Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021

Makassar, 21 September 2021

Analisis Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Trafo Distribusi 20 Kv


Terhadap Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi pada Penyulang Hertasning
Baru PT PLN (Persero) ULP Panakukkang Makassar
Zulkhulaifah1), Bakhtiar2), Hatma Rudito3)
1, 2, 3 Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
1
ulfazulkhulaifah@gmail.com
2
Bakhtiar.poltekup@gmail.com
3
di2trudito@gmail.com

Abstrak

Dalam penyaluran energi listrik sering kali dijumpai pembagian beban yang tidak merata pada setiap fasanya.
Akibat ketidakseimbangan beban ini dapat mengakibatkan timbulnya arus pada kawat netral, rugi-rugi dan turunnya efisiensi
pada transformator distribusi tersebut. Adapun transformator dikatakan tidak seimbang jika tingkat ketidakseimbangannya
lebih dari 15%, data hasil pengukuran malam hari (beban puncak) yang dilakukan pada gardu distribusi. Penelitian ini
dilakukan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh dari ketidakseimbangan beban trafo distribusi 20 kV terhadap rugi-rugi
daya dan efisiensi trafo pada penyulang Hertasning Baru. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi
dan dokumentasi sedangkan analisis data dilakukan dengan deskriptif dan simulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 gardu yang mengalami
penyeimbangan beban yaitu GT.PHB010, GT.PHB017, GT.PHB021 dan GT.PHB050. Dengan rata-rata persentase
ketidakseimbangan beban yaitu 32,75%, besar rugi-rugi daya jaringan adalah sebesar 79,35 kW dan efisiensi pada trafo
sebesar 98.03% pada kondisi sebelum penyeimbang. Setelah penyeimbangan beban dilakukan, persentase
ketidakseimbangan beban menurun sebesar 29,02% yaitu 3,73%, rugi-rugi daya mengalami penurunan sebesar 7,12 kW
yaitu 72,29 kW dan efisiensi sebesar 99,17% , terjadi perselisihan sebesar 1,14%. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
pada saat transformator diberi beban tak seimbang maka efisiensinya akan menurun dibandingkan dengan saat transformator
diberi beban yang seimbang.

Keywords: Faktor ketidakseimbangan, Rugi-rugi daya, Efesiensi


Pada penelitian ini objek penelitian akan dilakukan
pada transformator di Penyulang Hertasning. Pemilihan
I. PENDAHULUAN Penyulang Hertasning berdasarkan data pengukuran beban

Pada penyaluran energi listrik pada jaringan


tegangan rendah, salah satu peralatan utama yang trafo distribusi pada PT PLN (Persero) UP3 Makassar
digunakan adalah Transformator Distribusi 3 Fasa. Trafo Selatan ULP Panakkukang pernah mengalami gangguan
distribusi ini berfungsi untuk menurunkan tegangan pada tahun 2020.
sehingga tegangan tersebut dapat dipakai dengan aman Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis
oleh konsumen pada jaringan tegangan rendah seperti mengambil judul tentang “Analisis Pengaruh
rumah tangga, lampu jalan, sekolah, dan lain-lain. Dalam Ketidakseimbangan Beban Trafo Distribusi 20 kV
penyaluran energi listrik sering kali dijumpai pembagian terhadap Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi pada Penyulang
beban yang tidak merata pada setiap fasanya. Pembebanan Hertasning Baru PT PLN (Persero) ULP Panakukkang
yang tidak merata karena waktu penyalaan beban yang Makassar.
tidak serempak, pengkoneksian yang tidak seimbang pada II. KAJIAN LITERATUR
fasa R, S, T, dan pemasangan beban yang tidak seimbang
pada setiap fasanya. Ketidakseimbangan beban ini dapat A. Transformator
mengakibatkan timbulnya arus pada kawat netral, rugi- Transformator merupakan peralatan listrik yang
rugi, dan turunnya efisiensi trafo distribusi tersebut.
berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari
Adapun transformstor dikatakan tidak seimbang jika
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
tingkat keidakseimbangannya lebih dari 15 %. Sementara
Transformator menggunakan prinsip hukum Faraday
di Penyulang Hertasning Baru PT PLN (Persero) ULP
Panakkukang rata-rata ketidakseimbangan beban pada dan hukum Lorentz dalam menyalurkan daya, dengan
gardu GT. PHB 010 yaitu 47 %, GT. PHB 017 yaitu 26 %, arus bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti
GT. PHB 021 yaitu 28 % dan GT. PHB 050 yaitu 29 %. besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet[1].

