2 Desember 2016
Abstrak
Suatu sistem JaringanTegangan Rendah (JTR), ketidakseimbangan beban selalu terjadi. Hal ini
disebabkan oleh tidak meratanya pemakaian beban satu fasa yang berasal dari peralatan listrik
rumah tangga, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya rugi-rugi pada jaringan.
Pemerataan beban tiap fasanya merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk menekan
rugi-rugi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rugi-rugi daya keadaan seimbang dan
keadaan tidak seimbang pada waktu siang dan malam hari di JTR dan SR gardu distribusi DS
0587.Berdasarkan hasil analisis, adanya ketidakseimbangan beban pada JTR DS 0587 telah
menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya. Besar rugi-rugi daya beban seimbang pada siang hari
sebesar 0,54 kW dengan persentase rugi-rugi sebesar 0,86%, dan waktu malam hari sebesar
1,2 kW dengan persentase rugi-rugi sebesar 1,48%. Sedangkan rugi-rugi untuk beban tidak se-
imbang waktu siang hari sebesar 0,66 kW dengan persentase rugi-rugi sebesar 1,06%, dan
waktu malam hari sebesar 1,46 kW dengan persentase rugi-rugi sebesar 1,8%.Jadi semakin
besar persentase ketidakseimbangan beban pada suatu jaringan distribusi tenaga listrik, maka
akan semakin besar pula rugi-rugi yang ditimbulkannya.
Kata Kunci: beban seimbang dan tidak seimbang, rugi-rugi daya, jaringan distribusi, gardu
distribusi
Abstract
In a system of Low Voltage Network (JTR) there is always an occurrence of imbalanced load.
This is caused by the unequal use of single phase loads that derived from household electrical
appliances, which ultimately led to power losses in the networks. The load balancing of each
phase is one of the ways adopted to reduce losses. This research was conducted by analyzing
the power loss of balanced and unbalanced conditions at day and night on Low Voltage Net-
work and SR of Distribution Substation of DS 0587. Based on the results of analysis, the imba-
lance in the load on the Low Voltage Network of DS 0587 has caused the power loss. The mag-
nitude of power loss of balanced load during the day was 0.54 kW with the percentage power
losses of 0.86%, while at night was 1.2 kW with a percentage of power loss of 1.48%. In the
meantime, the loss of power in the imbalanced load during the day was 0.66 kW with the per-
centage of power losses of 1.06%, and at night by 1.46 kW with the percentage of power losses
of 1.8%. Thus, the greater the percentage of imbalanced load in a power distribution network,
the greater the loss of power generated.
Keywords: balanced and unbalanced loads, power losses, distribution networks,distribution
substation
1. PENDAHULUAN
Penyaluran energi listrik untuk wilayah menyuplai energi listrik untuk pelanggan
Panjer dan sekitarnya, disuplai oleh penyu- PT. PLN (Persero) di kawasan Jl. Tukad
lang Sidakarya yang bersumber dari Gardu Batanghari dan sekitarnya.
Induk (GI) Sanur. Salah satu transformator Pemakaian energi listrik yang tidak me-
distribusi yang terdapat pada penyulang rata pada jaringan tegangan rendah, me-
Sidakarya adalah transformator DS 0587, nyebabkan ketidakseimbangan beban dise-
yang terletak di Jl. Tukad Batanghari, yang tiap fasanya. Salah satu penyebabnya ada-
lah banyaknya beban satu fasa yang ber- X adalah reaktansi (Ohm)
operasi tidak merata. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan tentang rugi-rugi 2.4.1 Resistansi
daya, ketidakseimbangan beban merupa- Tiap konduktor selalu memberi taha-
kan salah satu faktor yang menyebabkan nan terhadap mengalirnya arus listrik. Hal
rugi-rugi daya pada saluran [1]. ini dinamakan resistansi yang dinyatakan
Berdasarkan permasalahan tersebut di dengan Persamaan berikut [5].
atas, maka dalam penelitian ini perlu dilaku-
kan kajian mengenai pengaruh ketidakse- l
imbangan beban terhadap rugi-rugi daya R=ρ (3)
A
pada jaringan tegangan rendah transforma-
Keterangan :
tor distribusi DS 0587.
