Anda di halaman 1dari 7

Jurnal PETRA | Volume 5, No.

2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

PERENCANAAN SISTEM TATA UDARA GEDUNG BPD/LPM KANTOR KEPALA


DESA LUMPATAN II

Baiti Hidayati1, Haryanto1,Zuria Pebrianty1


1
Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Sekayu, Sekayu 30711, Indonesia

E-mail: bayy10@ymail.com

ABSTRAK

Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan
pendistribusian-nya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di
dalam suatu ruangan. Selain itu, pengkondisian udara dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara
sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Dalam pemasangan dan penggunaannya, sistem tata
udara memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemakaian tata udara yang tidak tepat dengan kebutuhannya akan
mengakibatkan pemborosan, baik itu energi maupun biaya yang cukup mahal. Setiap bangunan atau ruangan
selain mempunyai kondisi beban pendinginan puncak juga mempunyai beban total pendinginan ruangan, yang
biasanya berubah-ubah setiap jamnya. Sehingga dalam hal ini diperlukan survey langsung dan perhitungan
untuk menentukan beban pendinginan Perhitungan menggunakan metode CLTD ( Cooling Load Temperature
Difference ) berdasarkan ASHRAE Handbook Fundamental 1993. Perhitungan beban pendingin berdasarkan
data-data yang ada, dan kemudia hasil dari perhitungan disesuaikan dengan jenis sistem tata udara. Hasil akhir
diperoleh ialah Total beban pendingin maksimum pada beban puncak adalah sebesar 90.554,30 Btu/hr (7,55 ton
refrigerasi). Sehingga didapatlah kapasitas beban pendingin untuk Gedung BPD/LPM adalah 10 PK. Maka jenis
Alat Pengkondisian Udara yang dipilih adalah tipe AC Split, karena ukuran gedung yang tidak terlalu luas dan
AC Split juga tidak memakan banyak tempat, lebih hemat energi dan biaya.

Kata kunci : Pengkondisian udara, Beban pendingin, CLTD, AC split.

1. Pendahuluan 1.2. Tujuan Penelitian


1. 1. Latar Belakang - Menghitung beban pendingin total dari
Pengkondisian udara adalah perlakuan gedung BPD/LPM Kantor Kepala Desa
terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, Lumpatan II.
kebersihan dan pendistribusian-nya secara serentak - Memilih jenis alat pengkondisian udara yang
guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan cocok untuk Gedung BPD/LPM Kantor
oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Kepala Desa Lumpatan II.
Selain itu, pengkondisian udara dapat didefinisikan
suatu proses mendinginkan udara sehingga 2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. 2.1 Kenyamanan Termal
Gedung BPD/LPM merupakan gedung yang Tujuan utama HVAC adalah menyediakan
berfungsi untuk menunjang kegiatan masyarakat kondisi untuk kenyamanan termal manusia,
Desa Lumpatan II, ataupun rapat perangkat Desa. “kondisi pikiran yang mengekspresikan
Gedung BPD/LPM Kantor Kepala Desa Lumpatan kepuasandengan lingkungan termal ”. Definisi ini
II berdiri sejak tahun 2014, merupakan pusat membuka apa yang dimaksud dengan "kondisi
pertemuan perangkat Desa maupun pengurus pikiran" atau "kepuasan,"tetapi dengan benar
BPD/LPM ataupun masyarakat, khususnya menekankan bahwa pertimbangan kenyamanan
masyarakat Desa Lumpatan II. adalah proses kognitif yang melibatkan banyak
Pengkondisian udara pada gedung ini sangat masukan dipengaruhi oleh fisik,proses fisiologis,
diperlukan guna meningkatkan kenyamanan bagi psikologis, dan lainnya. Secara umum,
pengguna gedung, sehingga jalannya kegiatan yang kenyamanan terjadi ketika suhu tubuh diadakan
diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar. dalam rentang sempit, kelembaban kulit rendah,
Alasan dilakukan perhitungan beban pendingin dan efek fisiologis regulasi diminimalkan.
adalah guna mengetahui total beban bendingin Kenyamanan juga tergantung pada perilaku
yang dihasilkan, sehingga dapat memasang sistem yang diinisiasi secara sadaratau tidak sadar dan
tata udara yang sesuai dengan kapasitas gedung dipanduolehsensasipanasdan
tersebut. Karena hal itulah untuk memenuhi kelembabanmengurangiketidaknyamanan.
Penelitian Penulis mengambil topik “Perencanaan Beberapa contoh mengubah pakaian,
Sistem Tata Udara gedung BPD/LPM Kantor mengubahaktivitas, mengubah postur atau lokasi,
Kepala Desa Lumpatan II”. mengubahpengaturanthermostat,membuka

