Anda di halaman 1dari 8

SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp.

60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

Rekonfigurasi Jaringan Distribusi 20 kV Feeder Balam Dengan


Metoda Binary Particle Swarm Optimization (BPSO)
Di PT. PLN (Persero) Bagan Batu

Roberto Simanjuntak1, Abrar Tanjung2, Zulfahri3, Masnur P. Halilintar4


Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang Kuning
Jl. Yos Sudarso km. 8 Rumbai, Pekanbaru, Telp. (0761) 52324
robertosimanjuntak1@gmail.com1, abrar@unilak.ac.id2, zulfahri@unilak.ac.id3,
masnur@unilak.ac.id4

ABSTRAK

Penyaluran energi listrik oleh PT. PLN (Persero) Rayon Bagan Batu disuplai oleh saluran distribusi
20 kV feeder Balam melalui Gardu Induk Bagan Batu. Panjang total jaringan feeder Balam 85,550
kms, beban feeder Balam untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sudah cukup tinggi. Sehinga
menyebabkan rugi daya (power losses) dan jatuh tegangan (voltage drop) cukup tinggi. Untuk
mengurangi terjadinya drop tegangan dan pada bus 10, 11,12,13,14 dan 15 dengan tegangan terendah
pada ujung saluran mencapai 16,7 kV. Metode Newton Raphson menggunakan software MATLAB
(R2007b) untuk meminimalkan jatuh tegangan dan rugi daya. Berdasarkan hasil pembahasan pada
kondisi eksisting tegangan terendah sebesar 16,7 kV dengan daya aktif 0,045 MW dan reaktif 0,121
MVAr pada bus 10,11,12,13,14 dan 15. Setelah dilakukan rekonfigurasi, diperoleh tegangan
terendah sebesar 19,2 kV dengan daya aktif 0,039 MW dan daya reaktif 0,101 MVAr pada
rekonfigurasi ke dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perancangan dua saluran baru
dengan metode Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) dapat menemukan konfigurasi baru
yang lebih meminimalkan rugi-rugi. Rugi-rugi daya aktif yang dihasilkan dari rekonfigurasi baru
sebesar 0,027 MW dan daya reaktif sebesar 0,092 MVAr.

Kata kunci : Jatuh tegangan, rugi daya, jaringan distribusi, metoda BPSO

ABSTRACT

Distribution of electrical energy by PT. PLN (Persero) Bagan Batu Rayon is supplied by a 20 kV
feeder Balam distribution channel through Bagan Batu Substation. The total length of the Balam
feeder network is 85,550 kms, the Balam feeder load to meet electrical energy needs is quite high.
So that it causes power losses and voltage drop is quite high. To reduce the occurrence of voltage
drop and on bus 10, 11,12,13,14 and 15 with the lowest voltage at the end of the channel reaches
16,7 kV. Newton Raphson method using MATLAB (R2007b) software is used to minimized the voltage
drop and power loss. Based on the results of the discussion on the condition of the lowest voltage of
16.7 kV with an active power of 0.045 MW and reactive 0.121 MVAr on the bus 10.11,12,13,14 and
15. After reconfiguration, obtained the lowest voltage of 19.2 kV with an active power of 0.039 MW
and reactive power of 0.101 MVAr on the second reconfiguration. The results of the research show
that by designing two new channels with the Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) method
can find a new configuration that minimizes losses. Active power losses resulting from the new
reconfiguration are 0.027 MW and reactive power is 0.092 MVAr.

Keywords: Voltage drop, power loss, distribution network, BPSO method

1. PENDAHULUAN merupakan salah satu bentuk energi yang sangat


penting untuk kebutuhan dan kehidupan manusia
Penggunaan tenaga listrik merupakan sampai sekarang ini. Tingkat pertumbuhan
suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan industri dan pertumbuhan konsumen sekarang
dalam segala aktivitas sehari-hari. Tenaga listrik ini sangat pesat, oleh karena itu peningkatan