R adalah resistansi (Ohm)
ρ adalah tahanan jenis kawat
2. TINJAUAN PUSTAKA (Ohm.mm²/m)
2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik l adalah panjang kawat (meter)
Sistem distribusi tenaga listrik meru- A adalah luas penampang kawat (mm²)
pakan semua bagian dari suatu sistem te-
naga listrik yang terletak diantara sumber 2.4.2 Reaktansi
listrik besar (GI) hingga jaringan pelayanan Reaktansi penghantar untuk jaringan
pelanggan [2]. distribusi pada umumnya terdiri dari induk-
tansi, maka reaktansinya disebut reaktansi
2.2 Jaringan Distribusi Primer induktif (X L ) yang dapat dihitung dengan
Jaringan distribusi primer adalah bagi- menggunakan Persamaan berikut [5].
an dari sistem tenaga listrik yang terletak
diantara Gardu Induk (GI) dan Gardu Dis- X L = 2π fL
tribusi. Pada umumnya jaringan distribusi (4)
primer merupakan sistem jaringan tiga fasa, Keterangan :
tiga atau empat kawat. Jaringan distribusi X L adalah reaktansi jaringan (Ohm)
primer mempunyai tegangan kerja sebesar f adalah frekuensi jaringan (Hz)
20 kV, yang biasa dikenal dengan Jaringan L adalah induktansi (Henry)
Tegangan Menengah (JTM) [3].
2.5 Sistem Tiga Fasa
2.3 Jaringan Distribusi Sekunder Secara umum, sebuah sistem kelis-
Jaringan distribusi sekunder atau biasa trikan didesain dengan sistem tiga fasa.
disebut dengan Jaringan Tegangan Ren- Dasarnya adalah alasan ekonomi dan
dah (JTR) merupakan bagian yang berhu- kestabilan beban. Alasan ekonomi dikare-
bungan langsung dengan sisi beban- nakan penggunaan penghantar menjadi le-
/pelanggan. Pada jaringan distribusi primer, bih sedikit. Sedangkan alasan teknis adalah
tegangan 20 kV diturunkan menjadi sistem tentang kestabilan aliran daya.
tegangan rendah 380/220 V dengan meng-
gunakan transformator penurun tegangan 2.6 Keadaan Seimbang dan Tidak
yang terdapat pada gardu distribusi.
Seimbang
Suplai daya pada sistem tiga fasa,
2.4 Impedansi Saluran merupakan sistem yang seimbang untuk
Sebuah konduktor selalu mempunyai arus dan tegangannya.
resistansi dan reaktansi. Kombinasi antara Maksud dari keadaan seimbang ada-
resistansi dan reaktansi disebut impedansi lah suatu keadaan dimana:
yang dinyatakan dalam Persamaan [4] : a) Ketiga vektor tegangan / arus sama
besar.
Z= R + jX (1) b) Ketiga vektor saling membentuk sudut
Maka : 120° satu sama lain.
=
Z R2 + X 2 Sedangkan maksud dari keadaan tidak
(2) seimbang adalah keadaan dimana:
Keterangan : a) Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
Z adalah impedansi (Ohm) membentuk sudut 120° satu sama lain.
R adalah resistansi (Ohm)
b) Ketiga vektor tidak sama besar tetapi Pada penyaluran daya dengan keada-
membentuk sudut 120° satu sama lain. an tidak seimbang, besarnya arus tiap fasa
c) Ketiga vektor tidak sama besar dan dapat dinyatakan dengan koefisien a, b, dan
tidak membentuk sudut 120° satu c sebagai berikut.
sama lain. [IR ] = a[I ]
2.7 Transformator Distribusi [IS ] = a [I ]
Transformator distribusi adalah trans-
formator yang berfungsi mengubah tega-
[ IT ] = a [ I ]
ngan listrik arus bolak-balik dari tegangan Arus I R, I S , dan I T berturut-turut adalah arus
menengah 20 kV menjadi arus bolak-balik difasa R, S, dan T.
tegangan rendah 380/220 V dengan freku- Koefisien a, b, dan c dapat diketahui
ensi tetap [6]. besarnya, dimana besarnya arus fasa da-
lam keadaan seimbang (1) sama dengan
2.7.1 Arus Beban PenuhTransforma- besarnya arus rata-rata (I rata ) dapat diguna-
kan Persamaan sebagai berikut.
tor
Daya transformator apabila ditinjau I R = a.I rata − rata maka : a = IR
dari sisi tegangan tinggi dapat dihitung de- I rata − rata (9)
ngan Persamaan sebagai berikut [7].