1
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

jendela. (ASHRAE 2005, Chapter 8 Thermal guci, pengering rambut, dan barang serupa
Comfort) mengeluarkan panas. Untuk mendapatkan
Dalam hal kenyamanan termal bagi manusia, faktor angka yang akurat, perlu mempertimbangkan
yang mempengaruhi kenyamanan termal: semua sumber panas. (Rex Miller.,2006. hal:
- Tingkat aktivitas 488)
- Pakaian
- Harapan/ ekspektasi
- Temperatur udara
- Kelembapan
Kriteria nyaman yang umum diterima oleh
kebanyakan orang indonesia adalah temperatur 24-
25 ºC dengan kelembapan relatif 50 % (SNI-2011.
hal: 9)
2.2 Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah ilmu yang berusaha
memprediksi transfer energi yang mungkin terjadi
di antara material benda sebagai akibat dari Gambar 1. Komponen-komponen room heat gain
perbedaan suhu. Termodinamika mengajarkan
bahwa transfer energi ini didefinisikan sebagai 2.3.1 Beban Pendingin Eksternal
panas. 1. Beban Konduksi Melalui Dinding
Ilmu perpindahan panas tidak hanya bertujuan Untuk menghitung beban konduksi melalui dinding
untuk menjelaskan bagaimana energi panas dapat digunakan persamaan sebagai berikut : (ASHRAE
ditransfer, tetapi juga memprediksi tingkat di mana 158.,1979. hal: 3.1)
pertukaran akan terjadi dalam kondisi tertentu. Q = U.A.CLTDc
Fakta bahwa tingkat transfer panas adalah tujuan
yang diinginkan dari suatu analisis menunjukkan ∑R
perbedaan antara perpindahan panas dan
termodinamika. (J.P. Holman., 2010 hal: 1) CLTDc = [(CLTD + LM) x K + (78-TR) + (T0
– 85)]
2.3 Beban Pendinginan Dimana :
2. 0
Metode yang tepat untuk menghitung beban U = Overall heat transfer (BTU/hr.ft F)
2
pendinginan ruangan adalah dengan menggunakan A = Area of roof, wall or glass (ft )
persamaan keseimbangan panas untuk menentukan CLTDc = Cooling Load Temperature Different
o
suhu permukaan interior struktur bangunan dan Corrected ( F)
kemudian menghitung beban pendinginan sensibel, CLTD = Cooling Load Temperature
o
yang sama dengan jumlah transfer panas konvektif Diffferent ( F)
dari permukaan beban pendinginan laten. (Shan K. o
LM = Latitude month( F)
Wang., 2000, hal: 6.12) K = Correction for color of surface
Beban untuk unit pendingin udara berasal dari K = 1,0 for dark color or light in
banyak sumber. Beban ini berasal dari beberapa an industrial area
sumber panas, yang lebih umum adalah sebagai K = 0,83 if permanently medium colored
berikut: (rural area)
1) Panas dari luar bocor melalui pintu dan K = 0,65 if permanently light colored (ru
jendela atau dilakukan melalui dinding yang ral area)
terisolasi. Colors = Light – Cream
2) Material transparan memungkinkan panas Medium – Medium blue, medium
untuk menembusnya. ini terjadi ketika jendela green, bright red, light brown,
digunakan di ruang berpendingin. Unpainted wood, and natural color
3) Pintu dan jendela yang terbuka concrete
o
memungkinkan panas masuk ke tempat yang TR = Room Temperature ( F)
didinginkan. Retakan di sekitar pintu dan T0 = average outside design temperature
o
jendela juga memungkinkan panas masuk ke ( F)
ruang pendingin ∑R = Tahanan termal total lapisan
4) Orang yang menempati ruang yang konstruksi dinding atau atap
didinginkan mengeluarkan panas, ini harus O 2
(hr. F.ft /BTU)
dipertimbangkan ketika mencari beban apa 2. Beban Konduksi Melalui Atap
pun untuk unit AC tertentu Untuk menghitung beban konduksi melalui
5) Peralatan di dalam ruang pendingin dapat atap digunakan persamaan sebagai berikut :
mengeluarkan panas. Misalnya, motor, listrik (ASHRAE 158., 1979. hal: 3.1)
ke olights, peralatan elektronik, meja uap, Q = U. A. CLTDc