6
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021
Makassar, 21 September 2021

B. Rugi- Rugi Transformator vektornya, ada beberapa hal yang terjadi apabila
Pada umumnya energi listrik yang dimasukkan ke transformator mengalami keadaan tidak seimbang[4]:
transformator tidak sama dengan energi listrik yang a. Vektor arus pada fasa R, S, dan T mempunyai nilai yang
dikeluarkan dari transformator tersebut. Hal ini sama besar tetapi sudut antar fasa satu dengan yang lain
dikarenakan adanya rugi-rugi yaitu adanya pada tidak membentuk 120˚
transformator tersebut. Rugi-rugi daya dapat dibagi b. Sudut pada vektor antar fasa sebenarnya sudah
menjadi dua yaitu rugi inti (Pi) dan rugi tembaga (Pcu). membentuk 120˚ namun nilai vektor pada fasa R, S, dan T
Selain rugi inti dan rugi tembaga, ada lagi rugi-rugi yang terdapat perbedaan
menyebabkan berkurangnya efisiensi transformator, yaitu c. Nilai vektor pada fasa R, S, dan T terdapat perbedaan
rugi-rugi akibat arus netral pada transformator (PN) sekaligus sudut pada vektor antar fasa tidak membetuk
(Muhammad Fadhliyansyah, 2018)[2]. 120˚
IS

• Rugi-rugi inti 135º IT

Rugi-rugi inti (Pi) dapat digolongkan kepada dua


bagian yaitu rugi histeresis dan rugi eddy current. Adapun 120º
105º

persamaan untuk mencari rugi inti, yaitu :


IN
IR+IT
𝑃𝑖 = 𝑃ℎ + 𝑃𝑒 (1)
IR
• Rugi tembaga Gambar 2. Vektor Diagram Arus Keadaan Beban Tak Seimbang
(Johanes Ohoiwutun, 2019)
Rugi-rugi tembaga sebanding dengan kuadrat
arus yang mengalir pada kumparan. Besar rugi tembaga
dapat dinyatakan dengan: • Penyaluran dan susut daya dalam keadaan seimbang
Misalkan daya sebesar P disalurkan melalui suatu
𝑃𝑐𝑢 = 𝐼 2 . 𝑅 (2) saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran
daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka
• Rugi-rugi (losses) pada penghantar netral yang besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut (Rizky
disebabkan oleh munculnya arus netral Syahputra Siregar ,2017):
𝑃 = 3. 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠 𝜑 (4)
𝑃𝑁 = 𝐼𝑁 ² × 𝑅𝑁 (3)
Dimana:
P : daya pada ujung transmisi (Watt)
C. Ketidakseimbangan Beban V : tegangan pada ujung transmisi (Volt)
Ketidakseimbangan adalah suatu keadaan yang terjadi I : arus pada ujung transmisi (Ampere)
apabila salah satu atau semua fasa pada transformator Cos ϑ : faktor daya
mengalami perbedaan. Perbedaan ini bisa dilihat dari Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil
besarnya vektor arus/tegangan dan sudut dari masing- dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran.
masing fasa tersebut.
Tiap-tiap fasa transformator dinyatakan dengan • Penyaluran dan susut daya dalam keadaan tidak
keadaan seimbang apabila memenuhi syarat berikut (Rizky seimbang
Syahputra Siregar ,2017)[3] : Jika (I) adalah besaran arus fasa dalam penyaluran
a. Ketiga vektor arus dari masing-masing fasa (R, S, T) daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada
mempunyai nilai yang sama besar penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak
b. Perbedaan sudut dari ketiga vektor fasa adalah masing- seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan
masing berbeda 120˚ koefisien a, b dan c sebagai berikut (Rizky Syahputra
IS IT
120º
Siregar ,2017)[3]:

