomator pada Gardu Depan Kantor Rayon KDL (100 kVA) Pasar Basung PT PLN
PT PLN (Persero) Rayon Kayu Aro didapatkan biaya (Persero) Wilayah Sumatera Barat Cabang
yang terselamatkan akibat losses yang disebabkan arus Padang Ranting Pariaman”, Padang, 2012.
mengalir pada penghantar netral sebesar Rp. 5. PT PLN (Persero), “Penyeimbangan Beban
33.278.342,-. Sedangkan terhadap arus yang mengalir Gardu Distribusi Metode SBS (Seimbang Beban
ke tanah sebesar Rp. 14.383.113,-. Jadi Total biaya Seharian)”, Padang, Maret, 2013.
yang terselamatkan sebesar Rp. 47.661.455,-. 6. Santoso, Sri Budi, “Penyeimbangan Beban
Gardu Distribusi Metode SBS (Seimbang Beban
KESIMPULAN Seharian)”, Sulawesi.
Dari hasil perhitungan dan analisa losses akibat dari 7. Sudaryatno Sudirham, Dr., “Pengaruh
ketidakseimbangan beban gardu distribusi Depan Ketidakseimbangan Arus Terhadap Susut Daya
Kantor Rayon PT PLN (Persero) Rayon Kayu Aro Pada Saluran”, Bandung: ITB, Tim Kerjasama
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : PLN-ITB, 1991.
1. Persentase ketidakseimbangan beban saat waktu 8. Sukmandi, Tejo, “Perhitungan Dan Analisis
beban puncak (WBP) adalah sebesar 12,66 % dari Keseimbangan Beban Pada Sistem Distribusi 20 KV
pembebanan 44,11 % yang mengakibatkan arus yang Terhdap Rugi-Rugi Daya”, jurusan Teknik
mengalir pada penghantar netral sebesar 59 A. Elektro UNDIP, Semarang, 2009.
Sedangkan ketidakseimbangan beban saat luar waktu 9. Suswanto, Daman, “Sistem Distribusi Tenaga
beban puncak (LWBP)adalah sebesar 13,00 % dari Listrik”, Universitas Negeri Padang, Padang,
pembebanan 57,09% yang mengakibatkan arus yang Bab. II,2009.
mengalir pada penghantar netral sebesar 76 A.
2. Kehilangan (susut) Energi pada gardu distribusi
Depan Kantor Rayon (160 KVA).
- Sebelum Penyeimbangan Beban Transformator:
Kehilangan energi pada waktu beban puncak (WBP)
sebesar 29102,7 kWh dan pada waktu diluar beban
puncak (LWBP) sebesar 17493,54 kWh atau total
kehilangan energi sebesar 46596,24 kWh/bln
- Setelah Penyeimbangan Beban Transformator :
Kehilangan energi pada waktu beban puncak (WBP)
sebesar 9006,18 kWh dan pada waktu diluar beban
puncak (LWBP) sebesar 3767,46 kWh atau total
kehilangan energi sebesar 12773,64 kWh/bln
Jadi, saving kwh dari penyeimbangan beban
transformator pada waktu beban puncak (WBP)

Anda mungkin juga menyukai