2
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

3. Beban Pendingin Konduksi Melalui Kaca


∑R Untuk perhitungan kalor yang masuk
melalui kaca secara konduksi dihitung dengan
CLTDc = [(CLTD + LM) x K + (78-TR) + persamaan sebagai berikut, : (ASHRAE 158,
(T0 – 85)] x f hal: 3.1)
Dimana : Q = U. A. CLTD
2.
1) = Overall heat transfer (BTU/hr.ft Dimana :
0 U = Konduktivitas thermal kaca (BTU/hr.ft2. 0F)
F) 2
2 A = Luas Permukaan kaca (ft )
1. = Area of roof, wall or glass (ft ) 0
CLTDc = Cooling Load Temperature Different CLTD=Cooling Load Temperature Difference( F)
o
Corrected( F)
CLTD = Cooling Load Temperature Diffferent 4. Radiasi Melalui kaca
o Selain merambat secara konduksi, kalor juga
( F)
o merambat secara radiasi melalui kaca, dengan
LM = Latitude month( F)
K = Correction for color of surface demikian perhitungan beban pendinginan melalui
K = 1,0 if dark colored or light in an kaca terdiri dari dua komponen beban yaitu secara
industrial are konduksi dan secara radiasi.
K = 05 permanently light colored Radiasi melalui kaca dapat dihitung dengan
(rural area) menggunakan persamaan berikut : (ASHRAE 158,
o hal: 3.25)
TR = Room Temperature ( F)
T0 = average outside design = SHGF × A × SC × CLF
temperature Dimana:
o Q= Net solar radiation heat gain melalui kaca
( F)
f = faktor koreksi untuk kipas atau (Btu/hr)
2
saluran SHGF = Solar heat gain factor(Btu/hr.ft )
2
udara di atas A = Luas permukaan kaca (ft )
f = 0,75 jika ada kipas / ventilasi SC = Shade coefficient
f = 1,0 jika tidak ada kipas atau saluran º
CLF = Cooling load factor for glass ( F )
udara
∑R = Tahanan termal total lapisan 2.3.2 Beban Pendingin Internal
º 2
konstruksi dinding atau atap(hr. F.ft /Btu) • Konduksi Melalui Interior Partisi
Perpindahan kalor secara konduksi melalui
Tabel 1. Correction for Inside and Outside Design partisi dapat dihitung menggunakan persamaan
Conditions perpindahan kalor secara umum, yaitu:
(ASHRAE 158., hal : 3.24) Q = U × A × ∆T
Correction for outside design temperature, F Dimana:
Design Daily range, F U = Koefisien konduktifitas partisi (BTU/h
2
outside ft F)
10 12 14 16 18 20 22 24 26 2
db, F A = Luasan partisi (ft )
88 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 ∆T = Perbedaan temperatur ruangan dengan
º
90 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 ruangan sebelahnya ( F)
92 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 2. Beban Pendinginan dari Penghuni
94 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 Manusia melepaskan kalor sensibel dan kalor
96 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 laten ke ruang yang dikondisikan. Bagian radiasi
dari perolehan kalor sensibel adalah sekitar 70 %
Tabel 2. Thermal Properties of Frame ketika lingkungan dalam ruangan yang
Construction Ceilling and Floor (ASHRAE 158., dikondisikan dipertahankan dalam zona nyaman.
hal : 3.7 – 3.10) (Shan K. Wang., 2001. hal: 6.17)
NO Description Resistance Heat gain kalor sensibel dan laten dari
(R) penghuni dapat dinyatakan dengan persamaan :
1 Inside Surface (Still Air) 0,17 (ASHRAE 158, hal: 4.5)
qs = x no. of people x CLF
2 Metal lath and sand 0,13
aggregate plaster, ql = x no. of people
3 Structural Beam 0,00
4 Non Reflective air space 0,93 Dimana, :
qs = Sensible cooling Load (Btu/hr)
5 Metal Deck 0,00
ql = Latent cooling Load (Btu/hr)
6 Built-Up Roof 0,33
qs/person = Sensible heat per person
7 Outside Surface 0,17 (Btu/hr)
no. of people = number of people