𝐼𝑅 = 𝑎. 𝐼 (5)
120º 120º 𝐼𝑆 = 𝑏. 𝐼 (6)
𝐼𝑇 = 𝑐. 𝐼 (7)
Dengan IR, IS, dan IT berturut-turut adalah arus di
fasa. Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap sama
IR walaupun besarnya arus berbeda, besarnya daya yang
disalurkan dapat dinyatakan sebagai (Rizky Syahputra
Gambar 1. Vektor Diagram Arus Keadaan Beban Seimbang Siregar ,2017)[3]:
(Johanes Ohoiwutun, 2019)
𝑃 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐)𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠 𝜑 (8)
Sebaliknya, apabila salah satu atau kedua syarat diatas
tidak terpenuhi, maka bisa dikatakan bahwa trafo tersebut Apabila persamaan (4) dan persamaan (8)
mengalami keadaan tidak seimbang. Dilihat dari menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari kedua

7
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021
Makassar, 21 September 2021

persamaan itu dapat diperoleh persyaratan untuk koefisien yang real memiliki efisiensi di bawah 100%. Untuk
a, b, dan c yaitu (Rizky Syahputra Siregar ,2017): transformator yang bekerja pada tegangan dan frekuensi
yang konstan, efisiensinya dapat mencapai 98%. Dalam
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 3 (9) keadaan seimbang dan tidak seimbang efisiensi suatu
transformator dinyatakan sebagai berikut (Tandioga
Dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c = 1. Remigius, 2018)[7]:
Dengan demikian, rata-rata ketidakseimbangan beban
dalam (%), yaitu (Johanes Ohoiwutun, 2019)[4]: ɳ = 𝑃𝑜𝑢𝑡/ 𝑃𝑖𝑛 𝑥 100% (13)
(𝑎−1)+(𝑏−1)+(𝑐−1)
% 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
3
𝑥100% (10) 𝑃𝑖𝑛 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 + ∑ 𝑅𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖 (14)

Berdasarkan ketentuan ULP Panakkukang Dengan mensubstitusikan persamaan (13) ke dalam


persentase ketidakseimbangan beban apabila melebihi persamaan (14),maka diperoleh persamaan berikut untuk
15% maka masuk dalam kategori buruk. mencari efisiensi transformator (Ohoiwutun Johanes,
2019)[4]:
Tabel 1. Standar Persentase Ketidakseimbangan Beban
𝑝𝑂𝑢𝑡
Menurut SE:NO:17:14[5] ɳ = 𝑥 100% (15)
𝑃𝑂𝑢𝑡 +∑ 𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖

Characteristic Health Index


Characteristic Keterangan :
Group Baik Cukup Kurang Buruk
𝜂 = Efisiensi (%)
Ketidakseimbangan 𝑃𝑜 = Daya Output (W)
3<10% 10% <20% 20%-<25% ≥ 25%
Arus Antar Fasa 𝑃𝑖 = Daya Input (W)
Besar arus netral ∑ 𝑅𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖 = Rugi-Rugi daya (W)
Load Reading TR (% Terhadap <10% 10% <15% 15%-<20% ≥ 20%
and Profilling arus beban trafo) III. METODE PENELITIAN
Pembebanan Trafo Dalam penelitian ini, penyulang Hertasing Baaru
80%-
(%terhadap 60% 60%-<80% ≥ 100% pada GI Panakukkang menjadi salah satu objek dengan
<1005% terfokus pada data pembebanan trafo ditsribusi pada
kapasitas)
Sumber : SE:NO:17:14 tahun 2020 ,berikut flowchartnya pada Gambar 3.

