Anda di halaman 1dari 9

Jurnal PETRA | Volume 6, No.

1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

PERENCANAAN SISTEM TATA UDARA PADA GEDUNG KANTOR


KEPALA DESA KEBAN 2

Baharudin1, Meli Mardiana2


1
Teknik Mesin, STITEKNAS JAMBI, Indonesia
2
Politeknik Sekayu, Sekayu, 30711 Indonesia

E-mail:baharuddin.st@engineer.com

ABSTRAK

Perencanaan sistem tata udara adalah merancang atau merencanakan sistem tata udara untuk ruangan yang
dipakai untuk perencanaan. Dalam pemasangan dan penggunaannya, sistem tata udara memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Pemakaian sistem tata udara yang tidak tepat dengan kebutuhannya akan mengakibatkan
pemborosan, baik itu energi maupun biaya yang cukup mahal. Setiap bangunan atau ruangan selain mempunyai
kondisi beban pendinginan juga mempunyai beban total pendinginan ruangan, yang biasanya berubah-ubah
setiap jamnya. Sehingga dalam hal ini diperlukan survey langsung dan perhitungan untuk menentukan beban
pendinginan Perhitungan menggunakan metode CLTD ( Cooling Load Temperature Difference ) berdasarkan
ASHRAE Handbook Fundamental 1993. Perhitungan beban pendingin berdasarkan data-data yang ada, dan
kemudia hasil dari perhitungan disesuaikan dengan jenis sistem tata udara. Hasil akhir diperoleh ialah Total
beban pendingin maksimum pada beban puncak adalah sebesar 232726,546 Btu/hr. Sehingga didapatlah
kapasitas beban pendingin untuk Gedung Kantor Kepala Desa Keban II adalah 25 HP. Maka jenis Alat
Pengkondisian Udara yang dipilih adalah tipe AC Split, karena ukuran gedung yang tidak terlalu luas dan AC
Split juga tidak memakan banyak tempat, lebih hemat energi dan biaya.

Kata kunci: Pengkondisian udara, Beban pendingin, CLTD, AC split.


1. Pendahuluan d. Temperatur udara
1.1 Latar Belakang e. Kelembapan
Sistem tata udara atau pengkondisian udara Kriteria nyaman yang umum diterima oleh
(air conditioning) adalah penerapan sistem kebanyakan orang indonesia adalah temperatur 24-
refrigerasi untuk menjaga temperatur permukaan 25 dengan kelembapan relatif 50 %.
atau ruangan pada sebuah bangunan agar tetap Gedung Kantor Kepala Desa merupakan gedung
dingin selama pada musim panas. Sistem yang berfungsi untuk menunjang kegiatan
pengkondisian udara (refrigerasi) membuang panas masyarakat Desa keban II, atau pun rapat perangkat
dari sebuah sistem atau ruangan ke lingkungan Desa. Gedung Kantor Kepala Desa keban II berdiri
(luar). (Whitman,2008). sejak tahun 1983, merupakan pusat pertemuan
Sedangkan menurut W.F. Stoecker dan JW perangkat Desa maupun pengurus atau pun
Jones (2001), pengkondisian udara adalah proses masyarakat, khususnya masyarakat Desa Keban II.
perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihannya dan pendistribusiannya 1.2 Tujuan
secara serentak guna mencapai kondisi nyaman Perencanaan bertujuan sebagai berikut :
yang dibutuhkan oleh penghuni yang ada 1. Menghitung beban pendingin total dari Gedung
didalamnya. Dari definisi diatas dapat disimpulkan Kantor Kepala Desa Keban II
bahwa sistem tata udara atau pengkondisian udara 2. Memilih jenis alat pengkondisian udara yang
adalah sebuah proses pengaturan udara yang cocok untuk Gedung Kantor Kepala Desa
meliputi temperatur udara, kelembapan udara, Keban II
serta kualitas udara dan cara pendistribusiannya
kedalam ruangan, untuk mendapatkan kondisi 2. Landasan Teori
kenyamanan tertentu. Secara umum, dalam sebuah 2.1 Kenyamanan Termal
perencanaan sistem tata udara bertujuan untuk Tujuan utama HVAC adalah menyediakan
menghasilkan kenyamanan termal bagi penghuni kondisi untuk kenyamanan termal manusia,
(manusia), atau menciptakan kondisi yang optimal “kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan
bagi proses produksi. Dalam hal kenyamanan dengan lingkungan termal. Definisi ini membuka
termal bagi manusia, faktor yang mempengaruhi apa yang dimaksud dengan "kondisi pikiran" atau
kenyamanan termal: "kepuasan,"tetapi dengan benar menekankan
a. Tingkat aktivitas bahwa pertimbangan kenyamanan adalah proses
b. Pakaian kognitif yang melibatkan banyak masukan
c. Harapan/ ekspektasi dipengaruhi oleh fisik, proses fisiologis, psikologis,

