𝑃 = 𝐼2 . 𝑅 (1)
Keterangan :
P = Daya (watt)
I² = Arus (I)
R = Resistansi Saluran (Ω)
𝑅 = √𝑅2 + 𝑋 2 (2)
Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = Resistansi (Ω)
X = Reaktansi (Ω)
𝑍 = 𝑅 + 𝐽𝑥 (3)
Kereangan
Z = Impedansi (Ω)
R = Resistansi (Ω)
Jx = Angka imajiner
𝑃𝑁 = 𝐼𝑁2 . 𝑅𝑁 (5)
Keterangan
𝑃𝑁 = losses pada penghantar netral trafo (watt)
𝑃𝐺 = 𝐼𝐺 2 . 𝑅𝐺 (6)
Keterangan:
𝑃𝐺 = losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah (watt)
𝐾𝑉 2
𝑍𝑡 = 𝑀𝑉𝐴 (7)
Keterangan:
𝑍𝑡 = Impedansi Trafo(Ω)
𝐾𝑉 2 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
= Tegangan sisi sekunder (KV)
𝐸𝑓
𝑅= (8)
𝐼
Keterangan
R = Tahanan (Ohm)
Ef = Tegangan fasa ke netral (V)
I = Arus beban penuh dari transformator (Ampere)
<50 <120 -
50 120 5,0
75 140 1,0
90 160 0,5
110 175 0,2
150 200 0,1
220 250 0,05
280 310 0,01
Keterangan:
RB = Resistansi grounding (Ohm)
In = Arus nominal alat pengaman arus lebih (A)
K = Bilangan bergantung pada karakteristik alat pengaman
= 2,5 – 5 untuk pengaman lebur (sekering)
= 1,25 – 3,5 untuk pengaman jenis lainnya
2×𝜋×𝐿×𝑅1
𝜌= 4×𝐿 (10)
(𝔩𝔫 −1)
𝑑
Dimana:
a. Elektroda Pelat
Elektroda pelat adalah elektroda yang terbuat dari bahan pelat
logam (utuh atau berlubang) atau juga bisa dari kawat kasa.
Elektroda pelat ditanam tegak lurus di dalam tanah dan umumnya
cukup dengan plat ukuran 4m x 0,5m. Cara untuk memperoleh
resistansi pentanahan yang lebih rendah, maka beberapa pelat dapat
digunakan secara bersama dengan rangkaian paralel[3]. Elektroda
pelat adalah elektroda dari bahan pelat logam atau dari kawat kasa
yang umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini
digunakan apabila diinginkan resistansi pentanahan yang kecil dan
sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang
lain[12].
Tabel 2. 4 Luas Penampang Minimum Elektroda Bumi [3]
No Bahan Baja Digalvanisasi Baja Tembaga
Jenis Dengan Proses Berlapis
Elektroda Pemanasan Tembaga
1 Elektroda Pipa baja 100 mm2 50mm2 Pita tembaga
Pita setebal minimal 50 mm2 tebal
3mm minimal 2
mm
Penghantar pilin 95 Penghantar
mm2 (Bukan kawat pilin 35 mm2
halus) (bukan
kawat
halus)
2 Elektroda Pipa baja Baja
Batang 25mm2 berdiameter
Baja 15 mm
profil dilapisi
(mm) tembaga
Lebar 65 setebal 250
x 65 x7 µm
U 6,5
T 6 x 50 x
3
Batang
profil lain
yang
setaraf
3 Elektroda Pelat besi tebal 3 Pelat
Pelat mm, luas 0,5-1m2 tem
baga tebal
2mm, luas 0,5
– 1 m2
Tabel 2.1 Rumus-Rumus Pendekatan Untuk Menghitung Tahanan Tanah[1]
Satu batang tanah, 𝜌 4𝐿
𝑅= (𝔩𝔫 − 1)
Panjang L, radius 2𝜋𝐿 𝑎
a
Dua batang tanah 𝜌 4𝐿 𝜌 𝐿2 2𝐿4
s > L ; jarak s 𝑅= (𝔩𝔫 − 1) + (1 − 2 + 4 )
4𝜋𝐿 𝑎 4𝜋𝑠 3𝑠 5𝑠
Kawat horizontal, 𝜌 4𝐿 4𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
panjang 2L, dalam 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 −2+ − 2 + )
4𝜋𝐿 𝑎 𝑠 2𝐿 16𝐿 512𝐿2
s/2
Kawat siku-siku, 𝜌 2𝐿 2𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
panjang 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 − 0,2373 + 0,2146 + 0,1035 2 − 0,0424 4 )
4𝜋𝐿 𝑎 𝑠 𝐿 𝐿 𝐿
lengan L, dalam
s/2
Tiga titik bintang, 𝜌 2𝐿 2𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
panjang 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 + 1,071 − 0,209 + 0,238 2 − 0,054 4 )
6𝜋𝐿 𝑎 𝑠 𝐿 𝐿 𝐿
lengan L, dalam
s/2
Empat titik 𝜌 2𝐿 2𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
bintang, panjang 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 + 2,912 − 1,071 + 0,645 2 − 0,145 4 )