3
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

CLF = Cooling Load Factor ∆t = inside-outside temperature difference


0
Use CLF = 1,0 if cooling system does not ( F)
run 24 hr a day ∆W = Inside-outside humidity ratio difference
Use CLF = 1,0 for auditoriums, theaters in (lb/lb dry air)
3. Heat Gain dari Peralatan scfm = Ԛ the infiltration or ventilation in cfm
Peralatan yang berada di dalam ruangan yang • Ventilasi
tidak menghasilkan uap air, hanya menghasilkan Beban ventilasi dapat dihitung menggunakan
kalor sensibel saja, sedangkan bila peralatan persamaan berikut :
tersebut menghasilkan uap air maka selain akan Q= x no. of People
menghasilkan kalor sensibel peralatan itu juga akan Dimana :
menghasilkan kalor laten. Q = Outdoor ventilation rate in cfm
Beban sensibel Qs = Cs x qr x CLF Q/person = Ventilation rate per person (Btu/hr)
Beban laten Q l = Cs x qr no. of people = number of people normally in
Dimana : conditioned space
Qs = Beban sensibel peralatan (Btu/hr)
Ql = Beban laten peralatan (Btu/hr) pendinginan. Oleh karenanya menyebabkan zat
Qr = Jumlah beban Peralatan (Btu/hr) pendingin dalam sistem mengalir dari suatu bagian
Cs = koefisien sensibel ke bagian lain. Kompresor dikategorikan sebagai
Cl = koefisien laten suatu pompa yang bertugas untuk mensirkulasikan
º
CLF = Faktor beban sensibel ( F ) zat pendingin, tetapi tugasnya ialah mengadakan
CLF = 1 jika mesin tata udara tidak bekerja tekanan untuk hal tersebut. Tekanan yang
º disebabkan oleh kompresor tersebut dapat
24/hari ( F )
membuat uap cukup panas untuk pendingin dalam
Tabel 3. Koefisien sensibel dan laten ruangan udara yang hangat. (Drs. Daryanto., 2017.
peralatan masak dan laboratorium(ASHRAE 158, hal: 8)
hal: 4.6)
Cs Cl
Hooded-electric or 0,16 0,00
steam heated
Hooded-gas heated 0,10 0,00
Unhooded-electric or 0,33 0,17
steam heated
Unhooded-gas heated 0,33 0,16

4. Pencahayaan (Lighting)
Beban pendingin yang disebabkan oleh Gambar 2. Kompessor (Bill Whitman., 2009. hal:
pencahayaan dapat dihitung dengan menggunakan 451)
persamaan berikut : (ASHRAE 158., hal : 4.1)
qs = 3,41 x qi x Fs x CLF Kondensor
Dimana : Pada saatuap pendingin dipompa kedalam
qs : Sensible cooling load (Btu/hr) kondensor oleh kompresor, suhu dan tekanannya
qi : Total lamp wattage meningkat. Suhu yang tinggi itu memudahkan
3,41 : Conversion factor (Btu/hr per watt) perambatan panas yang efektif dari permukaan
Fs : Special ballas allowance factor kondensor ke ruang disekitarnya. Sebagian dari
CLF : Cooling Load Factor panas yang dipindahkan ke ruangan udara itu
CLF = 1,0 when cooling system is operated adalah laten yang diserap zat pendingin dalam
only when light are on evaporator. Pelepasan panas kedalam ruangan
CLF = 1,0 when lights are on more than 16 hr cukup untuk mengembunkan uap pendingin
per day menjadi cairan. (Drs. Daryanto., 2017. hal: 14).
2.3.3 Beban Pendingin Infiltrasi dan Ventilasi
1. Infiltrasi
Beban infiltrasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut : (ASHRAE 158,
hal: 5.1)
qs = 1,10 x (∆t) x scfm
ql = 4840 x (∆W) x scfm
Dimana :
qs = Sensible cooling load (Btu/hr) Gambar 3. Kondensor (Bill Whitman., 2009. hal:
ql = Latent load due to infiltration (Btu/hr) 421)
1,10 = Units of Btu/hr per scfm