24
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

dan lainnya. Secara umum, kenyamanan terjadi mengeluarkan panas. Untuk mendapatkan
ketika suhu tubuh diadakan dalam rentang sempit, angka
kelembaban kulit rendah, dan efek fisiologis 6. yang akurat, perlu mempertimbangkan semua
regulasi diminimalkan. sumber panas. (Rex Miller, 2006)
Kenyamanan juga tergantung pada perilaku
yang diinisiasi secara sadar atau tidak sadar dan
dipandu oleh sensasi panas dan kelembaban
mengurangi ketidak nyamanan. Beberapa contoh
mengubah pakaian, mengubah aktivitas, mengubah
postur atau lokasi, mengubah pengaturan
thermostat, membuka jendela. (ASHRAE 2005,
Chapter 8 Thermal Comfort).

2.2 Perpindahan Panas


Perpindahan panas adalah ilmu yang
berusaha memprediksi transfer energi yang
mungkin terjadi di antara material benda sebagai
akibat dari perbedaan suhu. Termodinamika Gambar 1. Komponen-komponen room heat gain
mengajarkan bahwa transfer energi ini di
definisikan sebagai panas. Ilmu perpindahan panas 2.5.1 Beban Pendingin Eksternal
tidak hanya bertujuan untuk menjelaskan 1. Beban Konduksi Melalui Dinding
bagaimana energi panas dapat di transfer, tetapi Untuk menghitung beban konduksi melalui
juga memprediksi tingkat di mana pertukaran akan dinding digunakan persamaan sebagai berikut :
terjadi dalam kondisi tertentu. Fakta bahwa tingkat (ASHRAE 158, 1979)
transfer panas adalah tujuan yang diinginkan dari
suatu analisis menunjukkan perbedaan antara Q =U.A.CLTDc (1)
perpindahan panas dan termodinamika. (J.P.
Holman, 2010) CLTDc =[(CLTD+LM)xK+ (78-TR) + T0-85)] (2)
2.3 Beban Pendinginan Dimana :
Metode yang tepat untuk menghitung beban =Perpindahan panas secara
pendinginan ruangan adalah dengan menggunakan U
keseluruhan (BTU/hr.ft2. 0F)
persamaan keseimbangan panas untuk =Area atap, dinding atau kaca (ft2)
A
menentukansuhu permukaan interior struktur
bangunan dan kemudian menghitung beban CLTDc =Cooling Load Temperature Different
pendinginan sensibel, yang sama dengan jumlah Corrected (oF)
transfer panas konvektif dari permukaan beban CLTD =Cooling Load Temperature Different
pendinginan laten. (Shan K. Wang, 2001) (oF)
Beban untuk unit pendingin udara berasal =0,65 jika berwarna terang secara
K
dari banyak sumber. Beban ini berasal dari permanen (daerah pedesaan)
beberapa sumber panas, yang lebih umum adalah LM =Latitude month (oF)
sebagai berikut: K =Koreksi untuk warna permukaan
1. Panas dari luar bocor melalui pintu dan jendela =1,0 untuk warna gelap atau terang di
K
atau dilakukan melalui dinding yang terisolasi. kawasan industri
2. Material transparan memungkinkan panas untuk =0,83 jika berwarna sedang secara
K
menembusnya. ini terjadi ketika jendela permanen (daerah pedesaan)
digunakan di ruang berpendingin. =0,65 jika berwarna terang secara
K
3. Pintu dan jendela yang terbuka memungkinkan permanen (daerah pedesaan)
panas masuk ke tempat yang didinginkan. Warna =Terang – Kream
Retakan di sekitar pintu dan jendela juga Sedang - Biru sedang, hijau sedang,
memungkinkan panas masuk ke ruang merah cerah, coklat muda, kayu
pendingin tidak dicat, dan beton warna alami
4. Orang yang menempati ruang yang didinginkan TR =Suhu kamar (oF)
mengeluarkan panas, ini harus dipertimbangkan TR berada di dalam suhu desain db
ketika mencari beban apa pun untuk unit AC (oF)
tertentu T0 =Suhu desain luar rata-rata (oF)
5. Peralatan di dalam ruang pendingin dapat T0 berada di luar suhu rata-rata yang
mengeluarkan panas. Misalnya, motor, listrik ke diberikan
olights, peralatan elektronik, meja uap, guci,
pengering rambut, dan barang serupa