E. Rugi- Rugi Daya pada Jaringan Distribusi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rugi-rugi daya listrik pada sistem distribusi A. Menentukan Beban Tak Seimbang pada
dipengaruhi beberapa faktor yang antara lain faktor Trafo Distribusi
konfigurasi dari sistem jaringan distribusi, transformator, Karena banyaknya jumlah gardu trafo yang ada
kapasitor, isolasi dan rugi – rugi daya listrik. Jika suatu pada penyulang Hertasning Baru maka diambil beberapa
arus mengalir pada suatu penghantar, maka pada gardu trafo saja yang tecatat oleh ULP Panakukkang
penghantar tersebut akan terjadi rugi-rugi daya menjadi pernah mengalami gangguan ketidakseimabangan beban
panas karena pada penghantar tersebut terdapat resistansi. selama tahun 2020 yaitu dari bulan Juni – Desember
Akibat dari hambatan penghantar tenaga listrik maka akan 2020. Dan diperoleh 4 buah gardu trafo yang mengalami
ada hilangnya energi listrik yang disalurkan yang disebut
gangguan yaitu GT.PHB010, GT.PHB017. GT.PHB050
dengan rug-rugi daya listrik. Rugi-rugi dengan beban
Berikut datanya:
terpusat pada ujung saluran distribusi primer dirumuskan
sebagai berikut (Kartika I Putu Gede, 2018)[6]: Tabel 2. Data Gardu Trafo Penyulang Hertasning Baru yang
Mengalami Gangguan
∆V = I ( R cos φ + X sin φ ) L (11) Kapasitas Arus (A) Tegangan
∆P = 3 I2 . R . L (12) No.
Tanggal Kode Alamat/Lokasi
Trafo/S V (Volt)
∆P = Rugi-rugi daya pada jaringan (kW) Gangguan Gardu Gardu
(kVA) IR IS IT
F-F
I = Arus yang mengalir per fasa (Ampere)
R = Resistansi saluran per fasa (Ohm/km) Jl. Borong
1 GT.PHB010 Indah 25 32 24 6 386
X = Reaktansi saluran per fasa (Ohm/km) Agustus
2020 Depan Pasar
Cos φ = Faktor daya beban (0,85)
Agustus Jl. Permata
L = Panjang Penghantar (km) 2
2020
GT.PHB017
Hijau
200 289 203 218 382

Agustus Jl. Permata


F. Efisiensi pada Transformator 3
2020
GT.PHB021
Hijau Dalam
160 255 120 162 382
Efisiensi pada transformator adalah perbandingan
Jl. Komplesk
antara daya keluaran (output) dengan daya masukan Anggrek
4 September GT.PHB050 200 132 64 150 386
(input). Sebuah transformator yang ideal akan memiliki 2020 Minasaupa
blok M17
efisiensi sebesar 100 %. Ini berarti bahwa semua daya yang
diberikan pada kumparan primer dipindahkan ke kumparan Sumber: PT. PLN (Persero) ULP
sekunder tanpa adanya kerugian. Sebuah transformator Panakukkang
8
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021
Makassar, 21 September 2021

Mulai
Keadaan WBP:
32 + 24 + 6
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
Tinjauan
Tinjauan 3
Pustaka
Pustaka 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 20.67 𝐴

Setelah nilai rata-rata diketehaui, maka mencari


nilai koefisien a, b dan c untuk menghitung nilai persentase
Observasi
Observasi ketidakseimbangan beban sebagai berikut:
𝐼𝑟 32
𝑎= =
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 20.67
𝑎 = 1.55 𝐴
Pengambilan
Pengambilan Data
Data 𝐼𝑠 24
dan
dan Identifikasi
Identifikasi Data
Data 𝑏= = 𝑏 = 1.16 𝐴
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 20.67