4
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

• Pipa Kapiler ruangan. Pemanasandapat dicapai dengan aliran


Pipa kapiler adalah peralatan pengatur utama udara pasokan yang sama, dengansumber panas
yang dipakai dalam sirkuit pendinginan. Biasanya yang terletak baik di peralatan sistem pusat atau
terdiri dari pipa atau tabung kecil, panjang dan diperangkat terminal yang melayani ruangan.
lebar, lubangnya tergantung pada ukuran unit (Walter.G.Grondzik.,hal: 116)
kondensor dan jenis zat pendingin yang dipakai. Berikut merupakan keuntungan spesifik All-
Diameter dalam pipa kapiler pada setiap saat Air System :
dijaga pada keadaan yang normal agar tetap penuh Sistem seperti ini cocok untuk penggunaan
dengan cairan. Ukuran lubang pipa yang kecil economizer sisi-udara, pemulihan panas,
penting untuk menjaga agar sirkuit pendinginan humidifikasi musim dingin, dan volume
bebas dari debu, lemak dan benda asing lainnya, udara luar ruangan yang besar
sebab benda tersebut dapat menyumbat pipa kapiler Merupakanpilihanterbaikuntuk
sehingga sistem tidak dapat bekerja. mengendalikan suhu ruangan dan
kelembaban.
umumnya merupakan pilihan yang baik
untuk aplikasi di dalam ruangan. kualitas
udara adalah perhatian utama.
Sistemsepertiiniumumnya
memungkinkanpemanasandan
pendinginan secara bersamaandi zona yang
Gambar 4. Pipa Kapiler ( Bill Whitman., 2009. berbeda.
hal: 484) Berikut merupakan kerugian sistem all-air adalah:
• Sistem udara menggunakan sejumlah
• Evaporator besar energi untuk memindahkan
Fungsievaporatordalamsuatualat udara(sekitar 40% dari penggunaan energi
pengkondisian udara adalah untuk menyerap panas sistem udara adalah energi kipas).
dari udara sekitarnya. Panas itu dilepaskan oleh • Kebutuhan ruang saluran kerja dapat
banyak sumber didalam suatu ruangan. Pada waktu menambah tinggi bangunan.
cairan pendingin meninggalkan pipa kapiler dan • Menyeimbangkan udara mungkin sulit.
masuk ke pipa evaporator yang lebih besar, • Sulit untuk memberikan kenyamanan di
diameter pipa yang membesar dengan tiba-tiba lokasi dengan outdoor rendah.
menimbulkan suatu daerah tekanan rendah, • Menyediakan aksesibilitas perawatan siap
menyebabkan turunnya titik didih zat pendingin, untuk perangkat terminal membutuhkan
menyebabkan penyerapan yang lebih cepat oleh koordinasi yang erat antara
heat unit. (Drs. Daryanto., 2017. hal: 18) mekanik,arsitektur,danperancang
struktural.
2.5.2 Air-Water System
Pengkondisian ruangan dengan sistem air-
water akan mendistribusikan keduanya yaitu, udara
yang terkondisi dan air ke unit terminal yang
dipasang di ruangan.Udara dan air didinginkan dan
1. atau dipanaskan dalam mekanika sentral ruang
peralatan. Udara yang disediakan disebut udara
Gambar 5. Evaporator (Bill Whitman., 2009. hal: utama untuk membedakan dari udara ruangan yang
417) diresirkulasi (sekunder). berikut merupakan
keuntungan dan kerugian sistem air-water :
2.5 Jenis-jenis Sistem Tata Udara Karena panas spesifik yang lebih besar dan
Dalam aplikasi tata udara hunian, dikenal 4 kerapatanair yang jauh lebih besardibandingkan
jenis sistem tata udara, yaitu : dengan udara, luas penampang perpipaan jauh
a. All-Air System lebih kecil daripada saluran kerja yang dibutuhkan
b. All-Water System untuk memberikan pendinginan yang sama. Karena
c. Air-Water System sebagian besar ruang pemanasan / pendinginan
d. Direct Refrigeration System beban ditangani oleh bagian air dari sistem jenis
2.5.1 All-Air System ini, secara keseluruhanpersyaratan distribusi
All-Air System menyediakan kapasitas pendinginan saluran dalam sistem udara dan air sangat
sensibel dan laten hanya melalui pasokan udara pentingdari pada sistem udara yang menyimpan
dingin yang dikirimkan ke ruang yang bangunan ruang.
terkondisi.Tidak ada pendingin tambahan yang 2.5.3 All-Water System
disediakan oleh sumber pendinginandi dalam Dalam sistem all-water, pendingin dan / atau
ruangan dan tidak ada air dingin yang dipasok ke pemanasan ruang disediakan oleh air dingin dan /