25
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

Tabel 1. Wall Construction Group Description Tabel 2. Thermal Properties of Typical Building
(ASHRAE 158, 1979) and Insulating Materials (ASHRAE
NO Description R (hr ft2. of / Btu) 158, 1979)
1 Outside Surface 0,17 Group Description of construction Weight
Plaster, lightweight No. (lb/ft2)
2 0,39 4-in Face Brick + (Brick)
aggregate
3 Face Brick 0,44 C Air Space + 4-in. Face 83
Plaster, lightweight Brick
4 0,39 D 4-in. Common Brick 90
aggregate
5 Inside surface 0,68 C 1-in insulation or air space 90
Total 2,07 + 4-in. Common Brick
B 2-in.insulation + 4in. 88
2. Beban Konduksi Melalui Atap Common Brick
Untuk menghitung beban konduksi melalui B 8-in Common Brick 130
atap digunakan persamaan sebagai berikut : A Insulation or Air Space + 130
(ASHRAE 158, 1979) 8in. Common Brick
4-in Face Brick + (H.W. Concrete)
Q = U.A.CLTDc (3) C Air Space + 2-in. Concrete 94
B 2-in insulation + 4-in. 97
CLTDc =[(CLTD + LM) x K + (78-TR) + (T0- Concrete
85)] xf (4) A Air Space or insulation + 143-
Dimana : 8in. Or more concrete 190
U =Perpindahan panas secara keseluruhan 4-in.Face Brick + (clay tile)
(BTU/hr.ft2. 0F) D 4-in. Tile 71
A =Area atap, dinding atau kaca (ft2) D Air Space + 4-in. Tile 71
CLTDc =Cooling Load Temperature Different C Insulation + 4-in. Tile 71
Corrected (oF) C 8-in. Tile 96
CLTD =Cooling Load Temperature Different B Air Space or 1-in. 96
(oF) Insulation + 8–in. Tile
=0,65 jika berwarna terang secara
K
permanen (daerah pedesaan) Tabel 3. Thermal Properties of Frame Contruction
LM = Latitude month (oF) Ceiling and Floor (ASHRAE 158,1979)
K = Koreksi untuk warna permukaan NO Description R(hr ft2. of /
=1,0 untuk warna gelap atau terang di Btu)
K
kawasan industri 1 Inside Surface (Still Air) 0,17
=0,83 jika berwarna sedang secara Metal lath and sand
K 2 0,13
permanen (daerah pedesaan) aggregate plaster,
=0,65 jika berwarna terang secara 3 Structural Beam 0,00
K
permanen (daerah pedesaan) 4 Non Reflective air space 0,93
Warna =Terang – Kream 5 Metal Deck 0,00
Sedang - Biru sedang, hijau sedang, 6 Built-Up Roof 0,33
merah cerah, coklat muda, kayu tidak 7 Outside Surface 0,17
dicat, dan beton warna alami
TR =Suhu kamar (oF) 3. Beban Pendingin Konduksi Melalui Kaca
TR berada di dalam suhu desain db (oF) Untuk perhitungan kalor yang masuk
T0 =Suhu desain luar rata-rata (oF) melalui kaca secara konduksi dihitung dengan
=faktor koreksi untuk kipas atau saluran persamaan sebagai berikut, : (ASHRAE 158, 1979)
F
udara di atas
F =0,75 jika ada kipas / ventilasi Q = U. A. CLTD (5)
=1,0 jika tidak ada kipas atau saluran Dimana :
F
udara CLTD =Cooling Load Temperature Diffferent
(oF)
=Konduktivitas thermal kaca (BTU/hr.ft2.
U 0
F)
A =Area atap, dinding atau kaca (ft2)

26
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

Tabel 4. Nilai CLTD Untuk Kaca (ASHRAE ½ in.Clear 0,71 0,88


158,1979)
Hour 2 4 6 8 10 12 ¼ in Heat 0,46 0,67
CLTD, F 0 -2 -2 0 4 9 Abs.
Hour 14 16 18 20 22 24
CLTD, F 13 14 12 8 4 2 ½ in.Heat Abs 0,24 0,50