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 60


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

tersebut menyebabkan permintaan energi listrik seringkali terjadi beban tidak seimbang pada
semakin meningkat. Hal ini karena energi listrik fasa-fasanya (sistem distribusi merupakan
merupakan sumber energi utama yang sistem 3 fasa) atau terjadi kelebihan beban
digunakan dalam proses produksi di dunia karena pemakaian alat-alat elektrik dari
industri untuk kemajuan hidup manusia. konsumen energi listrik. Keadaan tersebut jika
Penambahan beban yang diikuti dengan dibiarkan terus menerus maka akan
penambahan jaringan baru pada jaringan menyebabkan terjadinya penurunan keandalan
distribusi daya listrik mengakibatkan rugi-rugi sistem tenaga listrik dan kualitas energi listrik
yang terjadi pada saluran distribusi semakin yang disalurkan serta menyebabkan kerusakan
besar. Pada daerah yang berpenduduk padat alat-alat yang bersangkutan. Untuk itu
penambahan jaringan baru biasanya dibatasi diperlukan suatu tindakan yang mengurangi
oleh beberapa hal seperti, lokasi yang digunakan pembebanan yang tidak seimbang (unbalanced
sehingga pengurangan rugi-rugi saluran dapat loading) pada fasa dan kelebihan beban (over
dilakukan dengan memasang peralatan loading) pada jaringan distribusi listrik [8].
kompensasi daya reaktif ataupun dengan Rekonfigurasi jaringan distribusi yaitu
melakukan rekonfigurasi jaringan [1]. mengatur ulang konfigurasi jaringan dengan
Jaringan distribusi merupakan bagian jalan membuka dan menutup switch yang
yang penting pada sistem kelistrikan penyaluran terdapat pada jaringan distribusi untuk
energi listrik. Jaringan distribusi berperan mengurangi rugi-rugi daya pada jaringan
menghubungkan sistem dari tegangan menengah distribusi dan atau untuk meningkatkan
20 kV dan konsumen tegangan rendah 380/220 keandalan sistem distribusi sehingga efisiensi
Volt. Telah banyak dilakukan penelitian pada daya listrik yang disalurkan meningkat dan
sistem distribusi, guna meningkatkan kualitas kebutuhan konsumen dapat dilayani dengan
layanan kepada konsumen [2]–[5]. baik. Dalam kondisi operasi normal,
Meningkatnya aktivitas kehidupan manusia akan rekonfigurasi jaringan dilakukan karena dua alas
mengakibatkan tingginya permintaan energi an [9], [10] :
listrik yang mengakibatkan penambahan beban 1. Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem (loss
pada jaringan listrik. Penambahan beban reduction).
tersebut akan mengakibatkan penambahan 2. Mendapatkan pembebanan yang seimbang
suplai daya yang meningkatkan rugi-rugi daya untuk mencegah pembebanan yang berlebih
pada saat didistribusikan. Besarnya rugi-rugi pada jaringan (load balancing). Secara umum
daya bergantung pada besar aliran daya aktif dan konfigurasi suatu jaringan tenaga listrik
reaktif, yang terhubung pada beban-beban aktif hanya mempunyai dua konsep konfigurasi
dan reaktif. Rugi-rugi daya pada jaringan [1] :
distribusi dapat dikurangi dengan melakukan
rekonfigurasi jaringan distribusi. Rekonfigurasi 1. Jaringan Radial
dilakukan dengan mengubah ukuran kabel pada Jaringan yang hanya mempunyai pasokan
jaringan. Selain itu rekonfigurasi jaringan juga tenaga listrik, jika terjadi gangguan maka akan
dapat dilakukan dengan mengubah struktur terjadi “black-out” atau padam pada bagian
saluran pada jaringan yang sudah terpasang dan yang tidak dapat dipasok.
lain sebagainya [6], [7]. 2. Jaringan bentuk tertutup
Jaringan yang mempunyai alternatif
2. TINJAUAN PUSTAKA pasokan tenaga listrik jika terjadi gangguan.
Sehingga bagian yang mengalami pemadaman
Rekonfigurasi Jaringan Distribusi “black-out” dapat dikurangi atau bahkan
Rekonfigurasi jaringan (Network dihindari.
Reconfiguration) merupakan suatu usaha
merubah bentuk konfigurasi jaringan distribusi Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial
dengan mengoperasikan pensakelaran terkontrol Struktur dengan sistem ini merupakan
jarak jauh (switching remotely controlled) pada jaringan yang paling sederhana, metode
jaringan distribusi tanpa menimbulkan akibat pengoperasiannya mudah, hubungan langsung
yang beresiko pada operasi dan bentuk sistem dari titik pengisian ke pemakai [11].
jaringan distribusi secara keseluruhan. Biasanya

