223 - 236,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v19i2.12892
ABSTRACT
Research on load imbalance at the distribution transformer substation DK 256 at
Perum puri garden aims to reduce the number of load imbalances and the value of
electrical power losses. The research method used is the literature method, the
observation method, and the interview method. Analysis and calculations to determine
the value of losses using ETAP 19.0.1 simulation. From the simulation results of the
19.0.1 ETAP calculation, before the load balancing, the percentage of imbalance at
the DK 256 substation was 10.93%. After load balancing, the percentage of unbalance
at the DK 256 substation was reduced to 3.64%. For losses that occur in each
department at the DK 256 substation after balancing the load it becomes 6.4 kW,
reducing the value of losses which is 25.58%. The cost savings from balancing the
load at the DK 256 substation against losses flowing to the neutral conductor is Rp.
2,324,172.00/month..
ABSTRAK
Penelitian ketidakseimbangan beban pada gardu transformator distribusi DK 256 di
Perum puri garden bertujuan untuk mengurangi angka ketidakseimbangan beban dan
nilai losses daya listrik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode literatur,
metode observasi, dan metode wawancara. Analisis serta perhitungan untuk
menentukan nilai rugi-rugi menggunakan simulasi ETAP 19.0.1. Dari hasil simulasi
perhitungan ETAP 19.0.1, pada saat sebelum penyeimbangan beban, persentase
ketidakseimbangan di gardu DK 256 yaitu sebesar 10,93 %. Setelah penyeimbangan
beban, persentase ketidakseimbangan di gardu DK 256 berkurang menjadi 3,64%.
Untuk losses yang terjadi pada setiap Jurusan di gardu DK 256 setelah penyeimbangan
beban menjadi sebesar 6,4 kW, menghemat energi dari losses sebesar 25,58%.
Penghematan energi dari penyeimbangan beban pada Gardu DK 256 terhadap losses
yang mengalir pada penghantar netral sebesar Rp 2.324.172,00/bulan.
1. Pendahuluan
Pada saat ini, pertumbuhan pembangunan dalam berbagai bidang dapat
digunakan untuk menentukan kesejahteraan di dalam kehidupan masyarakat, salah
satunya di bidang ketenagalistrikan. Energi listrik sudah dikategorikan sebagai
kebutuhan pokok bagi masyarakat karena energi listrik selain berguna untuk
penerangan, energi listrik juga difungsikan untuk menunjang hampir dari semua
aktifitas manusia. Syarat penyediaan tenaga listrik harus stabil dan kontinu. Sistem
tenaga listrik dinyatakan seimbang jika tegangan tiga fasa dan arusnya memiliki nilai
amplitudo yang sama dan mempunyai perbedaan fasa sebesar 120˚ antara satu dengan
yang lain. Jika syarat tersebut belum terpenuhi maka sistem tiga fasa dikatakan tidak
seimbang (Unbalanced)[1]–[6]. Pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat, beban
seimbang jika masing-masing dari ketiga fasa mengalir arus yang sama besar nilai nya.
Namun kenyataannya ketidakseimbangan sering terjadi, sehingga arusnya pun tidak
seimbang. Secara teori arus ketidakseimbangan beban pada sistem tigas fasa ini
mengakibatkan timbulnya arus pada kawat netral sehingga menciptakan kerugian
berupa; kerusakan pada trafo distribusi ,rugi-rugi daya, dan turunnya efisiensi trafo
distribusi tersebut.
Penelitian ini berfokus untuk menganalisis nilai ketidakseimbangan beban agar
nilai persentase ketidakseimbangan beban dan nilai losses pada gardu DK 256
menurun. Proses analisis dilakukan dengan mengambil data sekunder pada gardu DK
256 dan disimulasikan menggunakan software ETAP 19.0.1. Software ETAP 19.0.1
dipilih sebagai proses simulasi karena memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat baik
dalam proses perancagan dan analisis penyeimbangan beban. Sehingga dapat
mengurangi error pada proses analisis, jika data yang diproses lebih kompleks.
2. Kajian Pustaka
2.1 Analisa Ketidakseimbangan, Losses Dan Saving kWh
Merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini memiliki peluang
untuk dilanjutkan dalam proses perhitungannya dalam bentuk simulasi menggunakan
224
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
software ETAP. Tegangan primer ialah tegangan nominal dalam jaringan tegangan
menengah Tegangan sekunder dalam keadaan beban nol ialah tegangan nominal
dalam jaringan tegangan rendah. Untuk beban penuh menggunakan persamaan [5].