Tabel 5. Adjusment Factors for Various Window


and Sliding Patio Door Types Multiply 2.3.2 Beban Pendingin Internal
1. Konduksi Melalui Interior Partisi
U Values in Part A by These Factors
Perpindahan kalor secara konduksi melalui
(ASHRAE 158, 1979)
partisi dapat dihitung menggunakan persamaan
Description Single Double Storm
perpindahan kalor secara umum, yaitu:
Glass or Triple Windows
Glass
Q = U × A × ∆T (7)
Windows
Dimana:
All Glassh 1.00 1.00 1.00
U =Koefisien konduktifitas partisi (BTU/h ft2 F)
Wood Sash; 0.90 0.90 0.90 A =Luas Partisi (ft2)
80% Glass ∆T =Perbedaan temperatur ruangan dengan
Wood Sash; 0.80 0.85 0.80 ruangan sebelahnya (ºF)
60% Glass
Metal Sash; 1.00 1.20m 1.20m Jika temperatur sebelah ruangan tidak
80% Glass diketahui maka nilai ∆T diambil paling kecil 6ºF
Sliding (14,4ºC). Bila ruangan disebelahnya tidak
Pation kondisikan dan terdapat banyak peralatan yang
Doors mengeluarkan kalor, maka nilai ∆T dapat lebih
Wood Frame 0.95 1.00 - besar.
Metal Frame 1.00 1.10m - 2. Beban Pendinginan dari Penghuni
Manusia melepaskan kalor sensibel dan
4. Radiasi Melalui kaca kalor laten ke ruang yang dikondisikan. Bagian
Selain merambat secara konduksi, kalor radiasi dari perolehan kalor sensibel adalah sekitar
juga merambat secara radiasi melalui kaca, dengan 70 % ketika lingkungan dalam ruangan yang
demikian perhitungan beban pendinginan melalui dikondisikan dipertahankan dalam zona nyaman.
kaca terdiri dari dua komponen beban yaitu secara (Shan K. Wang., 2001)
konduksi dan secara radiasi. Radiasi melalui kaca Heat gain kalor sensibel dan laten dari
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan penghuni dapat dinyatakan dengan persamaan :
berikut : (ASHRAE 158, 1979) (ASHRAE 158, 1979)

Q = SHGF × A × SC × CLF (6) ௤௦


qs =௣௘௥௦௢௡ x no. of people x CLF (8)
Dimana:
Q =Panas radiasi matahari melalui kaca ௤௟
(BTU/h ft2 F) ql =௣௘௥௦௢௡ x no. of people (9)
SHGF =Solar heat gain factor (BTU/h ft2 F) Dimana :
A =Luas permukaan kaca (ft2) qs = Sensible cooling Load (Btu/hr)
SC =Shade coefficient ql = Latent cooling Load (Btu/hr)
CLF =Cooling load factor for glass ( ºF ) qs/person =Sensible heat per person (Btu/hr)
no. of people = number of people
SHGF adalah maksimum solar heat gain melalui CLF = Cooling Load Factor
kaca bening 1/8 single pada waktu, orientasi, dan =1,0 if cooling system does not
latitude tertentu. Tabel diatas adalah nilai-nilai Use CLF
run 24 hr a day
SHGF untuk berbagai variasi latitute dan orientasi. Use CLF =1,0 for auditoriums, theaters

Table 6. Shading Coefficients for glass without or 3. Heat Gain dari Peralatan
with interior shading by venetian blind or Peralatan yang berada di dalam ruangan
roller shades (ASHRAE 158, 1979) yang tidak menghasilkan uap air, hanya
Glazing Glass Trans. Glass SC* menghasilkan kalor sensibel saja, sedangkan bila
peralatan tersebut menghasilkan uap air maka
Single Glass selain akan menghasilkan kalor sensibel peralatan
itu juga akan menghasilkan kalor laten.
¼ in. Clear 0,80 0,95

