Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Elektro Vol. 6, No.

1, Maret 2006: 68 - 73

Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses


pada Trafo Distribusi
1 2 1
Julius Sentosa Setiadji , Tabrani Machmudsyah , Yanuar Isnanto
1
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
2
PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur
Email: julius@petra.ac.id

ABSTRAK
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut
muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisa,
diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar (28,67%), maka arus netral yang muncul juga besar
(118,6A), dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar pula (8.62%).

Kata kunci: ketidakseimbangan beban, arus netral, losses.

ABSTRACT
The unbalanced load in electric power distribution system always happen and it is caused by single phase loads on low
voltage system. The effect of the unbalanced load is appear as a neutral current. These neutral current cause losses, those are
losses caused by neutral current in neutral conductor on distribution transformers and losses caused by neutral current flows
to ground. In conclusion, when high unbalanced load happened (28,67%), then the neutral current that appear is also high
(118,6 A), ultimately the losses that caused by the neutral current flows to ground will be high too (8,62%).

Keywords: unbalanced load, neutral current, losses.

PENDAHULUAN TEORI TRANSFORMATOR

Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan pem- Transformator merupakan suatu alat listrik yang
bangunan di segala bidang. Seiring dengan laju mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat
pertumbuhan pembangunan maka dituntut adanya ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet
sarana dan prasarana yang mendukungnya seperti dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromag-
tersedianya tenaga listrik. Saat ini tenaga listrik net. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang
merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan,
kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik
Penggunaan transformator yang sederhana dan
mudah untuk ditransportasikan dan dikonversikan
handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang
ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta
tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan
merupakan salah satu sebab penting bahwa arus
syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan
terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus
merata tetapi karena ketidakserempakan waktu listrik dapat menimbulkan medan magnet dan
penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan
ketidakseimbangan beban yang berdampak pada arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada
penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban trans-formator diberi arus bolak-balik maka
antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah jumlah garis gaya magnet berubah-ubah.
yang menyebabkan mengalirnya arus di netral trafo.
Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi
sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi
primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka
Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya
Desember 2007. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada
Jurnal Teknik Elektro volume 8, nomor 1, Maret 2008.
antara dua ujung terdapat beda tegangan.

68
Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi
[Julius Sentosa Setiadji, et al]

PERHITUNGAN ARUS BEBAN PENUH kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi.
TRANSFORMATOR Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu:
• Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan
membentuk sudut 120º satu sama lain.
tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai berikut:
• Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
S = √3 . V . I (1) membentuk sudut 120º satu sama lain.
dimana: • Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak
S = daya transformator (kVA) mem-bentuk sudut 120º satu sama lain.
V = tegangan sisi primer transformator
(kV) I = arus jala-jala (A) IS IT

120o
Sehingga untuk menghitung arus beban penuh
(full load) dapat menggunakan rumus :
IFL = S (2)
3.V
dimana: 120o 120o

IFL = arus beban penuh (A)


S = daya transformator (kVA)
V = tegangan sisi sekunder transformator (kV)

Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Netral


pada Penghantar Netral Transformator. IR
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara (a)
tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S,
fasa T) mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang IS
mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebab-
kan losses (rugi-rugi). Losses pada penghantar netral 135o
trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut: IT
2 (3)
PN = IN .RN
dimana: 120o
PN = losses pada penghantar netral trafo (watt) 105o
IN = arus yang mengalir pada netral trafo (A)

`
IN
RN = tahanan penghantar netral trafo (Ω)
`

Sedangkan losses yang diakibatkan karena arus


netral yang mengalir ke tanah (ground) dapat IR + I T
dihitung dengan perumusan sebagai berikut :
IR
PG = IG2 . RG (4)
dimana: (b)
PG = losses akibat arus netral yang mengalir ke
tanah (watt) Gambar 1. Vektor Diagram Arus
IG = arus netral yang mengalir ke tanah (A)
Gambar 1(a) menunjukkan vektor diagram arus
RG = tahanan pembumian netral trafo (Ω) dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa
Ketidakseimbangan Beban penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT)
adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah arus netral (IN). Sedangkan pada Gambar 1(b)
suatu keadaan di mana : menunjukkan vektor diagram arus yang tidak
• Ketiga vektor arus / tegangan sama besar. seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan
• Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama dengan
satu sama lain. nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak netral (IN) yang besarnya ber-gantung dari seberapa
besar faktor ketidakseim-bangannya.
seimbang adalah keadaan di mana salah satu atau

69
Jurnal Teknik Elektro Vol. 7, No. 2, September 2007: 68 - 73

Penyaluran dan Susut Daya


Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui
suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila
pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam
keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat
dinyatakan sebagai berikut:
P = 3 . [V] . [I] . cos ϕ (5)
dengan:
P = daya pada ujung kirim
V = tegangan pada ujung
kirim cos ϕ = faktor daya

Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil


dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Gambar 2. Trafo Distribusi 200 kVA
Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran
daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada 20 kV
penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak
seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan
dengan koefisien a, b dan c sebagai berikut :
[I R ] = a [ I ] Fuse CO

[I S ] = b [ I ] (6)
[I T ] = c [ I ]
dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di
LA
fasa R, S dan T.

Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap sama


walaupun besarnya arus berbeda, besarnya daya 200 kVA
yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai : 20 kV
Dyn 5
P = (a + b + c) . [V] . [I] . cos ϕ (7)

Apabila persamaan (7) dan persamaan (5)


menyata-kan daya yang besarnya sama, maka
dari kedua persamaan itu dapat diperoleh NH Fuse
persyaratan untuk koefisien a, b, dan c yaitu :
a+b+c=3 (8) 380 V
dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c = 1 3 fasa
Pengumpulan Data: NH Fuse NH Fuse NH Fuse

Spesifikasi Trafo Tiang adalah sebagai berikut:

Buatan Pabrik : TRAFINDO


Tipe : Outdoor
Daya : 200 kVA
Tegangan Kerja : 21/20,5/20/19,5/19 kV // 400 V
Jurusan 1 Jurusan 2 Jurusan 3
Arus : 6,8 – 359 A
Hubungan : Dyn5
Impedansi : 4% Gambar 3. Single Line Trafo Distribusi 200 kVA
Trafo : 1 x 3 phasa

70
Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi
[Julius Sentosa Setiadji, et al]

Tabel 1. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi 200 kVA Analisa Pembebanan Trafo
Fasa S Vp-n I Cos ϕ S = 200 kVA
(kVA) (V) (A) V = 0,4 kV phasa - phasa
Pengukuran pada siang hari I = S = 200000 = 288,68 Ampere
R 50,42 226 223,1 0,95 FL 3 ×V 3 × 400
S 37,34 226 165,0 0,94 I 223,1+165,0 + 90,6
T 20,56 227 90,6 0,95
I +I +I
= R S T =
IN 118,6 A rata siang 3 3
IG 62,1 A
= 159,67 Ampere
RG 3,8 Ω
I = I R + I S + IT = 303,6 +187,7 +165,4
Pengukuran pada malam hari
R 68,22 225 303,6 0,91
rata malam
S 42,42 226 187,7 0,92 3 3
T 37,38 226 165,4 0,94 = 218,90 Ampere
IN 131,7 A
IG 58,9 A Persentase pembebanan trafo adalah:
RG 3,8 Ω • Pada siang hari:
I = 159.67 = 55.31 %
ratasiang
Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo
I 288.68
adalah 50 mm2 dengan R = 0,6842 Ω / km, FL
sedangkan untuk kawat penghantar fasanya
• Pada malam hari:
adalah 70 mm2 dengan R = 0, 5049 Ω / km. I = 218.90 = 75.83 %
ratamalam

IR = 223,1 A I 288.68
FL

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada saat


IS = 165,0 A
malam hari (WBP = Waktu Beban Puncak) persen-
tase pembebanan cukup tinggi yaitu 75.83 %.
IN = 118,6 A
. Analisa Ketidakseimbangan Beban pada Trafo
IG = 62,1 A • Pada Siang Hari :
IT = 90,6 A Dengan menggunakan persamaan (6), koefisien a,
RG = 3,8 ohm b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana besar-
nya arus fasa dalam keadaan seimbang ( I ) sama
dengan besarnya arus rata-rata ( Irata ).
Gambar 4. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder I 223,1
IR = a . I maka : a = IR = 159,67 = 1,40
Trafo pada Siang Hari.
I 165,0
IR = 303,6 A IS = b . I maka : b = IS = 159,67 = 1,03

I T 90,6
IS = 187,7 A IT = c . I maka : c = I = 159,67 = 0,57

Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a,


IN = 131,7 A b dan c adalah 1.
.
Dengan demikian, rata-rata
IG = 58,9 A
IT = 165,4 A
ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah:
RG = 3,8 ohm = { a −1 + b −1 + c −1 }
x100% 3
= { 1,40 −1 + 1,03 −1 + 0,57 −1 } x100% =
Gambar 5. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder Trafo
28,67% 3
pada Malam Hari.