𝐼𝑡 6
𝑐= = 𝑐 = 0.29 𝐴
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 20.67
Menghitung
Menghitung Data
Data ::
Dengan menggunakan persamaan (10) maka persentase
1.
1. Faktor
Faktor Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan Beban
Beban ketidakseimbangan beban pada trafo distribusi adalah:
2.
2. Rugi-rugi
Rugi-rugi Daya
Daya
3. Efisiensi pada Transformator
3. Efisiensi pada Transformator
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (%)
(|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|)
= 𝑥100%
3
Perbandingan
Perbandingan Hasil
Hasil
Tidak
Perhitungan
Perhitungan Rugi-rugi
Rugi-rugi 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (%)
Daya
Daya Secara
Secara Teori
Teori dengan
dengan
Sofware
Sofware ETAP
ETAP (|1.55 − 1| + |1.16 − 1| + |0.29 − 1|)
= 𝑥100%
3
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (%) = 47%
Hasil
Hasil Perhitungan
Perhitungan dan
dan
Perbandingan
Perbandingan berhasil?
berhasil?
C. Proses Penyeimbangan Beban
Proses penyeimbangan beban dilakukan dengan cara
Ya memindahkan beban dari fasa yang berat ke fasa yang lebih
ringan pembebanannya. Dimana terdapat berbedaan yang
Analisa
Analisa Solusi
Solusi Masalah
Masalah signifikan dari pembagian beban fasa R, fasa S, dan fasa T
Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan Beban
Beban
pada trafo distribusi. Maka dari itu, harus diketahui beban
masing masing fasa dan besar beban yang harus
dipindahkan dari fasa R atau fasa S dan fasa T .
• 𝐼′ 𝑅 = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − IR
Selesai
Selesai 𝐼′ 𝑅 = 20,67 − 32
𝐼′ 𝑅 = −11,33 A
Gambar 3. Flowchart Prosedur Kegiatan
• 𝐼′𝑆 = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝐼𝑆
B. Menghitung Nilai Persentase Ketidakseimbangan 𝐼′𝑆 = 20,67 − 24
𝐼′𝑆 = −3,33 A
Beban Sebelum Penyeimbangan
• 𝐼′ 𝑇 = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝐼𝑇
Dengan mengambil satu sampel trafo yaitu GT. 𝐼′ 𝑇 = 20,67 − 6
PTP028 dan dengan menggunakan persamaan (5), (6) 𝐼′ 𝑇 = +14,67 A
dan (7) maka berikut penyelesaiannya:
Tabel 4. Data hasil perhitungan selisih arus beban tiap fasa pada
GT.PHB010 sebelum penyeimbangan beban
Tabel 3. Tabel Data Pembebanan Trafo GT.PHB010/ Jl. Borong
Indah Depan Pasar
Nama I’
Irata-rata
Kapasitas Arus (A) Tegangan Trafo
Kode Alamat/Lokasi V (Volt) (A) Selisih Keteranngan
No.
Gardu Gardu
Trafo/S Fasa
(kVA) IR IS IT arus rata-
F-F
rata (A)
Jl. Borong -11,33 Dipindahkan
1 GT.PTP010 Indah 25 32 24 6 386 R
Depan Pasar
-3,33 Dipindahkan
Sumber: PT. PLN (Persero) ULP Panakukkang GT.PHB 20,67 S
010 +14,67 Ditambahkan
Diketahui: 𝐼𝑅 = 32 A 𝐼𝑁 = 25 𝐴 T
𝐼𝑆 = 24 A V = 386 Volt
Sumber : Perhitungan manual
𝐼𝑇 = 6 A
9
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021
Makassar, 21 September 2021

D. Mengidentifikasi Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi F. Mengidentifikasi Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi
pada Keadaan Tak Seimbang pada Keadaan Seimbang

Dengan menggunakan persamaan (3) dan (12) Tabel 7. Tabel Perhitungan Persentase Ketidakseimbangan,
dengan sampel yang sama pada GT.PHB010 maka Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi pada Gardu Trafo Penyulang
berikut penyelesaiannya: Hertasning Baru Setelah Penyeimbangan

Tabel 5. Karakteristik Penghantar Aluminium JTR[8] Arus %Kesei


Kode (A) mbagan
Resistansi Penghantar No. Beban P Pn ɳ
Penghantar Pada 28 ºC
KHA (A) Gardu IR IS IT (kW) (kW) (%)
(ohm / km)