27
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

Sensible cooling Load Qs = Cs x qr x CLF (10) 60 1 1,30


Latent cooling Load Ql = Cs x qr (11)
Dimana : 75
Qs = Beban sensibel peralatan (Btu/hr)
Ql = Beban laten peralatan (Btu/hr) 60 2 1,20
Qr = Jumlah beban Peralatan (Btu/hr)
Cs = koefisien sensibel 75
Cl = koefisien laten
CLF = Faktor beban sensibel ( ºF ) 110 1 1,25
CLF = 1 untuk mesin tata udara tidak bekerja
24/hari ( ºF ) 110 2 1,07

160 1 1,15
Tabel 7. Koefisien sensibel dan laten peralatan
masak dan laboratorium (ASHRAE 158, 160 2 1,08
1979)
Cs Cl
Tabel 9. “a” Classification for light (ASHRAE
Hooded-electric or steam 0,16 0,00 158, 1979)
heated “a” Light Fixture and Ventilation
Arrangements
Hooded-gas heated 0,10 0,00
0,45 Lampu tersembunyi yang tidak
Unhooded-electric or 0,33 0,17
berventilasi
steam heated
Tingkat pasokan udara rendah - kurang
Unhooded-gas heated 0,33 0,16 dari 0,5 cfm / ft 2 luas lantai suplai dan
pengembalian diffuser di bawah langit-
langit
4. Pencahayaan (Lighting)
Beban pendingin yang disebabkan oleh 0,55 Cahaya tersembunyi yang tidak
pencahayaan dapat dihitung dengan menggunakan berventilasi
persamaan berikut : (ASHRAE 158, 1979) tingkat pasokan udara sedang hingga
tinggi - lebih dari 0,5 cfm / ft 2 luas lantai
qs = 3,41 x qi x Fs x CLF (12) suplai dan pengembalian diffuser di
Dimana : bawah langit-langit atau melalui langit-
qs = Sensible cooling load (Btu/hr) langit
qi = Total watt lampu ruang dan tempat pembakar
3,41 = Conversion factor (Btu/hr per watt) 0,65 Perlengkapan lampu berventilasi
Fs = Special ballas allowance factor Tingkat pasokan udara sedang hingga
CLF = Cooling Load Factor tinggi - lebih dari 0,5 cfm / ft2 luas lantai
CLF = 1,0 when cooling system is operatedonly Suplai udara melalui langit-langit atau
when light are on dinding tetapi kembalilah udara di sekitar
CLF = 1,0 when lights are on more than 16 hr perlengkapan lampu dan melalui ruang
per day pendingin
0,75 Ventilasi pada lampu gantung
Tabel 8. Average Values of Ballast Factor Fs Suplai udara melalui langit-langit atau
(ASHRAE 158, 1979) dinding tetapi udara kembali mengalir di
Lamp No. Of sekitar lampu dan melalui pengembalian
yang disalurkan
Wattage lamps Per Fs
Fixture 2.5.3 Beban Pendingin Infiltrasi dan Ventilasi
1. Infiltrasi
35 1 1,30 Beban infiltrasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut : (ASHRAE 158,
40 1979)

35 2 1,20 qs = 1,10 x (∆t) x scfm (13)

40 ql = 4840 x (∆W) x scfm (14)


Dimana :
qs =Sensible cooling load (Btu/hr)

28
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

ql =Latent load due to infiltration (Btu/hr) 3. Pipa Kapiler


Scfm = Ԛ the infiltration or ventilation in cfm Fungsi katup ekpansi adalah untuk
1,10 =Units of Btu/hr per scfm mengendalikan aliran refrigeran dari sisi
∆W =Inside-outside humidity ratio difference in kondensasi bertekanan tinggi ke sistem bertekanan
(lb/lb dry air) rendah evaporator. Dalam kebanyakan keadaan,
∆t =Inside-outside temperature difference (0F) pengurangan tekanan tercapai melalui alur aliran
variabel, baik modulasi atau dua posisi. Katup
2. Ventilasi ekspansi dapat diklasifikasikan menurut metode
Beban ventilasi dapat dihitung menggunakan kontrol. (A. R. Trott and T. Welch, 2000)
persamaan berikut :(ASHRAE 158, 1979)

Q = ௉௘௥௦௢௡ x no. of People (15)
Dimana :
Q adalah Outdoor ventilation rate in cfm,n
Q/person adalah Ventilation rate per person
(Btu/hr), no,of people adalah number of people
conditioned space