𝑆
𝐼 FL = 𝑉 √3 (2.1)
(𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇 )
𝐼𝐴𝑉𝐺 = (2.2)
3
Dimana:
IFL = Arus saat keadaan beban penuh (A)
V = Tegangan di sisi sekunder transformator (kV)
Untuk menentukan analisis presentase ketidakseimbangan, maka terlebih dahulu
mencari koefisien keseimbangan dimana[7]:
[𝐼 R] = 𝑎[𝐼] (2.3)
Sebagai efek dari ketidakseimbangan beban setiap fasa dalam sisi tegangan
sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang
mengalir pada penghantar netral trafo ini mengakibatkan losses (rugi-rugi). Losses
pada konduktor netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut[6]:
𝑃𝑁 = 𝐼𝑁 2 𝑅𝑁 (2.12)
dimana:
PN = losses pada penghantar netral trafo (Watt)
IN = arus netral trafo (A)
RN = tahanan penghantar netral trafo (Ω)
Dimana:
225
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
Untuk mencari jumlah nilai tersebut dapat menggunakan rumus dengan ketentuan
sebagai berikut :
Dalam Hari
𝑆𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 kWh = ∆P × 24 jam (2.15)
Keterangan :
∆P = Selisih susut sebelum dan sesudah penyeimbangan beban (kW)
Dalam Bulan
𝑆𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 kWh = 𝑆𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 kWh (hari) × 30 hari (2.16)
Dalam tahun
𝑆𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 kWh = 𝑆𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 kWh (bulan) × 12 bulan (2.17)
226
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
227
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
Jurusan A dimana fasa jurusan A, pada fasa R jurusan tersebut diganti ke fasa T,
fasa S tetap di fasa S dan fasa T di gantikan ke fasa R. Urutan fasanya tetap sama
seperti RST, tetapi ditukar dengan putaran kiri jalurnya menjadi TSR. Dalam hal ini
jurusan A memiliki putaran kiri dalam proses penyeimbangan/ pemindahan fasa nya.
Berikut merupakan gambar 2 merupakan pemindahan setiap fasa beban berlebih ke
beban yang lebih sedikit, pada Jurusan A gardu DK 256.
Berikut tabel beban pada saat sebelum proses penyeimbangan beserta urutan awal
phasa.
228
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
A 112 72 108
B 69 70 76
C 103 166 51
D 0 0 0
E 0 0 0
F 88 55 49
TOTAL 372 363 284
Phasa
JURUSA
R S T
N
A 1 2 3
B 1 2 3
C 1 2 3
D
E
F 1 2 3
Kemudian berikut adalah tabel dari beban yang sudah dilakukan proses
penyeimbangan dan pemindahan fasa pada setiap jurusan.
229
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
A 108 74 95
B 66 79 66
C 92 136 87
D 0 0 0
E 0 0 0
F 59 65 80
TOTAL 325 354 328
Phasa
JURUSA
R S T
N
A 3 2 1
B 1 3 2
C 1 3 2
D
E
F 3 2 1
230
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
Simulasi yang akan dijalankan pada ETAP 19.0.1 bertujuan untuk mengolah data serta
mempermudah proses pemasukan data. Analisis yang akan disimulasikan pada ETAP
19.0.1 beban ketidakseimbangan dan rugi pada saluran. Dimana analisis tersebut
dilakukan saat sebelum penyeimbangan beban dan setelah penyeimbangan beban.
Data yang dinalaisis yaitu transformator pada setiap jurusan di gardu DK 256. Jurusan
yang terdapat pada transformator di gardu DK 256 yaitu ada 6 jurusan (4 jurusan aktif),
jurusan A,B,C dan F. Berikut rangkaian, tabel ketidakseimbangan dan rugi daya pada
setiap jurusan yang disimulasikan pada ETAP 19.0.1.
JURUSAN A
Diketahui pada jurusan A beban di fasa R bernilai 112 Ampere (cos Ꝋ = 0,97) , beban
fasa S bernilai 72 Ampere (cos Ꝋ = 0,95), dan beban di fasa T bernilai 108 Ampere
231
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
(cos Ꝋ = 0,97). Perhitungan arus ketidakseimbangan akan menunjukan nilai arus netral
yang mengalir pada proses simulasi dalam keadaan sebelum penyeimbangan beban.
Dalam tabel laporan di atas menunjukan tabel Unbalanced load flow analysis yang
menginformasikan setiap fase dilambangkan dengan huruf A, B, C, dan N. A untuk
fase R, B untuk fase S, lalu C mewakili fase T dan N untuk fase netral.
Berdasarkan tabel proses simulasi di atas, hasil proses simulasi ETAP 19.0.1
menunjukan nilai arus pada konduktor netral bernilai 39,2 A .