1 GT.PHB01 17 20 16 8,7% 0,24 0,06 98,99


Jenis Ukuran Fasa Netral
3x35+1x25
125 0,868 1,38 0
mm2
3x50+1x35 2 GT.PHB01 238 223 226 2,7 % 40,87 1,49 99,13
154 0,641 0,986
Kabel mm2 7
Twisted 3x70+1x50
196 0,443 0,690 3 GT.PHB02 167 169 160 0,2% 21,30 1,04 99,19
mm2 1
3x95+1x50 GT.PHB05 117 110 110 3,33% 9,84 0,51 99,36
242 0,320 0,450
mm2 4 0
Sumber: SPLN 42-10 Tahun 1993
Sumber: Perhitungan Manual
a. Rugi-Rugi Daya pada Penghantar Netral
Pn = In 2 . Rn . L Dengan cara yang sama seperti poin B dan D maka
Pn = (25)2 . 0,690. 0,6 watt berikut adalah hasil perhitungannya setelah
Pn = 258,75 watt penyeimbangan beban :
Pn = 0.258 kW
G. Mengitung Nilai Rugi-Rugi Daya dengan ETAP
b. Rugi-Rugi Daya pada Jaringan 12.16.0
P = 3. I 2 . R . L Dengan menggunakan data pada sampel yang
P = 3. ( 20,67 ) 2 . 0,443. 0,6 watt sama seperti sebelumnya maka berikut adalah diagram
P = 340,578 watt satu garis yang muncul pada simulasi ETAP 12.16.0 :
P = 0,34 kW

E. Efisiensi
Dengan menggunakan persamaan (15), maka
persentase efisiensi sebagai berikut :
𝑝𝑂𝑢𝑡
ɳ = 𝑥 100%
𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ 𝑟𝑢𝑔𝑖 − 𝑟𝑢𝑔𝑖
20,35
ɳ = 𝑥 100%
20,35 + 0,25
20,35
ɳ = 𝑥 10 0% Gambar 4. Single Line Diagram Pembebanan Sebelum
20,58
ɳ = 98,75% Penyeimbangan

Tabel 6. Tabel Perhitungan Persentase Ketidakseimbangan,


Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi pada Gardu Trafo Penyulang
Hertasning Baru Sebelum Penyeimbangan

Kode Aru %Ketidak


No. Gard s Seimbang P (kW) Pn ɳ
u (A) an (kW) (%)
IR IS I Beban
T
1 GT.PH 98,77
32 24 6 47,08% 0,34 0,26
B010
2 GT.PH 26% 98,09 Gambar 5. Data Hasil Simulasi Gardu Distribusi GT.PHB010
289 203 218 43,66 2,78
B017 Sebelum Penyeimbangan
3 GT.PH 28% 98,08
255 120 162 24,97 1,39
B021
4 GT.PH 29 % 98,32
132 64 150 10,38 3,58
B050
Sumber: Perhitungan Manual

10
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021
Makassar, 21 September 2021

>15% sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi


keempat gardu trafo distribusi mengalami
ketidakseimbangan beban.
2. Pengaruh dari adanya ketidakseimbangan beban yang
muncul pada gardu trafo distribusi adalah munculnya
arus di netral trafo. Sehingga arus yang mengalir ini
menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya. Dimana nilai
rugi-rugi daya tersebesar berasal dari kode gardu
GT.PHB017 yaitu 43,66 kW dengan rugi-rugi daya
pada penghantar netralnya sebesar 2,78 kW. Dan
selisih terbesar antara perhitungan manual dengan
Gambar 6. Single Line Diagram Pembebanan Setelah
Penyeimbangan simulasi pada Software ETAP Power Station 12.6.0
mengenai rugi-rugi daya jaringan dimiliki oleh kode
gardu GT.PHB017 dan GT.PHB021.
3. Berdasarkan perhitungan efisiensi transformator GT.
PHB010, GT.PHB017, GT.PHB021, dan
GT.PHB050 pada saat beban takseimbang nilai total
rata-rata efisiensi transformator yaitu 98.03%,
kemudian nilai total rata-rata efisiensi transformator
pada saat beban seimbang yaitu 99,17% , terjadi
perselisihan sebesar 1,14%. Hasil perhitungan ini
menunjukkan bahwa pada saat transformtor diberi
beban takseimbang maka efisiensinya akan menurun
dibandingkan dengan saat transformator diberi beban
yang seimbang.