I S = b.I rata − rata maka: b = IS
(10)
S = V. I (5) I rata − rata
Keterangan : IT = c.I rata − rata maka: c = IT
S adalah daya transformator (kVA) I rata − rata (11)
V adalah tegangan sisi primer trafo (kV)
Sebuah transformatar dalam keadaan se-
I adalah arus jala-jala (A)
imbang, jika nilai koefisiensi a, b, dan c = 1.
Jadi rata-rata ketidakseimbangan be-
Sehingga untuk menghitung arus beban
ban (%) adalah :
penuh transformator (full load) dapat meng-
gunakan Persamaan berikut [6].
=
{ a − 1 + b − 1 + c − 1} x100%
3 (12)
S
I FL =
3.V 2.8 Rugi-rugi Daya pada Jaringan
(6) Distribusi
Keterangan : Rugi-rugi daya merupakan besarnya
I FL adalah arus beban penuh (A) daya yang hilang pada suatu jaringan.
S adalah daya trafo (kVA) Besarnya rugi-rugi daya satu fasa di-
V adalah tegangan sisi sekunder trafo (kV) nyatakan dengan Persamaan berikut [8].
I R + I S + IT ∆P =I 2R
I rata − rata = (13)
3 (7) Keterangan :
Keterangan : ΔP adalah rugi-rugi daya pada jaringan (W)
I rata-rata adalaharus ketiga fasa (A) I adalah arus beban pada jaringan (A)
I R adalah arus fasa R (A) R adalah tahanan murni (Ω)
I S adalah arus fasa S (A)
I T adalah arus fasa T (A) Besarnya rugi-rugi daya tiga fasa dapat di-
nyatakan dengan persamaan berikut [8].
Persentase pembebanan transformator, da-
pat dihitung menggunakan Persamaan be-
rikut.
∆P =3I 2 R (14)
I
% pembebanan = rata − rata x100%
I FL (8)
Table 7. Total Rugi-rugi Daya Penghantar LVTC untuk Malam 1117,02 83,69 1200,71
Beban Seimbang
Uraian JTR
Rugi-rugi Daya (W) Besarnya rugi-rugi daya beban seim-
Siang Malam bang pada saluran untuk waktu siang hari
Jurusan C 263,03 755,61 jika dinyatakan dalam persentase adalah :
Jurusan C1 236,55 361,41 total rugi daya pada saluran ( kW )
% rugi − rugi = x100%
Total 499,58 1117,02 daya dari PLN ( kVA)
0,54
Rugi-rugi daya pada penghantar = x100%
63,14
NFA2X kondisi seimbang, dihitung meng-
= 0,86%
gunakan Persamaan (14) dengan perhi-
tungan berikut. Hasil dari penghitungan yang sama
Rugi-rugi daya untuk penghantar NFA2X dengan rugi-rugi daya beban seimbang
SR1. waktu siang hari, maka rugi-rugi daya
waktu siang hari : beban seimbang pada saluran untuk waktu
I rata – rataSR1 = 0,933 A malam hari jika dinyatakan dalam persen-
L SR1 = 24 meter = 0,024 km tase adalah sebesar 1,48 %.
R SR1 = 2,433 Ohm/km
= 2,433 . 0,024 4.4.2 Analisis Pada Kondisi Beban
= 0,058 Ohm. Tidak Seimbang
ΔP SR1 = 3 . I2 . R Rugi-rugi daya beban tidak seimbang
2
= 3 . 0,933 . 0,058 pada penghantar LVTC, dihitung menggu-
Wahyu Susongko, I Nyoman Setiawan, I Nyoman Budiastra 31
E-Journal SPEKTRUM Vol. 3, No. 2 Desember 2016