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 61


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

PMS
Beban permasalahan yang diselesaikan. Posisi dari
Feeder 1
suatu particle adalah ditentukan oleh
PMT
Beban
representasikan solusi saat itu.
PMT
PMS 3. Pbest (Personal Best) : Posisi pbest suatu
Beban particle yang menunjukkan posisi particle
GI PMT PMS yang dipersiapkan untuk mendapatkan suatu
Feeder 2 solusi yang terbaik.
PMS
Beban 4. Gbest (Global Best) : Posisi terbaik particle
Gambar 2.1 Jaringan Distribusi Radial pada swarm atau posisi terbaik antara pbest
yang ada.
Pada sistem jaringan radial sebuah 5. Velocity (Kecepatan) : Kecepatan atau vektor
penyulang (feeder) menyalurkan tenaga listrik yang menggerakkan proses optimasi yang
secara radial, semuanya secara terpisah antara menentukan arah dimana suatu particle
penyulang 1 dengan penyulang 2. Sistem ini diperlukan untuk berpindah (move) untuk
mempunyai sebuah saluran yang ditarik dari memperbaiki posisinya semula.
sumber daya atau gardu induk dan saluran 6. Inertia Weight () : Parameter yang digunakan
dicabangkan untuk beban-beban yang dilayani. untuk mengontrol dampak dari adanya
Kelemahan dari sistem jaringan radial ini adalah, velocity yang diberikan oleh suatu particle.
bila terjadi gangguan pada penyulang yang 7. X : Posisi atau solusi sementara yang dimiliki
sampai mengakibatkan membukanya pemutus suatu partikel (vektor).
tenaga (PMT) di gardu induk, maka seluruh 8. P : Posisi terbaik atau solusi terbaik yang
konsumen yang mendapat masukan dari pernah diraih oleh suatu partikel (vektor).
penyulang tersebut akan mengalami 9. V : Arah gerak partikel (vektor).
pemadaman. Gangguan ini dapat dipulihkan 10.X-fitnes : Nilai fitnes suatu partikel
kembali setelah gangguan yang terjadi sementara.
diperbaiki [12]. 11.P-fitnes : Nilai fitnes terbaik suatu partikel.
12.Dbound, Ubound : Batas atas dan batas
Minimisasi Rugi-Rugi Saluran Dengan bawah search space solusi yang ingin dicari.
Metode PSO (Particle Swarm 13.Vmax : Batas kecepatan gerak partikel.
Optimization) PSO 14.Learning rate : Kecepatan belajar partikel
Particle Swarm Optimization (PSO) atau mudahnya bisa menganggap ini
adalah sebuah teknik stochastic optimization kecepatan normal gerak partikel karena
berdasarkan populasi yang terinspirasi oleh learning rate berhubungan dengan kecepatan
perilaku sosial dari pergerakan burung atau ikan gerak partikel lainnya.
(bird flocking or fish schooling). Teknik PSO 15.r : Koefisien kecepatan random dengan
dikemukakan oleh Russell C. Eberhart dan rentang nilai mulai dari 0 sampai 1.
James Kennedy di tahun 1995. Setiap individu Cara kerja PSO prinsipnya sederhana,
atau partikel berperilaku secara terdistribusi dengan mencari parameter yang menghasilkan
dengan menggunakan kecerdasannya nilai minimum agar bisa mendapatkan nilai yang
(intelligency) sendiri dan juga diperanguhi terkecil dari fungsi tersebut [3].
kelompok kolektifnya. Dengan demikian, jika
suatu partikel atau seekor burung menemukan 1 + cos (12 x12 + x22 )
jalan yang tepat (optimal) menuju sumber f ( x1 , x2 ) = 2 2
(1)
2 ( x1 + x2 ) + 2
1
makanan, maka sisa anggota kelompok yang
lainnya juga akan mengikuti jalan tersebut
meskipun lokasi mereka didalam kelompok Fungsi diatas adalah target yang ingin
tersebut tidak saling berdeketan. Beberapa dicapai oleh PSO (mencari parameter yang
istilah umum yang digunakan dalam PSO dapat menghasilkan nilai minimum). Kemudian dapat
didefinisikan sebagai berikut [13]–[15]: ditetapkan untuk menginisialisasi beberapa
1. Swarm : Populasi dari suatu algoritma. partikel calon solusi untuk permasalahan.
2. Particle : Anggota (individu) pada suatu Algoritma PSO yang standar dapat
swarm, setiap particle mempersentasekan dituliskan seperti pada persamaan 2 dan 3
suatu solusi yang potensial pada dibawah ini :