Gambar 7. Data Hasil Simulasi Gardu Distribusi GT.PHB010


REFERENSI
Setelah Penyeimbangan
Tabel 8. Tabel Perbandingan Nilai Rugi-Rugi Daya pada
Perhitungan Manual dan Aplikasi ETAP 12.6.0 pada Gardu [1] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika
Trafo Penyulang Hertasning Baru Daya. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992.
[2] Fadhliyansyah, Muhammad, Analisis Perhitungan
Sebelum
Setelah Penyeimbangan Rugi-Rugi Transformator Akibat Harmonisa (Studi
Penyeimbangan
No. Kode Alamat/Lokasi
Rugi-Rugi Daya/P (kW) Rugi-Rugi Daya/P (kW)
Kasus Gardu Distribusi Smti Pontianak), 2018.
Gardu Gardu
ETAP ETAP [3] Siregar Syahputra Rizky, Perhitungan Arus Netral,
Manual Manual
12.6.0 12.6.0 Rugi-rugi, dan Efisiensi Transformator Distribusi 3
GT.PHB
Jl. Borong Fasa 20 kV/400 V di PT. PLN (Persero) Rayon
1.
010
Indah 0,34 0,3 0,24 0,2 Medan Timur Akibat Ketidakseimbangan Beban.
Depan Pasar Jurnal Teknik Elektro, Vol. 2, No. 3, 2017. (diakses
GT.PHB Jl.Permata
2. 43,66 38,5 40,87 37,2 Oktober 2017).
017 Hijau
[4] Ohoiwutun, Johanes, Analisis Pengaruh
GT.PHB Jl.Permata
3. 24,97 19,5 21,34 18,0 Ketidakseimbangan Beban terhadap Efisiensi
021 Hijau Dalam
Jl. Komp
Transformator Distribusi 100 kVA Pada PT. PLN
GT.PHB Anggrek
(Persero) AIMAS Unit. Jurnal Elektro Luceat, Vol.
4.
050 Minasaupa
10,36 10,5 9,84 8,8 5, No.2, 2019. (diakses November 2019).
Blok M17 [5] SE: No : 17 : 14 . Metode Pemeliharaan Trafo
Distribusi Berbasis Kaidah Manajemen Aset.
[6] Kartika, I Putu Gede dkk, Analisis Beban
V. KESIMPULAN Takseimbang Terhadaap Rugi-Rugi Daya dan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat Efisiensi Transformator KL0005 Jaringan Distribusi
disimpulkan sebagai berikut: Sekunder pada Penyulang Klungkung, 2018.
1. Dari perhitungan yang telah dilakukan pada [7] Tandioga, Remigius dkk., Analisis Pengaruh
Penyulang Hertasning Baru, maka diperoleh empat Ketidakseimbangan Beban Terhadap Efisiensi
gardu trafo distribusi yang mengalalami Transformator Tiga Fasa di PT. PLN (Persero) Rayon
ketidakseimbangan beban. Hal ini dibuktikan dari Makassar Timur Penyulang Kima, 2015.
nilai persentase ketidakseimbangan beban dari gardu [8] SPLN 42-10 Tahun 1993 Kabel Pilin Udara
GT.PHB010 sebesar 47%, GT.PHB017 sebesar 26%, Tegangan Pengenal 0,6/1 KV (NFA2X-T/ NFA2X/
GT.PHB021 sebesar 28% dan GT.PTP050 sebesar NF2X).
29%. Dimana nilai dari keempat gardu trafo distribusi
tersebut berada pada nilai yang melebihi standar yaitu

11

Anda mungkin juga menyukai