2.4 Komponen Sistem Tata Udara


1. Kompresor Gambar 4. Pipa Kapiler ( Bill Whitman., 2009)
Kompresor adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menerima gas bertekanan rendah 4. Evaporator
dari keluaran evaporator dan menaikan tekanannya Evaporator berfungsi untuk menerima
yang akan menuju ke kondensor. (A. R. Trott and refrigeran bertekanan rendah, cairan bersuhu
T. Welch. 2000) rendah dari katup ekspansi dan mendekati kontak
termal dengan beban. Refrigeran mengambil panas
latennya dari beban dan evaporator meninggalkan
sebagai gas kering. Evaporator diklasifikasikan
menurut pola aliran refrigeran dan fungsinya. (A.
R. Trott and T. Welch, 2000)

Gambar 2. Kompessor (Bill Whitman., 2009)

2. Kondensor
Fungsi kondensor dalam siklus kompresi Gambar 5. Evaporator (Bill Whitman., 2009)
uap adalah menerima panas, gas yang bertekanan
tinggi dari keluaran kompresor dan didinginkan 2.5 Jenis-jenis Sistem Tata Udara
untuk melepaskan superheat dan kemudian panas Dalam aplikasi tata udara hunian, dikenal 4
laten, sehingga refrigeran akan mengembun jenis sistem tata udara, yaitu :
kemudian menjadi cair. Sebagai tambahan, e. All-Air System
cairannya biasanya sedikit subcooled. Hampir f. All-Water System
semua keadaan, media pendinginnya biasanya g. Air-Water System
menggunakan udara atau air. (A. R. Trott and T. h. Direct Refrigeration System
Welch. 2000)
2.5.1 All-Air System
All-Air System memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaan maupun
pemasangannya. Berikut ini merupakan kelebihan
dan kekurangan All-Air System.
Berikut merupakan Kelebihan All-Air System
Adalah:
a. Peralatan utama terletak di ruangan khusus,
Gambar 3. Kondensor (Bill Whitman., 2009) yang memungkinkan pemeliharaan berlangsung
di daerah kosong.