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 62


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

vi (t+1) = w.vi + c1.rand (pi-xi(t)) +


c2.rand(pg-xi(t)) (2) 1
Vij (t )
= sig
= (t ) − vij( t )
(5)
xi(t+1) = xi(t) + vi(t+1) (3) 1+ e

Keterangan : Particle Swarm Optimization (PSO)


xi (t) dan vi (t) = Posisi dan kecepatan partikel adalah salah satu metode optimisasi berdasarkan
saat ini. xi(t+1) dan vi(t+1) = Posisi dan konsep kumpulan yang cerdas. Penyelesaian
kecepatan partikel iterasi selanjutnya. c1 dan c2 = yang mungkin untuk setiap masalah dapat
Konstanta cognitive dan sosial acceleration. pi = direpresentasikan sebagai suatu partikel. Setiap
Posisi terbaik dari partikel itu sendiri. pg = Posisi partikel mempunyai suatu nilai kemampuan
terbaik dari seluruh populasi yang ada. yang dievaluasi oleh fungsi kemampuan untuk
Variasi PSO merupakan pengembangan memilih suatu pengalaman yang baik untuk
dari metode yang telah dikembangkan oleh dirinya sendiri dan kelompok. Populasi partikel
Kennedy dan Ebenhart. Dengan diawali secara acak. Suatu partikel merubah arah
ditambahkannya inertia weight sebagai pencariannya didasarkan atas dua nilai atau
pengontrol keragaman dari original PSO, maka pengalaman pada setiap iterasi. Yang pertama
persamaan update partikel menjadi : pengalaman pencarian yang terbaik dari setiap
individu yang disebut dengan pbest. Yang lain
vi(t+1) = w.vi + c1.rand (pi-xi(t)) + adalah hasil yang diperoleh oleh seluruh partikel
c2.rand(pg-xi(t)) (4) pada populasi dan disebut gbest. Bila pbest dan
gbest diperoleh, partikel memperbaharui
Sebagai sebuah alat optimasi, PSO kecepatan dan posisinya didasarkan pada [17]–
menawarkan suatu prosedur pencarian (search [19] :
procedure) berdasarkan populasi yang di
dalamnya individu-individu yang disebut vnew
id = wvid + ci X rand ()X (pbest- xid )+ c2
particles, mengubah posisi atau state mereka X rand ()X (gbest-xid ) (6)
terhadap waktu. Mereka ‘terbang’ mengitari 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
suatu ruang pencarian multi dimensi 𝑥𝑥𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑥𝑥𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝑣𝑣𝑖𝑖𝑖𝑖 (7)
(multidimensional search space). Selama
‘penerbangan’ setiap individu menyesuaikan Keterangan :
posisinya menurut pengalaman pribadinya dan 𝑣𝑣𝑖𝑖𝑖𝑖 = Kecepatan awal dari partikel ke-i
𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
menurut pengalaman individu disebelahnya 𝑣𝑣𝑖𝑖𝑖𝑖 = Kecepatan baru dari partikel ke-i
sehingga membentuk posisi terbaik yang sesuai 𝑤𝑤 = Bobot inersia
untuk dirinya dan untuk individu disebelahnya 𝑐𝑐1 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑐𝑐2 = Konstanta percepatan
[16]. 𝑥𝑥𝑖𝑖𝑖𝑖 = Posisi awal dari partikel i
𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
𝑥𝑥𝑖𝑖𝑖𝑖 = Posisi baru dari partikel i
Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 () = Bilangan acak antara 0 dan 1
PSO standar dirancang untuk mengatasi
masalah optimasi fungsi kontinu. Hal ini tidak Algoritma BPSO didisain untuk
untuk mengatasi masalah optimasi fungsi diskrit. menyelesaikan masalah optimisasi secara
Oleh karena itu, Kennedy dan Eberhart kombinasi yang diskrit, dimana partikel
mengusulkan versi modifikasi dari PSO yang mengambil nilai vektor biner dengan panjang n
disebut Binary Particle Swarm Optimization dan kecepatan yang didefinisikan sebagai
(BPSO) yang dapat digunakan untuk probabilitas dari bit 𝑥𝑥𝑛𝑛 untuk mencapai nilai 1.
memcahkan masalah optimasi fungsi diskrit. BPSO membalikkan rumus untuk kecepatan bila
Dalam Binary Particle Swarm Optmization kecepatan dibatasi pada interval dengan
(BPSO) Pi dan Pg dari swarm di update dalam membatasi fungsi transformasi dan dengan
standar PSO. Perbedaan utma dari standar PSO menggunakan fungsi sigmoid yaitu [18], [20]:
dan BPSO adalah pada interpretasi dari 1
kecepatan. Pada BPSO kecepatan dibatasi dalam S (Vidk +1 ) (8)
exp(−Vidk +1 )
kisaran. Persamaan dari kecepatan seperti
persamaan berikut [10] :