71
Jurnal Teknik Elektro Vol. 7, No. 2, September 2007: 68 - 73

• Pada Malam Hari : Dengan demikian persentase losses-nya adalah:


Dengan menggunakan persamaan (6), koefisien % PG = PG x 100 % = 14,65 kW x 100 %
a, b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana P 170 kW
besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang ( I ) = 8,62 %
sama dengan besarnya arus rata-rata ( Irata ). ƒ Pada Malam Hari:
I 303,6 Dari tabel pengukuran, dan dengan
IR = a . I maka : a = IR = 218,9 = 1,39 menggunakan persamaan (3), losses akibat
adanya arus netral pada penghantar netral
I 187,7 trafo dapat dihitung besar-nya, yaitu:
IS = b . I maka : b = IS = 218,9 = 0,86
PN = (131,7)2 . 0,6842 = 11867.37 Watt
≈ 11,87 kW
I 165,4
IT = c . I maka : c = IT = 218,9 = 0,75 Sehingga, persentase losses akibat adanya arus
netral pada penghantar netral trafo adalah :
Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien 11.87 kW
a, b dan c adalah 1. % PN = x 100 % = 6,98 %
170 kW
Dengan demikian, rata-rata Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah
ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah: dapat dihitung besarnya dengan menggunakan
= {1,39 −1 + 0,86 −1 + 0,75 −1} x100% = 26.00% 3 persamaan (4), yaitu:
2
PG = (58,9) . 3,8 = 13183,00 Watt ≈ 13,18 kW
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa baik pada
siang hari maupun malam hari, Dengan demikian persentase losses akibat
ketidakseimbangan beban cukup tinggi (> 25%), arus netral yang mengalir ke tanah adalah:
hal ini disebabkan karena penggunaan beban % PG = 13,18 kW x 100 % = 7,75 %
yang tidak merata di antara konsumen. 170 kW
Tabel 2. Losses pada Trafo Distribusi 200 kVA
Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral
pada Penghantar Netral Trafo dan Losses RN Ketidak-
Akibat Arus Netral yang Mengalir ke Tanah (Ω)
Waktu seimbangan IN IG PN PN PG PG
Beban ( % ) (A) ( A ) ( kW ) ( % ) ( kW ) ( % )
ƒ Pada Siang Hari: 0,6842 Siang 28,67 118,6 62,1 9,62 5,66 14,65 8,62
(50 mm2) Malam 26,00 131,7 58,9 11,87 6,98 13,18 7,75
Dari tabel pengukuran, dan dengan
0, 5049 Siang 28,67 118,6 62,1 7.10 4.18 14,65 8,62
menggunakan persamaan (3), losses akibat (70 mm2) Malam 26,00 131,7 58,9 8.76 5.15 13,18 7,75
adanya arus netral pada penghantar netral
trafo dapat dihitung besar-nya, yaitu: Pada Tabel 2 terlihat bahwa semakin besar arus netral
2 2 yang mengalir di penghantar netral trafo (I N) maka
PN = IN . RN = (118,6) . 0,6842
= 9623,92 Watt ≈ 9,62 kW semakin besar losses pada penghantar netral trafo
(PN). Demikian pula bila semakin besar arus netral
dimana daya aktif trafo (P): yang mengalir ke tanah (IG), maka semakin besar
P = S . cos φ, dimana cos φ yang digunakan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah (PG).
ada-lah 0,85
P = 200 . 0,85 = 170 kW Dengan semakin besar arus netral dan losses di
trafo maka effisiensi trafo menjadi turun. Bila
Sehingga, persentase losses akibat adanya arus
ukuran kawat penghantar netral dibuat sama
netral pada penghantar netral trafo adalah: dengan kawat penghantar fasanya (70 mm 2)
P 9,62 kW maka losses arus netralnya akan turun.
%PN = PN x 100 % = 170 kW
KESIMPULAN
x 100 % = 5.66 %
Berdasarkan analisa data di atas, terlihat bahwa
Losses akibat arus netral yang mengalir ke pada siang hari ketidakseimbangan beban pada
tanah dapat dihitung besarnya dengan trafo tiang semakin besar karena penggunaan
menggunakan persamaan (4), yaitu: beban listrik tidak merata.
2 2
PG = IG . RG = (62,1) . 3,8 = 14654,4 Watt
Sesuai Tabel 2, semakin besar ketidakseimbangan
≈ 14,65 kW
beban pada trafo tiang maka arus netral yang

72
Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi
[Julius Sentosa Setiadji, et al]

mengalir ke tanah (IG) dan losses trafo tiang [3] James J.Burke, Power Distribution
semakin besar. Engineering– Fundamentals And Applications,
New York: Marcel Dekker Inc., 1994.
Salah satu cara mengatasi losses arus netral adalah [4] Sudaryatno Sudirham, Dr., Pengaruh
dengan membuat sama ukuran kawat netral dan fasa. Ketidak-seimbangan Arus Terhadap Susut
Daya pada Saluran, Bandung: ITB, Tim
Pelaksana Kerja-sama PLN-ITB, 1991.
DAFTAR PUSTAKA [5] Sulasno, Ir., Teknik Tenaga Listrik,
Semarang : Satya Wacana, 1991.
[1] Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga
[6] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung: ITB,
Listrik, Jakarta: UI - Press, 2000.
1991.
[2] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
[7] Abdul Kadir, Transformator, Jakarta: PT.
(PUIL 2000), Jakarta: Badan Standarisasi
Elex Media Komputindo, 1989.
Nasional, 2000.

73

Anda mungkin juga menyukai