232
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
Dalam losses report fasa R memiliki (0,5 kW dan 0,2 kVAR) , fasa S (0,2 kW dan
0,1 kVAR) dan fasa T (0,5 kW dan 0,2 kVAR). Berikut hasil perhitungan arus netral
yang diberikan dalam bentuk perbandingan. Pada tabel 5 dilakukan simulasi ETAP
19.0.1 pada saat sebelum dan sesudah proeses penyeimbangan beban pada setiap
jurusan di gardu DK 256.
233
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
TOTAL 1,1 0,5 6,4 2,8 1,1 0,5 0,7 0,3 4,3 1,9 1,4 0,5
kW 8,6 6,4
Harga/kWH Rp 302.846,59 Rp 225.374,21
1 Bulan Rp 9.085.398 Rp 6.761.226
HARIAN (kWH) dan (Rp) 2,2 Rp 77.472,38
BULANAN (kWH) dan (Rp) 66 Rp 2.324.172
TAHUNAN (kWH) dan (Rp) 792 Rp 27.890.058
Pada saat sebelum proses penyeimbangan beban melalui proses simulasi ETAP 19.0.1,
persentase ketidakseimbangan beban bernilai 10,93%. Kemudian, total persentase
ketidakseimbangan beban pada Gardu DK 256 pada saat sesudah proses
penyeimbangan beban ialah sebesar 3,64%. Setelah dilakukan penyeimbangan beban,
didapat nilai losses sebesar 6,4 kWh atau menghemat energi sebesar 25,58%.
Penghematan biaya dari penyeimbangan beban pada Gardu DK 256 daerah perum puri
garden terhadap losses yang mengalir pada penghantar netral sebesar Rp
2.324.172,00/bulan.
4.2 Saran
Untuk mengurangi rugi-rugi dapat dilakukan penyeimbangan beban dengan cara
memindahkan bagian fasa yang bebannya tinggi ke fasa yang bebannya rendah (pecah
beban).Untuk mengurangi nilai susut daya, konduktor netral harus diberikan ukuran
yang serupa dengan konduktor fasanya, jika semakin besar nilai luas permukaan
konduktor netral maka mengurangi nilai susut pada konduktor netral. Jika luas
konduktor 95 mm2 diubah menjadi 120mm2 atau 150 mm2.
234
J.F. Fawwas dkk. “Analisis Penyeimbangan Beban Tranformator Distribusi…”
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Theraja, A Textbook of Electrical Technology (Volume-ii). Ram Nagar, 1997.
[2] B. Theraja, A textbook of electrical technology. S. Chand Publishing, 2008.
[3] P. E. Society, “Electric Power Systems Textbooks,” IEEE Transactions on Power
Apparatus and Systems, no. 9, pp. 4255–4262, 1981.
[4] M. P. Kazmierkowski and F. A. Silva, “Electric Machines and Power Electronics”.
[5] L. L. Grigsby, The electric power engineering handbook-five volume set. CRC
press, 2018.
[6] D. E. Putra and R. Kusniriansya, “Analisa Pemerataan Beban Antar Fasa Di
Saluran Tegangan Rendah (SUTR) Pada Transformator Distribusi 50 KVA-Li 146
Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Rayon Muara Beliti,” JURNAL SURYA
ENERGY, vol. 4, no. 1, pp. 331–337, 2019.
[7] A. Rizki, “Analisa Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral
Dan Losses Pada Trafo 200 KVA,” 2021.
[8] A. H. Raihan and S. Abduh, “ANALISIS PENGARUH
KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN
LOSSES PADA GARDU KB287 DAERAH KARET BELAKANG, PT.
PLN(PERSERO) UP3 MENTENG,” p. 9, 2021.
[9] R. A. Pamungkas, “STUDI KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA TRAFO
DISTRIBUSI DI TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR,” 2017.
[10] I. M. Parsa, Z. B. Tanu, and S. C. Hadi, “EVALUASI JARINGAN
DISTRIBUSI TERHADAP KETERSEDIAAN DAYA LISTRIK PADA FKIP
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG,” Jurnal Teknologi, vol. 13, no. 1,
pp. 30–38, 2019.
[11] B. E. Prasetyo et al., “Sistem Monitoring Trafo Distribusi PT. PLN (Persero)
berbasis IoT,” Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 7, no. 1, pp.
205–210, 2020.
[12] M. T. Hilmansyah, N. Hariyanto, and S. Saodah, “Analisis Perhitungan Rugi-
Rugi Daya Di Penyulang CDM Mochammad Toha-Bandung Hingga Trafo
235
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 19, No. 2, Februari 2022,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
236