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 63


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

Rumus iterasi untuk posisi partikel adalah


sebagai berikut :
k +1 1 ran() < S (Vidk +1 )
X id = (9)
 0, Lainnya

Simulasi Rekonfigurasi Jaringan


Rekonfigurasi dilakukan dengan memutus
saluran yang ada kemudian menggantinya
dengan saluran yang baru agar dapat
diminimalisasi rugi-rugi daya. Sementara
diagram alir dari rekonfigurasi Jaringan
Distribusinya dapat sebagaimana terlihat pada
Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1 Diagram Alir Rekonfigurasi Jaringan Distribusi


Menggunakan BPSO

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan pengelompokan bus, maka
Dalam kondisi eksisting dapat dilihat didapatlah skema diagram kondisi sebelum
tegangan ujung saluran distribusi 20 kV PT. rancangan konfigurasi dapat dilihat seperti pada
PLN (Persero) Rayon Bagan Batu menurun Gambar 2.
dengan tegangan terima terendah pada ujung
trafo BTU 135 16,779 kV. Setelah data Jatuh Tegangan dan Rugi Daya
terkumpul, dilakukan analisis aliran daya Setelah dilakukan rancangan percobaan
menggunakan metode Newton Raphson dapat konfigurasi jaringan distribusi pada bus 2 ke 7
diketahui besar aliran daya pada tiap saluran dan kerugian daya aktif adalah 4,1 kW. Tegangan
rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada proses minimum besarnya adalah 0,943 p.u yang terjadi
pendistribusian energi listrik pada feeder Balam pada bus 10 dan 14. Tegangan minimum yang
dari hasil penyelesaian aliran daya menggunakan terjadi pada sistem 15 bus menjadi naik dengan
metode Newton Raphson dapat dilihat tegangan sesudah rancangan konfigurasi dengan
pengelompokan bus pada Tabel 1 : memindahkan bus 2 ke 7 yang dapat dilihat
Tabel 1 Pengelompokan Bus seperti pada gambar 3.

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 64


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

Gambar 2 Sistem rekonfigurasi sebelum simulasi


konfigurasi Gambar 4 Sistem konfigurasi simulasi kedua setelah
rancangan konfigurasi

Hasil Simulasi Rekonfigurasi


Tahap ini dilakukan perencanaan saluran
bus pada feeder sehingga perencanaan baru bisa
mendapatkan losses yang minimal dari pada
kondisi sebelum perencanaan. Setelah
perencanaan konfigurasi kedua pada bus 7 ke 11,
aliran daya menggunakan metoda BPSO dapat
dilihat seperti pada Gambar 5.