29
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

b. Peralatan yang menghasilkan kebisingan utama retrofit di gedung-gedung yang ada di mana
terletak di ruangan yang dapat terisolasi secara ruang untuk menjalankan membutuhkan saluran
akustik, memungkinkan untuk dapat kerja terbatas atau tidak ada.
mengontrol kebisingan. 2. Resirkulasi udara melalui sistem pusat tidak
c. Tidak ada pipa saluran kondensat atau kabel diperlukan;karena itu, mencampur bau dan
listrik HVAC di daerah yang ditempati. kontaminan lainnya dari berbagai penyewa dan
All-Air System juga memiliki bebarapa kekhawatiran atas asap menyebar dari
keuntungan spesifik lainnya. Berikut merupakan angkasake ruang angkasa melalui sistem udara
keuntungan spesifik All-Air System : sentral dihilangkan.
a. Sistem seperti ini cocok untuk penggunaan 3. Biaya pertama seringkali lebih rendah daripada
economizer sisi-udara, pemulihan panas, sistem lain, tergantung pada jumlah zona
humidifikasi musim dingin, dan volume udara kontrol dan lokasi terminal yang diinginkan.
luar ruangan yang besar Jika sebuah terminal diinginkan di setiap
b. Merupakan pilihan terbaik untuk jendela, sistem all-water bisa menjadi
mengendalikan suhu ruangan dan kelembaban. menguntungkan secara ekonomi.
c. umumnya merupakan pilihan yang baik untuk
aplikasi di dalam ruangan. kualitas udara adalah 2.5.4 Direct Refrigrant System
perhatian utama. Kebanyakan sistem pendingin dibangun
d. Sistem seperti ini umumnya memungkinkan sebagai sistem langsung, yaitu sistem dengan
pemanasan dan pendinginan secara langsung expansion (DX), dimana refrigeran
bersamaandi zona yang berbeda. digunakan untuk mengangkut panas secara
Berikut merupakan kerugian All-Air System adalah: langsung dari ruang yang akan didinginkan ke
a. Sistem udara menggunakan sejumlah besar ruang di mana panas dilepaskan. Selain refrigeran,
energi untuk memindahkan udara(sekitar 40% sistem langsung memiliki empatkomponen utama,
dari penggunaan energi sistem udara adalah evaporator, kompresor, katup ekspansi kondensor
energi kipas). och. UtamaPrinsipnya adalah bahwa panas dari
b. Kebutuhan ruang saluran kerja dapat objek pendingin atau sumber panas diambil di
menambah tinggi bangunan. evaporatordan dilepas di kondensor. Refrigeran
c. Menyeimbangkan udara mungkin sulit. berubah dari cair menjadi uap atau gas di
d. Sulit untuk memberikan kenyamanan di lokasi evaporator yang ditempatkan di dalamruang untuk
dengan outdoor rendah. didinginkan.
e. Menyediakan aksesibilitas perawatan siap untuk
perangkat terminal membutuhkan koordinasi 2.6 Klasifikasi Alat Pengkondisian Udara
yang erat antara mekanik, arsitektur,dan Berdasarkan Jenis
perancang struktural. Alat pengkondisian udara terdiri dari banyak
jenis, sesuai dengan keperluan dan kegunaan nya
2.5.2 Air-Water System pada gedung yang akan di kondisikan. Jenis alat
Berikut merupakan keuntungan dan pengkondisian udara harus sesuai dengan gedung
kerugian Air-Water System: yang direncanakan karena dapat mencegah
Karena panas spesifik yang lebih besar dan terjadinya pemborosan energi yang berlebihan.
kerapatanair yang jauh lebih besardibandingkan
dengan udara, luas penampang perpipaan jauh lebih 2.6.1 AC Split
kecil daripada saluran kerja yang dibutuhkan untuk Masuk dalam kategori negara tropis
memberikan pendinginan yang sama. Karena membuat cuaca di Indonesia menjadi cenderung
sebagian besar ruang pemanasan / pendinginan panas sehingga pendingin ruangan dibutuhkan. AC
beban ditangani oleh bagian air dari sistem jenis Split adalah perangkat alat yang berfungsi untuk
ini, secara keseluruhanpersyaratan distribusi mengatur kondisi suhu pada ruangan menjadi lebih
saluran dalam sistem udara dan air sangat rendah dari suhu yang ada terdapat dalam
pentingdari pada sistem udara yang menyimpan lingkungan sekitar. semua jenis atau tipe alat
bangunan ruang. pengkondisian udara akan bekerja maksimal
apabila kondisi ruangan dalam keadaan rapat, tidak
2.5.3 All-Water System ada lubang ventilasi atau jendela yang terbuka.
All-Water System sering dipilih sebagai Banyak sekali kelebihan AC Split yang dapat
solusi proyek yang tepat berdasarkan tiga atribut dirasakan secara langsung oleh penggunanya.
utama: Pertama, AC Split lebih ringkas bentuknya
1. Berkenaan dengan kedua tuntutan ruang dan sehingga tidak memakan begitu banyak tempat.
penggunaan energi, air adalah media yang Kedua, AC Split jauh lebih hemat energi serta
lebih efisien untuk transportasi energi daripada hemat biaya karena dibekali dengan teknologi yang
udara. Itu mengurangi persyaratan distribusi mampu mendinginkan ruangan-ruangan secara
sistem all-water sangat berharga dalam situasi terpisah. Desain pendingin ruangan ini juga sangat

30
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

artistik sehingga dapat membuat tampilan lebih Panjang = 8,15 m x 3,208 = 26,73 ft
stylish. yang tak kalah seru, AC Split selalu Lebar = 11,26 m x 3,208 = 36,94 ft
dilengkapi remote yang dapat memudahkan untuk Tinggi = 4 m x 3,208 = 13,12 ft
pengaturannya meskipun dari jarak jauh.
Q = U.A.CLTD (16)
Dimana Q adalah Laju Perpindahan Panas
3. Bahan dan Metode perencanaan (Btu/hr), A adalah Luas Bidang Permukaan (ft 2), U
Alat-alat yang digunakan dalam adalah Koefisien Perpindahan Panas (Btu/hr.ft 2.F),
perencanaan ini adalah Alat tulis, Meteran, CLTD adalah Cooling Load Temperature Different
Thermometer digital, Sling (alat ukur suhu bola (0F).
kering dan suhu bola basah).
Tabel 10. Hasil Perhitungan Selurus Ruang Kantor
Mulai
Objek U A CLTD Q
(Btu/hr. (0F)
ft2.F) (ft2)
Persiapan Observasi Lapangan
(Btu/hr
)

Konduksi 0,483 36,94 13,12 5975,8


Studi Literatur Dinding 48
Perencanaan tata udara
Konduksi 1,00 344,26 14 57167,
Kaca 358
Pengumpulan Data :
- temperature Konduksi 0,213 5817,2 46,5 4819,6
- Ukuran gedung Atap 91 4