5
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

atau panas yang disirkulasikan dari pendingin artistik sehingga dapat membuat tampilan lebih
sentral /pabrik boiler ke unit terminal yang stylish. yang tak kalah seru, AC Split selalu
berlokasi di, atau segera berdekatan dengan, dilengkapi remote yang dapat memudahkan untuk
berbagai ruang yang dikondisikan. Perpindahan pengaturannya meskipun dari jarak jauh.
panas ke / dariudara ruangan terjadi melalui
konveksi paksa atau alami. Kecuali untuk sistem 2.6.2 AC Floor Standing
bercahaya, transfer panas pancaran biasanya AC menjadi pilihan utama masyarakat
nominal karenaukuran dan pengaturan permukaan indonesia untuk mendinginkan suhu ruangan.
transfer panas. Sistem all-water dapat digunakan Banyaknya macam dan jenis AC dapat
untuk pemanasan dan pendinginan. Air pemanas memudahkan anda untuk memilih AC yang sesuai
disediakan baik melalui jaringan perpipaan yang dengan kebutuhan. Jika memiliki ruangan yang
sama yang digunakan untuk kedinginanair di cukup besar dan membutuhkan AC, sebaiknya
musim panas atau melalui sistem perpipaan anda memilih AC floor standing. AC floor
independen. standing berbeda dengan AC biasa, AC floor
2.5.4 Direct Refrigrant System standing mampu memberikan suhu udara dingin
Kebanyakan sistem pendingin dibangun dan natural.
sebagai sistem langsung, yaitu sistem dengan Keunggulan AC floor standing adalah luas
langsung expansion (DX), dimana refrigeran ruangan yang dapat dicover yakni lebih luas dari
digunakan untuk mengangkut panas secara AC biasa. Sehingga AC floor standing sangat
langsung dari ruang yang akan didinginkan ke cocok bagi ruangan yang luas. Selain itu juga dapat
ruang di mana panas dilepaskan. Selain refrigeran, menghemat biaya instalansi karena kapasitasnya
sistem langsung memiliki empatkomponen utama, lebih besar dari AC biasa.( Floor Standing Type
evaporator, kompresor, katup ekspansi kondensor Air Conditioner., 2006. hal: 11)
och. Utama Prinsipnya adalah bahwa panas dari
objek pendingin atau sumber panas diambil di 3. Bahan dan Metode Penelitian
evaporatordan dilepas di kondensor.
Refrigeran berubah dari cair menjadi uap atau
gas di evaporator yang ditempatkan di dalamruang
untuk didinginkan. Tekanan dan suhu dari gas
pendingin meningkat dalam kompresor dan gas
kemudian pergi ke kondensor di mana pendingin
didinginkan dan mengembun menjadi cair.