Gambar 3 Sistem rekonfigurasi simulasi pertama setelah


rancangan konfigurasi

Kemudian hasil percobaan rancangan


konfigurasi jaringan distribusi pada bus 7 ke 11
selanjutnya dapat dilihat seperti pada gambar 4.

Tabel 2. Profil Tegangan Sebelum dan Setelah


Rancangan Konfigurasi Simulasi
Gambar 5 Rancangan setelah konfigurasi simulasi kedua
Tegangan Simulasi (pu) menggunakan BPSO
Bus
Sebelum Pertama Kedua
Adapun nilai tegangan setelah konfigurasi
10 0,946 0,950 0,958 simulasi kedua dengan menggunakan metoda
11 0,941 0,941 0,962 Binary Particle Swarm Optimization (BPSO)
12 0,940 0,940 0,960 dapat dilihat seperti Tabel 3.
13 0,939 0,939 0,960 Pencarian hasil iterasi yang diperoleh oleh
14 0,938 0,938 0,959 seluruh partikel populasi gbest dapat dilihat
15 0,946 0,950 0,958 seperti pada Gambar 6.

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 65


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

Tabel 3. Nilai tegangan setelah konfigurasi simulasi pada sistem sebesar 4,5 MW dan rugi-rugi
kedua daya reaktif pada sistem sebesar 1,21 MVAr.
No. Bus Tegangan (pu) 2. Setelah dilakukan rekonfigurasi kedua
1 1,0250 dengan metoda Binary Particle Swarm
2 1,0400 Optimization (BPSO) tegangan terima pada
3 1,0450 bus 10 sampai ke bus 15 sebesar 19,2 kV (bus
4 1,0300 10 = 0,958 p.u, bus 11 = 0,962 p.u, bus 12=
5 1,0650 0,960 p.u, bus 13 = 0,960 p.u, bus 14= 0,959
6 0,1803 p.u dan bus 15= 0,958 p.u) dengan total rugi-
7 0,1395 rugi daya aktif sebesar 0,027 MW dan rugi-
8 0,0728 rugi daya reaktifnya sebesar 0,092 MVAr.
9 0,1065 3. Penghematan pada rekonfigurasi kedua
10 0,2285 diperoleh rugi-rugi daya aktif sebesar 0,018
11 0,9514 MW dan rugi daya reaktif sebesar 0,029
12 0,0642 MVAr.
13 0,1001 4. Metoda Binary Particle Swarm Optimization
14 0,1267 (BPSO) dapat digunakan untuk
meminimalkan rugi-rugi daya.
15 0,0613
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Tanjung, “Analisa Sistem Distribusi 20
kV Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem
Distribusi Menggunakan Electrical
Transient Analysis Program,” in Seminar
Nasional Teknologi Informasi Komunikasi
dan Industri (SNTIKI), 2012, pp. 391–399.
[2] H. Eteruddin, D. Setiawan, and P. P. P.
Gambar 6 Pencarian hasil iterasi populasi gbest
Hutagalung, “Evaluasi Jaringan Tegangan
Perbandingan losses sebelum dan sesudah Menengah 20 kV Pada Feeder 7 Peranap
rekonfigurasi dapat dilihat seperti pada Tabel 4. PT. PLN Persero Rayon Taluk Kuantan,” in
Seminar Nasional Pakar, 2020, pp. 1.4.1-
Tabel 4. Hasil simulasi menggunakan BPSO pada 1.4.6.
Bus 10,11,12,13,14,15 [3] A. Van Anugrah, H. Eteruddin, and A.
Losses Arlenny, “Studi Pemasangan Express
Deskripsi Feeder Jaringan Distribusi 20 kV Untuk
kW kVAR
Sebelum Rekonfigurasi 45 121 Mengatasi Drop Tegangan Pada Feeder
Sesudah Rekonfigurasi 27 92 Sorek PT. PLN (Persero) Rayon Pangkalan
Kerinci,” SainETIn, vol. 4, no. 2, pp. 65–71,
2020.
4. KESIMPULAN [4] H. Eteruddin, A. A. Mohd Zin, and B.
Belyamin, “Line Differential Protection
Berdasarkan hasil simulasi dan analisa Modeling with Composite Current and
yang dilakukan setelah melakukan percobaan Voltage Signal Comparison Method,”
perancangan konfigurasi menggunakan Telkomnika, vol. 12, no. 1, Mar. 2014.
MATLAB 7.5.0 (R2007b) dengan metoda [5] H. Eteruddin and A. A. Mohd Zin,
Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) “Reduced Dielectric Losses for
maka disimpulkan sebagai berikut : Underground Cable Distribution Systems,”
1. Tegangan terima eksistung di bus 10 sampai International Journal of Applied Power
ke bus 15 sebesar 16,7 kV (bus 10= 0,946 p.u, Engineering, vol. 1, no. 1, pp. 37–46, Apr.
bus 11= 941 p.u, bus 12= 0,940 p.u, bus13= 2012.
0,939 p.u, bus 14= 0,938 p.u dan bus 15= [6] M. E. Baran and F. F. Wu, “Network
0,946 p.u) dengan total rugi-rugi daya aktif Reconfiguration in Distribution Systems for