Radiasi Kaca 0,08 344,26 0,04 159517


Perhitungan beban pendingin
,173

Pencahayaan 3,41 140 1,105 527,52


7
Analisis hasil perhitungan
Penghuni 210 140 10 3500

Infiltrasi 1,10 4840 50 1144


Tidak
Sesuai dengan
Ventilasi 7,5 10 - 75

perencanaan
4.2 Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, maka total beban pendingin adalah
sebagai berikut :

Pemilihan jenis sistem tata Tabel 11. Hasil Perhitungan Total Beban Pendingin
udara Ya Beban Pendingin Besar Beban Pendingin
(Btu/Hr)
Kesimpulan Konduksi Dinding 5975,848

Konduksi Kaca 57167,358


Selesai Konduksi Atap 4819,64

Gambar 6. Diagram Alir Perencanaan Radiasi Kaca 159517,173

4. Hasil Pembahasan Pencahayaan 527,527


4.1 Kecepatan Aliran Udara untuk Ruang
Kantor Penghuni 3500
Ukuran Gedung yang dikondisikan adalah
sebagai berikut: Infiltrasi 1144

31
Jurnal PETRA | Volume 6, No.1, Januari-Juni 2019 | EISSN: 2654 – 508X PISSN: 2460-8408

Ventilasi 75 Miller, Rex & Miller, Mark R. 2006. Air


Conditioning and Refrigeration. United
Total 232726,546 States: Mc.Graw-Hill Companies
ASHARE GRP. 1979. Cooling and Heating
Calculation Manuals. American Society of
Heating, Refrigerating and Air Conditioning
Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada Engineer. Atlante: GA
keunggulan jenis-jenis alat pengkondisian udara, A. R. Trott and T. Welch. 2000..Refrigeration and
maka jenis alat pengkondisian udara yang paling Air Conditioning. Butterwort Helnemann.
sesuai adalah jenis AC Split, karena mengingat Walter. G. Grondzik. 2004. Air Conditioning
kapasitas beban pendingin dari Gedung Kantor System Design Manual Second Edition.
Kepala Desa Keban II yang telah dihitung sebesar Whitman, Bill. 2009. Refrigeration and Air
232726,546 Btu/hr atau sebesar 25 HP. Dipilihnya Conditioning Technology. United States :
AC Split karena ukuran gedung yang tidak terlalu Delmar Chengage Learning.
luas dan juga AC Split tidak memakan banyak
tempat dan juga lebih hemat energi dan juga biaya.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari perencanaan sistem
perencanan gedung Kantor Kepala Desa Keban II
maka dapat disimpulkan :
1. Total beban pendingin maksimum pada gedung
adalah sebesar 232726,546 Btu/hr.
2. Jenis Alat Pengkondisian Udara yang dipilih
adalah tipe AC Split, karena ukuran gedung
yang tidak terlalu luas dan juga AC Split tidak
memakan banyak tempat dan juga lebih hemat
energi dan juga biaya.

5.1 Saran
1. Dalam perencanaan pemasangan AC harus
menghitung beban pendinginan ruangan
terlebih dahulu agar pemilihan unit AC dapat
disesuaikan dengan ruangan.
2. Penempatan unit AC yang baik harus
diperhatikan, agar distribusi suhu dapat merata
pada beban tertentu.
3. Pemeliharaan unit AC secara rutin harus
dilakukan agar AC dapat bekerja secara
maksimal dan AC tidak mudah rusak/awet.

DAFTAR PUSTAKA

BillWhitman, dkk. 2008. Refrigeration And Air


Conditioning. Delmar: Cengage Learning.
Stoecker, F.W, Jones, J.W. 2001. Refrigeration and
Air Conditioning. New York : The McGaw-
Hill, Inc.
Shan K. Wang. 2000. Handbook Of Air
Conditioning And Refrigeration. New York
: McGaw-Hill.
ASHRAE. 2005. Chapter 8 Thermal Comfort.
American Society of Heating, Refrigerating
and Air Conditioning Engineer: Inc
J. P. Holman., dan E. Jasjfi. 2010. Heat Transfer
Tenth edition. Mc Graw-Hill : Jakarta
10403, Erlangga.
Shabany, Younes. 2010. Heat Transfer Thermal
Management of Electronics. United States:
CRC Press Taylor & Francis Group.

32

Anda mungkin juga menyukai