8𝜋𝐿 𝑎 𝑠 𝐿 𝐿 𝐿
lengan L, dalam
s/2
Enam titik 𝜌 2𝐿 2𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
bintang, panjang 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 + 6,851 − 3,128 + 1,758 2 − 0,490 4 )
12𝜋𝐿 𝑎 𝑠 𝐿 𝐿 𝐿
lengan L, dalam
s/2
Delapan titik 𝜌 2𝐿 2𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
bintang, panjang 𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 + 10,98 − 5,51 + 3,26 2 − 1,17 4 )
16𝜋𝐿 𝑎 𝑠 𝐿 𝐿 𝐿
lengan L, dalam
s/2
Cincin kawat, 𝜌 8𝐷 4𝐷
𝑅= (𝔩𝔫 + 𝔩𝔫 )
diam, cincin D, 2𝜋 2 𝐷 𝑑 𝑠
dalam kawat d,
dalam s/2
Pelat horisontal, 𝜌 4𝐿 𝑎 2 − 𝜋𝑎𝑏 4𝐿 𝑠 𝑠2 𝑠4
panjang 2L, 𝑎 × 𝑅= (𝔩𝔫 + + 𝔩𝔫 − 1 + − + )
𝑎 4𝜋𝐿 𝑎 2(𝑎 + 𝑏)2 𝑠 2𝐿 16𝐿2 512𝐿4
𝑏 dalam s/2
8
𝜌 8𝑊𝑃
𝑅𝐺 = 𝑅𝑃 = 2𝜋𝑙 [𝔩𝔫 (0,5𝑊 ) − 1] (11)
𝑃 𝑝 +𝑇𝑃
Keterangan:
Rp = Resistansi pentanahan (Ohm)
ρ = Resistansi jenis tanah (Ohm-meter)
Lp = Panjang pelat (m)
Wp = Lebar pelat (m)
Tp = Tebal pelat (m)
b. Elektroda Batang
Elektroda batang adalah elektroda dari besi atau baja profil
yang dipasang tegak lurus ke dalam tanah. Umumnya digunakan
batang tembaga dengan diameter 5/8 inc sampai 3/4 inc, panjang
4 m, atau bisa juga pipa galvanis dengan diameter 1 inc sampai 2
inc, panjang 6 m [3], sedangkan menurut [12], elektroda batang
adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan
ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama
kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini.
Elektroda ini banyak digunakan di gardu induk-gardu induk.
Secara teknis elektroda batang ini mudah sekali pemasangannya,
yaitu tinggal memancangkan ke dalam tanah, selain itu, elektroda
ini tidak memerlukan lahan yang luas.
Elektroda batang harus dipasang secara tegak lurus ke dalam
tanah, dengan bagian batang atas terletak 30 cm di bawah
permukaan tanah. Panjang elektroda harus disesuaikan dengan
resistansi pentanahan yang diperlukan, untukmemperoleh nilai
resistansi pentanahan yang kecil, maka diperlukan beberapa
elektroda batang yang pemasangan jarak antar elektroda tersebut
minimum harus dua kali panjangnya.
𝜌 4𝐿
𝑅𝐺 = 𝑅𝑅 = 2𝜋𝑙 [𝔩𝔫 ( 𝐴 𝑅 ) − 1] (12)
𝑅 𝑅
Keterangan:
RG = Resistansi pentanahan (Ohm)
RR = Resistansi pentanahan untuk batang tunggal (Ohm)
ρ = Resistansi jenis tanah (Ohm-meter)
LR = Panjang elektroda (m)
AR = Diameter elektroda (m)
3. Konfigurasi Triangle
4. Konfigurasi Square
5. Konfigurasi crosscicle
Untuk menghitung tahanan pembumian total (Rpt) konfigurasi
diatas, maka dipakai rumus:
𝜌×𝑘
𝑅𝑝𝑡 = 2×𝜋×𝐿 × 𝑓𝑝 Konfiurasi Ω (13)
1+𝑚
(14)
2
1−2𝑚2+2
(15)
3−4𝑚+𝑛
1+2𝑞+𝑛−4𝑚2
(18)
5+2𝑞+𝑛−8𝑚
dimana:
𝑙
𝑘 = 𝑙𝑛 𝑟 (19)
𝔩𝔫 𝑥
𝑚= (20)
𝑘
1+𝑙
𝑥= (21)
𝑙
𝑙+2𝑙
𝑦= (22)
𝑙
𝔩𝔫 𝑧
𝑞= 𝑙 (23)
𝔩𝔫
𝔯
𝑙+2𝐿
𝑧= (24)
2𝐿
1 1 1 1
= 𝑘( + + ) (25)
𝑅1 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛
1 1 1 1
= + + (26)
𝑅1 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛
Dimana k tergantung pada jumlah dan panjang elektroda,
jarak antara elektroda dan variasi tahanan jenis tanah ( ρ ). Jika
beberapa elektroda batang yang paralel tidak bekerja efektif pada
seluruh batang (misal karena ada lapisan tanah yang kering) maka
jarak minimum antara elektroda yang dipilih 2x panjang efektif dari
1 (satu) elektroda batang.
c. Elektroda Pita
Keterangan:
RW = Resistansi dengan kisi-kisi grid kawat (Ohm)
ρ = Resistansi jenis tanah (Ohm-meter)
Lw = Panjang total grid kawat (m)
dw = Diameter kawat (m2)
Zw = Kedalaman penanaman (m)
Aw = Luasan yang dicakup oleh grid (m2)