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 66


SainETIn (Jurnal Sain, Energi, Teknologi & Industri), Vol. 5 No. 2, Juni 2021, pp. 60 – 67
ISSN 2548-6888 print, ISSN 2548-9445 online

Loss Reduction and Load Balancing,” IEEE vol. 5, no. 1, 2016.


Transactions on Power Delivery, vol. 4, no. [15] PT. PLN (Persero), “Data Pengukuran dan
2, pp. 1401–1407, 1989. Single Line Diagram Penyulang GI Bagan
[7] B. Santosa and P. Willy, Metoda Batu,” Bagan Batu, 2015.
Metaheuristik, Konsep dan Implementasi. [16] R. Syahputra, “Optimisasi Konfigurasi
Surabaya: Graha Ilmu, 2011. Jaringan Distribusi dengan Integrasi
[8] PT. PLN (Persero), “Data Pembebanan di Pembangkit Tersebar Energi Terbarukan
Gardu-Gardu Induk dan Penyulang. Beban Berbasis Algoritma Cerdas Clonal
MW, MVAR, Tegangan, Arus, example Selection Immune System,” Teknik Elektro
bulan September sampai November,” Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta
Pekanbaru, 2017. Yogyakarta, 2016.
[9] T. S. Hutauruk, Transmisi Daya Listrik. [17] J. J. Grainer and W. D. Stevenson Jr, Power
Jakarta: Erlangga, 1985. System Analysis, 5th ed. New York:
[10] H. Ikhlas, “Analisa Drop Tegangan Pada McGraw-Hill, 1994.
Feeder Setapuk Tegangan 20 kV di Gardu [18] A. Tandon and D. Saxena, “Optimal
Induk Sei Wei PT. PLN (Persero) Cabang reconfiguration of electrical distribution
Singkawang,” Teknik Elektro Politeknik network using selective particle swarm
Negeri Pontianak, 2011. optimization algorithm,” in International
[11] H. Saadat, Power System Analysis. Conference on Power, Control and
McGraw-Hill, 2002. Embedded Systems (ICPCES), 2014, pp. 1–
[12] K. Abdul, Distribusi Tenaga Listrik. 6.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2000. [19] T. Sukmadi and B. Winardi, “Perhitungan
[13] J. Kennedy and R. C. Eberhart, “Particle dan Analisis Keseimbangan Beban pada
Swarm Optimization,” in IEEE Sistem Distribusi 20 kV Terhadap Rugi-
International Conference on Neural Rugi Daya (Studi Kasus pada PT. PLN UPJ
Networks, 1995. Slawi),” Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik
[14] O. Zebua and I. M. Ginarsa, “Rekonfigurasi Elektro, vol. 11, no. 1, pp. 47–52, 2009.
Jaringan Distribusi untuk Meminimisasi [20] T. Watiningsih, “Sistem Jaringan Distribusi
Rugi-Rugi pada Penyulang Kabut di Gardu Tegangan Menengah,” Teodolita (Media
Induk Teluk Betung Menggunakan Metode Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik), vol.
Binary Particle Swarm Optimization 13, no. 2, 2012.
(BPSO),” Jurnal Nasional Teknik Elektro,

Journal homepage: https://journal.unilak.ac.id/index.php/SainETIn/index 67

Anda mungkin juga menyukai