2.6 Klasifikasi Alat Pengkondisian Udara


Berdasarkan Jenis
Alat pengkondisian udara terdiri dari banyak
jenis, sesuai dengan keperluan dan kegunaan nya
pada gedung yang akan di kondisikan. Jenis alat
pengkondisian udara harus sesuai dengan gedung
yang direncanakan karena dapat mencegah
terjadinya pemborosan energi yang berlebihan.
2.6.1 AC Split
Masuk dalam kategori negara tropis membuat
cuaca di Indonesia menjadi cenderung panas
sehingga pendingin ruangan dibutuhkan. AC Split
adalah perangkat alat yang berfungsi untuk
mengatur kondisi suhu pada ruangan menjadi lebih
rendah dari suhu yang ada terdapat dalam
lingkungan sekitar. semua jenis atau tipe alat
pengkondisian udara akan bekerja maksimal
apabila kondisi ruangan dalam keadaan rapat, tidak
ada lubang ventilasi atau jendela yang terbuka.
Banyak sekali kelebihan AC Split yang dapat
dirasakan secara langsung oleh penggunanya.
Pertama, AC Split lebih ringkas bentuknya Gambar 6. Diagram Alir Perencanaan
sehingga tidak memakan begitu banyak tempat. Alat-alat yang digunakan dalam perencanaan ini
Kedua, AC Split jauh lebih hemat energi serta adalah :
hemat biaya karena dibekali dengan teknologi yang a. Alat tulis
mampu mendinginkan ruangan-ruangan secara b. Thermometer Digital
terpisah. Desain pendingin ruangan ini juga sangat c. Meteran

6
Jurnal PETRA | Volume 5, No.2, Juli-Desember 2018 | ISSN: 2460 - 8408

d. Sling (Alat ukur Suhu bola kering dan Miller, Rex & Miller, Mark R. 2006. Air
Suhu bola basah) Conditioning and Refrigeration.
4. Hasil pembahasan United States: Mc.Graw-Hill Companies.
Wang, S.K. 2000. Handbook of Air Conditioning
Tabel 4. Hasil Perhitungan Beban and Refrigeration. McGraw Hill, Inc.
Besar Beban Whitman,Bill.et al.2009.Refrigeration and Air
Beban Pendingi
Pendingin (Btu/hr) Conditioning Technology Clifton park :
Konduksi dinding 15.992,48 Delmar ceucage learning.
Konduksi atap 10.289,45
Konduksi kaca 604,24 Lain-lain :
Radiasi kaca 5.481,49 Floor Standing Type Air Conditioner.2006
pencahayaan 527,527
Penghuni 17.500
Partisi 759,122
Infiltrasi 37.400
Ventilasi 2.000
Total 90.554,30

Jadi total beban pendingin untuk Gedung


BPD/LPM Kantor Kepala Desa Lumpatan II
adalah sebesar 90.554,30Btu/hr

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari perencanaan sistem
perencanan gedung BPD/LPM Kantor Kepala
Desa Lumpatan II maka dapat disimpulkan :
1. Total beban pendingin maksimum pada
beban puncak adalah sebesar 90.554,30
Btu/hr.
2. Jenis Alat Pengkondisian Udara yang
dipilih adalah tipe AC Split, karena ukuran
gedung yang tidak terlalu luas dan juga AC
Split tidak memakan banyak tempat dan
juga lebih hemat energi dan juga biaya.

Daftar Pustaka

ASHRAE. 2005. Chapter 8 Thermal


Comfort.American Society of Heating,
Refrigerating and Air Conditioning
Engineer: Inc
ASHRAE GRP. 1979. Cooling and Heating
Calculation Manuals. American
Society of Heating, Refrigerating and
Air Conditioning Engineer.Atlanta: GA
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Konversi
Energi Sistem Tata Udara Bangunan
Gedung. Jakarta:BSN
Daryanto, Drs. 2017. Teknik Pendingin AC,
Freezer, Kulkas. Bandung: Yrama
Widya
Grondzik T. Walter. Air Conditioning System
Design Manual Second Edition Whitman,
Bill. 2009. Refrigeration & Air
Conditioning Technology. United
States: Delmar Cengage Learning.
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer Tenth
Edition.Singapore: Mc.Graw-
HillInternational Edition.

Anda mungkin juga menyukai